2.Memberi pengertian kepada keluarga lanjut usia, masyarakat untuk mau dan mampu menerima,
merawat, dan memenuhi kebutuhan lansia.
Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat informasi pelayanan sosial
lanjut usia,pusat pengembangan pelayanan sosial lanjut usia, dan pusat pemberdayaan lanjut usia.
Sasaran pelayanan ini adalah;
Lanjut usia potensial, yaitu lanjut usia yang berusia 60 tahhun ke atas, masih mampu
melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa.
Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang berusia 60 tahun ke atas, tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain, keluarga lanjut usia,
masyarakat,
kelompok, dan organisasi sosial.
Kebutuhan Lansia Dengan memperhatikan keanekaragaman latar belakang boipsiko-sosial dan
spiritual lanjut usia. kebutuhan dan tindakan dalam pelayanan untuk lanjut usia dapat
diidentifikasi. Dalam tindakan ini, petugas berkewajiban memotivasi,mengarahkan, mengajarkan,
dan membantu melaksanakan kegiatan lanjut usia.
1. Kebutuhan Biologis
2. Makan dan minum
3. Pakaian
4. Tempat tinggal
5. Olahraga
6. Istirahat/tidur
7. Kebutuhan Psikologis
8. Sering marah
9. Rasa aman dan tenang
10. Ketergantungan
11. Sedih dan kecewa
12. Kesepian
13. Kebutuhan Sosial
14. Aktifitas yang bermanfaat
15. Kesulitan menyesuaikan diri
16. Kesulitan berhubungan dengan orang lain
17. Bersosialisasi dengan sesame lansia
18. Kunjungan keluarga
19. Rekreasi/hiburan
20. Mengikuti pendidikan usia ketiga
21. Tabungan/simpanan bagi lansia yang berpenghasilan
22. Kebutuhan Spiritual
23. Bimbingan kerohanian
24. Akhir hayat yang bermartabat
Tujuan pembinaan kesehatan lansia dipanti meliputi tujuan umum dan khusus :
1.Tujuan Umum, Meningkatny derajat kesehatan danmut kehidupan lansia dipanti agar mereka dapat
hidup layak
2.Tujuan khusus:
a. Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia dipanti, baik oleh petugas kesehatan
maupun petugas panti.
b. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang tinggal dipanti dalam
memelihara kesehatan diri sendiri
c. Meningkatnya peran serta keluarga dann masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatan lansia
dipanti.
1. Upaya promotif yaitu untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan
lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya,keluarga, maupun masyarakat. Kegiatan tersebut dapat
berupa
a. Penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan bagi petugas panti mengenai hal-hal berikut in;
d. Rekreasi
e. Kegiatan lomba antar lansia di dalam panti atau antar panti
f. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti maupun masyarakat luas melalui
berbagai macam media.
b. Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun petugas panti
yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
c. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang menggunakan buku
catatan pribadi.
d. Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
e. Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi kesehatannya masing-
masing.
h. Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan sekelilingnya agar lansia
dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu,
3. Upaya kuratif yaitu pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih
sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa hal-hal berikut ini
a. Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti yang telah dilatih
melalui bimbingan dan pengawasan petugas kesehatan/puskesmas.
c. Perawatan dietetic.
g. Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas. h. Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis,
atau ahli kesehatan yang diperlukan.
4. Upaya rehabilitative yaitu untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin. Kegiatn ini
dapat berupa rehabilitasi mental,vokasional (keterampilan/kejuruan), dan kegiatan fisik. Kegiatan ini
dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas panti yang telah dilatih dan berada dalam pengawasan
dokter, atau ahlinya (perawat). Pakar psikologi Dr. Parwati Soepangat,M.A. menjelaskan bahwa para
lansia yang dititipkan dip anti pada dasarnya memiliki sisi negative dan positif. Diamati dari sisi
positif, lingkungan panti dapat memberikan kesenangan bagi lansia.
Sosialisasi di lingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya akan menjadi hiburan tersendiri,
sehingga kebersamaan ini dapat mengubur kesepian yang biasanya mereka alami. Akan tetapi, jauh
di lubuk hati mereka merasa nyaman berada di dekat keluarganya. Negara Indonesia yang masih
menjunjung tinggi kekeluargaan, tinggal dipanti merupakan sesuatu hal yang tidak natural lagi,
apapun alasannya. Tinggal di rumah masih jauh lebih baik daripada dipanti. Pada saat orang tua
terpisah dari anak serta cucunya, maka muncul perasaan tidak berguna (usless) dan kesepian. Padahal
mereka yang sudah tua masih mampu mengaktualisasikan potensinya secara optimal.
Jika lansia dapat mempertahankan pola hidup serta cara dia memandang suatu makna kehidupan,
maka sampai ajal menjemput mereka masih dapat berbuat banyak bagi kepentingan semua orang.
Sepuluh kebutuhan lansia (10 needs of theelderly) menurut Darmoj (2001) adalah sebagai berikut;
1. Makanan cukup dan sehat(healty food)
2. Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accessories
3. Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (home, place to stay)
4. Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities)
5. Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hukum (technical,judicial assistance)
6. Transportasi umum (facilities for public transportations)
7. Kunjungan/teman bicara/informasi (visits, companies,informations
8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities,picnic)
9. Rasa aman dan tentram (safety feeling)
10. Bantuan alat-alat pancaindra (other assistance/aids).
Kesinambungan bantuan dana dan fasilitas (continuation of subside and facilities) Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan Lansia. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan
perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladaptif).
a. Lebih takwa dan tenangTetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
b. Keberdayaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat
c. Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru,
diabetes, kanker, dan lain-lain
d. Mencegah keracunan obat dan efekk samping lainnya
e. Mengurangi stress dan kecemasan
f. Hubungan harmonis tetap terpelihara
g. Gangguan kesehatan dapat diket↲ahui dan diatasi sedini mungkin
Beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya dengan penyakit pada orang dewasa
seperti yang dijelaskan berikut ini
1. Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh
(endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal ini
disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh
akibat kerusakan sel-sel karena proses menua, sehingga produksi hormon, enzim, dan zat-zat
yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi berkurang. Dengan demikian, lansia akan
lebih mudah terkena infeksi. Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi),
dimana satu sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat.
2. Gejala penyakit sering tidak khas/tidak jelas Misalnya, penyakit infeksi paru (pneumonia)
sering kali didapati demam tinggi dan batuk darah, gejala terlihat ringan padahal penyakit
sebenarnya cukup serius, sehingga penderita menganggap penyakitnya tidak berat dan tidak
perlu berobat.
3. Memerlukan lebih banyak obat (polifarmasi) Akibat banyaknya penyakit pada lansia, maka
dalam pengobatannya memerlukan obat beranekaragam dibandingkan dengan orang dewasa.
Selain itu, perlu diketahui bahwa fungsi organ-organ vital tubuh seperti hati dan ginjal yang
berperan dalam mengolah obat-obat yang masuk ke dalam tubuh telah berkurang. Hal ini
menyebabkan kemungkinan besar obat tersebut akan menumpuk dalam tubuh dan terjadi
keracunan obat dengan segala komplikasinya jika diberikan dengan dosis yang sama dengan
orang dewasa. Oleh karena itu, dosis obat perlu dikurangi pada lansia. Efek samping obat
sering pula terjadi pada lansia yang menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru akibat
pemberian obat tadi (iatrigenik), misalnya poliuri atau sering BAK akibat pemakaian obat
diuretic (obat untuk meningkatkan pengeluaran air seni), dapat terjatuh akibat penggunaan
obat-obat penurunan tekanan darah, penenang, antidepresi, dan lain-lain. Efek samping obat
pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis yang tidak tepat , ketidakpatuhan meminum
obat, serta penggunaan obat yang berlebihan dan berulang-ulang dalam waktu yang lama.
4. Sering mengalami gangguan jiwa Pada lansia yang telah lama menderita sakit
sering mengalami tekanan jiwa (depresi). Oleh karena itu, dalam pengobatannya tidak
hanya gangguan fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang justru sering
tersembunyi gejalanya. Jika yang mengobatinya tidak teliti akan mempersulit penyembuhan
penyakitnya.
Daftar Pustaka : http://nget.mywapblog.com/asuhan-keperawatan-pada-lansia-gerontik.xhtml