Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
ABSTRAK
Batubara merupakan sumberdaya energi tak terbarukan yang telah menjadi sumber energi utama dan
paling penting di dunia. Sumberdaya batubara memainkan peran strategis dalam pembangunan
ekonomi dan sosial di berbagai negara industri. Dalam beberapa kasus, kegiatan pertambangan
sering terjadi serangkaian masalah lingkungan dan sosial ekonomi pada masyarakat di daerah sekitar
areal pertambangan. Hal ini telah menjadi hambatan bagi pembangunan berkelanjutan dan juga
bahaya tersembunyi yang utama terhadap keamanan ekologi lokal. Oleh karenanya, industri
pertambangan batubara harus memainkan peranan penting dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan. Sumberdaya sisa batubara yang didefinisikan sebagai kondisi terakhir sisa
sumberdaya dan cadangan batubara ketika perusahaan batubara ini sudah selesai umur tambangnya
atau habis masa kontrak perizinannya (sesuai izin Pemerintah). Untuk analisis tersebut digunakan
metode knowledge-driven berbasis metode GIS (Geographic Information System), faktor pembobotan
peta-peta/data spasial akan diintegrasikan melalui operasi penampalan data spasial (Overlaying
Operations) dan dengan metode AHP untuk optimasi potensi sumberdaya sisa batubara dan
penentuan optimasi pemanfaatan/ kesesuaian lahan paska tambang. Salah satu perusahaan PKP2B
(Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara) di Provinsi Kalimantan Selatan adalah PT
Borneo Indobara (PT BIB) menjadi obyek lokasi penelitian dan sudah pada tahap operasi produksi
sesuai jangka waktu umur tambang. Hasil analisis perusahaan ini, secara geologi di dominasi oleh
formasi pembawa batubara (Coal Bearing Formation) yang memungkinkan terdapatnya potensi
sumberdaya sisa batubara setelah umur tambang. Hasil berikutnya menunjukan bahwa perkebunan
tanaman kelapa sawit menjadi optimasi pemanfaatan dan kesesuaian lahan PT BIB.
256
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan ditunjukan pada gambar
mempunyai ketinggian kurang dari 100 berikut ini.
meter di atas permukaan laut (dpl).
Beberapa penelitian terdahulu (diolah dari
Kemiringan lahan di wilayah ini
dokumen Studi Kelayakan PKP2B, lihat
dikelompokkan dalam kelas datar, landai,
gambar 2) menjelaskan urutan
agak curam, curam dan sangat curam. Areal
sedimentologi dan lingkungan pengendapan.
yang datar (0 - 8 %) meliputi areal seluas
Pengendapan batuan sedimen dimulai pada
9.154,27 Km2 atau 24,39%,. Daerah landai
Kala Eosen secara tidak selaras menindih
(8 - 15 %) meliputi areal seluas ± 6.462,50
alas batuan Cekungan Kutai dan Cekungan
Km2 atau 17,22%. Daerah agak curam (15 -
Barito berumur Pra-Tersier. Batuan sedimen
25%) meliputi areal seluas ± 17.424,72 Km2
yang tertua pada cekungan ini adalah
atau ± 46.43%. Daerah curam (25 - 40%)
batuan dari Formasi Tanjung. Secara lebih
meliputi areal seluas ± 881,53 Km2 atau
detail ditunjukan pada kolom stratigrafi
2,35 %. Daerah sangat curam (> 40 %)
pada Gambar 4.
meliputi areal seluas ± 3.607,50 Km2 atau
9,61%.
III. SAMPEL DAN METODE
Tektonik PENELITIAN
Ada beberapa perusahaan pertambangan
Penelitian terdahulu diantaranya Hutchison,
batubara/PKP2B yang masih aktif berada di
1991 (dalam Satyana, 2010) dan Darlan et al.
Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sekitar 14
(1999) Indikasi struktur geologi didaerah
perusahaan, tetapi yang menjadi objek pada
pesisir Tanah Laut dan Kotabaru sedikit
penelitian ini adalah PKP2B PT Borneo
sekali tersingkap kepermukaan. Indikasi
Indobara. Secara administratif wilayah
struktur perlipatan yang secara umum
perjanjian kerja PT. BORNEO INDOBARA
mempunyai pola arah sumbu lipatan barat
Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
daya-timur laut dapat dijumpai dengan
Kalimantan Selatan. (Gambar 3). Luas
tersingkapnya endapan tua seperti Formasi
wilayah perjanjian kerja PT. Borneo
Tanjung di lokasi Batulicin. Selain itu
Indobara adalah 24.100 Hektar, dengan
kemiringan lapisan batuan juga
Kode Wilayah (KW) 99 PB0 339.
menunjukkan adanya struktur lipatan dan
sesar. Struktur geologi lainnya yang Pemodelan Metoda GIS
tersingkap di sekitar Batulicin berupa
Kegiatan pemodelan prospektif mineral
lipatan seret (drag-fold). Struktur ini adalah
maupun batubara berusaha untuk
sebagai indikasi adanya struktur lipatan dan
menggambarkan daerah yang mungkin
sesar naik (Gambar 3.).
menjadi tempat sumber utama pada zona
Stratigrafi terbentuknya endapan. Hal ini dicapai
melalui proses mendefinisikan kriteria
Daerah penelitian telah dipetakan oleh
pembuktian, membuat peta kriteria
penyelidik sebelumnya yang termasuk pada
pembuktian ini ("peta prediktor") dan
Peta Geologi Lembar Banjarmasin, sekala
pembobotan dengan menggabungkan peta
1:250.000 (Sikumbang et al., 1994) dan Peta
ini untuk menghasilkan peta prospektivitas
Geologi Lembar Kotabaru, sekala 1:250.000
akhir. Dari Interpretasi peta prospek ini
(Rustandi et al., 1995). Secara regional
dapat digunakan untuk menghasilkan
daerah penelitian termasuk bagian dari
target/ sasaran tempat untuk dilakukan
Cekungan Kutai dan Cekungan Barito.
kegiatan eksplorasi (Bonham-Carter, 1994
Gambaran geologi regional Provinsi
dan Harris, 2006).
257
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
258
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Value) yang nantinya akan digunakan untuk kelapa sawit (Gambar 8). Hal ini sesuai
menghitung potensi batubara, dengan dengan kebutuhan dan mendorong tingkat
persamaan berikut perekonomian di Kabupaten Tanah Bumbu
yang memang telah tersedia pabrik
PSB=(FB*0,48)+(JS*0,22)+(KL*0,17)+(KT*0,13)
pengolahanan Kelapa sawit.
PSB= 1,023 + 0,989 + 1,318 + 1,758 = 5,067
VI. KESIMPULAN
λmax = 4,047 CI = 0,016 CR = 0,018
Kesimpulan yang didapatkan dari beberapa
Nilai CR didapatkan dari CI/RI (RI didapatkan analisis yang telah dilakukan, PT BIB
dari tabel 2/nilai random indeks dengan n=4) mempunyai area potensial sumberdaya sisa
batubara yang cukup luas yaitu sekitar 96 %
Jadi karena nilai CR dibawah/kurang dari 0,1
(23.243,23 ha, Gb. 7) sehingga untuk
yaitu 0,018, menunjukkan bahwa nilai CR
pencapaian sustainable mining setelah
tersebut konsisten dan dapat diterima.
lifetime tambang masih memungkinkan.
Area potensial umumnya pada formasi
V. DISKUSI
Warukin, Dahor, Tanjung dan Aluvial. Lahan
Hasil yang ditunjukan dari beberapa analisis infrastruktur belum merupakan area
telah menggabarkan bahwa potensi pengganggu. Berdasarkan kriteria lahan dari
sumberdaya sisa batubara di PT BIB masih referensi terkait, eksisting peruntukan
cukup besar. Jika dilihat dari umur tambang lahan di area dan sekitar pertambangan,
yang masih 22 tahun maka dengan maka optimasi lahan yang dianjurkan
kapasitas produksi sesuai dokumen Studi (sesuai tujuan sustainable development)
Kelayakan dan Amdal yang disetujui sebesar adalah kawasan perkebunan kelapa sawit
13 ribu ton batubara maka masih punya dan sedikit area konservasi di utara konsesi
peluang untuk sustainable mining PKP2B PT BIB.
(pertambangan yang berkelanjutan) tetapi
tentunya tergantung permintaan pasar dan VII. ACKNOWLEDGEMENT
harga yang menguntungkan/ekonomis.
Ucapan terimakasih kepada pihak PKP2B PT
Berdasarkan dengan analisis pemodelan GIS BIB yang telah memberikan data yang
untuk optimasi kesesuaian lahan (juga diperlukan selama penelitian ini, juga
berdasarkan kriteria arahan dari UU No. ditujukan kepada pihak-pihak yang
26/2007) penelitian ini mengusulkan bahwa membantu (terutama penyediaan data dan
jika selesai paska tambang PT BIB pembuatan database) dari pihak instansi
diharapkan untuk mengembalikan pada pemerintah (Ditjen Minerba) maupun
fungsi semula yaitu areal perkebunan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Agterberg, F.P., Bonham-Carter, G.F., Wright, D.F., 1990. Statistical pattern integration for mineral
exploration. In: Gaal, Gabor, Merriam, Daniel F. (Eds.), Computer Application sin Resource Estimation
Prediction and Assessment for Metals and Petroleum. Pergamon Press, Oxford.
Australasian Code, 2004 (revised 2009), The Joint Ore Reserves Committee of (JORC), The
Australasian Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientists and Minerals
Councilon of Australia.
Barbara, R. B., 2008., Some problems of sustainable management of mineral resources in Poland,
Estonian. Journal of Earth Sciences, vol. 57 2, p.75-79.
260
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Bonham-Carter, G.F., 1994. Geographic Information System For Geoscientis (Modelling with GIS),
first ed. Pergamon, New York. Ontario, p.329
Brundtland, 1987. Our Common Future, World Commission on the Environment and Development.
Carranza, E. J. M., 2009. Geochemical Anomaly and Mineral Prospectivity Mapping in GIS. Handbook
if Exploration and Environmental Geochemistry; Vol 11. Elsevier, UK, 351 p.
Craynon, J. R., 2011. Approaches And Barriers To Incorporating Sustainable Development Into Coal
Mine Design, Doctoral Dessertation at the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State
University.
De Carvalho, J. J. A., Koppe J.C., and Costa, J. F. C. L., 2012. A case study application of linear
programming and simulation to mine planning. The Journal of The Southern African Institute of
Mining and Metallurgy, Vol. 112.
Friedrich, W. and Becker-Platen, J. D., 2007. Global Nonfuel Mineral Resources and Sustainability,
Proceedings for a Workshop on Deposit Modeling, Mineral Resource Assessment, and Their Role in
Sustainable Development, Circular 1294, p. 1-16.
Hunt, J.W., 1988. Sedimentation rates and coal formation in the Permian basins of eastern Australia.
Australian Journal of Earth Sciences 35, 259–274.
Isnain, Z. and Juhari M. A., 2013, Integrated Remote Sensing and GIS based approach for Mapping
the Groundwater Potential in Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, EJDG, Vol. 18 [2013], Bund. Q
José A. B, Ronald R. G. and Martin L. S., 2011. A Methodological model to Assist in the Optimization
and Risk Management of Mining Investment Decisions, Dyna, year 78, No. 170, pp. 221-226.
Kementerian ESDM, 2009, Undang-undang No. 4 /2009 Tentang Mineral dan Batubara.
Kementerian ESDM, 2006, Perpres No. 5 /2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional.
Liu H., Changxie, Y. E.; QI Xin, 2012. Study on Developing Coal Resource with the Social-Economic
Influence in Erdos City. Cross-Cultural Communication, Vol. 8, No. 6, pp. 112-117.
Partington, G. A., 2009, Commercial Application of Spatial Data Modelling with Examples from North
Queensland, AIG Northern Queensland Exploration and Mining Conference 2009, Townsville,
Australia, 3-8 June.
Rohrbacher, T. J., James A. L., Osmonson, L. M., and Carter, M. D., 2009. Coal Resource Availability,
Recoverability, and Economic Evaluations in the United States—A Summary. The National Coal
Resource Assessment Overview (USGS Report).
Rustandi E., Nila E.S., Sanyoto P., dan Margono U., 1995. Peta Geologi Lembar Kotabaru 1812,
Kalimantan, sekala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.
Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, Resource Allocation.,
McGraw-Hill, New York.
Setiabudi, B. T. dan Hutamadi, R., 2003. Kebijakan Konservasi Bahan Galian Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Mineral Di Indonesia. Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Mineral – DIM,
p. 1-10.
Sikumbang N. dan Heryanto R., 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin 1712, Kalimantan, sekala
1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung.
Sharma, P. D., 2009. Bringing Sustainability in Coal Mining Operations is need-of-the-hour.
261
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Schmitt, E., 2010, Weights of Evidence Mineral Prospectivity Modelling with ArcGIS. EOSC 448
Directed Studies, Dec. 2010.
Shields, D. J., 2007. The Contributions of Geologic Information to Economic, Social, and
Environmental Sustainability, Proceedings for a Workshop on Deposit Modeling, Mineral Resource
Assessment, and Their Role in Sustainable Development. Circular 1294, p. 17-18.
Standar Nasional Indonesia (SNI), 2011. Pedoman Pelaporan, Sumberdaya dan Cadangan Batubara.
Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2011.
Sutcu, E., 2012, Use of GIS to discover potential coalfields in Yatagan–Milas area in Turkey,
International Journal of Coal Geology, 98 (2012) 95–109.
Suyartono, 2004. Good Mining Practice: Konsep tentang Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan
Benar. Cetakan ke 2, Studi Nusa, Semarang.
Wang L. P., 2008. Countermeasures Study on the Sustainable Development of Coal Industry in China.
International Journal of Business and Management vol. 3, No. 6.
Wang X. and ZHANG G., 2008. Study on the Sustainable Development of Henan Coal Industry under
the Guide of Circular Economy, International Journal of Business and Management. vol. 3, No. 6.
Watson, D. W., 2002. GIS Assessment of Remaining Coal Resources with High Market Potential,
Conference Proceeding ESRI, San Diego, CA.
Westman, E. C., 1999. A Characterization and Determination of the Coal Reserves and Resources of
Southwest Virginia, Doctoral Theses at the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State
University.
Zhen W., Yuanyuan, L., Yan Xu, 2008. The Problems in Sustainable Development of Resource
Orientated City and Countermeasures, International Journal of Business and Management. Vol. 3, No.
6, June.
Yudi D., Rina Z., Catur P., Rini S., Agus S. dan Achmad M., 1999. Studi Regional Cekungan Batubara
Wilayah Pesisir Tanah Laut – Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan DIK-
S Bataubara, DSM, 1999.
Yufen H., Yunxia W., Sumei Z., and Lihong C., 2013. Integrated Evaluation of Ecological Sustainability
of a Mining Area in the Western Region of China. International Journal of Environmental Science and
Development. Vol. 4, No. 2, April.
_________, 2014. Dokumen Kegiatan Tahunan (RKAB dan RKTTL) perusahaan PKP2B di Prov.
Kalimantan Selatan, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, KESDM
www.prov.kalsel.go.id
www.badangeologi.go.id
TABEL
Tabel 1. Nilai Random Index (RI), (Saaty, 1980)
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 0,46 1,49
262
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Tabel 2. Kriteria nilai optimal untuk pemilihan empat alternatif penggunaan lahan
(Adaptasi dari UU no. 26/tahun 2007 tentang Perencanaan Tata Ruang Kabupaten)
263
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR
Gambar 1. Stratigrafi Cekungan Kalsel (Modifikasi dari kumbang et al., 1994 dan Rustandi et al.,
1995)
264
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 4. Peta Struktur Geologi yang menunjukkan Jarak dari sesar/lipatan di lokasi PT BIB
265
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
266
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
267