Anda di halaman 1dari 13

SUATU KAJIAN TEORITIK FAKTUAL DARI PERSPEKTIF SEJARAH

MATHILDA BATLAYERI SRIKANDI DARI TANIMBAR

PROPOSAL

OLEH :
ASTRID RATUANIK
NIM : 2015-31-096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu................................................................................ 5

B. Konsep Biografi ................................................................................ 5

C. Konsep Srikandi ................................................................................. 5

D. Kondisi Keamanan ............................................................................ 5

BAB III METODOLOGI

A. Tipe Penelitian ................................................................................... 9

B. Lokasi dan Waktu Penilitian .............................................................. 9

C. Sumber Data………………………………………………………....9

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….9

E. Validitas Data……………………………………………………….10

F. Teknik Analisis Data ……………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditandai oleh pembacaan

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada hari jum’at, 17 agustus 1945 yang dibacakan oleh

Ir.Soekarno di dampingi Drs.Mohammad Hatta di Jalan Pegangsan Timur 56, Jakarta Pusat.

Sebelum mencapai kemerdekaan, Indonesia telah banyak mengalami kesulitan untuk mencapai

kemerdekaan tersebut. Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat diimpikan bagi setiap rakyat

bangsa Indonesia.

Keamanan menjadi hal utama dalam membentuk suatu Negara, oleh karena itu

pemerintah membentuk lembaga-lembaga pertahanan negera diantranya (BKR) badan

keamanan Rakyat, yang bertujuan untuk melakukan pemeliharaan keamanan bersama-sama

dengan rakyat dan jawatan-jawatan Negra. BKR yang padasaat itu di anggotakan pemuda -

pemuda Indonesia yang sebelumnya telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara

(HEIHO) pembela tanah Air (PETA).https://id.m.wikipedia.org.

Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia terdapat beberapa tokoh pahlawaan yang

memegang peranan penting dalam memimpin pasukan untuk membri perlawanan terhadap

bangsa penjajah, sebagian besar pengetahuan masyrakat bahwa pahlawan Indonesia hanyalah

kaum pria (laki-laki) saja, namun dari latar belakang permasalahan yang saya kaji ini lebih

spesifik ke pahlawan wanita, dari beberapa pahlawan yang ada di indonesia diantaranya Cut

Nyak Dien , R.A Kartini, dan Martha critina Tiahahu yang merupakan salahsatu pahlawan

nasional dari Maluku.

Maluku punya sederet figur perempuan yang pantas dikenang. Sebut saja Hanuwele,

Dit Sakmas, Ina Luhu, Monia Latualinya, Khatijah, Ina Bala Wattimena, Aan Latuasan, Saar
Sopacua, Dien Tamaela, dan sebagainya. Belum lagi perempuan-perempuan modern abad ke-

20.

Tidaklah mengherankan bahwa banyak orang tidak mengenal sosok Mathilda

Batlayeri, perempuan Yamdena. Seorang istri polisi (Bhayangkari) Padahal, sebuah buku tipis

cetakan sederhana tentang Mathilda, sudah ditulis beberapa saat setelah Mathilda

gugur. Buku itu berjudul Peristiwa Gugurnya Mathilda Batlayeri, Anggota Bhayangkari di

Pos Polri Kurau Kalimantan Selatan. Buku ini ditulis oleh D. Habban, yang diterbitkan tahun

1953. Mathilda adalah anggota bhayangkari. Ia menikah dengan Adrianus Batlayeri, tahun

1944. Adrianus masuk polisi saat Polri berdiri dan melakukan penerimaan anggota pertama

kali, Saat bertugas di Kurau Kewedanaan Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Adrianus

berpangkat Agen Polisi II.

Sebagai istri polisi, Mathilda tinggal di asrama mengasuh tiga anaknya yang masih

kecil. Waktu itu, tahun 1953 tiga anak lelakinya Alexander Batlayeri, berusia 9 tahun,

Lodewijk Batlayeri 6 tahun, dan Max Batlayeri 2,5 tahun. Mathilda pun sedang mengandung

janin dalam kandungannya, jadi aktifitasnya hanya di dalam asrama.

Di Kalimantan Selatan, pada tahun 1950, ada seorang tokoh bekas pejuang yang gigih

melawan Belanda. Orang tuanya memberi nama Angli, tetapi dia dikenal sebagai Haderi Bin

Umar, dan paling popular sebagai Ibnu Hadjar. Nama Ibnu Hadjar sesungguhnya adalah nama

samarang untuk mengelabui pihak Belanda.

Ibu Hadjar pernah menjadi anggota TNI dan berpangkat letnan dua. Tapi dia kemudian

melakukan pemberontakan dengan kelompoknya yang dinamakan Kesatuan Rakyat yang

Tertindas (KRyT). Dia pun menyatakan bagian dari perjuangan Darul Islam/Tentara Islam

Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo. Aksi lapangan yang dilakukan kelompok Ibnu

Hadjar adalah menyerang pos militer di Kalimantan Selatan, Rabu, 28 September 1953.
Pada saat itu terjadi suatu insiden yang mengakibatakan peetempuran antara

pemberontak KRyT di pimpin oleh Ibnu Hadjar yang beranggotakan 50 orang dengan

dilengkapi persenjataan, situasi asrama pada saat itu haya dijagah oleh kurang lebih 5 anggota

polisi dan tentu hal ini sangat tidak berimbang sehinga dengan sikap sigap Mathilda

mengambil senjata milik suaminya kemudian ikut berperang melawan pemberontak yang

dipimpin oleh ibnu hajar,

Berdasarkan urain diatas, maka peniliti tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul

:Suatu Kajian Teoritik Faktual Dari Perspektif Sejarah Mathilda Batlayeri Srikandi

Dari Tanimbar

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatasa, maka masalah pokok yang akan diteliti

adalah : 1. Bagaimana biografi Mathilda Batlayeri srikandi dari Pulau Tanimbar

C. Tujuan Penilitian

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguraikan tentang biografi Mathilda

Batlayeri Srikandi dari Pulau Tanimbar

D. Manfaat penilitian

Manfaat penilitisn ini mencakup dua aspek yaitu aspek teoritis dan aspek praktis.

1. Secara teoritis, penilitian ini diharapkan dapat memperbanyak penulisan sejarah

Indonesia khususnya penulisan sejrah Maluku.

2. Secara praktis, penilitian ini diharapakan berguna untuk kita semua yang ingin

mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang Mathilda Batlayeri Srikandi dari

Pualau Tanimbar.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu

Sejarah Pahlawan Maluku telah banyak di tulis oleh berbagai peniliti dengan sudut

pandang yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Setiap penulisan tentunya memiliki tujuan

tertentu sehingga diperlukan interprestasi yang cermat dalam mengumpulkan sumber yang

terkait biografi Marthilda Batlayeri karya-karya terdahulu antara lain adalah :Mathilda

Batlayeri karya D. Haban banayak membahas temtang kehidupan Mathilda Batlayeri, peranan

dan perjuanagan melawan pemberontak, bahkan dalam buku ini, mengulas lebih dalam tentang

riwayat dan asalusul Mathilda serta sejarah nya dalam perjuanagannya mempertahankan pos

militer Kalimantan selatan dari pemberontak.

Karya Adi Sudirman, sejarah lengkap Indonesia banyak membahas tentang

perlawanan rakyat Maluku. Namun tidak di jelaskan secara spesifik tentang pahlawan-

pahlawan Maluku, Prof. Drs. J. A. Pattikayhatu, Album berseri sejarah parah pahlawan dan

pejuang daerah Maluku, banyak mengulas tentang parah tokoh pahlawan Maluku secara

umum, namun tidak disingung tentang berapa banyak pahlawan wanita yang berperang dalam

penjajahan dan pemberontakan yang terjadi di maluku.

B. Kosenp Biografi

Biografi berasal dari bahasa yunani, (bios) yang berarti memilikik arti hidup dan (graphien)

yang berarti tulis, biografi merupakan suatu tulisan yang membahas tentangh kehidupan

seseorang. Secara sederhana, biografi dapat di artikan sebagai sebuah kisah riwayat hidup

seseorang, biografi sendiri dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun biografi

tersebut dapat lebih dari satu buku


Biografi merupakan sebuah buku yang menceritakan kejadian-kejadian hidup

seseorang lewat biografi tersebut dapat ditemiukan hubungan, keterangan arti dan sebuah

tindakan tertentu atau sebuah misteri yang melingkupi hidup seseorang dan juga merupakan

suatu penjelesan mengenai tindakan atau perilaku dalam hidupnya.

Biografi dapat bercerita mengenai kehidupan seorang tokoh penting atau terkenal

maupun tidaka terkenal. Biografi seringkali bercerita mengenai tokoh sejarah, namun tak

jarang juga mengenai orang yang masih hidup, banyak biografi sekarang ini yang ditulis secara

kronologis. Biografi membutuhkan bahan-bahan utama serta bahan pendukung, bahan utama

dapat berupa benda-benda, misalnya buku harian, surat-surat, kliping, koran, dan sebagainya.

Bahan pendukung biasannya berupa biografi lain, referensi, sejarah yang

memaparkan peranan orang dalam biografi tersebut dan sebagainya. Biografi adalah suatu

kisah atau keterangan dari perjallan kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaman

atau kisah nayata. Perlawanan Batlayeri dalam menghadapi pemberontakan yang di lakukan

sekelompok orang dapat di artikan sebagai suatu wujud pembelaan diri atau melindungi diri

dari para pemberontak, (W.J.S. Poerwardarminta, 1984 ;129), dalam bukunya mengulas

tentang, pada dasarnya pemberotakan berasal dari kata berontakyang artinya meronta-ronta

atau dengan kata lain melepaskan diri, (melawan dsb). Jadi pemberontakan dapat di artikan

perlawanan atau penentangan pada suatu kekuasaan.

C. Konsep Srikandi

Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai wanita bernama Amba.

Kisah mengenai Amba dimuat dalam Mahabharata jilid pertama, yaitu Adiparwa.

Bisma pangeran dari Kerajaan Kuru memboyong Amba dari suatu sayembara di

Kerajaan Kasi, tanpa mengetahui bahwa Amba sudah memilih Salwa sebagai calon

suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia

memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Salwa. Salwa yang merasa harga
dirinya terinjak tidak mau menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma

agar dinikahi, namun Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang

selamanya. Karena merasa terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para

dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma.

Menurut Mahabharata yang ditulis ulang C. Rajagopalachari, Dewa Subramanya

memberikannya puspamala dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya

akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia

memakainya, namun tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari

sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja

Drupada, dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan

puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya.

Setelah itu Amba pergi dan berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab

kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi

menjadi Srikandi.

Srikandi suatu sebutan atau gelar yang diterima oleh seorang wanita yang rela

mempertaruhkan nyawanya demi membela harkat dan martabat bangasa dan khususnya

kaum wanita (Hawa). Srikandi memiliki tiga arti, Srikandi adalah sebutan Homonim

karena dalam pengertianaya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetpi maknanya

berbeda, arti-arti dari srikandi bisa bukan dalam arti kata yang sebenarnaya, srikandi

memiliki arti dalam kelas Homonim atau kata benda sehinga srikandi dapat menyatakan

nama dari seseorang, tempat, atau semua bendah dan segala yang dibedakan.
D. Kondisi keamanan awal kemerdekaan Indonesia

pada saat awal kemerdekaan, ketegangan dan juga kekacawan karena berbagai

insiden

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan tentu tidakilah mudah

dalam menjagsa keutuhan dan keamanan Rakyat dengan demikian diperlukan suatu

lembaga keamanan yang dibentuk oleh pemerintah guna menjaga dan mengamankan

situasi dan keadaan yang pada saat itu dapat dikatakan tidak stabil.

Setelah awal kemerdekaan ketegangan dan juga kekacawan karena berbagai insiden

masi saja terus terjadi, hal itu dikarenakan masih terdapat pihak-pihak asing yang masi

sajah tidak rela Indonesia merdeka, contoh nya Jepang, Belanda dan Inggris. Jika dilihat

dari sudut ekonomi dalam bidang ekonomi negara Indonesia masih sangat

memprihatinkan dan sangat kesusahan hal itu dikarenakan Indonesia mengalami inflasi

yang cukup berat karena peredaran terhadap mata uang Jepang yang sangat tak

terkendali, sementara nilai tukarnya rendah.

Indonesia juaga memiliki mata uangnya sendiri, dan juga dana khas pemerintahan

kosong halini dikarenakan tidak ada pemasukan dan juga kondisi Indonesia semakin

diperparah dengan dilakukannya blokade oleh Belanda (NICA).


BAB III

METODOLOGI

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif

deskriptif dengan pendekatan sejarah (Soejono, 2015: 22). Yang bertujuan untuk

menghasilkan data, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati sehingga dapat memperoleh pengertian Biografi Mathilda Batlayeri. yang ada

pada Desa Lorulun Kecamatan Wertamrin Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Desa Lorulun Kecamatan Wertamrin

Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

C. Sumber data

Menurut (Lexy. J. Moleong 2010 : 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata, dan tindakan,selanjutnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain.Untuk memperoleh hasil yang optimal pada penelitian ini penulis mengambil data

Informasi yang akan dijadikan narasumber yang terdiri dari tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh

masyarakat yang memiliki pengetahuan dan memahami benar tentang Mathilda Batlayeri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. (Sugiyono,2011:224).

1. Observasi (Pengamatan)

Menurut Imam Gunawan (2013:142) Observasi merupakan suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara teliti, serta

pecatatan secara sistematik (Arikunto,2002). Menurut Kartono (1980:142) observasi


ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomenna sosial dan gejala-gejala

psikis dengan jalan pengamatan

2. Wawancara (Interview)

Menurut Lexy. J . Moleong (2010: 187) yakni percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara atau interviuw

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban yang

dikemukakan disesuaikan dengan pedoman wawancara.

3. Studi Dokumenter

Dengan menggunakan Dokumentasi yang menjadi dalam membantu

pelaksanaan penelitian serta menjadi alat bukti.

E. Validitas Data

Guna menjamin data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder dapat

dijamin kebenaranya, maka dalam penelitian ini menggunakan cara yang disebut

trianggulasi data sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lexy. J . Moleong (2010: 187)

bahwa proses trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan

pemahaman informan tentang hal-hal yang di informasikan informan kepada peneliti

sebagai berikut:

1. Trianggulasi data, digunakan adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Trianggulasi teori, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data pada sumber yang sama dengan taktik yang berbeda data yang diperoleh dengan

wawancara lalu dicek dengan observasi.

3. Trianggulasi peneliti karena itu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan pada pagi hari disaat narasumber segar dan tidak banyak masalah akan
memberikan data yang lebih valit sehingga data yang diperoleh lebih kredibel. Dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan pengecekan dengan wawancara,

dan teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Penulis menggunakan Trianggulasi data dan teori untuk menverifikasi semua

data untuk menjamin kebenaran data dan keakuratan data tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengelola data dan informasi, penulis menggunakan teknis analisis yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2011) yaitu content analisis dimana penulis setelah

mengumpulkan data, mencatat data dan informasi dan adapun informasi selanjutnya

dikonfirmasi dengan realitas dan sumber-sumber tertulis kemudian hasil komparasi itu

akan disajikan pada Bab IV tentang temuan data dan pembahasan.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007, prosedur penilitian suatu pendekatan praktik. Jkarta : Rineka Aksara

Kartono, Kartini 1980. Pengantar metodologi riset sosial. Alumni Bandung

Gunawan, Iman 2013, metode penilitian kualitatif : Teori dan prakti. Jakarta : Bumi Aksara

https : //id,Wikipedia.org/wiki/srikandi

Lexy. J. Moleong. 2010 :metode penilitian kualitatif , Penerbit, Remaja 1989

Prof. J. A. Pattikayhatu, Album berseri Sejarah, para pahlawan, tokoh dan pejuang daerah

Maluku, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Provinsi

Maluku dan Maluku Utara, 2005

Sugiono. 2011, metode penilitian kuantitatif, kualitatif dan N & D, Bandung afabeta

W. J. S. Poerwardraminta , Kamus umum bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 1984 - Penerbit :

Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai