Anda di halaman 1dari 11

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Tekanan


Tekanan (pressure) dinyatakan sebagai gaya yang bekerja persatuan luas atau gaya yang
diberikan oleh fluida pada tempat yang mewadahinya. Tekanan identik dengan tegangan
tegangan (stress), dan pada umumnya tekanan dapat dianggap sebagai sejenis tegangan juga.
Tekanan dapat dihasilkan oleh gas, cairan, atau benda-benda padat.
Tekanan mutlak (absolute pressure) adalah nilai mutlak tekanan yang bekerja pada wadah
tersebut atau tekanan total yang dihasilkan oleh medium. Tekanan relatif atau tekanan
pengukuran (gage pressure) adalah selisih antara tekanan mutlak dan tekanan atmosfir.
Tekanan vakum atau hampa (vacuum) menunjukkan seberapa lebih tekanan atmosfir dari
tekanan mutlak.

Gambar 1. Jenis-Jenis Tekanan


Tekanan terukur adalah suatu tipe khusus dari tekanan diferensial yang dinyatakan sebagai
berikut :
Pg = Pa - Ps
Dimana :
Pg = tekanan terukur
Pa = tekanan absolut, dan
Ps = tekanan atmosfer
Suatu ruang hampa di lain pihak didefinisikan sebagai ruangan gas yang tekanannya
kurang dari tekanan atmosfer. Tekanan dalam ruangan hampa ini merupakan sejenis tekanan
diferensial : V = Ps - Pa
Satuan dasar dari tekanan dalam cgs adalah dyne/cm2. Satuan standar SI untuk tekanan
adalah Newton per meter persegi (N/m2) atau pascal (Pa) (Nurfatimah, Dwi, et all. 2013).
2.2 Prinsip Pengukuran Tekanan
2.2.1 Bar dan Pascal
Sampai pengenalan unit SI, yang 'bar' cukup umum. Bar setara dengan 100.000 N / m²,
yang merupakan satuan SI untuk pengukuran. Untuk menyederhanakan unit, N / m² diadopsi
dengan nama Pascal, disingkat Tekanan Pa cukup sering diukur dalam kilopascal (kPa), yang
adalah 1000 pascal dan setara dengan 0.145psi.
2.2.2 Absolute, Gauge dan Tekanan Diferensial
Pascal adalah sarana mengukur kuantitas tekanan. Bila tekanan diukur dalam referensi ke
sebuah vakum mutlak (tidak ada kondisi atmosfer), maka hasilnya akan berada dalam Pascal
(Mutlak). Namun ketika tekanan diukur relatif terhadap tekanan atmosfer, maka hasilnya akan
disebut Pascal (Gauge). Jika gauge digunakan untuk mengukur perbedaan antara dua tekanan,
itu kemudian menjadi Pascal (Differential).
Untuk menentukan diferensial dalam inci vakum merkuri kalikan psi oleh 2,036. Konversi
lainnya yang umum adalah 1 bar = 14,7 psi (Bagaskara, 2010).
Tabel 1. Faktor Konversi

2.3 Sumber Tekanan


2.3.1 Tekanan Statis
Dalam atmosfer pada titik tertentu, tekanan statis yang diberikan sama ke segala arah.
tekanan statis adalah hasil dari berat semua molekul udara di atas titik yang menekan
tekanan statis tidak melibatkan gerakan relatif udara (Bagaskara, 2010).
Gambar 2. Tekanan Statis
2.3.2 Tekanan Dinamis
Cukup sederhana jika dilakukan yaitu memegang tangan berada di angin yang kuat
atau keluar dari jendela mobil yang bergerak, maka tekanan angin ekstra dirasakan
karena udara mempengaruhi tangan.
Tekanan dinamis terjadi karena gerakan relative yaitu jika sebuah benda bergerak
melalui udara, atau udara mengalir melewati tubuh. Tekanan dinamik tergantung pada
dua factor :
a. Kecepatan tubuh relatif terhadap flowstream tersebut
Semakin cepat bergerak mobil atau semakin kuat angin bertiup, maka tekanan kuat
dinamis semakin terasa di tangan. Hal ini karena jumlah yang lebih besar dari molekul
udara yang berdampak pada itu per detik.

Gambar 3. Tekanan Akibat Kecepatan Tubuh Relatif


b. Kepadatan udara
Jika laju aliran adalah sama, dan udara kurang padat, maka akan ada kekuatan kurang
dan akibatnya tekanan dinamis yang lebih rendah (Dwi Satya Palupi, dkk.2009).
2.4 Alat Pengukur Tekanan
1. Manometer
Bentuk paling sederhana dari manometer adalah dari sebuah tabung berbentuk U
diisi dengan cairan. Tekanan yang akan diukur diterapkan ke ujung terbuka tabung. Jika
ada perbedaan tekanan, maka ketinggian cairan pada dua sisi tabung akan berbeda.
Perbedaan ketinggian adalah tekanan proses dalam mm air (atau mm merkuri). Konversi
menjadi kPa cukup sederhana :
untuk air, Pa = 9,807 x mm H2O
untuk merkuri, Pa = 133,3 mm Hg
Jenis pengukuran tekanan terutama digunakan untuk cek spot atau untuk kalibrasi,
pengukuran kisaran rendah, pengukuran yang lebih tinggi membutuhkan merkuri. Merkuri
merupakan racun dan karena itu dianggap agak berbahaya.

Gambar 4. Manometer U
Keuntungan
a. Operasi dan konstruksi sederhana
b. Murah
Kekurangan
a. Kisaran tekanan rendah (air)
b. Kisaran tekanan tinggi membutuhkan merkuri
c. Bacaan dilokalisasi
2. C-Bourdon Tube
Tabung Bourdon bekerja pada prinsip sederhana bahwa tabung bengkok akan
berubah bentuknya saat terkena variasi tekanan internal dan eksternal. Sebagai tekanan
diterapkan secara internal, meluruskan tabung dan kembali ke bentuk aslinya ketika
tekanan dilepaskan.
Ujung tabung bergerak dengan perubahan tekanan internal dan mudah dikonversi
dengan pointer ke skala. Link konektor digunakan untuk mentransfer gerakan ujung ke
sektor gerakan diarahkan. pointer ini diputar melalui pinion bergigi oleh sektor diarahkan
Jenis gauge mungkin memerlukan pemasangan vertikal (orientasi tergantung)
untuk hasil yang benar. Unsur ini tunduk pada shock dan getaran, yang juga karena massa
tabung. Karena ini dan jumlah gerakan dengan jenis penginderaan, mereka rentan terhadap
kerusakan, terutama di dasar tabung.
Keuntungan :
a. Murah
b. Wide Jarak operasi
c. Cepat tanggap
d. Baik sensitivitas
e. Pengukuran tekanan langsung
Kekurangan :
a. Terutama dimaksudkan untuk indikasi hanya
b. Non transduser linier, linearised oleh mekanisme gear
c. Histeresis pada bersepeda
d. Sensitif terhadap variasi suhu
e. Terbatas hidup ketika subjek shock dan getaran
Perangkat ini harus digunakan di udara jika dikalibrasi untuk udara, dan dalam
bentuk cair jika dikalibrasi untuk cairan. Perawatan khusus yang diperlukan untuk aplikasi
cair pada perdarahan udara dari garis cair.

Gambar 5. C-Bourdon Tube


Jenis pengukuran tekanan terbatas pada aplikasi di mana ada masukan shock
(gelombang tiba-tiba tekanan), dan dalam proses bergerak cepat. Jika aplikasi untuk
penggunaan oksigen, maka perangkat tidak dapat dikalibrasi dengan menggunakan
minyak. rentang yang lebih rendah biasanya dikalibrasi di udara. rentang yang lebih tinggi,
biasanya 1000kPa, yang dikalibrasi dengan tester bobot mati (minyak hidrolik).
2.5 Kesalahan Dalam Pengukuran Tekanan
Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dari suatu
pekerjaan pengukuran yang di lakukan oleh seseorang pengamat. Dalam pengukuran besaran
fisis menggunakan alat ukur atau instrumen tidak akan mungkin didapat suatu nilai yang benar
tepat, namun selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan- kesalahn
dalam pengukuran.
2.5.1 Macam – Macam Kesalahan Dalam Pengukuran
Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Kesalahan serius (Gross error)
Kesalahan yang disebabkan oleh peralatan atau instrumen serta kesalahan yang dibuat
oleh si pengamat. Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran
harus diulangi.
a) Kesalahan alat
 Kesalahan nol (zero error) akibat tidak berhimpitnya titik nol jarum penunjuk.
 Kelelahan (fatigue) alat karena misalnya pegas yang dipakai telah lembek.
 Gesekan antar bagian yang bergerak.
 Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alat
dibuat. Bisa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku
(standar).
 Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, yaitu pada kondisi
suhu, tekanan atau kelembaban yang berbeda. Itulah sebabnya perlu dicatat nilai
variable atau kondisi lingkungan saat eksperimen dilakukan, misalnya suhu dan
tekanan udara di laboratorium.
b) Kesalahan pengamat
 Kesalahan parallax yaitu kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak
tepat tegak lurus diatas jarum.
 Kesalahan interpolasi yaitu salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis
skala terdekat.
 Penguasaan prosedur dan ketangkasan penggunaan alat. Beberapa peralatan
membutuhkan prosedur yang rumit, misalnya osiloskop, yang membutuhkan
ketrampilan pemakaian yang cukup.
 Sikap pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat. Dapat dihindari
dengan sikap pengamatan yang baik, memahami sumber kesalahan dan berlatih
sesering mungkin
b. Kesalahan acak (Random error )
Kesalahan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak menentu menyebabkan
hasil dari suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara
individual berada di sekitar harga rata-rata. Sumber kesalahan ini berasal dari luar sistem
dan tidak dapat di kuasai sepenuhnya, yaitu antara lain :
a) Gerak brown molekul udara yang dapat mempengaruhi penunjukkan alat-alat halus.
b) Fluktuasi tegangan listrik yang tak teratur yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran
dengan alat-alat ukur listrik.
c) Landasan (meja, lantai, atau dudukan lain) alat yang bergetar akibat lalu lintas atau
sumber lain.
d) Noise atau bising pada rangkaian elektronika.
e) Latar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah radioaktif.
Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan
kehati-hatian dan konsentrasi.
c. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal
ini dapat diatasi dengan:
 Standarisasi prosedur
 Standarisasi bahan
2.5.2 Faktor Sumber Kesalahan
1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur.Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh ukuran
kualitas yang homogen
b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar
2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
Perbedaan dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu
obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek dapat
diprediksikan.
3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur yang terkontrol
dan telah terkalibrasi.
4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahan non-teknis dengan baik
sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau
instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
2.6 Instalasi Considerasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pengukuran tekanan. Semua
memerlukan beberapa pemikiran baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
2.6.1 Lokasi Koneksi Proses
Proses koneksi harus terletak di atas jalur proses untuk gas, dan pada sisi dari garis untuk
cairan lainnya.
2.6.2 Isolasi katup
Banyak perangkat tekanan yang memerlukan penyadapan titik ke dalam proses. Isolasi
katup harus dipertimbangkan antara proses fluida dan peralatan pengukuran jika perangkat
perlu dibawa keluar dari layanan untuk penggantian atau kalibrasi.
2.6.3 Tes dan Pengeringan Katup
Jika cairan yang akan diukur adalah beracun atau korosif, sebuah tiupan baris katup harus
disediakan. Untuk alasan pemeliharaan, semua katup harus dapat diakses baik dari tanah
atau platform yang cocok.
2.6.4 Konstruksi Sensor
Tergantung pada lingkungan di mana instrumen yang akan digunakan, pemilihan sensor
yang benar juga harus melibatkan kondisi fisik. Sensor mungkin perlu tertutup secara
mekanis, elektronik dan termal dari media proses dan lingkungan eksternal.
2.6.5 Efek Suhu
Temperatur yang tinggi dan variasi suhu yang besar dapat mempengaruhi peralatan
pengukuran tekanan. Salah satu bentuk paling umum kompensasi suhu adalah dengan
menggunakan jembatan Wheatstone. Suhu pengukuran dan koreksi dalam perangkat
adalah bentuk lain dari kompensasi untuk efek termal, tetapi adalah pilihan yang lebih
mahal (Rakhmawati, Amalia.2011).
DAFTAR PUSTAKA

Bagaskara. 2010. Pengukuran Tekanan. http://bagaskarapunya.blogspot.com/2010/10/


pengukuran-tekanan-2.html. Diakses pada 15 September 2015. Pukul 14.31WIB.
Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Palupi, Dwi Satya., Suharyanto, dan Karyono. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas
XI. Jakarta : CV.Sahabat.
Rakhmawati, Amalia. 2011. Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : Pressure Gauge.
Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Saripudin, Arip., Rustiawan K., Dede,dan Suganda,Agit. 2009. Praktis Belajar Fisika. Jakarta:
Visindo Media Persada.

Anda mungkin juga menyukai