Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia mempunyai arah dan tujuan yang sesuai dengan falsafah

bangsa Indonesia yaitu pancasila. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi

pekerti, memperkuat kepribadian dan cinta tanah air, dapat menumbuhkan manusia yang

dapat membangun diri sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa Indonesia

berhak memperoleh pendidikan yang lebih baik dan berkesinambungan sesuai dengan tingkat

perkembangan.

Menurut Hamalik (2011: 79), “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka

mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya

dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya

untuk berfungsi secara edukatif dalam kehidupan masyarakat”. Sedangkan menurut Imauddin

Margono (2004: 35), “Pendidikan merupakan suatu bekal yang paling berharga dalam

kehidupan karena pendidikan merupakan kunci utama dalam meraih kesuksesan”.pendidikan

wajib ditanankan pada setiap manusia baik dilingkungan keluarga,masyarakat maupun

sekolah pendidikan disekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar mendapat

pengetahuan keterampilan,prilaku belajar sehingga tujuan belajar tercapai.

Pendidikan dapat menentukan maju mundurnya proses pembangunan suatu bangsa

pendidikan, merupakan suatu faktor yang paling besar peranannya dalam proses kehidupan

dan perkembangan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju

mundurnya pelaksanaan pembangunan bangsa dalam segala bidang, oleh karena itu

pemerintah terus berupaya untuk pemerataan pendidikan di Indonesia.

1
Menurut Roestiyah (2002:16), “Guru harus memiliki srategi agar siswa dapat belajar

secara efektif dan efesien, dan tujuan pembelajaran tercapai”. Salah satu langkah untuk

memiliki srategi tersebut adalah menguasai model pembelajaran. Model pembelajaran yang

digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada motivasi dan pemahaman siswa tentang materi

pelajaran. Jika model pembelajaran yang digunakan guru hanya menjelaskan (ceramah),

maka aktifitas siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Hal ini sebenarnya dihindari

dalam pembelajaran. Dalam menggunakan model pembelajaran terkadang guru harus

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah siswa juga mempengaruhi

pemilihan model pembelajaran.

Salah satu permasaalahan yang dihadapi guru adalah bagaimana memilih model

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru diharapkan dapat menarik minat

siswa,sehingga siswa terlihat aktif dalam pembeljaran dengan demikian diharapkan dapat

memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.

Nurdin (2003:32), menjelaskan “langkah-langkah yang perlu ditempuh guru adalah

dengan memilih metode mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru

harus benar-benar memperhatikan penggunaan metode yang sesuai dengan pokok bahasan

tertentu, agar hasil pembelajaran dapat mencapai tujuan intruksional yang telah ditentukan.

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di SDN 14 Banda Aceh, tampak dimana

adanya keluhan bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh

guru, hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang

diberikan.

Pembelajaran IPA akan lebih bermakna, jika anak langsung dapat melihat,

memperhatikan, mempraktekan dan menganalisis gambar atau fakta-fakta yang ada

disekitarnya. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang

mempunyai peran penting dalam kalangan pendidikan yang mempunyai karakteristik.

2
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar IPA adalah dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture. Melalui

model pembelajaran ini siswa dapat berbagi pengetahuan bersama temannya, sehingga

akhirnya siswa dapat menuangkan melalui tulisan. Model Pembelajaran ini mengandalkan

gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama

dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar. Atau

jika di sekolah sudah menggunakan LCD bisa memanfaatkan Power Point atau software yang

lain.

Dengan konsep tersebut diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kesiswa, akan tetapi siswa perlu mengerti

makna makna dari belajar, manfaat, serta bagaimana mencapai keberhasilan belajar, sehingga

siswa dapat memposisikan diri sebagai orang yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya

nanti.

Setiap model harus kita persiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat

berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan

siswa menjadi jenuh. Model pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar PBM

tidak monoton. Dalam hal ini siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan penghubung

apabila pembelajaran picture and picture tidak dapat diterapkan dengan baik dan sesuai

dengan pembelajaran metode pembeljaran, maka usaha meningkatkan hasil belajar yang lebih

baik sulit dicapai.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Terhadap ketuntasan Belajar Siswa

Pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi di Kelas IV SD Negeri 14 Banda Aceh”

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dikemukakan diatas, maka permasalahan secara

umum penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran picture and picture

berpengaruh terhadap ketuntasan belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi

di kelas IV SD Negeri 14 Banda aceh ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran picture and picture pada subtema macam-macam sumber

energi di kelas IV SD Negeri 14 Banda aceh.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, termotivasi untuk belajar pada subtema macam-macam sumber energy

khususnya pelajarran IPA Karena adanya partispasi aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru, menambah referensi untuk menerapkan model pembelajaran picture and

picture sebagai suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa masalah yang

dihadapi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam perbaikan

pemelajaran ilmu pengetahuan alam.

1.5. Hipotesis

Menurut Nanang Martono (2010:57), “hipotesis merupakan sebuah dukungan

tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati”. Berdasarkan pendapat

tersebut maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

4
1. Penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat menuntaskan hasil belajar

siswa pada pada subtema macam-macam sumber energi di kelas IV SD Negeri 14

Banda aceh.

2. Penggunaan model pembelajaran picture and picture tidak dapat menuntaskan hasil

belajar siswa pada pada subtema macam-macam sumber energi di kelas IV SD Negeri

14 Banda aceh.

5
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian belajar

Belajar sudah melekat pada diri manusia sejak manusia masih berada di dalam

kandungan ibu hingga akhir hayatnya. Belajar merupakan proses penting dalam perubahan

perilaku manusia yang dilakukan terus menerus hingga menghasilkan pengalaman bagi

kehidupan manusia. Hasil dari pengalaman inilah yang dinamakan belajar. Adapun

pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Howard L. Kingskey (dalam Djamarah, 2002: 13) mengatakan bahwa belajar adalah

proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau

latihan. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hilgard dan Brower

(Hamalik 2009: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui

aktivitas, praktek, dan pengalaman. Wittig (dalam Syah, 2003: 64) mendefinisikan belajar

sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan

tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu kegiatan perubahan perilaku individu yang dilakukan melalui

aktivitas sehari-hari dan menghasilkan suatu pengalaman sebagai hasil belajar. Belajar dapat

dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan, baik dalam keadaan

formal (sekolah) maupun non formal (di luar sekolah) dan belajar dilakukan sepanjang hayat.

6
2.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 65) hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman,

penerapan, menguraikan dan menentukan hubungan, mengorganisasikan, dan menilai.

Domain afektif meliputi sikap menerima, memberikan respon, menilai, mengorganisasikan,

dan karakteristik. Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, social,

manajerial, dan intelektual. Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap (Suprijono, 2009:

25). Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 20), hasil belajar merupakan suatu

puncak proses belajar.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku individu setelah melalui proses belajar.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.

2.3.1 Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.Faktor

internal ini meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis berhubungan

dengan kondisi fisik siswa. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan belajar siswa. Aspek psikologisberhubungan dengan psikologis

siswa. Aspek psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa meliputi: minat,

bakat, kecerdasan, sikap dan motivasi.

7
2.3.2 Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pribadi siswa dan mempengaruhi

proses dan hasil belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan

non sosial.

1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat,

dan lingkungan sosial keluarga.

2) Faktor lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar

yang digunakan siswa.

2.4 Pengertian Pembelajaran

Bukan lagi istilah asing di telinga manusia. Belajar sudah melekat pada diri manusia

sejak manusia masih berada di dalam kandungan ibu hingga akhir hayatnya. Belajar

merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia yang dilakukan terus-menerus

hingga menghasilkan pengalaman bagi kehidupan manusia. Hasil dari pengalaman inilah

yang dinamakan belajar. Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Howard L. Kingskey (dalam Djamarah, 2002:13) mengatakan bahwa belajar adalah

proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek tau

latihan.

Menurut Slameto, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hilgard dan Brower

(Hamalik 2009: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalaui

aktivitas, praktek, dan pengalaman. Wittig (Dalam Syah, 2003:64) mendefinisikan belajar

8
sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan

tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Berdasarakan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu kegiatan perubahan perilaku individu yang dilakukan melalui

aktivitas sehari-hari dan menghasilkan suatu pengalaman sebagai hasil belajar. Belajar dapat

dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan, baik dalam keadaan

formal (sekolah) maupun non formal (di luar sekolah) dan belajar dilakukan sepanjang hayat.

2.5 Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model pembelajaran kooperatif

yang menggunakan media gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut :

a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertaggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan

dalam kelompoknya.

b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok

mempunyai tujuan yang sama.

c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama

di antara anggota kelompoknya.

d) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

e) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepimimpinan dan membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta pertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture ini menurut Istarani

(2011:17) adalah sebagai berikut:

9
a) Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi

Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat

mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus

menyampaikan indikator-indikator ketercapian KD, sehingga sampai dimana KKM yang

telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

b) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan

kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

1. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar

mengenai materi yang dipelajari.

2. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh untuk

menganalisa gambar yang ada.

3. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa

mengurutkan gambar.

Kelebihan model pembelajaran picture and picture:

a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

b. Melatih siswa berfikir logis dan sistematis.

c. Membantu siswa belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan

dengan memberikan kebebasan siswa praktik berfikir.

d. Mengebangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Menurut Rachmad Widodo (2007:45), disamping mempunyai kelebihan model

pembelajaran picture and picture juga memiliki keterbatasan yaitu:

10
a. Memakan waktu banyak.

b. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacaua dikelas.

c. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.

d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusia adalah

sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses interaksi yang

dilakukan dalam belajar tidak terlepas dari cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam mengajar dinamakan

dengan model pembelajaran. Menurut Hamzah (2008:4) model pembelajaran adalah “Cara-

cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa”.

Bardasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model belajar adalah cara-cara

yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran sifatnya variatif artinya

berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Model yang digunakan guru dalam

melaksanakan pembelajaran tidak harus terfokus pada satu model saja tetapi harus mengkaji

tujuan pembelajaran.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010:13) metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan jenis penelitian yang

digunakan adalah Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (2010:109) bahwa “penelitian pre-

eksperimen hasilnya merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh

variabel independen.” Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel

tidak dipilih secara random.

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest design.

Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes

awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Berikut merupakan tabel

desain penelitian one group pretest posttest design.

Tabel 3.1 Desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design


Pre test Treatment Post test
O1 X O2
(Sugiono, 2008:111).

Keterangan:
O1 = tes awal (pre test) sebelum perlakuan diberikan
O2 = tes akhir (post test) setelah perlakuan diberikan
X = perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 14 Banda Aceh, adapun waktu penelitian akan

dilaksanakan pada bulan Mei 2017, yaitu pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

12
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono, (2012:90) “populasi adalah wilayah generalisasi (penyamarataan)

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa-siswi kelas IV SD Negeri 14 Banda Aceh tahun ajaran 2017-2018

dengan jumlah total siswa sebanyak 30 orang siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di

SD Negeri 14 Banda Aceh yaitu penggunaan model pembelajaran picture and picture masih

bersifat baru dan jarang digunakan, selain itu penggunaan model pembelajaran picture and

picture membuat siswa menjadi lebih bersemangat, aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2012:91). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk sampel yang

diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili). Atas dasar teori tersebut,

maka sampel penelitian diambil satu kelas yaitu kelas IV dengan jumlah siswa 30 orang.

Sampel diambil dari populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Asalan penentuan sampel kelas IV karena materi yang diambil hanya diajarkan di kelas IV

dan berada pada semester genap.

Menurut Sugiyono, (2012:96) “purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu”. Atas dasar kutipan teori tersebut maka penentuan sampel

dalam penelitian ini berdasarkan materi pembelajaran macam-macam sumber energi asalan

pengambilan materi tersebut karena siswa masih kurang memahami isi materi tersebut selain

itu salama ini guru juga belum pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran picture and picture pada materi tersebut.

13
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002:136) “teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka

cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

instrumen tes pemahaman konsep.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti terlebih dahulu memberikan

soal tes awal (pre test) untuk melihat tingkat pamahaman awal siswa tentang materi yang

akan diajarkan, kemudian peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran picture and picture pada subtema macam-macam sumber energi. Setelah

pembelajaran berlangsung, diberi evaluasi dengan soal tes akhir (post-test). Soal tes dibuat

dengan soal Multiple Choice (pilihan ganda) sebanyak 20 soal dengan 4 option jawaban

dengan ketentuan jika benar di beri skor 1 dan salah di beri skor 0.

3.5. Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpul berupa hasil pretest dan hasil postest, kemudian hasil tersebut

dianalisis, dan hasil analisis dibandingkan antara nilai pretest dan nilai posttest. Prosedur dan

langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Tentukan rentang/range (data terbesar-data terkecil).

2. Tentukan banyaknya kelas dengan rumus 1 + 3,3 log n

3. Tentukan panjang kategori (P)

𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
P=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

4. Pilih ujung kelas interval (data terkecil/data yang lebih kecil).

5. Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, rata-rata hitung dapat

dipergunakan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:131) yaitu

sebagai berikut:

14
∑ 𝑓𝑖 ∙ 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖

Keterangan :

𝑥̅ : Nilai rata-rata skor


𝑓𝑖 : frekuensi dari data ke-i
𝑥𝑖 : Nilai rata-rata ke-i

6. Untuk menghitung varian (S2) menurut Sugiyono (2010:136) dapat dipergunakan


rumus :
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 ∙ 𝑥 2 − (∑ 𝑓𝑖 ∙ 𝑥𝑖 )2
𝑆2 =
𝑛(𝑛 − 1)
7. Untuk mencari varians gabungan menurut Sugiyono (2010:136) dapat menggunakan
rumus :

2
(𝑛1 − 1)𝑆1 2 + (𝑛2 − 1)𝑆2 2
𝑆 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2

8. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan menurut Arikunto (2013:86) dapat
digunakan statistik uji-t.
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑆 𝑆1 2 𝑆2 2
√ +
𝑛1 𝑛2

Keterangan :
t : Nilai t hitung
X1 : Nilai rata-rata post test
X2 : Nilai rata-rata pre test
n1 : Jumlah subyek post test
n2 : Jumlah subyek pre test
𝑆1 2 : Standar deviasi post-test
𝑆2 2 : Standar deviasi pre-test
S : Simpangan baku

3.6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam melihat perbedaan hasil belajar siswa

menggunakan uji-t, sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dirumuskan ke dalam bentuk

statistik yaitu :

15
1. Uji beda dua rata-rata (Ho :µ2)

2. Uji beda dua rata-rata (Ha : µ1 ≠ µ2)

Menurut Sugiyono (2009: 96) “Baik hipotesis deskriptif maupun statistik, dibedakan

mejadi hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Inti dari perbedaan Ha dan Ho yaitu

hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif sedangkan hipotesis nol dinyatakan dalam

kalimat negatif”.

Berdasarkan pendapat diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah µ1 ≠ µ2,

pengujian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian

sebagai berikut :

1. Jika t-hitung > t-tabel (α = 0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima

Hipotesis Kerja (Ha) “penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat

menuntaskan hasil belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi di kelas

IV SD Negeri 14 Banda Aceh”.

2. Jika t-hitung < t-tabel (α = 0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak.

Hipotesis Nihil (Ho) “penggunaan model pembelajaran picture and picture tidak

dapat menuntaskan hasil belajar siswa pada subtema macam-macam sumber energi di

kelas IV SD Negeri 14 Banda Aceh”.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rieneka Cipta

Belen, S, dkk., 1990, Belajar Aktif Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2004. Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi SD. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar.

Dimyati, 2002, Faktor yang mempengaruhi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Edgar Dale, 2001, Media Pembelajaran Masa Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Roestiyah, 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Rachmad Widodo, 2007, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

17

Anda mungkin juga menyukai