Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berpegang pada moralitas tak
bisa lain kecuali dari pendidikan, khususnya pendidikan agama. Sebab,
moralitas yang mempunyai data ikat masyarakat bersumber dari agama, nilai-
nilai agama dan norma-norma agama. Agama berdimensi kedalam pada
kehidupan mansua membentuk data tahan untuk menghadapi berbagai godaan,
ancaman penderitaan, dan keluar membentuk tingkah laku yang sesuai dengan
ucapan batinnya.
Pendidikan agama menekankan pada ajaran moral, moralitas dalam
pergaulan hidup menjadi sumber solidaritas. Dengan berpegang kepada
moralitas orang menyadari perlunya menjaga perasaan dan memperhatikan
kepentingan orang lain.
Mengingat pentingnya arti dari peranan agama bagi tata kehidupan
perseorangan maupun bermasyarakat, maka dalam pasal 3 UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang dimokrastis serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan nasional ini
selaras dengan tujuan pendidikan agama islam yaitu meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa terhadap ajaran agama islam
sehingga menjadi kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Meskipun demikian, tampaknya pendidikan agama melalui berbagai


instansi dan media belum mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan.
Berbagai tindakan negative, penyimpangan dan kejahatan masih mewarnai
kehidupan bangsa ini, bahkan itu juga dilakukan oleh hamper seluruh dunia.

1
Pada hakekatnya pelajaran agama islam belum dapat diandalkan
(efektif) untuk menghantarkan peserta didik kepada pembentukan perilaku
atau watak dan untuk penguasaan serta pengalaman ajaran agama
sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua, karena alokasi waktu pelajaran
agama islam yang bersifat intrakulikuler di sekolah negeri masih terbatas yaitu
dua jam pelajaran dengan satu jam pelajaran 40 menit.
Disamping itu, kondisi yang berada pada tingkat SD yang berusia pra
remaja dan menginjak remaja sedang mengalami masa perkembangan dari
masa anak-anak yang penuh ketergantungan menuju ke masa pembentukan
tanggung jawab disertai pertumbuhan fisik yang sangat berbeda sehingga akan
mempengaruhi aspek psikisnya. Dengan kondisi siswa yang demikian, maka
perlu perhatian dan bimbingan yang positif dari orang tua juga dari pihak
sekolah.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat bahwa : Pada
umur remaja terjadi berbagai perubahan yang tidak mudah bagi seorang anak
untuk menghadapinya tanpa bantuan dan pengertian dari pihak orang tua dan
orang dewasa pada umumnya. Pada umur ini terjadi perubahan-perubahan
cepat pada jasmani, emosi, social, akhlak dan kecerdasan. Pada usia ini
mereka sangat peka terhadap segala persoalan luar dan sangat tertarik pada
gejala-gejala yang mirip dengan apa yang mulai bergejolak dalam jiwanya,
akibat pertumbuhan masa pubertas yang membawa dorongan baru dalam
hidupnya (dorongan yang berlawanan dengan agama).
Melihat permasalahan diatas, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala
sekolah perlu mengambil kebijakan untuk mengadakan kegiatan terprogram
dengan melalui pembinaan akhlak diluar kelas (ekstrakulikuler). Dengan
demikian, sekolah menyelenggarakan pembinaan akhlak di dalam kelas
(intrakulikuler) dan pembinaan akhlak di luar kelas (ekstrakulikuler).

2. Permasalahan
Fokus yang menjadi permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini
adalah bagaimanakah cara meningkatkan akhlakul karimah pada diri siswa
dan bagaimana bentuk pengembangan pembinaan akhla SDN Cibinong 2.

2
3. Strategi Pemecahan Masalah
Melihat permasalahan diatas, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala
sekolah perlu mengambil kebijakan untuk mengadakan kegiatan terprogram
dengan melalui pembinaan akhlak diluar kelas (ekstrakulikuler). Sekolah
menyelenggarakan pembinaan akhlak di dalam kelas (intrakulikuler) dan
pembiaan akhlak di luar kelas yang meliputi, pembinaan Akhlakl Karimah,
ekstrakulikuler pembinaan kerohanian, program Ekstrakulikuler Pembinaan
Baca Tulis Alqur’an, Program GLS Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, peringatan hari raya qurban, sholat berjamaah, shalat Dhuha. Dengan
demikian tersebut, tujuan dari pembinaan akhlak secara realitas sesuai dengan
situasi dan kondisi SDN Cibinong 2 yang mengarah pada perkembangan
psikis, intelektual, dan informasi pertumbuhan psikis yang terpadu pada
eraglobalisasi saat ini agar dapar membentuk pribadi yang kokoh dari segi
agama.
Kegiatan tersebut juga harus didukung oleh semua pihak terutama
komponen yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru agama islam, guru
bimbingan dan penyuluhan, guru bidang studi lain yang beragama islam dan
para siswa. Seluruh aparat yang ada di sekolah mempunyai kewajiban untuk
mencapat tujuan pendidikan islam yaitu membentuk karakter peserta didik
yang berkepribadian dan berakhlak mulia.
SDN Cibinong 2 dengan segala kegiatannya itu diharapkan dapat
membimbing akhlak siswanya itu menjadi lebih baik, menjadi abak sholeh
dan dapat menerapkan akhlak mulia dalam kegidupan sehari-hari baik untuk
dirinya, orang tua dan masyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Strategi pemecahan permasalahan untuk mengadakan kegiatan
terprogram melalui pembinaan akhlak di dalam kelas (intrakulikuler) dan
pembinaan akhlak di luar kelas (ekstrakulikuler) dipilih karena jika remaja
yang jiwanya masih labil dan penuh pertentangan nilai serta mempunyai
permasalahan yang sulit dipecahkan sendiri kemudian tidak dapat bimbingan
yang tepat dan pelayanan yang memuaskan baik dari orang tua atau pendidik,
maka dalam perkembangan selanjutnya bisa berbahaya, karena dikhawatirkan
akan keliru dalam mengambil sikap.
Dalam keadaan tidak puas remaja sering membuat ulah yang melanggar
norma yang berlaku di lingkungan baik di masyarakat maupun di sekolah
seperti kenakalan remaja, perkelahian antara pelajar, tidak berakhlak,
munculnya premanisme, mencuri dan berbagai bentuk kejahatan lainya. Oleh
karena itu, pendidikan agama islam diharapkan dapat menumbuhkembangkan
kemampuan yang ada pada diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan
pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih


Dalam rangka meningkatkan Pendidikan Agama Islam di sekolah, maka
dilaksanakan program-program pembinaan akhlak yang bersifat
ekstrakulikuler dalam berbagai hal untuk menambah wawasan tentang agama
islam. Seperti dikemukakan oleh Sudirjo yaitu :
“Kegiatan diluar jam biasa yang bertujuan agar siswa lebih mengikuti
apapun yang dipelajari dalam kegiatan intrakulikuler”.
Sekolah dalam menyelenggarakan program-program pembinaan akhlak
diluar jam pelajaran (ekstrakulikuler) dilakukan untuk menambah
pengetahuannya tentang agama islam yang lebih mendalam serta untuk

4
mengaplikasikan pendidikan Agama Islam. Program pembinaan akhlak yang
telah dilaksanakan itu meliputi :
1) Program GLS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Program Gerakan Literasi Sekolah Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti ini dilaksanakan menggunakan waktu sesuai dengan jadwal
sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Siswa dianjurkan membaca
sejumlah ayat dan melaporkan kepada guru melalui daftar isian yang sudah
disiapkan oleh guru. (Ketentuan Umum dan Ketentuan Khusus terlampir).

2) Ekstrakulikuler Bimbingan Baca Tulis Alqur’an


Program Baca Tulis Alquran dilaksanakan oleh seluruh siswa SDN
Cibinong 2 sesuai jadwal yang sudah disusun oleh Guru dan Mata
Pelajaran PAI. Program ini dibimbing langsung oleh guru Mata Pelajaran
PAI. Materi Pembinaan berkaitan dengan :
2.1. Pengenalan Huruf
a. Cara Penulisan
b. Cara Membaca
2.2. Merangkai Huruf
a. Mengenal huruf awal
b. Mengenal huruf tengah
c. Mengenal huruf akhir
d. Menghafal sura-surat pendek

3) Program Pembinaan Akhlakul Karimah


Prohram Pembinaan AKhlakul karimah bertujuan untuk
membangun Akhlakul Karimah dalam diri siswa SDN Cibinong 2 sesuai
dengan Undang-undang Nomor 20- Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3 tujuan Pendidikan Nasional adalah Mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta
bertanggung jawab.

5
Materi pembinaan pada program ini yaitu menumbuhkan sikap
ikhlas, sidiq (benar), taqwa, sungguh-sungguh, husnudzan, kasih sayang,
taat, percaya diri, adil, malu, hemat dan pengendalian diri (jadwal dan
materi pembinaan terlampir).

Dengan demikian terdapat beberapa hasil atau dampak yang dicapai


dari strategi yang telah dilaksanakan antara lain :
1. Tertanam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan misi sekolah;
2. Para siswa mampu melaksanakan ajaran islam dengan kesadaran
sendiri tanpa membebani orang lain, misalnya siswa mampu
mengerjakan sholat dengan benar, mampu membaca al-qur’an,
berperilaku baik, berkepribadian muslim dan bengembangkan
potensi yang dimiliki;
3. Meminimalisir kecenderungan siswa-siswa yang mengarah kepada
hal-hal yang negative;
4. Tertanam rasa solidaritas antar siswa, guru dan karyawan serta
kepedulian social;
5. Siswa mendapat pengarahan dan bimbingan tentang ajaran islam
dengan benar dalam rangka memperbaiki akhlak siswanya;

3. Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih


Seperti yang sidah dibahas pada bagian latar belakang masalah,
kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi yang begitu cepat di Negara kita ini,
disamping mendatangkan manfaat yang banyak, juga dapat menimbulkan
dampak yang negative bagi perkembangan bangsa ini. Hal ini ditandai dengan
begitu cepatnya pengaruh budaya barat masuk ke Indonesia secara vulgar
terutama bagi kaum mudanya, tanpa memperhatikan, memperhitungkan
apakan budaya itu sesuai dengan kepribadian bangsa, norma social apalagi
norma agama. Dalam hitungan waktu yang relative singkat, budaya itu
merusak dalam jiwa anak-anak muda, pelajar, mahasiswa, sehingga benih-
benih yang sifatnya negative seperti kenakalan remaja, perkelahian antar

6
pelajar, keterlibatan pelajar dalam narkoba, mencuri, dan sebagainya, hal
tersebut selalu menghiasi surat kabar, media televise kita.
Itu semua merupakan problema yang harus dipecahkan oleh semua
pihak baik dari orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah secara bersama-
sama sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam hal ini sekolah
mempunyai tanggungjawab yang besar yaitu mengemban misi moral dan
memperbaiki akhlak peserta didiknya dengan melalui pelajaran agama islam.
Kendala yang dihadapi sekolah dalam menanamkan akhlakul karimah
SDN Cibinong 2 antara lain :
1. Minimnya Pendidikan Agama Orang Tua Siswa
Kesibukan orang tua melaksanakan kegiatan terkadang sampai
melupakan tugas dan tanggungjawab mendidik anaknya. Karena pada
umumnya ketika orang tua menyekolahkan anaknya seketika itu juga
mereka berasumsi kbahwa tugas dan tanggungjawab pendidikan
sepenuhnya telah diserahkan kepada pihak sekolah. Factor social ekonomi
yang minim memaksa orang tua untuk mencari pemasukan dengan bekerja
tanpa mengenal waktu. Sehingga anak akan kurang perhatian dan kasih
sayang dari orang tua. Akibatnya mencari kesenangan sendiri dengan
teman-temannya tanpa adanya pengawasan dari orang tua.
Sebagai orang tua lebih memanjakan anaknya sehingga apa saja
yang dilakukan anaknya dibiarkan, bahkan di dukung meskipun hal
tersebut kurang baik. Orang tua adalah figure dan cerminan bagi anaknya.
Apa yang diperbuat dan dicontohkan orang tua pada anknya itulah yang
akan ditiru. Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan sharring dengan guru
Pendidikan Agama Islam di sekolah.

2. Masih ada Siswa yang Kurang Sadar dalam Melakukan Kegiatan


Keagamaan
Pada umumnya siswa saat sekarang di luar jam sekolah lebih
senang menghambur-hamburkan waktunya untuk berhuru-hara, bermain,
jalan-jalan kesana kemari untuk mencari, dibandingkan untuk belajar,
ataupun untuk mengikuti pengajian-pengajian yang bernuansa keagamaan.

7
Padahal kegiatan-kegiatan tersebut nantinya dapat bermanfaat dan
menambah pemahaman siswa mengenai pelajaran agama.

3. Fasilitas Kurang Mendukung


Guna menunjang keberhasilan strategi kepala sekolah dalam
pembinaan akhlakuk karimah siswa yaitu dengan adanya kegiatan-kegiatan
yang diprogramkan khusus untuk pembinaan akhlakul karimah siswa.
Kegiatan-kegiatan tersebut bisa berjalan epektif apabila sarana dan
prasarananya cukup, namun apabila sarana dan prasarananya tersebut
kurang maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal.

4. Lingkungan
Interaksi anak dengan lingkungan tidak dapat dielakan, karena anak
membutuhkan teman bermain dan kawan sebaya untuk bisa diajak bicara
sebagai bentuk sosialisasi. Sedikit banyak informasi yang diterima akan
terekam dibenak anak. Lingkungan rumah serta lingukungan pergaulan
anak yang jauh dari nilai-nilai islam, lambat laun akan dapat melunturkan
pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak yang telah ditanamkan
baik di rumah maupun di sekolah.

5. Media Massa
Kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah
menciptakan perubahan besar dalam kehidupan ini. Televise atau media
masa lain yang lahir dari kemajuan IPTEK telah banyak memberikan
dampak yang negative kepada perkembangan anak, terutama dalam
pembentukan pribadi dan karakter anak. Sekoan banyak dari tayangan
televise, hanya sekitar 25% yang sifatnya mendidik dan terbatas dari hal-
hal yang terkontradiktif 75% lainnya justru memberi pengaruh yang buruk
bagi para penontonnya.

8
4. Factor-faktor Pendukung
1) Pembawaan/Hereditas
Pembawaan/hereditas adalah sifat-sidat kecenderungan yang
dimiliki oleh setiap manusia sejak masih dalam kandungan sampai lahir.
Pembawaan ini hanya merupakan potensi-potensi. Berkembang atau
tidaknya suatu potensi yang ada pada seorang anak sangat tergantung
kepada factor-faktor lain.

2) Kepribadian
Perkembangan anklah pada seseorang sangat ditentukan oleh
pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa
pertumbuhan yang pertama. Kemampuan seseorang dalam memahami
masalah-masalah agama atau ajaran-ajaran agama, hal ini sangat
dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami
ajaran-ajaran islam.

3) Keluarga
Keadaan keluarga atau rumah tangga ialah keadaan atau aktivitas
sehari-hari di dalam keluarga, seperti sikap orang tua kepada ank-anaknya,
sikap ayah kepada ibu, sikap ibu kepada ayah, serta sikap orang tua kepada
tetangga. Sikap orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak, karena
perkembangan sikap social anak dimulai di dalam keluarga. Orang tua
yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan menumbuhkan
sikap social yang menyenangkan pada anak. Karena anak merasa diterima
dan sisayangi oleh orang tuanya, maka akan tumbuh rasa percaya diri pada
anak sehingga terbentuk pribadi yang menyenangkan dan suka bergaul.

4) Guru / Pendidik
Pendidikan adalah salah satu factor pendidikan yang sangat
penting, karena pendidik merupakan orang yang akan bertanggungjawab
dalam pembentukan pribadi serta didik selama beberapa lingkungan
pendidik lingkungan sekolah. Guru harus mampu menunjukan akhlakul

9
karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh seorang
pendidik terhadap peserta didik sangat kuat.

5) Lingkungan
Salah satu factor yang turut memberikan pengaruh dalam
terbentuknya sikap seseorang adalah lingkungan dimana orang tersebut
berada. Lingkungan pergaulan adalah factor yang sangat penting dalam
pendidikan akhlak. Sebaik apapun pembawaan, kepribadian, keluarga,
pendidikan yang ditempuh, tanpa didukung oleh lingkungan yang
kondusif, maka akhlak yang baik akan terbentuk.

5. Alternative Pengembangan
Alternative pengembangan strategi pembinaan akhlakul karimah siswa
SDN Cibinong 2 dapat dilakukan antara lain melalui :
1) Membaca buku-buku tentang keagamaan;
2) Mengikuti pengajian-pengajian yang sering dilaksanakan di setiap DKM;
3) Menonton tayangan-tayangan yang mengandung unsur-unsur keagamaan,
aqiqah dan akhlak;

10
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Simpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama
pada anak mutlak diperlukan, sangat penting dalam membentuk dan merubah
tingkah laku (akhlak) yang jelen dan tercela menjadi baik dan terpuji (akhlakul
karimah) yang sesuai dengan garis-garis ajaran syari’ah agama islam.
Pembinaan akhlakul karimah menjadi objek studi, lebih penting adalah
keteladanan dan penghayatan serta pengalaman setiap hari, karena pendidikan
agama tidakhanya berfungsi sebagai konsumsi otak, melainkan juga untuk
konsumsi hati sebagai penuntun akhlak. Sehingga pembinaan akhlakul
karimah dalam suatu sekolah sangat penting untuk membina dan
menyempurnakan pertumbuhan anak didik.
Sekolah dalam menyelenggarakan program-program pembinaan akhlak
diluar jam pelajaran (ekstrakulikuler) dilakukan untuk menambah
pengetahuannya tentang agama islam yang lebih mendalam serta untuk
mengaplikasikan pendidikan agama islam. Program pembinaan akhlak yang
telah dilaksanakan itu meliputi :
1. Program GLS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
2. Ekstrakulikuler Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
Materi Pembinaan berkaitan dengan :
1) Pengenalan Huruf
a. Cara Penulisan
b. Cara Membaca
2) Merangkai Huruf
a. Mengenal huruf awal
b. Mengenal huruf tangah
c. Mengenal huruf akhir
3. Menghafal Surat Pendek
4. Program Pembinaan Akhlakul Karimah

11
Terdapat beberapa hasil atau dampak yang dicapai Dari strategi yang telah
dilaksanakan antara lain :
1. Tertanam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan misi sekolah;
2. Para siswa mampu melaksanakan ajaran islam dengan kesadaran sendiri
tanpa membebani orang lain, misalnya siswa mampu mengerjakan sholat
dengan benar, mampu membaca Al-Qur’an, berperilaku baik,
berkepribadian muslim dan mengembangkan potensi yang dimiliki;
3. Meminimalisir kecenderungan siswa-siswa yang mengarah kepada hal-hal
negative;
4. Tertanam rasa solidaritas antara siswa, guru dan karyawan serta
kepedulian social;
5. Siswa mendapatkan pengaruh dan bimbingan tentang ajaran islam dengan
benar dalam rangka memperbaiki akhlak siswanya;

Kendala yang dihadapi sekolah dalam menanamkan akhlaqul karimah di SDN


Cibinong 2 antara lain :
1. Minimnya Pendidikan Agama Orang Tua Siswa
Kesibukan orang tua melaksanakan kegiatan terkadang sampai melupakan
tugas dan tanggungjawab mendidik anaknya. Karena pada umumnya
ketika orang tua menyekolahkan anaknya ketika itu juga mereka berasumsi
bahwa tugas dan tanggungjawab pendidikan sepenuhnya telah diserahkan
kepada pihak sekolah.
2. Masih ada siswa yang kurang sadar dalam melakukan kegiatan keagamaan
3. Fasilitas kurang mendukung
4. Lingkungan
5. Media Massa

Factor-faktor Pendukung
1) Pembawaan/hereditas
2) Kepribadian
3) Keluarga

12
4) Guru/Pendidik
5) Lingkungan

2. Rekomendasi
1) Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan dan ikut mendukung pihak
sekolah dalam melaksanakan program yang dilaksanakan di sekolah dalam
hal ini berkaitan dengan pembinaan keagamaan dan akhlakul karimah
dalam diri siswa.
2) Guru-guru hendaknya memiliki integritas yang tinggi dalam melakukan
fungsi-fungsi terutama memberikan keteladanan terhadap siswa-siswanya
karena akan berdampak terhadap pembentukan akhlak mulia siswa.
3) Siswa-siswa hendaknya memiliki kesadaran untuk ingin berubah ke arah
yang lebih baik dan meninggalkan kecenderungan-kecendrungan yang
bersifat negative.

Demikian, semoga bermanfaat.

13
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabill’alamin, segala puji bagi Allah atas segala limpahan


Rahmat, Taupiq dan Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua,
khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan lancar.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada panutan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah untuk mimbingan manusia dari
kebodohan menuju jalan yang terang. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan
syafaat Dari beliau di dunia dan akhirat Amiin.

Adapun dalam menyelesaikan buah karya ini, penulis mengalami beberapa


kendala dan hambatan yang pada akhirnya semuanya mampu penulis hadapi
dalam penyelesaiannya sampai akhir.

Semoga karya tulis ini membawa manfaat khususnya untuk saya sebagai
penulis dan umumnya untuk rekan-rekan seperjuangan.

Penulis,

DADANG JUNAEDI, S.Pd

14i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
2. Permasalahan..............................................................................................2
3. Strategi Pemecahan Masalah......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah.........................................4
2. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih......................4
1) Program GLS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti...................5
2) Ekstrakulikuler Bimbingan Baca Tulis Alqur’an..................................5
2.1...........................................................................................................Peng
enalan Huruf ....................................................................................5
2.2...........................................................................................................Mera
ngkai Huruf .....................................................................................5
3) Program Pembinaan Akhlakul Karimah ..............................................5
3 Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih ........6
1. Minimnya Pendidikan Agama Orang Tua Siswa .................................7
2. Masih ada Siswa yang Kurang Sadar dalam Melakukan
Kegiatan Keagamaan ...........................................................................7
3. Fasilitas Kurang Mendukung ...............................................................8
4. Lingkungan ..........................................................................................8
5. Media Massa ........................................................................................8
4. Factor-faktor Pendukung ...........................................................................9
1) Pembawaan/Hereditas ..........................................................................9
2) Kepribadian ..........................................................................................9
3) Keluarga ...............................................................................................9

15
4) Guru / Pendidik ....................................................................................9
5) Lingkungan ..........................................................................................10
5. Alternative Pengembangan ........................................................................10

ii
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan ....................................................................................................11
2. Rekomendasi...............................................................................................13

16

iii

Anda mungkin juga menyukai