Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERANAN LEMBAGA KELUARGA TERHADAP PERILAKU ANAK

(STUDI KASUS: WULAN, ANAK YANG BEBAS DI DUSUN KARANG ANYAR RT 01


RW 04, DESA CIKAMPEK SELATAN KECAMATAN CIKAMPEK KABUPATEN
KARAWANG.)

UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA PELAJARAN SOSISOLOGI TAHUN


AJARAN 2017/2018

Di susun oleh :
Juwita Sari
XII IPS 3
SMAN 2 CIKAMPEK

JL.JEND.A.DAWUAN CIKAMPEK 41373


LEMBAR PENGESAHAN
PERANAN LEMBAGA KELUARGA TERHADAP PERILAKU ANAK DI DUSUN
KARANG ANYAR RT 01 RW 04 DESA CIKAMPEK SELATAN , KECAMATAN
CIKAMPEK , KABUPATEN KARAWANG.

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dalam mata pelajaran sosiologi tahun ajaran
2017/2018

Disusun oleh :
Juwita Sari
XII IPS 3

Cikampek , Maret 2018


Mengetahui,

Wali Kelas Guru Pembimbing

Dra.Hj Ade Ningsih Mulya Nursanti S.Pd


NIP.19680120199032004 NIP. 198611152010012009

Kepala Sekolah

Dra. Hj. Dida Siti Sa’adah, M.M


NIP. 196804131994122001
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,kami
panjatakan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahamat ,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang perilaku anak pada lembaga keluarga di Dusun Karang Anyar RT 01 RW 04,Desa
Cikampek Selatan, Kecamatan cikampek , Kabupaten Karawang.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar makalah ini . untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini .

Terlapas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang lembaga keluarga untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Cikampek, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.................................................................................................... i

Kata Pengantar............................................................................................................ ii

Daftar Isi...................................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Lembaga Keluarga................................................................................................. 3

2.2 Sosialisasi............................................................................................................... 4

2.3 Kepribadian............................................................................................................ 8

2.4 Perilaku Menyimpang.......................................................................................... . 10

Bab 3 Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian ................................................................................................ . 14

3.2 Informan Penelitian............................................................................................... 16

3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................... 16

3.4 Uji Keabsahan Data.............................................................................................. 17

3.5 Teknk Analisis Data.............................................................................................. 18

Bab 4 Hasil Penelitian

4.1 Lokasi Penelitian................................................................................................. 19

4.2 Peranan Lembaga Keluarga................................................................................. 19

4.3 Perilaku Anak...................................................................................................... 19


4.4 Pengaruh Peranan Lembaga Keluarga Terhadap Perilaku Anak......................... 20

Bab 5 Penutup

5.1 Kesimpulan........................................................................................................... 21

5.2 Saran..................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka......................................................................................................... 22

Lampiran..................................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga keluarga merupakan lembaga yang bersifat universal, artinya seluruh


masyarakat di dunia mengenal akan lembaga tersebut. Dalam kajian sosiologi, keluarga
merupakan salah satu bentuk masyarakat dalam kesatuan sosial yang terkecil yang berfungsi
untuk melangsungkan eksistensi kemasyarakatan melalui fungsi reproduksi dan sosial
lembaga. Lembaga tidak terlepas dari masa lasing yang diatur melalui
perkawinan,pemeliharaan anak,kekerabatan pemenuhan kebutuhan pokok pencapaian tujuan
dan pembinaan masalah kewargaan.

Saat ini, pengaruh-pengaruh negatif sangatlah mudah masuk kedalam moral remaja,dan
bisa kita lihat perilaku remaja saat ini cenderung negatif, misalnya saja tawuran,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang,minum-minuman,rela keluar sekolah karena pergaulan
dan seks bebas. Sehingga banyak terjadi kejadian yang tidak diinginkan , seperti hamil diluar
nikah, dipenjara,bahkan sampai banyak menelan korban jiwa.

Peranan keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak-anaknya, agar tidak berperilaku
menyimpang dan tidak merugikan keluarganya sendiri. Sehingga orang tua memiliki peranan
yang sangat besar dalam proses tumbuh kembang anak dan pembentukan kepribadian
seorang anak. Tetapi, ada juga orang tua yang tidak perduli terhadap anaknya, sehingga
anaknya menjadi anak yang liar, karena kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan lembaga keluarga wulan di Dusun Karang Anyar, Desa Cikampek
selatan

2. Bagaimana perilaku wulan di Dusun Karang Anyar, Desa Cikampek Selatan

3. Apakah ada pengaruh peranan lembaga keluarga terhadap perilaku wulan di Dusun
Karang Anyar, Desa Cikampek Selatan

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peranan lembaga keluarga wulan di Dusun Karang Anyar, Desa
Cikampek Selatan

2. Untuk mengetahui perilaku anak wulan di Dusun Karang Anyar, Desa Cikampek Selatan

3. Untuk mengetahui pengaruh peranan lembaga keluarga terhadap perilaku wulan di Dusun
Karang Anyar, Desa Cikampek Selatan
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Lembaga Keluarga

2.1.1 Pengertian Lembaga Keluarga

1. Menurut Rodney Stark (1987)

Keluarga adalah suatu lembaga manusia yang terdapat dalam setiap masyarakat dan
merupakan struktur kekerabatan yang berfungsi mengsosialisasikan anggotanya yang baru
lahir.

2. Menurut George P. Murdock (1983)

Keluarga adalah kelompok yang berkaitan tempat tinggal yang sama, kerjasama dalam
berbagai bidang ekonomi, perlindungan, dan melahirkan anak (reproduksi).

3. Menurut Duvall dan Logan (1986)

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, meningkatkan perkembangan fisik, mental dari setiap
anggota keluarganya.

4. Menurut Narwoto dan Suyato (2004)

Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial
lainnya berkembang.

5. Menurut Bailon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang
berlain jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah
sendirian, baik anaknya sendiri Menurut Departemen Kesehatan RI (1988)
6. Menurut UU No 10 Tahun 1992

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang teriiri dari suami-istri dan
anak atau ayah, dan anaknya atau ibu dan anaknya.

7. Menurut Salvicion dan Celis (1998)

Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dihidupnya dalam satu rumah
tangga.

8. Menurut Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga

1. Merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin.
2. Minimal dua orang dari mereka mempunyai hubungan sebagai suami istri yang diakui
oleh masyarakat dan mempunyai anggota keluarga melalui suatu pernikahan yang sah.
Mempunyai seperangkat aturan sosial tertentu yang diakui dan dijalankan bersama-sama
oleh seluruh anggota keluarga.
4. Mempunyai fungsi pokok, diantaranya fungsi reproduksi (melahirkan anak), fungsi
ekonomi (memenushi kebutuhan makanan, pakaian, dan rumah), fungsi sosialisasi, dan
fungsi perlindungan.
5. Menempati tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.

2.1.3 Jenis-jenis Keluarga


1. Berdasarkan jumlah anggota dan besarnya ruang lingkup keanggotaan.
a. Keluarga Inti
Keluarga inti atau keluarga batih adalah keluarga yang anggotanya terdiri atas ayah, ibu,
dan anak-anaknya yang belum menikah. Seseorang yang telah menikah tidak lagi menjadi
anggota keluarga inti tempat dia diasuh dan dibesarkan, sebab dia mulai membentuk
keluarga inti yang baru.
b. Keluarga Luas
Keluarga luas adalah anggota keluarga inti yang diperluas keanggotaannya. Jadi, pada
keluarga luas, anggotanya terdiri atas ayah, ibu, keponakan, paman, bibi, kakek, nenek,
dan saudara-saudara sepupu dari anak-anak. Secara sederhana, keluarga luas itu
sebenarnya adalah beberapa keluarga inti yang bergabung membentuk keluarga yang
lebih besar atau luas dan tinggal bersama-sama.

2. Berdasarkan Faktor yang Membentuknya


a. Conjugal family, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan hubungan pernikahan sah
atau kehidan bersama antara sepasang suami istri yang sah akibat pernikahan.
b. Consequence family, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan hubungan darah.
Misalnya, ayah, ibu, adik, dan kakak.

2.1.4 Fungsi Keluarga


1. Mengatur hubungan seksual
2. Fungsi reproduksi
3. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi efektif
5. Fungsi penemuan status
6. Fungsi perlindungan
7. Fungsi ekonomi

2.2 Kepribadian

2.2.1 Pengertian Kepribadian menurut para ahli

1. Menurut Gordon E. Allport

Kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang
menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
2. Menurut M.A.W. Browner

Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak katakutan,
dorongan, keinginan,opini, dan sikap sikap seseorang.

3. Menurut Theodore M. Newcomb

Kepribadian adalah organisasi sikap sikap (responsible) yang dimiliki seseorang


sebagai latar belakang pemiliknya.

4. Menurut John. F. Cuber

Kepribadian adalah keseluruhan sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

5. Menurut J. Milton Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan kepribadian seseorang individu dengan sistem


kecenderungan tertentu dengan berinteraksi dengan serangkaian situasi.

6. Menurut Roucek dan Warren

Kepribadian adalah organisasi faktor faktor sosiologis, psikologis, dan biologis yang
didasari oleh perilaku individu.

2.3 Perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang adalah perilaku seseorang/sekelompok orang yang dianggap


melanggar standar perilaku atau norma-norma yang berlaku dalam sebuah
kelompok/masyarakat.

2.3.1 Pengertian Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli

1. Menurut Soerjono Soekanto

Perilaku menyimpang adalah penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai


dalam masyarakat

2. Menurut John. J. Macionis

Perilaku menyimpang adalah pelanggaran terhadap norma masyarakat.


3. Menurut James W. Van der Zaden

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

4. Menurut Robert M.Z Lawang


Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma
yang berlaku dalam suatu sistem sosial, dan menimbulkan usaha dari mereka yang paling
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.

5. Menurut Craig Calhoun, Donald Light & Suzanne Kellerq


Perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang dianggap menyimpang dari nilai
moral atau norma budaya yang diakui oleh sebuah kelompok atau masyarakat

2.3.2 Berdasarkan efek dampaknya

Perilaku menyimpang positif adalah perilaku menyimpang yang memiliki dampak


positif. Biasanya penyimpangan ini merupakan sebuah inovasi yang memberikan
perbaikan mutu kehidupan masyarakat. Contoh, emansipasi wanita oleh R.A. Kartini.

Perilaku menyimpang negatif adalah perilaku menyimpang yang memiliki dampak


buruk terhadap kehidupan masyarakat. Sebagaimana telah disinggung dalam uraian di
atas, perilaku menyimpang yang demikian disebut perilaku antisosial. Contoh,
penggunaan narkoba.

2.3.3 Berdasarkan bentuknya

Perilaku menyimpang yang bukan merupakan kejahatan adalah perilaku


menyimpang yang tidak termasuk perbuatan pidana. Contoh: orang tua yang masih suka
bermain kelereng.

Perilaku menyimpang yang merupakan kejahatan, (crime) adalah perilaku


menyimpang yang diancam dengan sanksi pidana. Contoh: pencurian, penyiksaan.
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah perilaku menyimpang yang umumnya
dilakukan oleh kaum remaja. Contoh: perkelahian antarpelajar, penggunaan obat-obatan
terlarang.

2.3.4 Fungsi perilaku menyimpang

Pada umumnya perilaku menyimpang dinilai negatif oleh masyarakat. Demikian


pula, menurut pandangan umum perilaku itu dianggap merugikan masyarakat.

Namun, ternyata menurut salah seorang pendiri sosiologi, Emile Durkheim (1895-
1982), perilaku menyimpang bukanlah perilaku yang semata-mata tak normal dan melulu
bersifat negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang memiliki kontribusi positif bagi
kelangsungan masyarakat secara keseluruhan.

Perilaku menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Setiap


konsep kebajikan merupakan lawan dari ketidakbaikan. Dengan demikian, tidak akan ada
kebaikan tanpa ada ketidakbaikan. Karena itu, perilaku menyimpang sangat diperlukan
untuk semakin meneguhkan moralitas masyarakat.

Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral. Dengan


menyatakan beberapa orang sebagai pelaku perilaku menyimpang, masyarakat memiliki
kejelasan batas mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Contoh, tindakan tegas
yang dilakukan sekolah terhadap para pencontek akan mempertegas tindakan mana yang
memiliki kejujuran akademik dan mana yang dianggap sebagai tidak jujur secara
akademik.

Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.


Masyarakat umumnya menindak perilaku menyimpang yang serius dengan tindakan tegas
secara bersama-sama. Dengan demikian, masyarakat menegaskan kembali ikatan moral
yang mempersatukan mereka. Contoh, ketika terjadi pemboman di |Kuningan, Jakarta,
oleh para teroris, masyarakat dan aparat bersatu mengutuk dan berusaha menangkap
pelaku pemboman tersebut.
Perilaku menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial. Para pelaku perilaku
menyimpang akan menekan batas moral masyarakat, memberikan alternatif baru terhadap
kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Menurut Durkheim,
perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat
di masa depan. Sebagai contoh, pada zaman orde baru seseorang yang menyatakan
ketidaksetujuan secara terbuka kepada pemerintah dianggap berperilaku menyimpang.
Namun, sejak jatuhnya pemerintahan orde baru, keterbukaan merupakan salah satu
perilaku yang dianggap penting dalam masyarakat.

2.4 Sosialisasi

2.4.1 Pengertian Sosialisasi menurut para ahli

1. Menurut Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah pross sosial dimana tempat seorang individu mendapatkan


pembentukan sikap untuk berprilaku yang sesuai dengan perilaku orang orang di sekitarnya.

2. Menurut Broom&Selznic

Proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.

3. Menurut Peter.L.Berger

Proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat

4. Menurut Stewart

Proses memperoleh kepercayaan,sikap,nilai-nilai,dan kebiasaan dalam kebudayaannya.

5. Menurut Charlotte Buhler

Proses yng membantu individu-individu belajar dn menyesuaikan diri terhadap


bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya,agar ia dapat berperan da
berfungsi dalam kelompoknya.
6. Menurut Horton & Hunt

Proses dimana seseorang menginternalisasikan norma norma kelompok tempat ia hidup


sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.

7. Menurut Koentjaraningrat

Seluruh proses dimana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai


dewasa,berkembang,berhubungan,mengenal,dan menyesuaikan diri dengan individu-
individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.

8. Menurut Karel J. Veeger

Sosialisasi adalah suatu proses belajar mengajar

9. Menurut Irvin L Child

Segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku


aktualnya yang diyakini keberaniannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan
standar dari kelompoknya.

10. Menurut Robert M.Z.Lawang

Proses mempelajari norma,nilai,peran,dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan


untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.

11. Menurut KBBI

Suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat di lingkungannya.

12. Menurut Prof. Dr. Nasution,SH

Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang
dewasa)
4.1.2 Jenis Jenis Sosialisasi

1. Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil,di
mana ia menjadi anggota masyarakat.

2. Sosialisasi Sekunder

Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang


telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.

4.2.3 Pola Sosialisasi

1. Sosialisasi Represif

Sosialisasi ini menekan pada pengawasan yang ketat dan pemberian hukuman kepada
setiap orang yang melanggar peraturan atau norma yang berlaku.

2. Sosialisasi Partisipasi

Sosialisasi ini menekan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosial.

4.2.4 Tujuan Sosialisasi

1. Mengetahui nilai nilai dan norma norma yang berlaku didalam suatu masyarakat sebagai
suatu keterampilan danpengetahuan yang di butuhkan.

2. Mengetahui limgkungan sosial budaya baik lingkungan sosial tempat individu bertempat
tinggal termasuk juga dilingkungan sosial.

3. Membantu pengendalian fungsi fungsi organik yang dipelajari melalui latihan latihan
mengawas diri yang tepat.

4. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efesien serta mengembangkan


kemampuannya.
4.2.5 Faktor Pengaruh Sosialisasi

1. Faktor internal

Faktor faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang meyangkut motivasi, minat
serta kemampuan yang dimiliki seeorang dalam rangka menyesuaikan diri dengan tata
pergaulan yang ada dalam masyarakat.

2. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar individu yang melakukan proses sosialisasi dalam
masyarakat. Faktor ekstrinsik dapat berupa norma,niali,struktur sosial,ekonomi,struktur
budaya, dan lain lain.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah deksriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan data deksriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif juga merupakan suatu pendekatan
induktif untuk penyusunan pengetahuan yang menggunakan riset dan menekankan
subjektifitas serta arti pengalaman bagi individu (Brockopp, Marie T, Hastings-Tolsma,
2000. Metode penelitian ini dipilih oleh peneliti untuk megungkapkan pendapat /
tanggapan masyarakat tentang peranan lembaga keluarga khususnya terhadap perilaku
anak di Dsn Karang Anyar RT 01 RW 04, Desa Cikampek Selatan, Kec. Cikampek.

3.2 Informan / Subjek Penelitian


Informan dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat dalam satu perumahan.
Teknik pengambilan informasi yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan
mengambil subjek penelitian yang memenuhi kriteria. Dimana kriteria tersebut dibuat oleh
penelitian sendiri (Norwood, 2000).

Kriteria yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1) Anggota masyarakat
laki-laki yang tergolong dalam remaja dengan alasan bahwa usia tersebut lebih sering
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya serta usia tersebut mempunyai pemikiran yang
matang dalam mengkaji kembali tentang dirinya dan lingkungan.

Jumlah informan yang diambil tergantung dari jumlah replikasi kasus yang diinginkan
dengan tujuan menggali informasi dan memiliki kekhususan yang ada, akan menjadi besar
dari rancangan dan teori yang muncul.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diambil dalam penelitian ini adalah wawancara
terhadap informan yang dibantu dengan pedoman interview berstandar dalam bentuk
pertanyaan open ended (terbuka).

Pada beberapa responden peneliti telah melakukan wawancara sejak pertemuan


pertama saat penelitian karena peneliti dan responden sudah saling mengenal dan
kontrak sudah dilakukan sejak studi pendahuluan. Setelah terlebih dahulu dilakukan
informed consent, dan pada beberapa responden yang lain pertemuan pertama
digunakan untuk membina hubungan saling percaya. Hal ini dilakukan dengan cara
melakukan perkenalan dengan suasana yang rileks, memberikan informed consent.

Tiap orang yang diseleksi untuk dilakukan wawancara, dengan mengajukan


pertanyaan yang sama pada tiap orang yang akan diwawancara. Metode wawancara
yang dilakukan adalah berstuktur (Moleong, 2000). Wawancara ini dimaksudkan untuk
mendapatkan keterangan (pandangan, kepercayaan, pengalaman dan pengetahuan)
secara lisan dari seseorang/informan tentang suatu hal (Notoadmodjo, 2002).

3.3.2 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan Data dimulai dengan penentuan informan sesuai dengan kriteria
sampel. Sebelum memulai wawancara peneliti menciptakan hubungan saling percaya
dengan informan. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan
maksud dan tujuan dari peneliti. Setelah calon informan memahami tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan dan informan tidak keberatan dengan pertanyaan yang
akan diajukan serta memahami hak-hak mereka sebagai informan. Kemudian penelitian
membuat kontrak untuk pertemuan pertama mengenai waktu dan tempat pelaksanaan
wawancara.

Tahap selanjutnya dilakukan wawancara untuk menggali informasi tentang


permasalaha penelitian. Wawancara dilakukan 2 kali selama 20-45 menit setiap kali
pertemuan. Waktu wawancara ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi informan pada
saat wawancara. Pada setiap akhir wawancara ditanyakan komentar informan tentang
proses wawancara, apa yang mereka rasakan tentang wawancara tersebut dan apa yang
dapat dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses wawancara.

Selama proses wawancara, selain menggunakan tape recorder peneliti juga


membuat catatan yang bertujuan untuk menuliskan keadaan atau situasi saat
berlangsungnya wawancara dan semua respon non verbal yang ditunjukkan oleh
informan. Hal ini juga dimaksudkan untuk membantu peneliti agar dapat merencanakan
pertanyaan baru berikutnya serta membantu untuk mencari pokok-pokok penting dalam
wawancara, sehingga akan mempermudah analisis. Setelah wawancara selesai, peneliti
dan informan membuat kontrak/janji untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
pertemuan berikutnya.

3.4 Analisa Data dan Uji Validitas


3.4.1 Teknik Analisa Data
Untuk analisis data yang telah diperoleh dari berbagai sumber maka data tersebut
diolah dengan langkah-langkah:

1. Data diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab masalah
penelitian
2. Data diolah sesuai masalah penelitian
3. Analisa data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana sebagai jawaban terhadap
masalah.
Metode analisis dalam penelitian kualitatif, penulisan deskriptif sebagaimana yang
dikemukakan Moleong (2000) mengikuti prosedur sebagai berikut: (1) Analisis
deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang relevan dengan tujuan, (2)
Penafsiran atas hasil deskriptif dengan berpedoman pada teori yang sesuai. Mengacu
pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul diolah
dan diinterpretasikan secara kualitatif dengan maksud menjawab masalah masalah
penelitian. Data tersebut ditafsirkan menjadi kategori-kategori yang menjadi bagian dari
teori atau mendukung teori yang diformulasikan secara deskriptif (Moleong, 2000).
3.4.2 Uji Validitas
Keabsahan hasil penelitian merupakan kredibilitas hasil riset dan kekuatan ilmiah
yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibahas dengan startegi yang
disusun untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas, untuk itu digunakan empat area
pengukuran yang spesifik yaitu: (1) Credibility (validitas internal); (2) Tranferabilitas
(validitas eksternal); (3) Dependability (ketergantungan); (4) Confirmability (netral)
(Lincolm dan Guba, dalam Brockop, D, et, All, 2000).

Secara operasional Credibility dapat dicapai dengan teknik member check yaitu
pada akhir wawancara setiap bahasan, peneliti mengulangi kembali garis besar hasil
wawancara baik secara lisan maupun laporan tertulis kepada responden. Hal ini
dimaksudkan agar penelitian yaitu sampai dimana hasil penelitian digunakan dalam
konteks tertentu. Apabila pembaca merasa ada keserasian dengan situasi yang
dihadapinya maka penelitian ini memiliki transferability. Dependability (derajat
ketergantungan) peneliti secara sesakma mengikuti semua session yang berkaitan
dengan interpretasi data. Semua catatan disimpan untuk rujukan selanjutnya dan refleksi
yang akan datang. Comfirmability dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan
pembimbing dan mengikuti secara terus-menerus semua hasil interpretasi yang
berhubungan dengan analisa data. Comfirmability merupakan tahap akhir dari proses
hasil penelitian. Comfirmability dapat dicapai apabila credibility, transferability, dan
dependability terpenuhi (Brockoop, D, et, All, 2000).

3.5 Penyajian Data


Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk narasi yaitu berupa deskriptif
persepsi masyarakat tentang peranan lemabaga keluarga terhadap perilaku anak. Dan
kerahasian informan dijamin dengan cara tidak menyebutkan identitas informan.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Dari hasil penelitian di Dusun Karang Anyar, RT 01 RW 04, Desa Cikampek


Selatan, Kec Cikampek, Kab Karawang telah terpengaruh dampak negatif dari
munculnya kenakalan remaja terhadap wulan. Sehingga wulan melakukan perilaku yang
menyimpang akibat dari pergaulannya tersebut.. pergaulan yang bebas yang tidak
terpantau oleh kedua orang tuanya. Hal ini dapat merusak masa depannya akibat
perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan aturan agama.

4.2 Peranan Lembaga Keagamaan

Peranan lembaga keagamaan terhadap wulan sepertinya tidak berdampak hasil


yang baik. Karena wulan tidak pernah mengikuti acara-acara yang diadakan oleh masjid
di lingkungan rumahnya. Sehingga pola perilakunya menjadi menyimpang yang tidak
sesuai dengan aturan agama, dan juga kurangnya didikan yang diberikan ole kedua
orangtuanya dan bisa dibilang tidak perduli terhadap anaknya. Sehingga wulan menjadi
wanita yang bebas. Hal ini sebenarnyab sudah terlihat semenjak wulan SMP, yang
berawal dari pergaulannya bersama teman temannya dan berdampak negatif terhadap
wulan sendiri. Sehingga hal ini terjadi terus menerus sampai wulan berada di bangku
SMA kelas 2. Semenjak masuk SMA, perilakunwulan menjadi lebih parah lagi, dia
sering tidak pernah pulang kerumah. Dia mnginap dikontrakan bersama temannya.

Seharusnya wulan ini harus dibekali ilmu agama sejak ini, maka dari itu peranan
orang tua disini jauh lebih penting untuk mengajarkan wulan tentang perilaku yang
berprilaku yang baik, dan tentang norma agama, agar tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan oleh keluarganya.
4.3 Perilaku Wulan

Sebelum wulan menjadi wanita yang bebas, dulu wulan adalah anak yang baik
yang tidak suka dengan dunia malam. Tapi semenjak masuk SMP, perilaku wulan
berubah menjadi 180 derajat dari yang bisa dibilang polos sekarang menjadi wanita
yang bebas, yang sering melakukan perilaku yang negatif, seperti nongkrong,keluar
malam,sering minum dan lain lain. Di lingkungan rumahnya,wulan ini sering menjadi
pembicaraan oleh tetangganya terutama oleh ibu ibu, karena gaya berpakaian dia saat
keluar rumah sering menggunakan baju seksi dan sering berdandan yang berlebihan.
Sehingga wulan ini sring dipandang wanita yang tidak baik, yang sering keluar malam
bersama lelaki lain.

Perubahan zaman membawa dampak bagi seluruh masyarakat. Dengan adanya


perubahan zaman, pola pikir manusia pun berubah. Perubahan ini terjadi karena adanya
Globalisasi. Akibanya membawa pengaruh terhadap moral anak remaja yang
mengalami perubahan. Banyak sekali perilaku perilaku menyimpang yang kian marak
yang terjadi. Penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan atau
dialami oleh anak remaja. Salah satunya yaitu wulan.

4.4 Pengaruh Peranan Lembaga Keagamaan Terhadap Perilaku Wulan

Sebagai suatu bentuk penyimpangan sosial, wulam membawa pengaruh yang


signifikat bagi keluarganya. Peranan lembaga keagamaan yang tidak berpengaruh
terhadap wulan sehingga sampai saat ini pola perilakunya masih menyimpang yang
tidak sesuai dengan norma agama. Hal ini disebabkan karena peranan orang tua yang
kurang membimbing wulan itu kurang.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Lembaga sosial menjadi pedoman bagi perilaku wulan memulai pencengahan serta
perbaikan terlebih dahulu dikarenakan lembaga keluarga mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap perilaku wulan,nampaknya perilaku wulan tidak mematuhi perintah
perintah untuk menjauhi hal hal yang negatif. Sehingga sikap wulan kurang melakukan
kegiatan kegiatan yang positif yang banyak dilakukan di lingkungan rumahnya.

5.2 Saran

Organisasi remaja harus lebih aktif dan selalu ikut dalam berbagai kegiatan positif
serta mengajak para remaja lainnya untuk bergabung dalam organisasi remaja agar tidak
terjerumus kedalam dosa. Wulan seharusnya di bina dan harus setiap hari diberi
bimbingan yang bermanfaatnagar dia tahu bahwa hidup didinuia hanya sementara, maka
dari itu seharusnya memperbanyak ibadah dan menjalankan syariat Allah serta menjauhi
larangannya. Karena wulan merupakan generasi penerus bangsa indonesia. Jika generasi
muda yang beriman maka negara ini akan damai, tentram dan makmur,namun
sebaliknya jika perilaku wulan tidak beriman maka akan banyak terjadi konflik. Maka
dari itu, wulan harus dibekali ilmu agama yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
http://sosiologiada.blogspot.co.id/2015/11/lembaga-keluarga.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
http://www.gurupendidikan.co.id/10-pengertian-keluarga-menurut-para-ahli-terlengkap/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai