Gianta Franco Zola
Gianta Franco Zola
kekeluargaan”. Pasal ini jelas bervisi menolak dikotomi pekerja dan pemilik
modal dalam relasi produksi di tempat kerja. Usaha bersama bermakna pelibatan
Hal ini terwujud jika pekerja mempunyai kesempatan untuk ikut memiliki
bahwa salah satu fungsi Serikat Pekerja adalah sebagai wakil pekerja dalam
timpang. Bagian yang diterima pekerja (upah dan tunjangan lain) dari nilai output
industri di Indonesia relatif kecil dan dari tahun 1986 ke 2004 makin menurun.
Misalnya saja bagian pekerja di industri bahan makanan turun dari 8% menjadi
hanya 1%, industri kayu dari 14% menjadi 2%, dan di industri kertas dari 20%
menjadi 4%. Bagian tertinggi diterima pekerja industri galian. Itu pun hanya 17%
(Hudiyanto, 2007). Kondisi ini menjadi salah satu sebab kemiskinan pekerja
Indonesia yang diperparah dengan merosotnya nilai upah riil pada tahun-tahun
terakhir.
Ketiga, terjadinya perluasan dominasi asing terhadap kepemilikan perusahaan di
lebih saham perbankan, telah dikuasai pemodal asing. Kondisi ini akan
melemahnya posisi tawar pekerja, dan ketergantungan terhadap modal asing. Pada
saat yang sama relasi produksi makin timpang dan tidak demokratis. Pengambilan
karena dilakukan oleh pemilik modal yang berada jauh di luar negeri.
produksi dan alokasi seperti tercermin di atas. Peningkatan motivasi produksi dan
efisiensi perusahaan selama ini cenderung dilakukan melalui cara-cara represif (a-
humanis) seperti sistem kerja kontrak, outsourcing, dan (wacana) sistem upah
Kelima, arus baru demokratisasi perusahaan telah lama bergulir. Makin banyak
relasi produksi sama sekali bukanlah hal yang utopis. Kepemilikan saham oleh
pekerja sudah lama diatur khusus dalam Undang-Undang dan lazim dipraktikkan
oleh perusahaan di negara-negara maju seperti AS, Eropa Barat dan Eropa Timur.
Sumber : http://awansantosa.blogspot.com/2007/05/