Pemeriksaan Musculoskeletal
Terdiri dari 3 bagian penting, yaitu Anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan tambahan.
Anamnesa
Mencari keluhan utama, Mechanism Of Injury (cara
kejadian), riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan riwayat
keluarga.
Pemeriksaan Fisik
• LOOK (Lihat) , luka (ukuran,tepi), perdarahan, swelling
(bengkak),deformitas, daerah mana yang terkena
• FEEL (Raba) , deformitas, nyeri, konsistensi, krepitasi,
perfusi arteri vena, sensorik
• MOVE (Gerakkan), false movement, kekuatan motoric,
terbatas
Pemeriksaan Tambahan
Foto Rontgen, Laboratorium, CT Scan, MRI, USG
Kegawatan Musculosceletal
Di bidang orthopedic, trauma musculoskeletal mempunyai
beberapa keadaan yang di kategorikan kegawatan orthopedic,
dimana keadaan-keadaan ini dapat memberikan hendaya yang
berat dengan segera apabila tidak segera dilakukan manajemen
yang tepat. Keadaan-keadaan tersebut meliputi :
Penatalaksanaan
Setelah melakukan survey awal dan resusitasi keadaan
yang mengancam jiwa, lakukan :
1. Pemeriksaan fisik dan radiologis secara hati2.
2. Hentikan perdarahan dg direct pressure.
3. Cuci luka untuk menilai kerusakan jaringan lunak
4. Traksi dan imobilisasi dengan bidai.
5. Operasi (explorasi, irigasi, debridemen, fiksasi tulang)
Pemeriksaan:
• Look: vulnus +, bleeding +, pucat
• Cek distal perfusi, nadi arteri bagian distal; a.radialis (cubiti
or wrist), a.ulnaris, a.tibialis posterior, a.dorsalis pedis, a.
poplitea
• Akral
• Capillary Refilling Time
• Pin prick Test
Penatalaksanaan:
• Debridement, Cuci luka
• Eksplorasi
• Repair, penyambungan pembuluh darah
• Ligasi
• Bandaging
• Antitrombosis agent
Penatalaksanaan:
Surgical : FACIOTOMY
Insisi sepanjang facia yang melingkupi kompartemen.
Penting untuk dapat melihat semua otot yang terdapat di
kompartemen tersebut.
Di regio yang terkena, dekompresi dilakukan pada semua
kompartemen, dapat extend ke regio selanjutnya
Komplikasi :
Hanya terdapat pada keterlambatan penegakan diagnosis
Delay to faciotomy > 6 hours :
• Muscle contracture
• Sensory loss
• Infection
• Non union fractures
• Lack of function amputation
V. Spine Trauma (cedera tulang belakang)
Sering terjadi pada penderita trauma, seiring dengan cedera
kepala.
Mortality (hospitalization) 17%
Permanent loss of function n quality of life.
• Direct injury (pisau, luka tembak)
• Indirect injury (axial compression, fleksi-ekstensi, rotation)
• Traction / avulsion
Pemeriksaan:
• Look: jejas, deformitas
• Feel : deformitas, step up/down, nyeri tekan, status
neurologis ( motorik/sensorik)
• Move : kekuatan motorik, nyeri saat bergerak
Pemeriksaan tambahan : radiologis (ro,ct,mri)
Penatalaksanaan:
• Imobilisasi in line
• Log Roll
• Brace support (neck or toracolumbosacral)
• Basic need support (miksi, bowel training)
• Operasi