BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut UU NO. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
2. Penuaan
Penuaan adalah suatu proses menghilangnya perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahap terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita (Maryam, 2008).
B. Teori Medis
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop electron (Mansjoer, 2007).
6
2. Anatomi Fisiologi
d) Glukogen Molekul
Glukogen adalah polipeptida rantai lurus yang mengandung residu
asam amino dan memiliki glukogen merupakan hasil dari sel-sel
alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologi meningkatkan
kadar glukosa darah.
Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukogen dan
polipeptida pankreas dan mungkin bekerja di dalam pulau-pulau
pankreas.
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear
yang dibentuk oleh sel pulau langerhans.
e. Fisiologi
1) Fungsi eksokrin pankreas: Getah pankreas mengandung enzim-
enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama, protein,
karbohidrat dan lemak. la juga mengandung ion bikarbonat dalam
jumlah besar, yang memegang peranan penting dalam menetralkan
timus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kamotripsin, karboksi,
peptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim pertama
memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang
dicernakan, sedangkan nuclease memecahkan kedua jenis asam
nukleat, asam ribonukleat dan deoksinukleat. Enzim pencernaan
untuk karbohidrat adalah amylase pankreas, yang menghidrolisis
pati, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa
untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk
pencernaan lemak adalah lipase pankreas yang menghidrolisis
lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan kolesterol esterase
yang menyebabkan hidrolisis esterester kolesterol.
2) Pancreatic juice Sodium bicarboinat memberikan sedikit pH alkalin
(7,1 - 8,2) pada pancreatic juice sehingga menghentikan gerak
9
Faktor-faktor resiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
glukoneogenesis hiperglikemia
12
Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injury
Keluhan lain:
a. Gangguan saraf tepi / Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di
waktu malam, sehingga mengganggu tidur. Gangguan penglihatan Pada
fase awal penyakit Diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar
ia tetap dapat melihat dengan baik.
b. Gatal / Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini
dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau
tertusuk peniti.
c. Gangguan Ereksi
14
C. Teori Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Data Fokus
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit DM seperti klien
19
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
ditandai dengan turgor kulit buruk, takikardi, pengisian kapiler lambat
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme
protein, lemak ditandai dengan tonus otot lemah, penurunan berat
badan
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik ditandai dengan ketidakmampuan melakukan rutinitas
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
21
3. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
1. Kekurangan volume cairan berhubungan - Pantau tanda-tanda vital. - Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi
dengan diuresis osmotic ditandai dengan dan takikardia.
- Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor
- Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau
turgor kulit buruk, takikardi, pengisian
kulit, dan membran mukosa.
volume sirkulasi yang adekuat.
kapiler lambat - Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit.
- Demam, menggigil, dan diaferesis merupakan hal
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan umum terjadi pada proses infeksi. Demam dengan
selama 3 x 24 jam, kebutuhan cairan atau kulit yang kemerahan, kering, mungkin gambaran
- Pantau masukan dan keluaran, catat berat
hidrasi pasien terpenuhi dari dehidrasi.
jenis urine.
Kriteria Hasil - Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
- Timbang berat badan setiap hari. pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi
dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
yang diberikan.
perifer dapat diraba, turgor kulit dan - Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status
pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat - Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya
secara individu dan kadar elektrolit dalam indikasi dalam memberikan cairan pengganti.
- Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat
batas normal.
kekurangan cairan dan respons pasien
2 Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan - Timbang berat badan setiap hari atau sesuai - Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
berhubungan dengan penurunan masukan indikasi. (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
- Identifikasi makanan yang - Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan
oral, anoreksia, mual, peningkatan
disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat
metabolisme protein, lemak ditandai
etnik/kultural. diupayakan setelah pulang.
dengan tonus otot lemah, penurunan berat
- Libatkan keluarga pasien pada perencanaan - Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan
badan
makan sesuai indikasi. informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi
Tujuan
22
3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan - Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan - Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
penurunan produksi energi metabolic aktivitas. meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien
ditandai dengan ketidakmampuan mungkin sangat lemah.
- Berikan aktivitas alternatif dengan periode - Mencegah kelelahan yang berlebihan.
melakukan rutinitas
Tujuan : istirahat yang cukup.
- Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat
Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan
ditoleransi secara fisiologis
selama 3 x 24 jam, pasien dapat tekanan darah sebelum/sesudah melakukan
melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat aktivitas.
- Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang
- Tingkatkan partisipasi pasien dalam
kemampuannya secara optimal
positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi.
Kriteria Hasil: melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
Mengungkapkan peningkatan tingkat
toleransi.
energi.
Menunjukkan perbaikan kemampuan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas
23
yang diinginkan.
4 Gangguan integritas kulit berhubungan - Observasi tanda-tanda infeksi dan - Pasien masuk mungkin dengan infeksi yang biasanya
dengan perubahan status metabolik peradangan seperti demam, kemerahan, telah mencetus keadaan ketosidosis atau dapat
(neuropati perifer) adanya pus pada luka , sputum purulen, urin mengalami infeksi nosokomial.
Tujuan :
warna keruh dan berkabut.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Mencegah timbulnya infeksi nosokomial.
- Tingkatkan upaya pencegahan dengan
selama 3 x 24 jam angguan integritas
melakukan cuci tangan yang baik, setiap
kulit dapat berkurang atau menunjukkan
kontak pada semua barang yang
penyembuhan.
berhubungan dengan pasien termasuk pasien - Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi
Kriteria Hasil
Kondisi luka menunjukkan adanya nya sendiri. media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
- Pertahankan teknik aseptik pada prosedur
perbaikan jaringan dan tidak
- Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan
invasif (seperti pemasangan infus, kateter
terinfeksi
pasien pada penigkatan risiko terjadinya kerusakan
folley, dsb).
- Berikan perawatan kulit dengan teratur dan pada kulit / iritasi dan infeksi.
sungguh-sungguh. Masase daerah tulang
- Memberikan kemudahan bagi paru untuk
yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen
berkembang, menurunkan terjadinya risiko
kering dantetap kencang (tidak berkerut).
hipoventilasi.
- Posisikan pasien pada posisi semi fowler.