Anda di halaman 1dari 22

FILUM ECHINODERMATA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEANEKARAGAMAN HEWAN
YANG DIBINA OLEH
IBU SOFIA ERY RAHAYU, S.Pd., M.Si

OLEH
KELOMPOK 5
ARIFA FIKRIYA ZAHAROL MUNA 130342615339
ELSA MEGA SURYANI 130342615336
IKA PUJI RAHAYU 130342615350
M. HAIDAR AMRULLAH 130342615319

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
FEBRUARI 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman hewan merupakan bagian dari tatanan lingkungan hidup
agar dapat dikelola secara berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang sehat dari generasi ke generasi, serta mengenal dasar-dasar klasifikasinya
sebagai suatu cara-cara mempelajarinya, kemudian mengambil hikmah pelajaran
nilai-nilai dari konsep dan prinsip-prinsip keanekaragaman hewan yang diberikan
Tuhan Yang Maha Esa. Keanekaragaman hewan menunjukkan berbagai variasi
dalam bentuk, struktur tubuh, warna, jumlah, dan sifat lainnya di suatu daerah.
Sumber alam hayati merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan hidup,
yang menjadikan lingkungan ini hidup dan mampu menghidupkan manusia dari
generasi ke generasi. Banyak hewan sebagai produksi pangan, sandang, bahan
industri dan tenaga pengangkut dan bahan hiasan.
Keanekaragaman fauna banyak ditemukan di ekosistem pesisir. Salah satu
Filum yang memiliki daya tarik tersendiri di lingkungan pesisir yaitu
Echinodermata. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal, umumnya
terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Hewan ini memiliki kemampuan
autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua
hewan yang termasuk dalam kelas ini memiliki bentuk tubuh yang radial simetris
dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur seperti tonjolan berupa
duri (Jasin, 1984). Teripang atau timun laut merupakan salah satu jenis
echinodermata. Teripang atau Timun laut (Echinodermata) adalah salah satu jenis
komoditi laut yang bernilai domestik maupun internasional sub sektor perikanan
yang cukup potensial. Salah satu zat bioaktif yang terkandung dalam teripang
adalah senyawa steroid (Triajie,2010). Banyak sekali informasi yang harus dikaji
sebagai salah satu aset pengetahuan mengenai echinodermata. Maka dari itu,
makalah ini akan membahas mengenai informasi dasar tentang filum
echinodermata.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa arti kata echinodermata ?
2. Bagaimana ciri-ciri umum filum echinodermata ?
3. Bagaimana struktur anatomi dan fisiologi filum echinodermata ?
4. Bagaimana habitat filum echinodermata ?
5. Bagaimana klasifikasi filum echinodermata ?
6. Apa manfaat filum echinodermata ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan kami adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi echinodermata
2. Untuk mengetahui ciri umum filum echinodermata
3. Untuk mengetahui struktur anatomi dan fisiologi filum echinodermata
4. Untuk mengetahui habitat filum echinodermata
5. Untuk mengetahui klasifikasi filum echinodermata
6. Untuk mengetahui manfaat filum echinodermata

D. Manfaat
Adapun manfaat penelitian bagi pembaca :
1. Menambah wawasan mengenai filum echinodermata
2. Memperjelas isu yang telah beredar
3. Menambah pengetahuan mengenai filum echinodermata
4. Memberikan penanaman kesadaran untuk melestarikan alam dan menjaga
lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal, umumnya
terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Hewan ini memiliki kemampuan
autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua
hewan yang termasuk dalam kelas ini memiliki bentuk tubuh yang radial simetris
dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur seperti tonjolan berupa
duri (Jasin, 1984 dalam Budiman,2014). Nama echinodermata dimuculkan
pertama kali oleh Jacob Klein pada tahun 1734. Echinodermata merupakan hewan
laut yang hidup di pantai tetapi kebanyakan di dasar laut(Kastawi,2005).
Echinodermata adalah jenis hewan yang memiliki kulit berduri. Karakteristik
echinodermata tubuhnya radial simetris dan skeleton terdiri dari kapur (CaCo3).
Alat gerak dengan sistem ambulakral, tidak membentuk koloni dan hidup di laut.
Echinodermata dapat ditemui hampir di semua kedalaman. Filum ini muncul di
periode cambrian awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000
spesies yang sudah punah. Filum ini juga berkerabat dekat dengan chordata, dan
simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva
hemichordata(Lariman,2010).

B. Ciri umum filum echinodermata


Echinodermata adalah hewan laut dan berada diantara hewan laut pada
umumnya dan distribusinya sangat luas. Filum ini dijumpai di semua laut dari
zona intertidal sampai laut yang sangat dalam. Tubuh umumnya radial simetri,
hampir seluruh pentamerous. Tubuhnya triploblastis, coelomata dengan
permuakan oral dan aboral yang jelas tanpa kepala dan tidak bersegmen. Ukuran
tubunya sedang sampai besar tetapi tidak ada yang mikroskopis. Bentuk tubuh
bundar sampai silindris atau bentuk bintang dengan tangan sederhana yang
tersebar dari diskus sentral atau tangan-tangan bercabang-cabang seperti bulu
muncul dari tubuh sentral. Permukaan tubuh agak halus tertutup 5 ruangan secara
simetri memancar berupa alur berlekuk yang disebut ambulacra diselingi 5 inter–
radii atau inter ambulacra. Dinding tubuh terdiri atas epidermis di sebelah luar,
dermis di tengah dan di sebelah dalam adalah peritoneum. Endoskeleton tersusun
daru lempengan yang membentuk cangkang, biasanya disebut theca atau test atau
mungkin disusun dari ossikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh
peritoneum dan ditempati oleh siste pencernaan makanan dan sistem reproduksi.
Mempunyai pembuluh air atau sistem ambulakral yang merupakan ciri pada
umumnya terbuat dari tabung berisi cairan. Saluran makanan biasanya berupa
tabung melingkar membentang dari mulut di permukaan di permukaan oral
sampai dengan anus pada permukaan aboral atau permukaan oral. Sistem sirkulasi
atau sistem haemal atau sistem darah lancunar adalah spesifik. Respirasi terjadi
melalui struktur bervariasi misalnya dengan papula pada bintang laut. Sistem
ekskresi tidak ada. Sistem saraf adalah primitif, terdiri atas jaringan seperti jala
terkonsentradi di dalam tali saraf ganglion secara radial. Organ sensorik kurang
berkembang. Seks biasanya terpisah (dioedious) dengan beberapa pengecualian.
Kelenjar kelamin sederhana dengan atau tanpa saluran sederhana. Reprosukdi
biasanya seksual, beberapa berkembang biak secara aseksual atau regenerasi.
Fertilisasi eksternal, sedangkan beberapanya vivipar. Perkembangan larva khas
yang mengalai metamorfosis menjadi dewasa yang bersifat simetri radial(Kastawi,
2005).

C. Struktur anatomi dan fisiologi filum echinodermata


1. Anatomi
Untuk mempelajari anatomi hewan echinodermata, diambil contoh bintang
laut (Asterias). Tubuh bintang laut berbentuk bintang, terdiru atas satu diskus
sentrali dan lima radii. Datara yang biasanya di sebalah bawah diana terdapat
mulut atau actiostoma disebut dataran oral, sedangkan di sebelah atas disebut
aboral.
Skeleton terdiri atas lamina (ossikula) yang tersusun rapat. Lamina terletak
diantara 2 lapisan jaringan ikat di dalam dinding tubuh. Di antara ossikula
terdapat serabut otot dan pori yang disebut pori dermal. Pada bagian aboral, pada
ossikula berpangkal spina dan diantaranya ada bagian yang dapat digerakkan.
Pada beberapa genus, jumlah lengan mungkin lebih dari lima, sebagai contoh
7-14 lengan pada Solaster. Ukurannya bervariasi namuan beberapa ada yang lebih
pendek atau lebih panjang. Warnanya bervariasi. Tubuhnya mempunyai dua
permukaan, bagian convex (cembung) dan lebih gelap disebut permukaan aboral
atau abactial. Permukaan bawah adalah datar, lebih cerah disebut permukaan oval
atau actinal. Permukaan oral dan aboral berhubungan dengan sisi kanan dan kiri
larva yang simetri bilateral. Sumbu diisi oleh lengan yang dikenal dengan radii
dan daerah diskus sentral terletak di antara legan inter-radii. Tidak mempunyai
kepala.
1.1. Permukaan oral
Sisi tubuh yang menghadap substrat terdiri dari atas muut atau lubang oral,
datar dan berwarna orange gelap sampai keunguan, disebut permukaan oral atau
actinal. Pada permukaan oral terdapat bentukan sebagai berikut.
a. Mulut. Pada permukaan oral di tengah dari diskus sentral yang pentagonal
adalah berupa sebuah lubang pentagonal dengan lima sudut yang amasing-
masing dihubungkan ke arah lengan. Mulut dikelilingi oleh membran yang
lunak disebut membran peristomal atau peristome dan dilindungi oleh lima
kelompok duri-duri oral atau papila mulut.
b. Celah amburakral. Dari masing-masing surut mulut memancar sebuah alur
sempit disebut celah ambulakral yang berjalan sepanjang tengah-tengah
dari permukaan oral masing-masing lengan
c. Kaki tabung atau podia. Masing-masing celah ambulakral terdiri atas 4
baris kaki tabung atau podia yang berfungsi untuk pergerakan.,
penangkapan makanan, organ respirasi dan sensori. Kaki tabung adalah
lunak, berdinding tipis berbentuk tabung , berstruktur retractile (dapat
ditarik masuk), dilengkapi dengan diskus terminal atau batil pengisap.
Fungsi batil pengisap sebagai mangkok penghisap meletakkan diri pada
permukaan substrat.
d. Duri ambulacral. Masing-masing celah ambulakral dilindungi 2 atau 3
baris duri ambulakral (kalkareus) di bagian lateral yang daoat dugerakkan
dan dapat menutup celah. Dekat mult, duri ini selalu menjadi lebih besar,
kuat berkumpul dalam lima kelompok, satu pada masing-masing inter-
radius dari diskus disebut papila mulut. Di luar dri ambulakral ada tiga aris
duri yang tidak dapat digerakkan.
e. Organ sensoris. Termasuk lima tentakel yerminal yang tidak berpasangan
dan lima bintik mata yang tidak berpasangan. Ujung masing-masing
lengan menunjang satu median kecil, mom-retractile, disebut tentakel
terminal yang berfungsi sebagai organ tactile dan olfactori. Di dasar
masing-masing tentakel terdapat bintik mata yang sensitif terhadap cahaya
merah terang dibentuk dari beberapa ocelli.
1.2. Permukaan aboral
Sisi tubuh yang menghadap keatas adalah cembung dan berwarna orange
terang sampai keunguan yang disebut permukaan dorsa. Pada permukaan aboral
terdapat bentukan sebagai berikut.
a. Anus. Suatu lubang kecil disebut anus. Terletak di dekat pusat diskus
sentral dari permukaan aboral
b. Madreporit. Permukaan aboral dari diskus sentral, datar, subsircular,
lempengan asimetris dan beralur disebut lempengan madreporit diantaa
dua dari lima lengan. Permukan ditandai dengan sejumlah alur, madreporit
merupakan lempengan berlybag seperti ayakan dan menuju saluran batu
dari sistem vaskular.
c. Duri-duri. Diperkuat oleh lempeng kalkareus.
d. Papulae atau insang.
e. Pedicellaria, rahang atau sumpit kecil seperti duri berwarna keputihan

Gambar 1. Permukaan pada Asterias


2. Fisiologi
2.1. Sistem abulakral
Terdiri atas circumoralis/ring canal, canalis radialis/radiak canal, canalis
madreporicus/stone canal, ampulla dan podia / tube foot. Canalis circumoralis
ialan suatu pipa melingkari mulut di sebelah permukaan oral dari skeleton. Ia
mempercabangkan lima canalis radialis yang masing-masing berjalan pada ujung
radius bagian oral berakhir sebagai tentakel. Melalui tiap porus ambulacralis
berjalan suatu pipa yang menghubungkan suatu kantong pipa yang disebut
ampulla yag terapat dalam radius suatu kantong yang berakhir buntu. Bentukan
yang terdapat di dalam sicus ambulacralis disebut podium. Tiap pipa penghubung
ampulla dengan podium berhubungan dengan suatu canalis radialis.
Di dalam dinding ampulla terdapat serabut otot melingkar. Bila serabut oto ini
berkontrasi, ampulla mengecil dan air yang ada di dalamnya dialirkan ke dalam
podium sehingga podium memanjang. Di dalam dinding podium terdapat serabut
otot longitudinal. Jika serabut otot tersebut berkontraksi, podium memendek dan
air yang ada didalamnya dialirkan ke dalam ampulla sehingga ampulla membesar.
Pada ujung podium terdapat batil penghisap.
Kecuali canalis madreporicusm canalis circumoralis mempercabangkan juga
satu canalis madreporicus. Canalis ini dipercabangkan interradial dan menuju ke
aboral untuk berakhir pada madreporit. Disini ia bermuara ke luar melalui lubang
yang ada di dalam madreporit.

Gambar 2. Sistem Ambulakral Asterias


2.2. Sistem respirasi
Organ repirasi pada Asterias adalah insang atau papula dan kaku tabung.
Papula merupajan organ respirasi yang utama. Mereka adalah sederhana,
kontraksi, transparan hasil pertumbuhan dari dinding tubuh pada permukaan
aboral mempunyai epithelium bersilia pada permukaan sebelah luar dan sebelah
dalamnya. Itu merupakan derivat atau perubahan lanjut dari coelom dan sisa
lumennya behubungan langsung dengan coelom. Pertukaran O2 dengan CO2
terjadi di antara air laut dn ciran tubung insang. Silia pada epithelium mempunyai
peranan vital dalam menggerakkn cairan coelom dan dalam menciptakan air untk
pernapasan keluar masuk di dalam air laut. Disamping dindingnya tipis , kaya
akan percabangan, dan bagian tubuh lembab juga bertindak sebagai organ
respirasi.
2.3. Sistem pencernaan makanan
Tractur digestivus dimulai dari mlut yang berbentuk pentagonal yang disebut
actinostoma. Tractus digestivus terdiri atas peristoma, esofagus, ventriculus,
intertinum, berakhir pada anus. Espfagus merupakan pipa pendek sedangkan
ventrikulus terbagai dalam pars cardiaca dan pas pylorica. Pars cardiaca terdiri
dari 5 lobi, tiap lobus menonjol ke dalam radius. Pars pylorica pendek dan
berbentuk pentagoal. Tiap sudut ada lanjutan yang kemudian bercabang dua
menjadi seoasang ceca phylorica dan satu caecum pylorium bercabang lagi.
Mereka mengandung kelenjar pencernaan makanan. Sepasanh caeca pylorica
menonjol ke dalam satu radius. Intestin juga pendek dan mempunyai lima pasang
caeca instertinalis yang pendek yang terletak inter-radial. Anus bermuara pada
bagian aboral discus.

Gambar 3. Sistem pencernaan pada Asterias


2.4. Sistem sirkulasi
Pada Asterias tidak ada sistem sirkulasi yang sebenarnya. Namun, didtem
yang dapat merespon peredaran makanan ke berbagai organ tubuh sering disebut
sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi terdiri atas sistem perihemalis dan hemalis.
Sistem perihemalis terdiri atas sinus perihemalis circumoralis, sinus
perihemalis radialis, sinus axialis, sinus perihemalis aboralis. Sinus perihemalis
circumoralis terdapat oral dari canalis circumoralis. Sinus perihemalis radialis
berjalan oral dari canalis radialis dan dipercabangkan oleh sinus perihemalis
circumorales circum axalais berjalan bersama dengan canalis madreporicus ke
arah aboral dan dipercabangkan oleh sinus perihemales circumoralis. Sinus axialis
bermuara ke dalam sinus perihemales aboralis yang berjalan melingkar dekat
bagian aboral di sebelah dalam dari skeleton. Sebagai lanjutan dari sinus axialis
ada pipa yang bermuara ke luar melalui suatu lubang di dalam madreporit. Pada
dinding ppa baij dari sistem ambulakral maupun sistem perihemalis berpangkal
cilia.
Sistem hemalis atau sistem lacunar tersusun atas aringan pengikan gelatinosa yang
berongga (lacuna) dengan banyak leucocyt. Ia terdiri atas sistem lacunare
circumoralis, funiculus radialis, organ axilaris, rachis genitalis serta cabangnya.
Sisten lacunar circumoralis terdapat di dalam sinus perihemalis circumoralis dan
membaginya dalam pars eksterna dan pars interna. Sinus axilaris merupakan
lanjutan dari pars intern. Funiculus radialis terdapat di dalam sinus perihemalis
radialis dan membaginya dalam dua bagian.
Organ axilaris berjalan bersama dengan sinus axialis dan canalis madreporicus
ke arah aboral. Di daerah aboral ia berhubungan dengan rachis genitalis yang
merupakan lingkaran. Rachis genitalis memberi lima pasang cabang dengan
masing-masing cabang berakhir pada gonade.
2.5. Sistem ekskresi
Asterias tidak memiliki organ ekskretori khusus. Sis ekskretori metabolik
yang mengandung nitrogen biasanya berisei senyawa amonium. Sampah tersebut
akan diambil oleh amoebocyte dan dibuang secara difusi melalui dermal brachia.
Caecum intestine dan kaki tabung dapat pula berfungsi sebagai tempat
pengeluaran sisa metabolisme. Mereka melalui berbagai haringan sampai ke
cairan coelom da dari sini kemudian berdifusi melalui dinding yang tipis dari
caeca rectal, kaki tabung dan insang. Coelomocyte mempunyai peran nyata dakan
oengeluaran sisa ekskretoru daru ceolom.
2.6. Sistem saraf
Sistem saraf pada Ascarias adalah sederhana dan primitif. Dia dibentuk dari
serabut saraf dan jaringan saraf yang berhubungan erat dengan epidermis. Sistem
saraf terdiri dari 4 unit pada level berbeda di dalam diskus dan lengan.
2.6.1. Sistem saraf oral atau ectoneural atau epidermis
- Cincin saraf. Berbentuk segi lima (pentagonal) dan circum oral,
yakni terdapat di sekitar mulut di dalam membran peristomial.
Mensuplai serabut saraf ke membran epristomial dan esofagus dan
pada masing-masing radius mengeluarkan satu saraf radial
- Saraf radiasi. Cincin saraf mengeluarkan 8 saraf radial. Masing-
masing menuju sepanjang lengan di dasar alur amburakral.
Masing-masing saraf radial berakhir dengan bantalan sensori pada
sisi aboral dari tentakel terminal. Penampang melintang dari lengan
tampak bahwa saraf radial adalah suatu massa tebal berbentu –V
berlanjut pada sisi sebelah luarnya dengan epidermis dan berpisan
pada sisi sebelah dalamnya daru sinus hyponeural, hanya oleh satu
dermis tipis dan epitelium coelomic. Saraf radial terdiri dari
fibrillae tersusun dalam lapisan dan diselingi sel ganglion
multipolar dan bipolar
- Saraf subdermal kompleks. Merupakan suatu jaringan luas dari sel
saraf dan serabut saraf, tertanam dalam epidermis di atas
permukaan tubuh, termasuk insang dan pedikelaria dan sebagainya.
Saraf ini dihubungkan oleh tali saraf radial oleh serabut saraf.
Subepidermal nerve-plexus yang menebal ke satu tali dan
membentuk dua saraf marginal yang masing-masing mengembang
sepanjang lengan pada masing-masing sisi dan mengeluarkan
sederetan sarag motor lateral yang mensuplai ossicle, otot,
epithelium, coelomic dan sebuah cincin saraf di dalam alat
penghisap masing-masing kaki tabung.
Sistem saraf oral (ectoneural) bertindak sebagai sistem saraf sentral pada
Asterias. Sistem ini memiliki neuron sensor dan motor.
2.6.2. Sistem saraf dalam atau hyponeural
Sistem saraf hyponeural terjadi di dalam bentuk lapisan saraf di bagian lateral
dari dinding oral dari sinus hyponeural berada di ephitelium coelomic. Lapisan
saraf ini disebut “saraf lange”. Lapisan tersebut dipisahkan dari bagian lateral dari
saraf radial hanya oleh satu lapis tipis dari jaringan dermal connective. Saraf
lange melanjutkan ke daera peristomial dimana dia membentuk lime inter-radial
yang menebal di bagian dasar sinus cincin yang terletak aboral dampai cincin
saraf utama.
2.6.3. Sistem saraf aboral atau coelomic
Sistem saraf ini beradai di bagian luar dari peristoneum parietal pada sisi
aboral. Terdiri atas sebuah cincin saraf di diskus sentral dan sebuag saraf pada
masing-masing lengan. Sistem ini dihubungkan dengan saraf marginal oleh
serabut saraf. Sistem ini menginnervasi otot tubuh dari sisi aboral dan berfungsi
motorik.
2.6.4. Sistem saraf visceral
Sistem saraf visceral terdapat di dinding usus, sebelah luar epithelium usus.
Sistem ini menginnervasi otot saluran pencernaan makanan dan dihubungkan
dengan reseptor visceral.

2.7. Organ sensorik


Asterias mempunyai beberapa organ sensorik primitif sebagai berikut.
2.7.1. Mata
Mata adalah organ sensori yang paling signifikan pada Asterias. Mata
sederhana , berpigmen dan terdapat di dasar tentakel terminal. Pada permukaan
oral, pada dasar nasing-masing tentakel terminal terdapat bantalan optic, tersusun
dari epiermis tebal dengan beberapa fotoreseptor atau mengkun ocelli berpigmen.
Masing-masing ocellus berupa kantung ektodermis berbentuk mangkok seperti
corong. Ditutup secara eksternal oleh kutikula yang ditemukan pada beberapa
spesies satu lensa dibentuk oleh epidermis. Dinding dari mangkuk terdiri atas sel-
sel epidermis yang berubah menjadi lebih pendek, kuat dan erisi butir pigmen dan
sel retina. Sel retina merupakan sel memanjang dengan bagian distal berbentuk
bulat menonjol ke ruang mangkok dan sebuah saraf proximal melewatinya sampai
ke bagian dasar saraf radial. Jumlah ocelli dalam satu optic atau bantalan atau
mata berksar antara 80-200/ pcelli adalah organ penerima cahaya yang dapat
mendeteksi perubahan itensitas cahaya.
2.7.2. Tentakel terminal
Tentakel terminal mempunyai sel sensorik yang tactile dan juga sensitif
terhadap makanan rangsangan kimiawi yang lain.
2.7.3. Sel-sel neurosensori
Seluruh permukaan tubuh atau epidermis Asterias dilewati oleh beberapa sel
neurosensori yang bertindak sebagai tangoreseptor dan chemoreseptor. Sel
neurosensori berupa sel ramping dengan bentuk gelendong berisi nukleus,
utamanya terdapat pada batil penghisap dari podia, pada bagian dasar
spina,pedikelaria dan tentakel terminal.

2.8. Sistem reproduksi


Kebanyakan spesies dari Asterias adalah dioecious, yaitu seks terpisah kecial
beberapa spesies pada Asterias rubeus yang hemaprodit. Tidak ada tanda
dimorfisme seksual, tetapi selama musim perkembangbiakan mungkin terjadi
perbedaan warna antara keduanya. Organ reproduksi Asterias adalah tipe primitif
dan tidak ada organ kopulasi, kelenjar asesori, reseptakel untuk penyediaan ovum
dan reservoir untuk penyediaan sprema matang. Hanya ada gonad yang bertindak
sebagai organ reproduktif.
Kelenjar kelamin jantan adalah testis dan kelenjar betina adalah ovarium. Masing-
masing individu jantan dan betina masak secara aseksual berisi 5 pasang testes
atau ovarum. Satu pasang terletak bebas lateral di bagian proximal dari masing-
masing lengan antara pyloric caeaca dan amoula. Testis dan obarium sama secara
morfologis. Masing-masing gonad tampak memanjang sepertu bulu atau
kumpulan pipa atau pembuluh atau segerombolan buah anggur dimana ukurannya
bervariasi menurut dekatnya waktu bertelur. Pada fase dewasa, gonad menempati
seluruh ruangan perivisceral. Ujung proksimal dan masing-masing gonad
menempel pada dinding tubuh aboral dekan septum interbranchialis oleh saluran
gonad (gonoduct) yang sangat pendek yang bersilia dan terbuka melalui lubang
kecil yang disebut gonopore pada permukaan aboral hampir pada sudut 2 lengan
yang berdekatan.
Masing-masing gonad terlindung di dalam kantong genital dengan dinding otot
dans erabut jaringan penghubung ditutup dengan peritoneum. Kantong genital ini
menjadi lebih besar dibandngkan genital atau sinus coelomic aboral. Sperma dan
obum yang matang disemprotkan oleh Asterias jantan dan betina berturut-turut ke
dalam air. Pembebasan sel kelamin dari gonad diatur oleh sekresi neurohormon.
- Fertilisasi
Kebanyakan spesies dari Asterias mengalami hanya satu musim
perkembangbiakan dalam satu tahun. Selama musim perkembangbiakan,
kedua tipe dari seks matang menumpahkan sel kelamin di laut dan pembuahan
antara sel kelamnin jantan dan belina atau gamete terjadi dia air. Jadi fertilisasi
terjadi secara eksternal.

D. Habitat filum echinodermata


Asperias adalah hewan laut, tinggal di dasar atau hewan benthonic. Mendiami
bervariasi tipe dasar, umumnya zobna littoral dimana mereka bergerak merayap
atau mungkin diam sekali waktu. Salah satu tempat terbuka atau kurang
tersembunyi atau lebih tersembunyi. Asterias forebesi ditemukan bersama
melimpah pada permukaan yang keras, berbatu, berpasir atau disara yang lunak,
sedangkan spesies lain sitemukan berada di dasar laut yang berbatu. Kebanyakan
spesies Asterias umumnya soliter tetapu di bawah kondisi ekologi tertentu,
semacam untuk menghindari sinar matahari langsung atau pengeringan yang
berlebihan. Beberapa individu mengumpul pada tempat yang sama untuk
pertahanan. Kebanyakan dari mereka nokturnal, sisanya di siang hari dan menjadi
aktif di malam hari. Bergerak dengan merayap di atas dasar substrat, kebanyakan
dalam kecepatan agak lambat. Semua bintang laut karnivora dan majan dengan
rakus beberapa hewan yang bergerak lambat atau hewan sessile, utamanya
polychaeta, crustacea, mollusca dan echinodermata laun dan bangkai. Beberapa
spesies menunjukkan variasi tipe hubungan biologi seperti parasitisme dan
komensalisme dan sebagainya. Misalnya dengan menjadi anggota kelompok
zoologi yang berbeda. Bintang laut pada umumnya menunjukkan kemampuan luar
biasa untuk autotomi atau regenerasi.

E. Klasifikasi filum echinodermata


Klasifikasi berikut ini diadopsi dari Hyman, L.H. (1955). Uraiannya
dikhususkan hanya pada kelas dan ordo yang masih hidup. Dibagi menjadi dua
filum yaitu sebagai berikut.
1. Pelmatozoa
Sebagian besar anggota subfilum ini sudah punah. Tubuh mengikatkan diri
pada substrat dengan permukaan aboral atau dengan sebuah tangkai aboral. Mulut
dan anus terdapat pada permukaan oral. Oragan dalam terlindung di dalam
kerangka /test kalkareus. Kaki tabung atau podia untuk menarik makanan tetapi
ada yang tidak mempunyai penghisap. Sistem saraf utama di bagian aboral.
Pelmatozoa hanya mempunyai satu kelas yang masih hidup yaitu Crinoidea.
Kelas crinoidea
Anggota dari kelas ini tidak bertangkai dan bergerak bebas, tubuh terdiri
dari mangkuk aboral, disebut caiyx dan penutup oral atau atap disebut dengan
tegmen dan struktur kuat bercabang lima atau kelipatannya. Tangan dapat
digerakkan, sederhana, umumnya bercabang, bisasanya 5/10 dengan atau tanpa
pinula. Lekuk ambulakral, terbuka dan memanjang sepanjang tangan dan pinnula
sampai ujungnya. Mempunyai madresporit, spina dan pedicellaria. Seks
terpisah.larva disebut doliolaria. Kelas ini hanya mempunyai satu ordo yaitu
Articulata.
Ordo Articulata
Meliputi Crinoidae yang sudah punah dan yang masih hidup. Calyx
bersifat pentamerous, fleksibel, lentur menyatu pada ossikula tangan yang lebih
bawah. Tegmen kasar berisi partikel kalkareus atau lempeng kecil. Mulut dan
lekuk ambulakral tampak jelas. contohnya adalah Metancrinus, Antedon.
2. Eleutherozoa
Kebanyakan anggota filum ini masih hidup. Batang atau tangkai tidak ada
dan biasanya hidup bebas. Struktur tubuh biasanya pentamerous. Permukaan oral
terdapat mulut yang letaknya pada salah satu sisi. Anus, biasanya pada permukaan
aboral. Lekuk ambulakral biasanya tidak untuk mengumpulkan makanan dan kaku
tabung dengan penghisap utamanya untuk organ lokomotori. Sistem saraf utama
adalah oral.
Kelas holothuroidae
Tubuhnya simetri bilateral. Biasanya memanjang atau dengan mulut terletak
pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang lain. permukaan tubuh kesar.
Endoskeleton tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis atau lempeng
tertanam di dalam dinding tubug. Mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel.
Podia atau kaki tabung biasanya ada dan berfungsi sebagai pergerakan. Saluran
pencernaan makanan berbentuk panhang dan berliku, kloaka biasanya dengan
pohon respirasi. Jenis kelamin biasanya terpisah dan kelenjar kelamin berupa
berkas tubulus tunggal dan atau berpasangan.
Ordo Aspidochirota
Memiliki beberapa podia atau kaki tabung. Mulut dikelilingi 10-30
tentakel, kebanyakan 20 tentakel mulut yang bercabang. Otot retraktor dari
pharynx tidak ada. Terdapat sepasang pohon respirasi yang berkembang dengan
baik. Contohnya adalah Stichopus, Mesothuria, Holothura
Ordo Elasiposa
Banyak podia atau kaki tabung. Mulut biasanya di bagian ventral dan
dikelilingi oleh 10-20 tentakel yang bercabang. Tidak ada retractor oral dan tidak
ada pohon respirasi. Contohnya adalah Deima, Bethodythes
Ordo Dendrochirota
Podia atau kaki tabung banyak. Tentajel oral dendritic atau bercabang seperti
cabang pohon. Terdapat refractor oral. Ada pohon respirasi. Contohnya adalah
Thyone, Phyllophorus, Cucumaria
Ordo Malpadonia
Podia atau kaki tabung tidak ada kecuali sebagai papila anal. Tentakel oral
berbentuk jari. Tidak memiliki retraktor oral. Mempunyai pohon respirasi daerah
postrior biasanya berbentuk lonjong sampai ke bagian caudal. Contohnya adalah
Molpodia, Paracaudina
Ordo Apoda
Tubuh berbentuk cacing mempunyai permukaan halus atau berkutil. Podia
atau kaki tabung tidak ada. Tentakel oral 10-20 buah, sederhana, bertipe digitate
atau pinate, mempunyai refraktor pharyngeal dan tidak memiliki pohon respirasi.
Sistem pembuluh air tereduksi. Contohnya adalah Synapta, Chiridota.
Kelas Echinoidea
Tubuh berbentuk bola seperti mangkuk, oval atau berbentuk jantung. Tubuh
tertutup oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus yang rapat tertutup
oleh spina yang dapat digerakkan. Lempeng kalkareus yang sebelah luar
dibedakan ke dalam 5 daerah ambulakral berseling dengan 5 daerah inter-
ambulakral. Podia atau kaki tabung keluar dari lubang lempeng ambulakral dan
berfungsi untuk pergerakan. Mulut terletak di pusat permukaan oral yang
dikelilingi oleh peristomium yang bersifat membran. Anus terletak di kutub aboral
dan dikelilingi oleh periproct bersifat membran. Lekuk ambulakral tidak ada.
Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3 jepit. Perkembangbiakan meliputi larva
echino-pluteus yang berenang bebas.
Subkelas Regularia
Tubuh membulat, kebanyakan sirkuler dan seringkali berbentuk oval.
Simetri tubuhnya pentamerous denga dua baris lempengan inter-ambulakral.
Mulut ditengah derlokasi di permukaan oral dan dikelilingi oleh peristoma. Anus
berdifat sentral di kutub aboral dikelilingi oleh periproct. Lentera aristotle
berkembang baik.
Ordo Lepidocentroida
Kerangka fleksibel dengan lempeng terpisah atau tumpang tindih.
Lempeng ambulakral berkelanjutan sampai ke bibir mulut. Contohnya adalah
Phormosoma, Sperosoma
Ordo Cidaroida
Kerangka kaku dan membulat. Ada dua baris lempengan panang dan dua
baris lempeng interambulakral. Lemoeng ambulakral dan inter-ambulakral
melanjutkan ke bibir mulut. Tidak ada insang. Terdapat 5 organ stewart seperti
semak. Contohnya adalah Cidaris, Notocidaris
Ordo Aulodonta
Kerangka simetri dan membulat. Tersusun atas dua baris masing-masing
dalam satu lempeng ambulakral dan inter-ambulakral. Lempeng tersebut
mencapai tepi peristoma. Mempunyai insang. Gigi dari lentera aristotle tanpa
lunas (keel). Contohnya adalah Diodema, Astropyga
Ordo Comarodonta
Kerangkanya kaku dan agak oval. Epiphyses dari lentera meluas dan
bertemu diatas pyramids. Gigi berlunas. Semua 4 tipe pedicellaria dimilikinya.
Contohnya adalah Echinus, Strongylocentrotus
Subkelas Irregularia
Kerangka kebanyakan datar oval sampa sirkuler. Simetrinya bilateral pada saat
larva. Mulut terdapat di tengah permukaan oral. Anus terletak lebih posterior
umumnya marginal pada permukaan oral atau aboral dan terletak di sistem apikal
dari lempeng. Podia tidak untuk pergerakan
Ordo Clypeastroida
Test adalah berbentuk datar, oval atau membulat ditutup dengan duri kecil.
Mulut dan sistem apikal biasanya dalam posisi memusal oral. Daerah ambulakral
aboral adalah petaloid. Ada lentera aristotle. Tidak ada insang. Contohnya adalah
Clypeaster, Laganum
Ordo Spatangoida
Test adalah oval atau bentuk jantung. Daerah empat ambulakral aboral
berbentuk petaloid, yang kelima tidak petaloid. Tidak mempunya lentera aristotle.
Contohnya adalah Sparangus, Lovenia, Echinocardium
Kelas Asteroidea
Tubuhnya pipih pentagonal atau berbentuk bintang. Permukaan oral dan
aboral adalah jelas, permukaan oral menghadap ke bawah dan aboral menghadap
ke atas. 5-50 lengan panjang atau pendek menyebar secara simetri dari sebuah
diskus sentral. Mulut bertempat di bagian sentral dari permukaan oral dikelilingi
oleh peristoma yang bersifat membran. Anusnya kecil dan berlokasi di permukaan
aboral. Ambulakral membentuk lekuk yang mencolok didukung dengan podia.
Ambulakral membatasi permukaan oral yang membentang dari peristoma ke
ujung lengan. Endoskeleton fleksibel, terbentuk dari ossikula yang terpisar.
Pedikelarianya kecil seperti duri yang dapat digerakkan. Respirasi dengan papula.
Seks terpisah, gonad terudun secara radial. Perkembangan larva termasuk larva
bipinnaria atau brachiolaria
Ordo Phanerozonia
Lengan dilengkapi dengan dia baris lempeng marginal yang mencolok.
Lempeng oral adalah inframarginal dan lempeng abroal adalah supramarginal.
Pedikelaria bertipe gelembung atau sessile. Podia tersusun dalam dua baris.
Kerangka mulut berkembang baik dan bertipe ad-ambulakral. Contohnya adalah
Luidia, Astropecten, Pentaceros
Ordo Spinulosa
Lengan umumnya tanpa lempeng marginal yang mencolok. Skeleton
aboral adalah imbricated atau reticulated dengan duri tunggal atau kelompok duri.
Pedikelaria jarang ada. Podia terdapat dua baris dilengkapi dengan pengisap.
Kerangka mulut bertipe ad-ambulakral. Ampula tunggal atau bercabang dua.
Contohnya adalah Aesterina. Echinaster, Hymenaster, Solaster
Ordo Forcipulata
Lempeng marginal tidak mencolok atau tidak ada. Skeleton aboral
kebanyakan reticulated dengan duri yang mencolok. Pedikelaria bertipe
pedunkulata dengan sebuah keping basal. Podia tersusun dalam 4 barus dan
dilengkapi dengan pengisap. Papula pada kedua permukaan. Kerangka mulut
bertipe ambulakral. Contohnya adalah Brisingaster, Heliaster, Zoraster, Asterias
Kelas Ophiuroidea
Tubuh pipih dengan diskus sntral bersegi 5 atau bulat. Permukaan oral dan
aboral adalah jelas. lengan biasanya 5, ramping, halus atau berduri. Tidak
memiliki lekuk ambilakral. Tidak punya anus atau intestine. Madreporit terdapat
pada permukaan oral. Seks terpisah. Gonade pentamerous. Perkembangan larva
termasuk larva pluterus yag berenang bebas.
Ordo Ophiurae
Lengan sederhana, kebanyakan berjumlah 5. Ossikula lengan bersendi
dengan lubang dan tonjolan diskus dan lengan biasanya ditutup oleh sisik atau
perisai yang yata. Duri pada lengan menuju lateral dan dilanjukan keluar atau ke
atas dari ujung lengan. Tidak ke bawah. Madreporit tunggal. Contohnya adalah
Ophioderma, Opioscolex
Ordo Euryalae
Lengan sederhana atau bercabang panjang dan fleksibel. Mampu membelit
sekeliling benda dan menggulungnya. Diskus dan lengan tanpa perisai atau
kurang berkembang. Duri diteruskan ke bawah, selalu membentuk kait atau
kumpulan berduai. Satu madreporit dalam setiap inter-radius. Contohnya adalah
Astrophyton, Aseronyx, Astroporpa (Kastawi, 2005).
Gambar 4. Spesies pada Filum Echinodermata

F. Manfaat filum echinodermata


Salah satu spesies pada filum echinodermata yang memiliki banyak manfaat
adalah bulu babi. Bulu babi adalah hewan Avertebrata laut yang kaya manfaat.
Organisme yang tergolong dalam kelas Echinoidea ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pangan bergizi (Darsono & Sukarno, 1993; Nontji, 2002), berguna dalam
ekologi (Lawrence, 1975; Lang & Schroeter, 1976), dan bernilai ekonomis
penting. Bulu babi juga berfungsi sebagai organisme hiasan dan digunakan dalam
bidang kesehatan untuk pengobatan penyakit (Angka & Suhartono, 2000).
Beberapa ahli menggunakan bulu babi sebagai salah satu organisme paling
populer untuk mempelajari biologi reproduksi (Vacquier et al., 1995), embriologi
(Davidson et al., 1998; Lee et al., 1999), toksikologi (Dinnel et al., 1989), regulasi
gen (Davidson et al., 2002), dan biologi evolusi (Peterson et al., 2000). Bulu babi
tersebar di hampir semua zone lautan. Hewan dalam filum Echinodermata ini
sangat beragam. Diketahui ada sekitar 800 spesies bulu babi di dunia. Di Perairan
IndoMalaya (Perairan Indonesia, Malaysia, Filipina, sebagian wilayah Australia
Utara) diketahui berjumlah sekitar 316 spesies (Clark & Rowe, 1971). Khusus di
Perairan Indonesia diketahui sekitar 84 jenis yang tergabung dalam 48 marga dan
21 suku (Aziz, 1987). Bulu babi tersebut berasal dari berbagai ordo, famili, genus,
dan spesies (Toha, 2007).
Perairan litoral (intertidal) memiliki ekosistem yang spesifik dan khas.
Sebagai suatu ekosistem, wilayah pesisir dan laut menyediakan sumber daya alam
salah satunya keanekaragaman Echinodermata, antara lain Bintang Laut
(Asteroidea), Bulu Babi (Echinoidea), Teripang (Holothuroidea), Lili Laut
(Crinoidea) dan Bintang Ular (Ophiuroidea), (Brotowijoyo, 1994). Beberapa
Echinodermata bernilai ekonomis seperti BuluBabi (Echinoidea) dan Teripang
(Holoturoidea), (Ghufran, 2001). Echinodermata dieksploitasi oleh masyarakat
sebagai sumber makanan dan obat-obatan(Putra,2013).

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Filum echinodermata adalah hewan yang kulitnya berduri
2. Filum echinodermata sudah memiliki struktur yang kompleks secara anatomi
dan fisologi walaupun tergolong sistem primitif
3. Filum echinodermata dapat ditemukan dilaut dengan berbagai kedalaman
4. Filum echinondermata dibagi menjadi 2 subfilum yaitu Pelmatozoa dan
Eleutherozoa
5. Filum echinodermata tidak hanya berperan dalam menjaga ekosistem namun
juga ekonomi yaitu sebagai bahan pangan yang bergizi

B. Saran
1. Pembaca sebaiknya dapat menjaga lingkungan sehingga keseimbangan alam
tetap terjaga
2. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu bijaksana dalam mengeksplorasi
kekayaan alam
3. Masyarakat dianjurkan memiliki rasa kepedulian untuk menjaga kebersihan
dan kelestarian lingkungan
4. Pemerintah diharapkan lebih peduli pada lingkungan sekitar, masalah-masalah
yang ada dalam masyarakat terutama yang berkaitan dengan lingkungan
Daftar Rujukan

Budiman, Chika Cristianti dkk. 2014. Keanekaragaman Echinodermata di Pantai


Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara. JURNAL MIPA
UNSRAT ONLINE Vol. 3(2 ): 97-101
Kastawi, H. Yusuf dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : Universitas Negeri
Malang
Putra, Fazri Eka dkk. 2013. Diversity Echinodermata Waterway Litoral Teluk
Dalam Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan
(Online), http://jurnal.umrah.ac.id/
Toha, Abdul Hamid A. 2007. Keragaman Genetik Bulu Babi (Echinoidea). Biota
Vol. 12 (2): 131-135
Triajie, Haryo. 2010. Uji Aktivitas Ekstrak Teripang Pasir yang Telah
Diformulasikan Terhadap Kemampuan Sex Reversal dan Kelangsungan
Hidup Udang Galah (Macrobrachium rosembergii). Jurnal KELAUTAN
Vol.3(1)

Anda mungkin juga menyukai