KATARAK
Disusun oleh :
Kharisma Rosalia Apsari
(1302067)
(1302011)
(1302125)
(1302057)
Natalia R. Walakutty
(1302089)
(1302006)
(1302124)
Setia Wati
(1302113)
(1302071)
(1302139)
(1302131)
Margareta Bungawati
(1302079)
(1302142)
A. DEFINISI
Katarak berasal dari kata yunani Katarrhakies, Inggris cataract, dan
Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut
bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang
keruh.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau
akibat kedua duanya yang disebabkan oleh berbagai keadaan.
( Prof. dr. H. Sidarta I, SpM; Ilmu Penyakit Mata; 2004; hal
200 )
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan
tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak
bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh, cahaya sulit
mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada
retina.
(
www.
c. Iris
Membrane sirkuler berwarna
Dibelakang kornea dan didepan lensa
Bagian tengah berlubang
d. Lensa
Lunak, bening, dan bentuknya bikonveks
Tersusun dari sel sel epitel dibungkus oleh membrane elastis
Didepan badan kaca, dibelakang iris
e. Orbita : ruangan tempat bola mata dan penyokong
Atap orbita
: Os Frontalis
Dinding lateral
: Os Zygomaticum
Dasar obita
: Os Zygomaticum, Os Maxillaris
Dinding Medial
: Os Lacramalis, Os. Ethmldalis, Os.
Palatina
f. Aparatus
mata
Panctum lakrimalis, canaliculi lakrimalis dan sacus lakrimalis
serta duktus
air mata
g. Kelopak Mata
Terdiri dari kelopak atas dan bawah, berfungsi untuk melindungi
mata secara mekanik.
C. EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO:
Negara berkembang 1-3% penduduk mengalami kebutaan, 50%
mengalami katarak. Negara maju perbandinagannya 1,2% penyebab
kebutaan adalah kanker.
Menurut Departemen RI:
Faktor keturunan
Cacat bawaan
Masalah kesehatan, misal : diabetes
Penggunaan obat tertentu khususnya steroid.
Trauma ( kecelakaan )
( www. Jakarta_Eye center. Com )
E. KLASIFIKASI
Macam Macam Katarak :
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada
saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu
bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh
ibu
yang
menderita
Rubella,
Diabetes
Melitus,
c. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan
berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh
seluruhnya
sehingga
semua
sinar
yang
masuk
pupil
3. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari
penyakit lain.
Penyebab katarak jenis ini adalah:
Gangguan
okuler,
karena
retinitis
pigmentosa,
F. MANIFESTASI KLINIS
G.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata snelen atau mesin telebinokular
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa akueus atau
vitreus humor, kesehatan refraksi, atau penglihatan ke retina atau
jalan optik
2. Lapang penglihatan
Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada
hipofisis atau otak, karotis atau patologis arteri serebral
3. Pengukuran tonografi
Mengkaji TIO ( normal 12 25 mmHg )
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
Mengkaji instruktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic,
papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme. Dilatasi dan
pemriksaan belahan lampu memastikan diagnosa katarak.
( Rencana Asuhan Keperawatan. Doenges. Edisi 3 EGC, Jakarta ;
2000 Hal 413 )
H. PENATALAKSANAAN
struktur
penyokong
untuk
penanaman
lensa
insisi
Endoftalmitis, jarang terjadi
Astigmatisme pasca operasi
Edema mokular sistoid
Ablasio retina
( James / Chew / Brown ortamologi tahun 2005, hal 71 - 82 )
J.
PENCEGAHAN
K. PROGNOSIS
Baik dengan lebih 95% pasien mengalami perbaiakan visual setelah
dilakukan operasi. Prognosis visual pada anak yang mengalami
katarak dan operasi tidak sebaik pada pasien yang berhubungan
dengan umur, prognosis untuk perbaikan visual yang paling buruk
adalah katarak kongenital.
L. ISUE LEGAL ETIK
1. Otonomi
Melibatkan pasien dalam membuat keputusan yan g berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
2. Beneficienci
Prinsip untuk melakukan yang terbaik dan tidak merugikan pada
pasien.
3. Justice
Prinsip untuk berlaku umtuk semua individu yang berhak
mendapatkan tindakan yang sama.
4. Non-malaficience
Hindari tindakan yang membahayakan.
5. Moral right
M. ADVOKASI
Perawat memberikan bantuan pada pasien atas keputusan pasien yang
dibuat, memberi bantuan mengandung pasien:
1. Peran aksi
Perawat memberikan keyakinan pada pasien bahwa mempunyai
tanggung jawab peran dalam menentukan pilihan.
2. Peran non-aksi
Pihak advokasi tidak mempengaruhi keputusan klien.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama
:BP.S
Umur
:60 Tahun
Jenis kelamin
:Laki-laki
Tanggal masuk rs :
II.
RIWAYAT KESEHATAN
A. KESEHATAN PASIEN
1. Keluahan utama
: Mengalanmi gangguan
pada mata.
2. Keluhan tambahan
:Gatal pada
:Tidak terkaji
:Tidak ada masalah
:sulit melihat, berkabut.
: Tidak terkaji
:Ingin cepat sembuh.
: Tidak terkaji
: Tidak terkaji
: Tidak terkaji
:Terlihat cemas memikirkan
keadaannya.
Pola peran hubungan
Pola nilai keyakinan`
: Tidak terkaji
: Tidak terkaji.
DIAGNOS KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kekeruhan mata.
2. Cemas berhubungan dengan tindakan operatif
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efeksamping pembedahan
INTERVENSI
1. DIAGNOSA 1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
kekeruhan mata
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam, di
harapkan ganguan persepsi sensori klien dapat teratasi dengan
kriteria :
INTERVENSI:
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta I, SpM,, FKUI Edisi Ketiga,
Jakarta; 2004.
ce James, Chris Chew, Anthony Bron. Edisi kesembilan,Erlangga,
Jakarta; 2003.
Askep Klien Gangguan Mata. Ns. Indriana N, Istiqomah, S. Kep. EGC
Jakarta ; 2004.
Rencana Asuhan Keperawatan. Marilynn E. Doenges. Edisi 3 EGC,
Jakarta ; 2000.