Anda di halaman 1dari 20

DETEKSI DAN PENATALAKSANAAN SESUAI KONDISI DAN

KOMPLIKASI

A. Pengertian Deteksi pada Kehamilan


a. Deteksi adalah menemukan atau menentukan keberadaan atau kenyataan
sesuatu; melacak.
b. Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan
ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan (Depkes
RI, 2010). Deteksi dini kehamilan adalah upaya dini yang dilakukan untuk
mengatasi kejadian resiko tinggi pada ibu hamil (Ikhsan, 2006).
B. Pengertian Resiko
Resiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa yang
akan datang yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetric pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidaknyamanan atau ketidak puasan pada ibu dan atau bayi.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah/faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti
oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun
janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun
janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat.

C. Kehamilan Resiko Rendah


Kehamilan risiko tinggi adalah suatu keadaan di mana kehamilan itu dapat

berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat

berpengaruh buruk pada janinnya, atau keduanya ini saling berpengaruh.

Kehamilan risiko tinggi (high risk pregnancy) merupakan ancaman (Saefudin,

2003).

1
1). Perdarahan pada masa hamil muda

a). Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu) sebelum

kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar

kandungan.

a. Arbotus imminens
 Definisi
Sering juda disebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi jika
ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan
masih menunjukkan hasil yang positif. Dalam kasus ini keluarnya janin masa
dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan antispasmodik seta
istirahat.
Jika setelah beberapa minggu ternyata perdarahan masih ditemukan
dengan dalam dua kali tes kehamilan menunjukkan hasil yang negatif, maka
harus dilakukan kuretasekarena hal tersenut menandakan abortus sudah terjadi.
 Ciri-ciri
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan.
 Penanganan
 Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau berbaring secara
total
 Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau
hubungan seksual
 Bila perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi
- Terus berlangsung : Nilai kondisi janin (Uji Kehamilan / USG).
Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik
atau molla)

2
- Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya
dilakukan dengan gejala klinik dan hasil pemeriksaan hasil gynekologi

b. Arbotus insipiens (keguguran sedang berlangsung)


 Definisi
Arbotus insipiens terjadi apabila ditemukan adanya perdarahn pada kehamilan
muda disertai dengan membukanya ostium uteri dan terabanya selaput
ketuban. Penanganannya sama dengan abortus inklompletus.
 Ciri-ciri
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konfersi
masih berada pada kavum uteri.
 Penanganan
 Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan aspirasi
vakum manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan. Bila usia
gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan
kuretase (D & K)
 Bila proses evakuasi tidak dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar dari 16
minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan:
- Infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes
atau menit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi
- Argometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian.
- Misoprostol 400 mg/oral dan apabila diperlukan, dapat diulangi dengan
dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
 Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan
AVM/ D&K

c. Abortus habitualis (keguguran barulang)


 Definisi
Pasien termasuk dalam abortus tipe ini jika telah mengalami keguguran
berturut-turut selama lebih dari tiga kali.

3
d. Arbotus inkompletus (keguguran bersisa)
 Definisi
Tanda pasien dalam abortus tipe ini adalah jika terjadi perdarahan per vagina
disertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Gejala
yang menyertai adalah amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang
keluar bisa banyak atau sedikit. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium
yang terbuka dan kadang masih teraba jaringan, serta ukuran uterus yang lenih
kecil dari usia kehamilannya.
Jika terdapat tanda-tanda syok, maka atasi terlebihdahulu dengan
pemberian tranfusi darah dan cairan, kemudian keluarkan jaringan secepatnya
dengan metode digital (menggunakan dua jari) atau kuretase, dan selanjutnya
berikan obat-obatan uterotonika dan antibiotik.
 Ciri-ciri
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri
 Penanganan
 Tentukan besar uterus ( taksir usia gestasi, kenali dan atasi setiap
komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis))
 Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan
hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital/ cunam ovum.
Setelah itu evaluasi perdarahan:
- Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM/ Misoprostol 400
mg/oral
- Bila perdarahan terus berlangsung, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan
AVM/ D&K (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan
keberadaan bagian-bagian janin)
 Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (ampisilin
500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
 Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gram dan metronidazol 500 mg
setiap 8 jam
 Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu, segera
lakukan evakusi dengan AVM

4
 Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas arosus 600 mg perhari selama
2 minggu (anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat)
e. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
 Definisi
Pada abortus jenis ini akan ditemukan pasien dengan perdarahan pervagina
disertai dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan desidua)
sehingga rahim dalam keadaan kosong.
 Ciri-ciri
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri
 Penanganan
- Apabila kondisi px baik, cukup diberi tablet Ergometri 3x1 tablet/hari untuk
3 hari.
- Apabila px mengalami anemia sedang, berikan tablet Sulfas Ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan
bergizi(susu, sayuran segar, ikan daging, telur). Untuk anemia berat, berikan
transfuse darah.
Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak perlu diberi antibiotika, atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotika profilaksis.

b) Kehamilan ektopik

adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium,

rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter

rahim. Kehamilan ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan abortus

atau rupture tuba, kebanyakan kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba.

Dinamakan Kehamilan Ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada
didalam endometrium uterus.
Keadaan ini akan meningkat menjadi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada

5
kehamilan yang terletak di tuba.Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang biasanya
ditemui adalah sebagai berikut.
a. Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda
dan gejala hamil lainnya.
b. Pada KET jika terjadi abortus tuba, maka kemungkinan keluhan tidak begitu
berat, hanya ada rasa sakit diperut dan pengeluaran darah pervagina, yang
kadang dikacaukan oleh diagnosis abortus biasanya. Namun, bila terjadi ruptur
tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat membahayakan jiwa ibu.
c. Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba diperut seperti diiris-iris dengan pisau
disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
d. Tanda-tanda akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut.
 Nyeri tekan yang hebat.
 Muntah, gelisah,pucat, dan anemis.
Pada pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil dan halus, serta
tekanan darah yang rendah sampai tidak terukur.
e. Nyeri bahu karena adanya rangsangan ke diafragma.
f. Terdapat tanda Cullen, yaitu adanya warna biru lebam pada linea alba atau
sekirta pusat.
g. Pada pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut.
 Adanya nyeri goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika
porsio digerakan/digoyangkan.
 Douglas crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum Douglas
ditekan.
 Kavum Douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan darah.
 Teraba masa routerin (Massa pelvis).
h. Pervagina keluar desidualcast.
i. Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi terdapat tanda-tanda perdarahan intra-
abdominal.
j. Pada pemeriksaan Hb serial (diperiksa setiap satu jam) didapati penurunan kadar
Hb, selain itu juga terjadi leokositosis.
k. Kuldosentesis ( Dougla pungsi).
 Bertujuan untuk mengetahui adakah darah dalam kavum Douglas.

6
 Bila keluar darah tua berwarana cokelat sampai hitam yang tidak membeku
atau hanya bekuan kecil-kecil diatas kain kassa maka hal itu dikatakan
positif (fibrinasi), dan menunjukkan adanya hematoma retrouterin.
l. Cara lain yang dilakukan untuk mendiagnosis KET adalah dengan pemeriksaan
diagnostik laparaskopi dan USG.

Gambar Kehamilan Ektopik di beberapa lokasi

m. Penanganan
- Ingat : kehamilan muda yang disertai gejala-gejala yang tidak umum pada
daerah abdomen hendaknya dipikirkan kehamilan ektopik sebagai salah satu
diagnosis banding
- Upayakan untuk dapat menegakkan diagnosis karena gejala hamil ektopik
sangat variatif berkaitan dengan tahapan perkembangan penyakit
- Kehamilan ektopik (belum atau sudah terganggu) memerlukan penangan
segera di fasilitas kesehatan yang mempunyai sarana lengkap
- Perdarahan yang terjadi dapat mencapai jumlah yang sangat banyak,
sehingga diperlukan penyediaan darah pengganti.
- Jenis tindakan pada tempat implantasi (tuba, ovarium, ligamentum)
tergantung pada upaya penyeamatan jiwa dan konservasi reproduksi.

c). Mola Hidatidosa

7
adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak

berkembang menjadi embrio.

Disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionoc villi) yang tumbuh
berkandang berupa gelumbung-gelumbung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma
trofoblas yang jinak (benigna).Pasien dengan kehamilan jenis ini akan memiliki
tanda dan gejala sebagai berikut.
a. Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini.
 Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan
normal, misalnya mual untah yang berlebihan.
 Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum (pusing, gangguan penglihatan,
dan tekanan darah tinggi.
 Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna, tengguli tua atau
kecoklatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
 Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti,
namun jaringan , mola ini tidak selalu ditemukan.
b. Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini.
 Muka dan terkadang badan terlihat lebih pucat atau kekuning-kuningan,
yang disebut dengan muka mola (Mola face)
 Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih
jelas.
c. Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini.
 Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang
seharusnya.
 Tidak teraba bagian-bagian ballottement janin dan gerakan janin.
 Adanya fenomena harmonika, yaitu tinggi fundus uteri yang turun ketika
darah dan gelembung mola keluar, namun akan naik kembali karena
terkumpulnya mola dan darah baru.
d. Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini.
 Tidak terdengar DJJ.

8
 Terdengar bising dan bunyi gas
e. Pada tes kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi.
f. Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut ini.
 Rahim lebih besar.
 Konsistensi lebih lembek.
 Tidak ada bagian-bagian janin.
 Terdapat pendarahan.
 Teraba jaringan di kanalis servikalis dan vagina.
g. Uji sonde.
Uji sonde dilakukan dengan metode Acosta-Sison. Sonde ( Penduga rahim)
dimasukkan secara perlahan-lahan dan hati-hati kedalam kanalis servikalis dan
kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, diputar setelah itu ditarik sedikit, bila tidak
ada tahanan, maka kemungkinan mola.
h. Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin ( pada usia
kehamilan lebih dari 3 bulan).
i. Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju ( Gambaran
khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
j. Penanganan
- Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis
- Pemeriksaan ultrasonografi sangat pembantu diagnosis. Pada fasilitas
kesehatan dimana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan :
 Evaluasi klinik dengan focus pada :
o riwayat haid terakhir dan kehamilan
o perdarahan tidak teratur atau spoting
o Perbesaran abnormal uterus
o Pelunakan serviks dan korpus uteri
 Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin
 Pastikan tidak ada janin (ballotenent) / djj sebelum upaya diagnosis dengan
perasat Hanifae Wignjoastro atau Acosta Sisson
- Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera
- Antisipasi komplikasi (krisis tyroid , perdarahan hebat atau pervorasi uterus)
- Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun pasca evakuasi

9
2). Hipertensi Gravidarum

Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun yang sudah ditemukan pada umur

kehamilan kurang dari 20 minggu.

Hiperremesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan


gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan. Faktor-
faktor yang dapat menimbulkan hiperemesis adalah sebagai berikut :

1. Kemungkinan vili korialis masuk ke dalam darah.


2. Adamya faktor alergi
3. Adanya faktor predisposisi, seperti primigravida dan overdistensi rahim.
4. Adanya faktor psikologis, seperti ketidaksiapan untuk memiliki anak (takut untuk
hamil).

Hiperemesis gravidarum memiliki gejala-gejala yang berbeda sesuai dengan


tingkatannya. Berikut adalah uraian mengenai gejala hiperemesis gravidarum
berdasarkan tingkat keparahannya.

1. Tingkat I
a. Mual muntah terus menerus sehingga memengaruhi keadaan umum, terjadi
dehidrasi
b. Tekanan darah menurun, denyut nadi meningjat, dan dapat disertai dengan suhu
tubuh
c. Nyeri epigastrium
2. Tingkat II
a. Dehidrasi bertambah, yang ditandai dengan :
 Turgor kulit makin berukurang
 Lidah kering dan kotor
 Berat badan menurun
 Mata cekung
b. Gangguan sirkulasi darah, yang ditandai dengan :
 Nadi cepat dan tekanan darah menurun

10
 Hemokonsentrasi
 Oliguria
 Obstipasi
c. Gangguan metabolisme, yang ditandai dengan :
 Terjadi metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang menyebabkan
adanya badan keton, dijumpai dalam urin dan nafas (bau keton)
 Gangguan fungsi liver, terjadi ikterus.
3. Tingkat III
a. Dehidrasi makin berat
b. Mual muntah berhenti
c. Terjadi perdarahan dari esofagus dan retina
d. Gangguan fungsi liver (ikterus) yang terus meningkat
e. Penurunan kesadaran, somnolen sampai koma.
f. Gangguan saraf berupa ensefalopati Wernickle, yang ditandai dengan :
 Nistagmus
 Diplopia
 Perubahan mental

Diagnosis hiperemesis gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan, yaitu melalui


beberapa gambaran klinis berikut :

1. Amenore
2. Mual muntah berlebihan sampai menggangu aktivitas sehari-hari
3. Nyeri perut bagian bawah .
a. Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
normal
b. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan
jiwa dengan ciri-ciri nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya :

11
- Kehamilan ektopik
- Abortus
- Apendisitis
- Penyakit radang panggul
- Persalinan prematur
- Penyakit infeksi kelamin akibat hubungan seksual
- Gastritis
- Penyakit kantong empedu
- Uterus yang iritabilita
- Infeksi saluran kemih

D. Kehamilan Resiko Tinggi


a). Plasenta previa

adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian /seluruh ostiumuteri

internum.

a. Definisi
Keadaan dimana plasenta pevia berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atas jalan lahir
b. Klasifikasi
Belum ada kata sepakat di kalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta previa,
dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan(besarnya uterus). Misalnya pada bulan ketujuh masuk dalam klasifikasi
plasenta previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa
lateralis.Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakkan diagnosis yang
sesuai dengan keadaan saat diperiksa(moment opname).

Menurut De Snoo, diagnosis plasenta ditegakkan berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm,
dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka
ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :

 Plasenta previa totalis (sentralis): seluruh ostium ditutupi plasenta

12
 Plasenta previa parsialis(lateralis), sebagian ostium ditutupi plasenta
 Plasenta previa letak rendah(marginalis), tepi plasenta 3-4 cm di atas pinggir
pembukaan pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

Gambar

c. Diagnosis dan Gambaran Klinis


 Anamnesis
1. Keluhan utama pasien ketika dating ke fasilitas kesehatan biasanya karena ada
perdarahan pada kehamilan lanjut(trimester III).
2. Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang .kadang terjadi pada
bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah penuh dengan darah.
Jumlah darah yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang
keluar sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa
besar bagian plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh
pelepasan/robeknya plasenta.
 Inspeksi
1. Adanya perdarahan per vaginam dalam jumlah banyak atau sedikit dan berwarna
merah segar.
2. Jika perdarahan banyak, ibu akan tampak pucat.

 Palpasi abdomen
1. Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah
2. Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang)
3. Bagian terbawah janin belum turun, jika persentasi kepala biasanya masih dapat
digoyangkan

 Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai speculum secara hati-hati untuk melihat sumber perdarahan, apakah
dari dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises

 Pemeriksaan USG

13
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta di segmen bawah rahim

 Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan ini merupakan teknik yang paling jelas dalam menegakkan diagnosis
plasenta previa, namun bahayanya jika paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada
plasenta previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat
menimbulkan infeksi, dan merangsang HIS (kontraksi rahim) yang akan memicu
terjadinya partus prematurus.

Teknik dan persiapan dalam adalah sebagai berikut:

1. Pasang infus dan siapkan donor darah


2. Pemeriksaan dilakukan di kamar bedah dengan fasilitas yang lengkap, jika
memungkinkan.
3. Pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati dan lembut.
4. Jangan langsung masuk dalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu bantalan antara jari dan
kepala janin pada forniks anterior dan posterior.
5. Bila ada bekuan darah di dalam vagina, keluarkan secara pelan-pelan dan sedkit demi
sedikit.

Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan ante partum adalah untuk menegakkan diagnosis
mengenai penyebab perdarahan(apakah dikarenakan oleh plasenta previa atau oleh sebab lain)
serta menentukan jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat diambil tindakan secara tepat.

Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan ante partum adalah sebagai berikut

1. Perdarahan yang banyak (>500 cc)


2. Perdarahan yang berulang-ulang
3. Perdarahan sekali, banyak, dan Hb kurang dari 8 gr % , kecuali jika terdapat persediaan
darah dan keadaan sosial ekonomi pasien baik
4. Ibu sudah mulai mengalami HIS dan janin telah memungkinkan untuk hidup di luar
uterus.

14
b) Solutio plasenta ( Abruptio placenta )

adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya.

a. Definisi
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya
sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
b. Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
1) Solusio plasenta lateralis atau parsialis
Bila hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya
2) Solusio plasenta totalis
Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
3) Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan
dalam.
c. Diagnosis dan Gambaran Klinis
o Anamnesis
1. Perasaan sakit tiba-tiba di perut, terkadang pasien dapat melokalisasi tempat sakit
yang tepat dengan tempat terlepasnya plasenta.
2. Perdarahan per vaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (jika
solusio plasenta parsialis) atau perdarahan yang tidak banyak (solusio plasenta
totalis).
3. Pergerakan janin yang hebat kemudian melemah sampai dengan tidak bergerak lagi.
4. Kepala terasa pusing, lemas, mual, muntah, pandangan mata berkunang-kunang, ibu
kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
5. Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain
o Inspeksi
1. Pasien gelisah dan sering merintih sampai dengan mengerang karena kesakitan.
2. Pucat, sianosis, dan keringat dingin.
3. Keliahatan darah keluar per vaginam
o Palpasi

15
1. Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
2. Uterus teraba tegang dan seperti papan
3. Nyeri tekan, terutama di tempat lepasnya plasenta.
4. Bagian-bagian janin sudah dikenali karena uterus tegak seperti papan.

o Auskultasi
Sulit, karena terus tegang, bila terdengar biasanya frekuensi diatas 140x/menit.

o Pemeriksaan dalam
1. Serviks kadang telah membuka atau sebaliknya masih tertutup.
2. Jika sudah membuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang baik sewaktu
ada HIS maupun ketika tidak ada HIS
3. Jika ketuban sudah pecah, dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke bawah dan akan teraba pemeriksa yang disebut sebagai prolapsus fonikuli,
keadaan ini kadang rancu dengan plasenta previa

o Pemeriksaan umum
1. Tekanan darah semula tinggi karena biasanya pasien dengan solusio plasenta
mempunyai tekanan darah yang tinggi, tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh
syok.
2. Nadi cepat dan kecil

o Pemeriksaan laboratorium
1. Pada pemeriksaan urin didapati adanya albumin (albumin positif).
2. Pada pemeriksaan darah didapati kadar Hb yang menurun

o Pemeriksaan Plasenta
Dilakukan sesudah bayi lahir.plasenta tampak tipis dan cekung di bagian tipis dan cekung
di bagian yang terlepas dan terdapat koagulum atau bekuan darah di belakang plasenta
yang disebut hematoma retroplasenter.

16
2). Sakit kepala yang berat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang

menetap dan tidak hilang jika dibawa istirahat.

1. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.
2. Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
3. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang.
4. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi.s

3). Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.

Masalah penglihatan yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan

penglihatan yang mendadak mungkin merupakan suatu tanda preeklamsia.

1. Oleh karena pengaruh hormonal ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama
kehamilan.
2. Perubahan ringan (minor) adalah normal
3. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak
4. Perubahan peglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan gejala dari pre eklampsi
5. Oleh karena pengaruh hormonal ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama
kehamilan.
6. Perubahan ringan (minor) adalah normal
7. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak
8. Perubahan peglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan gejala dari pre eklampsi

17
4). Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,

tidak hilang jika di bawa istirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa

merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklampsia.

1. Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari, dan biasanya hilang setelah beristirahat dan meninggikan
kaki
2. Bengkan bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain
3. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklampsi

5)KELUAR CAIRAN PER VAGINAM

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3 sebelum proses persalinan

berlangsung ketuban dinyatakan pecah dini.

1. Harus dapat dibedakan antara urin dengan air ketuban


2. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang
keluar adalah air ketuban
3. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan
komplikasi infeksi intra partum.

6). Gerakan janin tidak terasa

Bila Ibu tidak merasakan gerakan janinnya atau gerakan janin kurang dari 3 kali dalam
periode 3 jam
1. Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan geraknya
2. Minimal adalah 10x dalam 24 jam
3. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya
asfiksia janin sampai kematian janin

18
7). Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah

nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah di bawa istirahat.( Pantiawati dan

Saryono, 2010).

19
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Yayasan Bin Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://ekoratuperwira.blogspot.com/2013/04/deteksi-dini-kehamilan-risiko-tinggi.html

http://nursenurul.blogspot.com/2010/03/skrining-antenatal-pada-ibu-hamil.html

20

Anda mungkin juga menyukai