PENDAHULUAN
Tidur adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Istirahat dan tidur yang cukup
akan membuat tubuh dapat berfungsi secara optimal. Manusia dewasa memerlukan
tidur rata-rata 6-8 jam dalam sehari. Bentuk gangguan tidur yang paling sering
ditemukan adalah sleep apnea (henti napas pada waktu tidur) dengan gejalanya yang
paling sering adalah mendengkur (snoring) sampai yang sangat kompleks seperti
Obstructive sleep apnea (OSA) dengan persentase sekitar 95% adalah kelainan yang
Sebenarnya gejala OSA sering terjadi, namun sulit untuk dideteksi. Penyebab lain
adalah akibat gangguan sistem saraf pusat, yaitu Central Sleep Apnea dengan
ditemukan pada dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Gejala mendengkur terus-
OSA pada anak cenderung meningkat seiring meningkatnya faktor risiko OSA seperti
obesitas. Prevalensi mendengkur pada anak sekitar 3,2 – 12,1%, sedangkan prevalensi
Faktor risiko OSAS pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Pada
dewasa, obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya OSAS, sedangkan pada
anak meskipun merupakan faktor risiko tetapi bukan merupakan yang utama.²
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mendengkur adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara melalui
sumbatan parsial saluran pernapasan pada bagian belakang hidung dan mulut, yang
terjadi saat tidur. Suara bising ini terjadi pada saat inspirasi. Gangguan tidur
(OSA). Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah keadaan apnea (penghentian aliran
udara selama 10 detik atau lebih yang dapat mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen 2-4% di bawah normal) dan hipopnea (pengurangan aliran udara >30%
didefinisikan sebagai suatu kelainan pernapasan selama tidur yang ditandai dengan
2.2 Epidemiologi
paling tidak pernah mengalami snoring dan terdapat 25% dewasa normal yang
pada laki-laki. Penelitian Netzer et.al pada 8.000 partisipan ditemukan 1/3 dari
partisipan kemungkinan mengalami OSA. Hal ini lebih tinggi dari kejadian di US
sebesar 35,8% dan di Eropa sebesar 26,3%. Prevalensi OSA di negara-negara maju
2
Di Amerika Serikat, angka kejadian OSA sebesar 1-3% dengan persentase
tertinggi terdapat pada anak pra-sekolah usia 2-5 tahun. Pada anak-anak di India,
mendengkur pada 31,6% pada anak usia 5-13 tahun berupa habitual snoring
2.3 Patofisiologi
Struktur faring sangat lentur. Pada saat inspirasi, otot dilator faring
faring tidak kolaps akibat tekanan intrafaring yang negatif oleh karena kontraksi
otot dinding dada dan diafragma. Pada waktu tidur akitivitas otot dilator faring
inspirasi. Hal ini dapat terjadi pada sebagian orang. Faktor yang turut berperan
dalam proses ini adalah obesitas, pembesaran tonsil, posisi relatif rahang atas dan
bawah. Suara bising dari mendengkur terjadi karena sumbatan parsial di belakang
rongga mulut dan hidung. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau
palatum molle.3
untuk menstabilkan jalan pernapasan pada waktu tidur, pada saat otot-otot faring
relaksasi, sehingga lidah jatuh ke belakang dan tejadi obstruksi. Karena kolaps,
maka lidah dan bagian atas faring bertemu dengan palatum molle dan uvula.
Mendengkur terjadi saat struktur ini saling bersinggungan dan mengalami vibrasi
selama pernapasan.³
3
Pada anak-anak, mendengkur dapat menjadi tanda adanya masalah pada
tonsil dan adenoid. Pada anak lebih sering mengalami periode obstruksi parsial
Keadaan apnea lebih jarang pada anak dan umumnya waktu lebih singkat daripada
orang dewasa.2
Hipoksia dan hiperkapnia terjadi akibat siklus obstruksi parsial atau total.
nafas atas sehingga mengakibatkan berakhirnya apnea. Pada anak dengan OSAS
arousal jauh lebih jarang, dan obstruksi parsial dapat berlangsung terus selama
2.4 Etiologi
antara lain karena elongasi fasial, kompresi fasial posterior, kelainan rahang;
terjadinya OSA. Penderita OSA setidaknya memiliki indeks massa tubuh (IMT)
Obstructive sleep apnea juga dapat dipicu dengan kebiasaan merokok dan
timbulnya hipopnea dan apnea saat tidur. Faktor lain yang mungkin berperan
oleh adenotonsilar hypertrophy dan adenoid. Hal ini dapat memengaruhi kualitas
4
hidup, perkembangan neurokognitif dan pertumbuhan. Ukuran adenoid dan tonsil
tidak berbanding lurus dengan berat ringannya OSA. Terdapat anak dengan
hipertrofi adenoid yang cukup besar, namun OSA yang terjadi masih ringan, anak
lain dengan pembesaran adenoid ringan menunjukkan gejala OSA yang cukup
berat. Hipertrofi adenoid dan tonsil dapat juga menyebabkan penyulit pada anak
dengan kelainan dasar tulang. Walaupun pada sebagian besar anak OSA membaik
dioperasi.8
2.5 Diagnosa
2.5.1 Anamnesis
Gejala klinis utama dari OSA adalah mendengkur. Dalam populasi umum,
Mendengkur adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara melalui
sumbatan parsial saluran napas pada bagian belakang hidung dan mulut yang
terjadi saat tidur. OSA sering tidak terdeteksi karena terjadi saat pasien tidur.
Gejala OSA dikelompokkan menjadi gejala malam dan gejala siang hari. Gejala
adalah karena adanya tidur yang terputus-putus, berhubungan dengan respons saraf
Gejala yang paling sering ditemukan pada pasien dengan OSA selain
mendengkur saat tidur adalah excessive daytime sleepiness, yakni sering tertidur
bincang, makan atau pun mengendarai mobil. Gejala terkait lainnya adalah lelah
saat bangun tidur di pagi hari, episode seperti tercekik atau terengah-engah di
5
malam hari (nocturnal choking), sakit kepala di pagi hari, mulut kering atau sakit
tenggorokan di pagi hari, refluks asam lambung, nokturia sampai dengan gejala
yang berat seperti gangguan kognitif dan ingatan. Gejala yang terpenting yang
nokturnal.4
OSA pada anak umumnya mendengkur setiap tidur dengan dengkuran yang
keras terdengar dari luar kamar dan terlihat episode apnea yang mungkin diakhiri
dengan gerakan badan atau terbangun Sebagian kecil anak tidak memperlihatkan
dengkur yang klasik, tetapi berupa dengusan atau hembusan nafas, noisy breathing
(nafas berbunyi). Usaha bernafas dapat terlihat dengan adanya retraksi. Posisi pada
saat tidur biasanya tengkurap, setengah duduk, atau hiperekstensi leher untuk
yang paling sering. Keluhan mendengkur dapat dibagi menjadi dua kelompok,
occasional snoring bila episode mendengkur terjadi <3 kali per minggu dan
mengalami habitual snoring bila mendengkur ≥3 kali per minggu.5 Tidak seluruh
mendengkur biasa. Tanda kardinal tersebut adalah adanya habitual snoring (≥3
Skrining riwayat tidur anak secara rinci sebaiknya menjadi bagian dari
6
dengkuran primer OSA pada anak. Informasi subjektif pasien dan guru di sekolah
6) yang telah divalidasi untuk menilai keparahan, gangguan tidur, stres emosional,
Pemeriksaan fisik pada pasien OSA dapat saja ditemukan normal, tapi
biasanya berkaitan dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Peningkatan leher
(lebih dari 17 inch) lebih spesifik daripada IMT dalam memprediksi OSA.2
hipertrofi konka
Pemeriksaan fisik pada anak dapat terlihat pernafasan melalui mulut, adenoidal
gagal tumbuh, stigmata alergi misalnya alergicshiners atau lipatan horizontal hidung.8
7
diagnosis OSA. Pada pemeriksaan ini, selama pasien tidur akan dilakukan
dinding dada dan dinding perut. Melalui pemeriksaan ini akan didapatkan
informasi mengenai efisiensi tidur, posisi tidur, frekuensi dan penyebab pasien
dipilih karena biaya yang lebih rendah. Hasil polisomnografi menunjukkan derajat
atau dalam bahasa inggris disebut Apnea-Hypopnea Index (AHI). IAH adalah
kejadian apnea atau hipopnea per jam tidur. Kejadian apnea dan hipopnea pada
OSA lebih dari lima kalli per jam tidur. Klasifikasi OSA terdiri atas tiga macam
yaitu ringan (IAH 5-!%), sedang (IAH 15-30), dan berat (>30).3
2.6 Terapi
Physicians merekomendasikan CPAP pada pasien dengan AHI >30 dan juga
pasien dengan AHI 5–30 yang disertai gejala. Nasal Continuous Positive Airway
Pressure (CPAP) dapat digunakan pada pasien yang mengalami dengkur. Cara
8
melebarkan jalan napas yang cenderung menyempit atau menutup, dan dinding
jalan napas juga dapat distabilkan. Dengan cara ini maka dengkur akan berkurang
dan kualitas tidur meningkat. Diketahui bahwa efektivitas nasal CPAP cukup
penderita OSA dengan obesitas dapat meningkatkan volume dan fungsi saluran
napas atas. Penurunan berat badan 10% - 15% dikaitkan dengan penurunan 50%
kejadian apnea dan perbaikan keadaan klinis. Pada penderita mendengkur posisi
dengan tujuan memperbesar lebar orofaring dan saluran udara hipofaring sehingga
penenang, nikotin dan kafein pada malam hari dapat memperbaiki tonus otot
Penanganan OSA pada anak ditujukan terutama pada kondisi terkait yang
dengan rinitis dan obstruksi saluran napas atas akibat hipertrofi adenotonsilar.
Preparat yang telah diteliti penggunaannya untuk OSA pada anak adalah steroid
9
menemukan manfaat penggunaan mometasone furoate selama empat minggu untuk
fungsional dan konkotomi bisa menjadi terapi yang efektif bisa sumbatan
terjadi di hidung.
4. Laser-Assisted Uvulopalatoplasty.
obesitas, sindrom hipoventilasi, aritmia, pasien yang tidak toleransi CPAP dan
2.7 Komplikasi
OSA dapat menimbulkan dampak pada banyak sistem dari tubuh manusia,
di antaranya:7
10
1. Neuropsikologis: kantuk berlebihan pada siang hari, kurang konsentrasi dan
6. Hematologis: polisitemia
11
BAB III
KESIMPULAN
2. OSA adalah keadaan apnea dan hipopnea berulang selama siklus tidur
akibat hambatan parsial atau total pada saluran napas atas, meskipun
diagnosis OSAS.
dianjurkan pada OSAS anak disamping CPAP dan penurunan berat badan
12
DAFTAR PUSTAKA
5. Migueis, D. P., Thuler, L. C., Lemes, L. N., Moreira, C. S., Joffily, L., &
Araujo-Melo, M. H. (n.d.). Systematic review: the influence of nasal
obstruction on sleep apnea.
13