PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia mempunyai arah dan tujuan yang sesuai dengan falsafah
bangsa Indonesia yaitu pancasila. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan cinta tanah air, dapat menumbuhkan manusia yang
dapat membangun diri sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa Indonesia
berhak memperoleh pendidikan yang lebih baik dan berkesinambungan sesuai dengan tingkat
perkembangan.
Menurut Hamalik (2011: 79), “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya
dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara edukatif dalam kehidupan masyarakat”. Sedangkan menurut Imauddin
Margono (2004: 35), “Pendidikan merupakan suatu bekal yang paling berharga dalam
sekolah pendidikan disekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar mendapat
pendidikan, merupakan suatu faktor yang paling besar peranannya dalam proses kehidupan
dan perkembangan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju
mundurnya pelaksanaan pembangunan bangsa dalam segala bidang, oleh karena itu
1
Menurut Roestiyah (2002:16), “Guru harus memiliki srategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efesien, dan tujuan pembelajaran tercapai”. Salah satu langkah untuk
memiliki srategi tersebut adalah menguasai model pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada motivasi dan pemahaman siswa tentang materi
pelajaran. Jika model pembelajaran yang digunakan guru hanya menjelaskan (ceramah),
maka aktifitas siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Hal ini sebenarnya dihindari
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah siswa juga mempengaruhi
Salah satu permasaalahan yang dihadapi guru adalah bagaimana memilih model
pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru diharapkan dapat menarik minat
siswa,sehingga siswa terlihat aktif dalam pembeljaran dengan demikian diharapkan dapat
dengan memilih metode mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru
harus benar-benar memperhatikan penggunaan metode yang sesuai dengan pokok bahasan
tertentu, agar hasil pembelajaran dapat mencapai tujuan intruksional yang telah ditentukan.
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di SDN 14 Banda Aceh, tampak dimana
adanya keluhan bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh
guru, hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang
diberikan.
Pembelajaran IPA akan lebih bermakna, jika anak langsung dapat melihat,
disekitarnya. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
2
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA adalah dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture. Melalui
model pembelajaran ini siswa dapat berbagi pengetahuan bersama temannya, sehingga
akhirnya siswa dapat menuangkan melalui tulisan. Model Pembelajaran ini mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama
dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar. Atau
jika di sekolah sudah menggunakan LCD bisa memanfaatkan Power Point atau software yang
lain.
Dengan konsep tersebut diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kesiswa, akan tetapi siswa perlu mengerti
makna makna dari belajar, manfaat, serta bagaimana mencapai keberhasilan belajar, sehingga
siswa dapat memposisikan diri sebagai orang yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya
nanti.
Setiap model harus kita persiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat
berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan
siswa menjadi jenuh. Model pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar PBM
tidak monoton. Dalam hal ini siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan penghubung
apabila pembelajaran picture and picture tidak dapat diterapkan dengan baik dan sesuai
dengan pembelajaran metode pembeljaran, maka usaha meningkatkan hasil belajar yang lebih
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Terhadap ketuntasan Belajar Siswa
3
1.2 Rumusan Masalah
umum penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran picture and picture
berpengaruh terhadap ketuntasan belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran picture and picture pada subtema macam-macam sumber
1. Bagi siswa, termotivasi untuk belajar pada subtema macam-macam sumber energy
khususnya pelajarran IPA Karena adanya partispasi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru, menambah referensi untuk menerapkan model pembelajaran picture and
picture sebagai suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa masalah yang
1.5. Hipotesis
tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati”. Berdasarkan pendapat
4
1. Penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat menuntaskan hasil belajar
Banda aceh.
2. Penggunaan model pembelajaran picture and picture tidak dapat menuntaskan hasil
belajar siswa pada pada subtema macam-macam sumber energi di kelas IV SD Negeri
14 Banda aceh.
5
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Belajar sudah melekat pada diri manusia sejak manusia masih berada di dalam
kandungan ibu hingga akhir hayatnya. Belajar merupakan proses penting dalam perubahan
perilaku manusia yang dilakukan terus menerus hingga menghasilkan pengalaman bagi
kehidupan manusia. Hasil dari pengalaman inilah yang dinamakan belajar. Adapun
Howard L. Kingskey (dalam Djamarah, 2002: 13) mengatakan bahwa belajar adalah
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hilgard dan Brower
(Hamalik 2009: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui
aktivitas, praktek, dan pengalaman. Wittig (dalam Syah, 2003: 64) mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan perubahan perilaku individu yang dilakukan melalui
aktivitas sehari-hari dan menghasilkan suatu pengalaman sebagai hasil belajar. Belajar dapat
dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan, baik dalam keadaan
formal (sekolah) maupun non formal (di luar sekolah) dan belajar dilakukan sepanjang hayat.
6
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 65) hasil belajar mencakup kemampuan
dan karakteristik. Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, social,
manajerial, dan intelektual. Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap (Suprijono, 2009:
25). Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 20), hasil belajar merupakan suatu
Dari ketiga pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.Faktor
internal ini meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis berhubungan
dengan kondisi fisik siswa. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
siswa. Aspek psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa meliputi: minat,
7
2.3.2 Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pribadi siswa dan mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
non sosial.
2) Faktor lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar
Bukan lagi istilah asing di telinga manusia. Belajar sudah melekat pada diri manusia
sejak manusia masih berada di dalam kandungan ibu hingga akhir hayatnya. Belajar
merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia yang dilakukan terus-menerus
hingga menghasilkan pengalaman bagi kehidupan manusia. Hasil dari pengalaman inilah
yang dinamakan belajar. Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek tau
latihan.
Menurut Slameto, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hilgard dan Brower
(Hamalik 2009: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalaui
aktivitas, praktek, dan pengalaman. Wittig (Dalam Syah, 2003:64) mendefinisikan belajar
8
sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan
Berdasarakan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan perubahan perilaku individu yang dilakukan melalui
aktivitas sehari-hari dan menghasilkan suatu pengalaman sebagai hasil belajar. Belajar dapat
dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan, baik dalam keadaan
formal (sekolah) maupun non formal (di luar sekolah) dan belajar dilakukan sepanjang hayat.
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model pembelajaran kooperatif
yang menggunakan media gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut :
a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertaggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture ini menurut Istarani
9
a) Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat
mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus
Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
1. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar
2. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh untuk
3. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa
mengurutkan gambar.
c. Membantu siswa belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan
10
a. Memakan waktu banyak.
c. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses interaksi yang
dilakukan dalam belajar tidak terlepas dari cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam mengajar dinamakan
dengan model pembelajaran. Menurut Hamzah (2008:4) model pembelajaran adalah “Cara-
Bardasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model belajar adalah cara-cara
yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran sifatnya variatif artinya
berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Model yang digunakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran tidak harus terfokus pada satu model saja tetapi harus mengkaji
tujuan pembelajaran.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010:13) metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan jenis penelitian yang
variabel independen.” Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest design.
Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes
awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Berikut merupakan tabel
Keterangan:
O1 = tes awal (pre test) sebelum perlakuan diberikan
O2 = tes akhir (post test) setelah perlakuan diberikan
X = perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 14 Banda Aceh, adapun waktu penelitian akan
dilaksanakan pada bulan Mei 2017, yaitu pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
12
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa-siswi kelas IV SD Negeri 14 Banda Aceh tahun ajaran 2017-2018
dengan jumlah total siswa sebanyak 30 orang siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di
SD Negeri 14 Banda Aceh yaitu penggunaan model pembelajaran picture and picture masih
bersifat baru dan jarang digunakan, selain itu penggunaan model pembelajaran picture and
picture membuat siswa menjadi lebih bersemangat, aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012:91). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk sampel yang
diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili). Atas dasar teori tersebut,
maka sampel penelitian diambil satu kelas yaitu kelas IV dengan jumlah siswa 30 orang.
Sampel diambil dari populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Asalan penentuan sampel kelas IV karena materi yang diambil hanya diajarkan di kelas IV
dengan pertimbangan tertentu”. Atas dasar kutipan teori tersebut maka penentuan sampel
dalam penelitian ini berdasarkan materi pembelajaran macam-macam sumber energi asalan
pengambilan materi tersebut karena siswa masih kurang memahami isi materi tersebut selain
itu salama ini guru juga belum pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
13
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2002:136) “teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka
cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti terlebih dahulu memberikan
soal tes awal (pre test) untuk melihat tingkat pamahaman awal siswa tentang materi yang
pembelajaran picture and picture pada subtema macam-macam sumber energi. Setelah
pembelajaran berlangsung, diberi evaluasi dengan soal tes akhir (post-test). Soal tes dibuat
dengan soal Multiple Choice (pilihan ganda) sebanyak 20 soal dengan 4 option jawaban
dengan ketentuan jika benar di beri skor 1 dan salah di beri skor 0.
Data yang dikumpul berupa hasil pretest dan hasil postest, kemudian hasil tersebut
dianalisis, dan hasil analisis dibandingkan antara nilai pretest dan nilai posttest. Prosedur dan
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
P=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
5. Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, rata-rata hitung dapat
sebagai berikut:
14
∑ 𝑓𝑖 ∙ 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
Keterangan :
2
(𝑛1 − 1)𝑆1 2 + (𝑛2 − 1)𝑆2 2
𝑆 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2
8. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan menurut Arikunto (2013:86) dapat
digunakan statistik uji-t.
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑆 𝑆1 2 𝑆2 2
√ +
𝑛1 𝑛2
Keterangan :
t : Nilai t hitung
X1 : Nilai rata-rata post test
X2 : Nilai rata-rata pre test
n1 : Jumlah subyek post test
n2 : Jumlah subyek pre test
𝑆1 2 : Standar deviasi post-test
𝑆2 2 : Standar deviasi pre-test
S : Simpangan baku
Uji hipotesis yang digunakan dalam melihat perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan uji-t, sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dirumuskan ke dalam bentuk
statistik yaitu :
15
1. Uji beda dua rata-rata (Ho :µ2)
Menurut Sugiyono (2009: 96) “Baik hipotesis deskriptif maupun statistik, dibedakan
mejadi hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Inti dari perbedaan Ha dan Ho yaitu
hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif sedangkan hipotesis nol dinyatakan dalam
kalimat negatif”.
Berdasarkan pendapat diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah µ1 ≠ µ2,
pengujian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian
sebagai berikut :
Hipotesis Kerja (Ha) “penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat
menuntaskan hasil belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi di kelas
Hipotesis Nihil (Ho) “penggunaan model pembelajaran picture and picture tidak
dapat menuntaskan hasil belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi di
16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rieneka Cipta
Belen, S, dkk., 1990, Belajar Aktif Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, 2002, Faktor yang mempengaruhi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Edgar Dale, 2001, Media Pembelajaran Masa Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Rachmad Widodo, 2007, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
17