Anda di halaman 1dari 16

57

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Kondisi Geografis dan Administrasi


Kabupaten Kepulauan Aru adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Maluku yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara
yang disahkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2003. Menurut astronomi, Kabupaten Kepulauan Aru terletak antara 5o – 8o
Lintang Selatan dan 133,5o – 136,5o Bujur Timur, dengan luas wilayah ±
2
55.270,22 Km yang terdiri dari luas daratan ± 6.426,77 Km² (11,63%) dan luas
lautan ± 48.843,45 (88,37%), serta terdiri dari 187 pulau besar maupun kecil,
dimana 89 pulau sudah dihuni dan 98 pulau belum dihuni. Batas-batas wilayah
administratif Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebagai berikut :
a) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura
b) Sebelah Utara berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya
c) Sebelah Timur berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya
d) Bagian Barat berbatasan dengan bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut
Arafura

Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia
juga dibayangi oleh Pulau Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian
Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Berdasarkan klasifikasi
Agroklimat menurut Oldeman, Irsal dan Muladi (1981), Kepulauan Aru terbagi
dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5 - 6 bulan dan bulan
kering sebanyak 2 - 3 bulan. Menurut Peta Geologi Indonesia (1965), Kepulauan
Aru terbentuk/tersusun dari tanah 2 jenis tanah, yaitu Podzolik dan Rensina serta
5 jenis batuan, yaitu Neogen, Aluvium Undak, Terumbul Coral, Paleozoikum dan
Seklis Habluk.
Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Aru terbagi atas 3 kecamatan,
2 kelurahan dan 117 desa. Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah
Kecamatan Aru tengah, yaitu seluas 2.503 km2, diikuti Kecamatan P.P. Aru seluas
2.208,64 km2. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Aru
58

Selatan yaitu 1.715.13 km2. Topografi Kepulauan Aru pada umumnya datar dan
berawa-rawa.
Kepulauan Aru dipengaruhi oleh beberapa musim yang berlangsung
sepanjang tahun, yaitu :
1. Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April
sampai Oktober. Musim ini adalah Musim Kemarau. Musim Barat
berlangsung dari bulan Oktober sampai Pebruari. Musim hujan pada bulan
Desember sampai Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember
dan Pebruari.
2. Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/April dan Oktober/
Nopember.
3. Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang
bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut
bergelora.
4. Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan
sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61% .
5. Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan
Angin Barat Laut dominan 28%.

Dengan kondisi geografis seperti diuraikan diatas, dimana lebih dari 75%
wilayah Kepulauan Aru adalah laut, dengan potensi perikanan yang luar biasa
mengakibatkan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah pada sub sektor
perikanan, dimana pada tahun 2007 tercatat jumlah penduduk di Kepulauan Aru
yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 24.883 orang.

4.2. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Kepulaun Aru


4.2.1. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru sejak tahun 2000 masih
didominasi oleh 3 (tiga) sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah Sektor
Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran serta Sektor Jasa-Jasa. Secara
keseluruhan memberikan kontribusi yang mencapai besaran sekitar 94,74 persen,
sedangkan 6 (enam) sektor lainnya hanya mampu menyumbang sebesar 5,26
persen.
59

Indst. Peng List, Gas


as & Air
Pert & Pengg
0.27 Bersih
rsih
0.77
Bangunan 0.29
.29
1.03

Pdg, Htl & Rest


27.61

Pertanian
60.78

Peng
eng &
Kom
1.16
Jasa
6.35
Keu, Persw
sw &
Jasa Per.
er.
1.73

Sumber : BPS Kepu


epulauan Aru, 2008

Gambar 5. Kontribusi 9 Sektor dalam


Kont Pembentukan
an P
PDRB
(Pers
(Persentase) Tahun 2007.

Dari grafik diatas


diata dapat dilihat bahwa struktur ekonomi
mi K
Kabupaten
Kepulauan Aru tahun
un 2007
20 didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor
ektor pertanian
sebesar 60,78%, diikuti
iikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
estoran sebesar
27,61%, dan sektorr jasa-jasa sebesar 6,35%. Sedangkan enam sektor
ktor la
lain hanya
mampu memberikan
n kontribusi
kont sebesar 5,26%, yang terdiri dari sektor
ktor kkeuangan,
persewaan dan jasa perusahaan
perus sebesar 1,73%, sektor angkutan dan
an ko
komunikasi
sebesar 1,16%, sektor
ktor bangunan sebesar 1,03%, sektor pertamban
ambangan dan
penggalian sebesar 0,77%,
0,77% sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,29 ddan sektor
industri pengolahan sebesar
sebes 0,27%.
Pada tahun 2004 Sektor
S Pertanian memberi kontribusi terhadap
dap PD
PDRB atas
dasar harga berlaku sebesar
sebes 60,26 persen dan pada tahun 2005 meningka
gkat menjadi
61,33 persen kemudian
dian pada
p tahun 2006 turun menjadi 61,28 persen
rsen ddan turun
kembali menjadi 60,78
0,78 persen
p pada tahun 2007. Kontribusi terbesar
sar pa
pada sektor
60

ini berasal dari Sub Sektor Perikanan yang mampu menyumbang sekitar 41,38
persen dari Sektor Pertanian pada tahun 2004, tahun 2005 menyumbang sebesar
42,77 persen, tahun 2006 menyumbang sebesar 43,43 persen dan pada tahun 2007
menyumbang sebesar 43,48 persen.
Sementara sektor usaha lain yang menduduki peringkat kedua adalah
Sektor Perdangan Hotel dan Restoran dalam pembentukan PDRB. Sektor ini
berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang
dan jasa. Pada tahun 2004 peranan Sektor Perdangan Hotel dan Restoran sebesar
27,26 persen namun kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 26,79 persen dan
pada tahun 2006 sedikit mengalami kenaikan dengan menyumbang sebesar
sebesar 27,00 persen. Pada tahun 2007 sektor ini kembali meningkat menjadi
27,61 persen.

Tabel 10. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut


Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007

No Sektor 2004 2005 2006 2007

1 Pertanian 60,26 61,33 61,28 60,78


2 Pertambangan dan Penggalian 0,84 0,80 0,77 0,77
3 Industri Pengolahan 0,26 0,25 0,26 0,27
4 Listrik dan Air Bersih 0,31 0,30 0,31 0,29
5 Bangunan 1,02 1,00 1,00 1,03
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 27,26 26,79 27,00 27,61
7 Angkutan & Komunikasi 1,24 1,20 1,18 1,16
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Per. 1,92 1,83 1,79 1,73
9 Jasa-jasa 6,89 6,51 6,41 6,35

Total 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi persentase PDRB


Kabupaten Kepulauan Aru menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tidak
mengalami perubahan dari tahun 2004 – 2007, dominasi tiga sektor utama tidak
mengalami perubahan kemudian diikuti oleh keenam sektor lainnya, bahkan
61

beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan negatif, seperti pertambangan dan


penggalian, listrik dan air bersih, angkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan
yang merupakan sektor yang peranan besar dalam memberikan nilai tambah bagi
perekonomian daerah Kabupaten Kepulauan Aru juga tidak mengalami
perkembangan yang signifikan karena minimnya industri pengolahan yang ada di
daerah tersebut, dimana pada tahun 2004 sektor ini hanya mampu memberikan
kontribusi sebesar 0,26% kemudian menurun pada tahun 2005 menjadi 0,25%.
Pada tahun 2006 mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,26% dan tahun 2007
menjadi 0,27%.

4.2.2. Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang
ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan
sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar
5,39 persen dari tahun 2005. Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus
meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga
menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan
sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat
dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar
4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen
menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor
ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten
Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan
dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40
persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu
menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan
kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga
62

menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor


Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang
ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan
sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar
5,39 persen dari tahun 2005. Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus
meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga
menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan
sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat
dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar
4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen
menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor
ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten
Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan
dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40
persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu
menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan
kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga
menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 5,40 persen pada tahun 2007
menduduki peringkat keenam, pada tahun 2006 sektor ini juga berada pada
peringkat yang sama dengan menyumbang sebesar 5,87 persen; Sektor Industri
Pengolahan sebesar 4,84 persen pada tahun 2007 turun dari tahun 2006 yang
mampu menyumbang sebesar 5,47 persen; Pertanian pada tahun 2007 menduduki
peringkat kedelapan dengan menyumbang sebesar 3,84 persen, pada tahun 2006
sektor ini menjadi juru kunci dengan menyumbang sebesar sebesar 4,17 persen;
Sektor Listrik, dan Air Bersih pada tahun 2007 menduduki peringkat terakhir
dengan menyumbang sebesar 3,28 persen, jauh menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang mampu menyumbang sebesar 6,96 persen.
63

Secara keseluruhan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru


dapat ditunjukan pada dibawah ini.
Tabel 11. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Kepulauan Aru
2006 – 2007.

Laju Pertumbuhan
No Sektor (%)
2006 2007
1 Pertanian 4,17 3,84
2 Pertambangan dan Penggalian 5,37 7,40
3 Industri Pengolahan 5,47 4,84
4 Listrik dan Air Bersih 6,96 3,28
5 Bangunan 6,72 8,16
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,74 8,56
7 Angkutan & Komunikasi 7,61 8,06
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,87 5,40
9 Jasa-jasa 5,90 6,10
Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008

4.2.3. Produk Domestik Regional Bruto


Kemampuan suatu daerah/region untuk mengelola potensi ekonominya
dapat digambarkan lewat penggunaan indikator-indikator ekonomi. Indikator yang
paling sering digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pada tahun kelima pembentukan Kabupaten, PDRB Kabupaten Kepulauan
Aru menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 tercatat
sebesar 295.960,89 milyar rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang
tercatat sebesar 264.569,29 milyar rupiah maka terdapat kenaikan sebesar
31.391,60 milyar rupiah atau 11,87%, dimana sektor primer yang terdiri dari
sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi
struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru.
Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun
2007 tercatat sebesar 178.216,49 milyar rupiah, sedangkan tahun 2006 tercatat
64

sebesar 168.974,53 milyar


mily rupiah atau naik sebesar 5,47%. PDRB
RB Kabupaten
K
Kepulauan Aru dapat
at digambarkan
diga seperti grafik dibawah ini :

2,00

37,00

61,00

Primer Sekunder Tersier

Sumber : BPS Kepu


epulauan Aru, 2008

Gambar 6. PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapa Lapangan


Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007.

4.3. Keragaan Perikanan


ikanan Kabupaten Kepulauan Aru

Data yang diperoleh


diper dari BPS Kepulauan Aru padaa tahun
tah 2008
menunjukkan bahwaa prod
produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru m
mengalami
peningkatan yang sangat
angat signifikan, baik produksi perikanan berupaa ikan maupun
non ikan dari berbagai
agai jenis,
je dari yang bernilai ekonomi tinggi maupun
aupun rendah.
Kondisi ini sangat dipengaruhi
dipen oleh perkembangan permintaan pasar
asar akan
a hasil
produksi perikanan yang semakin besar dengan harga yang lebih
bih kkompetitif
sehingga memacu para nelayan
n maupun pengusaha di bidang perikan
erikanan untuk
meningkatkan produksin
uksinya. Besarnya permintaan akan produksii perikanan
perik ini
mempengaruhi masyarak
syarakat untuk menjadikan nelayan sebagai mata
ata pencaharian
pen
semakin besar dan berkembang
berke dari tahun ke tahun, walaupun sebag
sebagian besar
nelayan lokal hanya menggunakan
meng alat tangkap yang tradisional.
65

Keragaan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005 – 2007


dapat digambarkan pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 12. Perkembangan Hasil Penangkapan dan Nilai Ikan/Non Ikan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun,
2005 – 2007.

Produksi Nilai
Kecamatan
(Ton) (Ribuan)
Pulau-pulau Aru 112.070,0 593.034.855,0
Aru Tengah 114.154,0 598.200.927,0
Aru Selatan 109.986,0 587.868.783,0
2007 336.210,1 1.779.104.565,0
2006 24.966,9 128.335.450,0
2005 6.521,5 45.138.150,0
Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penangkapan ikan


maupun non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005 – 2007
mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana pada tahun 2005, hasil
tangkapan ikan maupun non ikan hanya sebesar 6.521,5 ton, kemudian meningkat
tajam pada tahun 2006 menjadi 24.966,9 ton. Peningkatan hasil tangkapan sangat
tinggi terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 336.210,1 ton.
Upaya peningkatan produksi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
penunjang yang dapat mendorong proses produksi. Dalam bidang perikanan,
peningkatan hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
jumlah tenaga kerja/ nelayan, armada, maupun peralatan tangkap yang digunakan.

Tabel 13. Banyaknya Perahu/Kapal Motor Penangkap Ikan di Kabupaten


Kepulauan Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2007

Jenis P.P. Aru Aru Tengah Aru Selatan

Perahu Tanpa Motor 615 674 434

Motor Tempel 138 69 47

Kapal Motor 395 454 209


Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008
66

Dari tabel diatas dapat dilihat jumah perahu/kapal motor penangkap ikan
yang ada pada tiga kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru, dimana armada
tangkap yang dimiliki oleh nelayan masih didominasi oleh peralatan tradisional
berupa perahu tanpa motor sebanyak 1.723 buah, diikuti oleh kapal motor
sebanyak 1.058 buah, dan yang paling sedikit jumlahnya adalah motor tempel,
sebanyak 254 buah. Sedangkan menurut wilayah, armada tangkap paling banyak
berada di Kecamatan Pulau-pulau Aru dan Aru Tengah, karena memiliki potensi
perikanan yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Aru Selatan.
Fakta lain yang ditemui saat ini adalah bahwa nelayan lokal sampai saat
ini hanya mampu memiliki armada tangkap berupa perahu, motor tempel maupun
kapal motor berukuran kecil. Dengan peralatan seperti ini, kapasitas produksinya
menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan pengusaha yang bergerak di
bidang perikanan, yang telah menggunakan armada tangkap maupun peralatan
yang jauh lebih modern.
Sebagai armada tangkap, perahu/kapal motor penangkap ikan yang ada di
Kabupaten Kepulauan Aru dilengkapi dengan peralatan tangkap sebagaimana
dapat terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 14. Banyaknya Alat Penangkapan Ikan di Kabupaten Kepulauan


Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2007.
Aru Aru
No Jenis P.P. Aru
Tengah Selatan
1 Pukat Udang 11 35 3
2 Pukat Ikan - - -
3 Jaring Insang 1.052 1.113 791
4 Jaring Angkat 116 80 53
5 Pancing Lainnya 4.021 2.709 2.437
6 Alat Pengumpul Kerang 2.712 1.805 582
7 Sero 175 69 27
8 Alat Pengumpul Rumput Laut - - -
9 Bubu 538 502 487
10 Lain-lain - - -
67

Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008


Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis alat penangkapan ikan dan
non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru didominasi oleh tiga jenis, yakni pancing,
alat pengumpul kerang dan jaring insang, sementara alat tangkap lain seperti
pukat udang, jaring angkat, sero dan bubu lebih sedikit jumlahnya dibandingkan
ketiga alat tangkap tersebut. Sementara peralatan lain seperti pukat ikan dan alat
pengumpul rumput laut sampai tahun 2007 belum digunakan.
Untuk mengoperasikan armada dan alat tangkap sebagaimana tersebut
diatas diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Banyaknya
nelayan dan kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 15. Banyaknya Nelayan dan Kelompok Nelayan di Kabupaten


Kepulauan Aru Menurut Kecamatan, Tahun 2004 – 2007.

Kelompok
Kecamatan Nelayan
Nelayan
Pulau-pulau Aru 9.982 378
Aru Tengah 9.443 625
Aru Selatan 5.458 279
2007 24.883 1.282
2006 28.342 593
2005 24.693 305
2004 13.260 275
Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008

Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah nelayan maupun


kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami peningkatan, yaitu
dari tahun 2004 sebanyak 13.260 nelayan, kemudian meningkat menjadi 24.693
nelayan. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 28.342 nelayan,
kemudian pada tahun 2008 turun menjadi 24.883 nelayan. Sedangkan kelompok
nelayan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebanyak 275
kelompok pada tahun 2004, kemudian meningkat menjadi 305 pada tahun 2005.
68

Tahun 2006 bertambah menjadi 593 dan pertambahan kelompok nelayan terjadi
sangat tinggi pada tahun 2007 menjadi 1.282 kelompok nelayan.
Data mengenai produksi dan nilai produksi ikan dan non ikan di
Kabupaten Kepulauan Aru menurut jenis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru
Menurut Jenis, Tahun 2007

Produksi Nilai
No. Jenis Ikan
(Ton) (Ribuan)
1. Ikan Kuwe 30.795,3 76.988.350
2. Ikan Tenggiri 23.943,4 155.631.970
3. Ikan Kerapu 330,1 2.640.960
4. Ikan Kembung 67.650,1 135.300.160
5. Ikan Baronang 1.035,2 4.140.960
6. Ikan Kakap Merah 36.769,8 367.697.800
7. Ikan Tembang 357,7 357.720
8. Ikan Biji Nangka 18,7 74.880
9. Ikan Bawal 31.266,4 250.130.880
10. Ikan Kakap Putih 27.043,5 270.435.000
11. Ikan Terbang 382,3 764.640
12. Ikan Julung-julung 169,9 339.840
13. Ikan Gulama 12.471,7 49.886.880
14. Ikan Sebelah 65,5 262.080
15. Ikan Cucut 6.827,2 13.654.480
16. Ikan Cakalang 14.777,9 88.667.160
17. Ikan Tongkol 9.120,7 36.482.880
18. Ikan Tuna 1.137,7 6.882.240
19. Ikan Beloso 412,4 824.880
20. Ikan Pari 357,8 894.600
21. Ikan Lencam 29.551,0 103.428.430
22. Ikan Belanak 517,0 2.067.840
23. Ikan Merah 35.655,9 124.795.720
Jumlah 1.692.290.35
130.656,5
0
Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008
69

Tabel 17. Produksi dan Nilai Produksi Non Ikan di Kabupaten


Kepulauan Aru Menurut Jenis, Tahun 2007

Produksi Nilai
No. Jenis Ikan
(Ton) (Ribuan)
1. Cumi-cumi 811,5 6.086.250
2. Sotong 64,3 481.875
3. Udang Tiger 794,0 15.880.400
4. Udang Banana 1.032,9 10.328.540
5. Lobster 29,1 1.165.000
6. Rajungan 650,4 1.300.800
7. Kepiting Bakau 843,8 6.328.500
8. Teripang 23,1 1.155.000
9. Kerang Darah 452,3 904.600
10. Kerang Mutiara 354,7 3.547.000
11. Rumput Laut 22,5 168.750
12. Binatang Lunak Lainnya 1,5 30.000.000
13. Telur ikan 473,4 9.467.500
Jumlah 5.553,5 86.814.215
Sumber : BPS Kepulauan Aru, 2008

4.4. Kebijakan Pembangunan Perikanan


4.4.1. Arah dan Kebijakan Pembangunan
Arah dan kebijakan pembangunan perikanan yang ditempuh Kabupaten
Kepulauan Aru sebagaimana tercantum dalam RPJM Tahun 2006 – 2011 adalah
sebagai berikut :
1. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumberdaya laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil secara lestari;
2. Menata dan mengembangkan usaha-usaha produktif yang mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan, melalui penyiapan
sarana dan prasarana perikanan dan kelautan;
3. Menata wilayah pengembangan perikanan dan kelautan dalam suatu arahan
tata ruang dan tata guna lahan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil;
4. Membina kemitraan usaha masyarakat pesisir dan nelayan dalam suatu sistem
agribisnis yang merata dan berkeadilan;
70

5. Menjaga dan memelihara keseimbangan fungsi ekosistem pesisir, laut dan


pulau-pulau kecil
6. Meningkatkan pelayanan teknis dan kapasitas kelembagaan perikanan dan
kelautan yang maju, dan berkelanjutan.

4.4.2. Program Pembangunan


Program pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan di Kabupaten
Kepulauan Aru sebagaimana tercantum pada RPJM Tahun 2006 – 2011 adalah
sebagai berikut :
1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan
Program ini bertujuan untuk mendayagunakan potensi perikanan dan kelautan
secara optimal, adil dan lestari bagi pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. kegiatan pokokyang dilakukan adalah :
a. Penyusunan profil potensi dan profil investasi perikanan dan kelautan;
b. Peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pola
perikanan yang produktif;
c. Pengembangan usaha yang memiliki nilai tambah;
d. Pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan;
e. Pengembangan dan pengendalian mutu produk perikanan;
f. Peningkatan jaringan distribusi dan pemasaran hasil perikanan

2. Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan


Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dan
nelayan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :
a. Peningkatan kapasitas berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat pesisir dan nelayan;
b. Pembinaan masyarakat pesisir dan nelayan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, penguasaan informasi, dan manajemen usaha
aquabisnis;
c. Pengembangan kemitraan usaha dengan lembaga terkait baik pemerintah,
swasta, koperasi dan lembaga masyarakat dala pemberdayaan masyarakat
pesisir dan nelayan;
71

3. Program Penataan Wilayah Pengembangan Perikanan serta Pengelolaan


Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil
Program ini bertujuan untuk menata sentra-sentra perikanan dan mekanisme
pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang
dilakukan adalah :
a. Penataan ruang dan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau
kecil secara terpadu;
b. Penataan sentra-sentra perikanan tradisional, menengah dan besar untuk
meningkatkan produktivitas dan profesionalisme usaha perikanan;
c. Penataan sistem pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil.

4. Program Pengawasan, Pengendalian, Rehabilitasi dan Konservasi


Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan efektifitas
pengawasan, pengendalian, perlindungan sumberdaya perikanan dan
ekosisitem pesisir. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :
a. Penataan kawasan konservasi laut, rehabilitasi dan perlindungan
sumberdaya perikanan, pesisir, laut dan pulau-pulau kecil;
b. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya laut, jasa
kelautan, ekosistem laut dan pencemaran laut;
c. Pengembangan sistem, prasarana dan sarana pengawasan dan
pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan;
d. Penataan sistem dan penegakan hukum;
e. Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian
sumberdaya perikanan dan kelautan.

5. Program Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Perikanan dan


Kelautan
Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dan sistem informasi
yang dapat diakses masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
pengembangan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok yang dilakukan
adalah :
72

a. Desiminasi riset dan teknologi tepat guna untuk kepentingan


pengembangan perikanan dan kelautan melalui kerjasama dengan
Perguruan Tinggi;
b. Penataan data base dan sistem informasi perikanan dan kelautan untuk
peningkatan pelayanan internal maupun eksternal;
c. Penataan bentuk prasarana dan sarana informasi perikanan dan kelautan.

6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Perikanan dan


Kelautan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas aparatur dan penguatan
kelembagaan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok program ini meliputi :
a. Peningkatan peran Petugas Penyuluh Spesialis (PPS) dan Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL);
b. Pembinaan kapasitas teknis dalam bentuk diklat dan magang;
c. Pemantapan organisasi dan manajemen kelembagaan perikanan.

Data dan informasi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh


Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya dinas terkait tidak dapat
penulis sajikan karena hingga pengambilan data dilapangan yang dilakukan oleh
penulis, data dan informasi tersebut belum tersedia, sehingga penulis melakukan
observasi lapangan untuk memperoleh informasi, apakah program-program
tersebut tersebut sudah dijalankan dan sejauh mana tingkat keberhasilan yang
dicapai dan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama
yang memiliki kaitan langsung dengan perikanan. Dari hasil observasi yang
dilakukan diperoleh informasi bahwa sebagian program tersebut telah
dilaksanakan akan tetapi tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan. Misalnya,
karena minimnya pengawasan dari pihak terkait sehingga bantuan yang diberikan
kepada masyarakat nelayan berupa armada tangkap tidak digunakan sebagaimana
mestinya melainkan digunakan sebagai alat transportasi. Hal ini dapat
menghambat pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai