KELOMPOK 5
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara kepulauan Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta,
banyak terdapat pohon kelapa. Produksi kelapa di Indonesia mencapai 15,2 milyar
butir atau 28% produksi kelapa dunia (Hengky Novarianto, 2004). Mengutip
Jurnal Kandungan Gizi Dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa Sebagai Bahan
Pangan Sumber Serat, Meddiati Fajri Putri, UNES 2010.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Cocus nucifera merupakan tanaman
multifungsi. Karena hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan, termasuk
limbahnya. Salah satunya adalah ampas kelapa. Limbah padat tersebut berasal
dari pengolahan makanan rumahan bersantan, hingga pengolahan minyak kelapa
dalam skala besar. Umumnya, limbah padat tersebut tidak dimanfaatkan, sehingga
merupakan salah satu penyumbang pencemaran lingkungan.
Selain mengandung selulosa yang cukup tinggi, ampas kelapa juga memiliki
nutrisi-nutrisi yang mendukung proses fisiologi tubuh. Seperti karbohidrat,
protein, dan lemak dalam kadar rendah. Bahan-bahan anorganik inilah yang
dibutuhkan makhluk hidup untuk melakukan serangkaian aktivitas dalam
tubuhnya.
Di samping menggunakan ampas kelapa, digunakan pula dedak sebagai
campuran pakan ikan. Protein dedak padi mengandung asam amino yang lengkap.
Bagian terbesar nitrogen dedak padi adalah nitrogen protein. Sedangkan nitrogen
bukan proteinnya (NPN) sekitar 16% (Barber dan de Barber, 1980)
Salah satu makhluk hidup yang membutuhkan bahan pakan adalah ikan. Ikan
diketahui membutuhkan protein untuk tumbuh dan berkembang. Ikan yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah ikan (Beta sp). Ikan ini banyak
diternakkan sebagai ikan hias oleh banyak orang. Penelitian ini dilakukan untuk
membantu mengetahui formulasi pakan ikan yang membantu masyarakat dalam
beternak ikan cupang.
i|Page
B. Rumusan Masalah
1. Nutrisi apa saja yang terkandung dalam campuran ampas kelapa dan
dedak?
2. Nutrisi apa saja yang dibutuhkan ikan hias untuk tumbuh dan
berkembang?
3. Apakah kaitan antara pakan dan berat badan ikan hias?
4. Bagaimana cara mengolah ampas kelapa dan menjadi pakan ikan
C. Tujuan Penelitian
1. Memanfaatkan limbah padat berupa ampas kelapa dan dedak menjadi
pakan ternak yang ekonomis
2. Mengetahui pengaruh pemberian campuran ampas kelapa dengan
dedak pada pakan ikan hias sebagai bahan uji terhadap berat badan
ikan hias
ii | P a g e
BAB II
DASAR TEORI
1. Makanan Ikan
Ikan Cupang dengan nama Latin (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang
berasal dari beberapa Negara di Asia Tenggara, antara lain: Indonesia, Thailand,
Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan
cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. cupang ini terbagi atas
tiga golongan, yaitu: cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Betta
channoides adalah cupang asli Indonesia yang ditemukan di Pampang Kalimantan
Timur. (Efik Yuli Peryuni, 2014)
iii | P a g e
3. Ampas Kelapa
Ampas kelapa merupakan sisa hasil pengolahan dari buah kelapa. Biasanya
daging kelapa diparut guna mendapatkan sari dagi kelapa yang biasa disebut
santan kelapa. Setelah itu, lebih sering sisa perasan daging buah tersebut tidajk
digunakan kembali. Padahal, ampas tersebut memiliki kandungan yang
bermanfaat.
Menurut Heri Kurniawan dalam Putri (2010) Ampas kelapa dapat digunakan
karena memiliki kandungan nutrien yang cukup yaitu protein 5,78%; lemak
38,24% dan serat kasar 15,07%.
4. Dedak
Dedak merupakan produk samping penggilingan gabah (rice mill)" Bahan ini
di pedesaan dapat diperoleh setiap kali menumbuk padi. Kulit gabah yang
mengelupas dan hancur beserta selaput beras disaring dengan ayakan lembut
untuk dipisahkan dari ampasnya. Dedak halus inidalam pembuatan pakan ikan
digunakan sebagai sumber karbohidrat (Rukayah, Sri 2012)
Kandungan nutrisi dan kuantitas dedak adalah bahan kering 91,0 %, protein
kasar 13,5 %, lemak kasar 0,6 % , serat kasar 13.0 %, energi metabolis 1890,0
kal/kg, kalsium 0,1 %, total Fosfor 1,7 %, Vitamin A 0%, Asam Pantotenat 22,0
mg/kg, Riboflavin 3,0 mg/kg, dan Tiamin 22,8 mg/kg (Masyamsir, 2001)
Dedak merupakan hasil ikutan proses pemecahan kulit gabah yang terdiri dari
lapisan kutikula sebelah luar dan hancuran sekam serta sebagian kecil lembaga
yang masih tinggi kandungan protein, vitamin, dan mineral. Produksi dedak padi
di Indonesia cukup tinggi per tahun dapat mencapai 4 juta ton dan setiap kuintal
padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak. Dedak mengandung protein 13,00 %
lemak 13,00%, dan serat kasar 12,00 % dapat dipakai sebagai bahan pakan ternak
(Schalbroeck, 2001).
iv | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
v|Page
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
vi | P a g e