Anda di halaman 1dari 7

4.

2 PEMBAHASAN

Pasien atas nama Tn.Imam, masuk rumah sakit ke UGD tanggal 4 Agustus

2017 dengan keluhan sesak nafas selama 1 minggu, mual, perut kembung,

kaki bengkak, BAK menurun dan memiliki riwayat penyakit DM. Dari

pemeriksaan Klinis dan data penunjang didiagnosis : Diabetes tipe II,

Hipertensi, CKD, Hiperkalemia, Hipokalsemia, Anemia. Mendapat

pengobatan dan perawatan selama 11 hari, dari tanggal 4 Agustus 2017-15

Agustus 1017.

Berdasarkan Data Klinis pasien dengan parameter blood presure (mm/Hg),

nadi (x/menit), respiraty rate (RR) dan temperature (ºC), data paien

menunjukan nilai blood presure diatas normal dan pasien dinyatakan

hipertensi.

Berdasarkan data pemeriksaan laboratorium dengan parameter nilai Gula

Darah Sewaktu (GDS), Ureum dan Kreatinin (Cr) hasil pemeriksaan

menunjukan nilai GDS, ureum dan kreatinin pasien diatas normal dan pasien

didiagnosa diabetes tipe II dan Chronic Renal Desease (CKD).

LFG (ml/menit/1.73m2) = (140- umur) x Berat Badan *)


72 x kreatinin plasma (mg/dl)
*)pada perempuan dikalikan 0.85
= (140 – 44 ) x 58 kg

72 x 8.58

50
= 5568/617.76 = 9.01

Nilai LFG pasien 9.01 ( kurang dari 15) pasien ada pada derajat 5 yaitu gagal

ginjal.

Berikut ini adalah penjelasan profil terapi pasien :

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IVFD RL v v v v v v v v v v v v
2 Lasix 1amp v v v v
/8jam
3 Ranitidine 1amp v v
inj /12jam

Berdasarkan data profil terapi kepada pasien, pada awal terapi pasien

diberikan cairan IVFD ringer laktat, dan diberikan lasix injeksi dengan dosis 3

x 1 ampul untuk hipertensi, ranitidin injeksi tiap 12 jam untuk mual.

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ceftriaxon 2x1gr v
2 Cevoperazon 1gr/12jam v v v v v v v v

Dari data profil terapi kepada pasien pada hari kedua pasien diberikan

antibiotik ceftriaxson tetapi hanya sekali pemberian kemudian digantikan

dengan antibiotik cefoperazon 1 g tiap 12 jam, karena dari hasil laboratorium

ada infeksi yang ditunjukan dengan nilai Leukosit 22.000 dan nilai Ureum

51
373, Kreatinin 8,58 antibiotik Cefoperazon lebih efektif untuk pasien infeksi

dengan Chronik kidney desease (CKD).

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9
1 IUFD NaCl 15tetes/ v v
0,9% menit
2 Mylon 2Fls 15tetes/ v v v v v
menit

Pada hari ke dua perawatan pasien, dari profil terapi pasien diterapi dengan

NaCl 0.9 % dan mylon injeksi 2 fls dengan dosis 15 tetes per menit. Terapi ini

diberikan setelah pasien menjalani pemeriksaan laboratorium dengan kadar

natrium pasien 134 (normal 136 – 145). Meylon injeksi di indikasikan untuk

asidosis metabolik.

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Amlodipine 1x1 v v v v v v
5mg

Pada hari ke empat dari profil terapi, pasien mendapatkan terapi amlodipin 5

mg dengan aturan pakai 1 x 1 tablet, obat ini diindikasikan untuk hipertensi,

setelah dengan pemberian lasix injeksi tiap 8 jam TD pasien (140/100mmHg).

Pemberian terapi amlodipin 5mg memberikan efek yaitu TD pasien

120mmHg.

52
No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kalitake 3x1 v v v v v v v v
2 Bicnat 3x1 v v v v v v v v v
3 As Folat 3x1 v v v v v v v v v
4 Ca 2dd2 v v v v v v v v
Glukonas

Pada hari yang sama pasien mendapatkan terapi kalitake 2 x1 sach, Bicnat 3 x

1, asam folat 3 x 1 dan Ca glukonas 2 x 1 amp. Terapi ini diberikan kepada

pasien setelah pasien menjalani pemeriksaan laboratorium yang menunjukan

nilai ureum 373, kreatinin 8.58, natrium 134, kalsium 7.6 dan kalium 5.5. Dari

hasil laboratorium pasien didiagnosa CKD, hiperkalemia dan hipokalsemia.

Kalitake berperan sebagai resin penukar ion dengan melepaskan ion Ca dan

mengikat ion K melalui adsorbsi. Obat ini diindikasikan untuk hipokalsemia

dan hiperkalemia. Pemberian asam folat 3 x 1 diindikasikan untuk mencegah

anemia pada pasien karena CKD. Bicnat 3 x 1 diindikasikan untuk asidosis

metabolik dan Ca gluconas 2 x 1 ampul di indikasikan untuk hipokalsemia.

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Lantus 0-0- v v v v v v v
inj 0-0.8
2 Apidra 8-8- v v v v v v v
inj 8.0

53
Pada hari keenam perawatan pasien dari profil terapi pasien diberikan lantus
injeksi (0-0-0-8) dan Apidra injeksi (8-8-8-0). Pemberian terapi ini didasari
hasil cek GDS 231 mg/dl (normal ˂140 mg/dl). Lantus merupakan insulin
jenis long acting analog karena lama kerja relatif insulinjenis ini sekitar 24
jam. Apidra (Insulin Glulisin) merupakan rekombinan insulin human kerja
singkat diberikan dalam regimen yang didalamnya termasuk insulin kerja
lama atau analog insulin. Setelah pemberian kedua insulin injeksi menunjukan
hasil yang efektif dengan penurunan nilai GDS pasien yaitu 184 mg/dl.

No Obat Dosis Tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Micardis 1x1 v v v v v
2 Pletaal 2x1 v v v
100mg
3 Aspilet 1x1 v v v
4 Gentamicin 2x1 v v
salp
5 CaCO3 3x1 v

Pada hari ke tujuh perawatan pasien dari profil terapi pasien diberikan
micardis 40 mg (telmisartan) 1 x1 , pletaal 100 mg 1 x1 dan aspilet 80 mg 1 x
1. Micardis 40 mg meruapakan obat antihipertensi golongan angiotensin
reseptor blocker (ARB) yang bekerjadengan cara menurunkan tekanan darah
melalui sistem renin angiotensin aldosteron. ARB mampu menghambat
angiotensin II berikatan dengan reseptornya sehingga secara langsung akan
menyebabkan vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin dan mengurangi
sekresi aldosteron. Ketiga efek ini bersama-sama akan menyebabkan
penurunan tekanan darah.

Pletaal 100 mg (cilostazol) 1 x1 adalah obat anti platelet dan vasodilator. Obat
ini bekerja dengan menghentikan sel-sel darah yang disebut platelet dari
saling menempel dan mencegahnya membentuk gumpalan yang berbahaya.
54
Cilostazol memperlancar aliran darah. Pada pasien obat ini diindikasikan
untuk hipertensi yang disebabkan oleh tidak lancarnya aliran darah. Aspilet
80 mg 1 x 1, obat ini di indikasikan untuk pencegahan sekunder dari penyakit
kardiovaskular pada pasien karena diabetes malitus,dan hipertensi.

Pada hari ke sepuluh perawatan, pasien mendapatkan terapi amlodipin 5 mg 1


x 1 dan micardis 40 mg (telmisartan ) 1 x 1, kedua obat ini merupakan obat
antihipertensi. Kombinasi kedua obat ini agar memberikan efek terapi yang
efektif kepada pasien. Kombinasi kedua obat ini aman berdasarkan
pharmaucetical untuk penyakit hipertensi yang di adopsi dari JNC VII yaitu
kombinasi antara angiotensin Reseptor Blocker (ARB) dan Calcium Chanel
Blocker. Kombinasi kedua obat ini efektif ditunjukan dengan tanda vital
pasien yaitu TD 120/60 mmHg.

Pasien diberikan salep gentamisin untuk luka dikakinya. Pada jari-jari pasien

mengalami necrosis (kerusakan jaringan) yang ditandai dengan perubahan

warna kulit menjadi kehitaman. Kerusakan jaringan ini merupakan efek dari

diabetes malitus.

Pada hari kesepuluh setelah pasien menjalani perawatan, pasien melaksanakan

cek laboraorium. Dari hasil pemeriksaan laboratorium nilaki K 5.5 (3.5 – 5)

dan kalsium 7.6 () pemberian terapi untuk hipokalsemia dan hiperkalemia

tidak menunjukan efek yang diinginkan.

Hipokalsemia dan hiperkalemia pasien yang tidak memberikan efek dengan

terapi obat karena kondisi ginjal pasien pada derajat 5 yaitu gagal ginjal.

Selanjutnya Pasien melakukan hemodialisa pada tanggal 15 Agustus 2017,

tujuannya adalah menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksresi, membuang

55
sisa-sisa metabolisme dalam tubuh seperti ureum dan kreatinin pasien yang

sangat tinggi (U= 382, C=9.44). Setelah pasien melakukan hemodialisa

kondisi pasien dinyatakan membaik dan diizinkan pulang dan menjalani rawat

jalan.

56

Anda mungkin juga menyukai