PROPOSAL
OLEH :
ASTRID RATUANIK
NIM : 2015-31-096
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
A. Kajian Terdahulu................................................................................ 5
C. Sumber Data………………………………………………………....9
E. Validitas Data……………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada hari jum’at, 17 agustus 1945 yang dibacakan oleh
Ir.Soekarno di dampingi Drs.Mohammad Hatta di Jalan Pegangsan Timur 56, Jakarta Pusat.
Sebelum mencapai kemerdekaan, Indonesia telah banyak mengalami kesulitan untuk mencapai
kemerdekaan tersebut. Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat diimpikan bagi setiap rakyat
bangsa Indonesia.
Keamanan menjadi hal utama dalam membentuk suatu Negara, oleh karena itu
dengan rakyat dan jawatan-jawatan Negra. BKR yang padasaat itu di anggotakan pemuda -
pemuda Indonesia yang sebelumnya telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara
memegang peranan penting dalam memimpin pasukan untuk membri perlawanan terhadap
bangsa penjajah, sebagian besar pengetahuan masyrakat bahwa pahlawan Indonesia hanyalah
kaum pria (laki-laki) saja, namun dari latar belakang permasalahan yang saya kaji ini lebih
spesifik ke pahlawan wanita, dari beberapa pahlawan yang ada di indonesia diantaranya Cut
Nyak Dien , R.A Kartini, dan Martha critina Tiahahu yang merupakan salahsatu pahlawan
Maluku punya sederet figur perempuan yang pantas dikenang. Sebut saja Hanuwele,
Dit Sakmas, Ina Luhu, Monia Latualinya, Khatijah, Ina Bala Wattimena, Aan Latuasan, Saar
Sopacua, Dien Tamaela, dan sebagainya. Belum lagi perempuan-perempuan modern abad ke-
20.
Batlayeri, perempuan Yamdena. Seorang istri polisi (Bhayangkari) Padahal, sebuah buku tipis
cetakan sederhana tentang Mathilda, sudah ditulis beberapa saat setelah Mathilda
gugur. Buku itu berjudul Peristiwa Gugurnya Mathilda Batlayeri, Anggota Bhayangkari di
Pos Polri Kurau Kalimantan Selatan. Buku ini ditulis oleh D. Habban, yang diterbitkan tahun
1953. Mathilda adalah anggota bhayangkari. Ia menikah dengan Adrianus Batlayeri, tahun
1944. Adrianus masuk polisi saat Polri berdiri dan melakukan penerimaan anggota pertama
kali, Saat bertugas di Kurau Kewedanaan Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Adrianus
Sebagai istri polisi, Mathilda tinggal di asrama mengasuh tiga anaknya yang masih
kecil. Waktu itu, tahun 1953 tiga anak lelakinya Alexander Batlayeri, berusia 9 tahun,
Lodewijk Batlayeri 6 tahun, dan Max Batlayeri 2,5 tahun. Mathilda pun sedang mengandung
Di Kalimantan Selatan, pada tahun 1950, ada seorang tokoh bekas pejuang yang gigih
melawan Belanda. Orang tuanya memberi nama Angli, tetapi dia dikenal sebagai Haderi Bin
Umar, dan paling popular sebagai Ibnu Hadjar. Nama Ibnu Hadjar sesungguhnya adalah nama
Ibu Hadjar pernah menjadi anggota TNI dan berpangkat letnan dua. Tapi dia kemudian
Tertindas (KRyT). Dia pun menyatakan bagian dari perjuangan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo. Aksi lapangan yang dilakukan kelompok Ibnu
Hadjar adalah menyerang pos militer di Kalimantan Selatan, Rabu, 28 September 1953.
Pada saat itu terjadi suatu insiden yang mengakibatakan peetempuran antara
pemberontak KRyT di pimpin oleh Ibnu Hadjar yang beranggotakan 50 orang dengan
dilengkapi persenjataan, situasi asrama pada saat itu haya dijagah oleh kurang lebih 5 anggota
polisi dan tentu hal ini sangat tidak berimbang sehinga dengan sikap sigap Mathilda
mengambil senjata milik suaminya kemudian ikut berperang melawan pemberontak yang
Berdasarkan urain diatas, maka peniliti tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul
:Suatu Kajian Teoritik Faktual Dari Perspektif Sejarah Mathilda Batlayeri Srikandi
Dari Tanimbar
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatasa, maka masalah pokok yang akan diteliti
C. Tujuan Penilitian
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguraikan tentang biografi Mathilda
D. Manfaat penilitian
Manfaat penilitisn ini mencakup dua aspek yaitu aspek teoritis dan aspek praktis.
2. Secara praktis, penilitian ini diharapakan berguna untuk kita semua yang ingin
mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang Mathilda Batlayeri Srikandi dari
Pualau Tanimbar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Terdahulu
Sejarah Pahlawan Maluku telah banyak di tulis oleh berbagai peniliti dengan sudut
pandang yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Setiap penulisan tentunya memiliki tujuan
tertentu sehingga diperlukan interprestasi yang cermat dalam mengumpulkan sumber yang
terkait biografi Marthilda Batlayeri karya-karya terdahulu antara lain adalah :Mathilda
Batlayeri karya D. Haban banayak membahas temtang kehidupan Mathilda Batlayeri, peranan
dan perjuanagan melawan pemberontak, bahkan dalam buku ini, mengulas lebih dalam tentang
riwayat dan asalusul Mathilda serta sejarah nya dalam perjuanagannya mempertahankan pos
perlawanan rakyat Maluku. Namun tidak di jelaskan secara spesifik tentang pahlawan-
pahlawan Maluku, Prof. Drs. J. A. Pattikayhatu, Album berseri sejarah parah pahlawan dan
pejuang daerah Maluku, banyak mengulas tentang parah tokoh pahlawan Maluku secara
umum, namun tidak disingung tentang berapa banyak pahlawan wanita yang berperang dalam
B. Kosenp Biografi
Biografi berasal dari bahasa yunani, (bios) yang berarti memilikik arti hidup dan (graphien)
yang berarti tulis, biografi merupakan suatu tulisan yang membahas tentangh kehidupan
seseorang. Secara sederhana, biografi dapat di artikan sebagai sebuah kisah riwayat hidup
seseorang, biografi sendiri dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun biografi
seseorang lewat biografi tersebut dapat ditemiukan hubungan, keterangan arti dan sebuah
tindakan tertentu atau sebuah misteri yang melingkupi hidup seseorang dan juga merupakan
Biografi dapat bercerita mengenai kehidupan seorang tokoh penting atau terkenal
maupun tidaka terkenal. Biografi seringkali bercerita mengenai tokoh sejarah, namun tak
jarang juga mengenai orang yang masih hidup, banyak biografi sekarang ini yang ditulis secara
kronologis. Biografi membutuhkan bahan-bahan utama serta bahan pendukung, bahan utama
dapat berupa benda-benda, misalnya buku harian, surat-surat, kliping, koran, dan sebagainya.
memaparkan peranan orang dalam biografi tersebut dan sebagainya. Biografi adalah suatu
kisah atau keterangan dari perjallan kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaman
atau kisah nayata. Perlawanan Batlayeri dalam menghadapi pemberontakan yang di lakukan
sekelompok orang dapat di artikan sebagai suatu wujud pembelaan diri atau melindungi diri
dari para pemberontak, (W.J.S. Poerwardarminta, 1984 ;129), dalam bukunya mengulas
tentang, pada dasarnya pemberotakan berasal dari kata berontakyang artinya meronta-ronta
atau dengan kata lain melepaskan diri, (melawan dsb). Jadi pemberontakan dapat di artikan
C. Konsep Srikandi
Kisah mengenai Amba dimuat dalam Mahabharata jilid pertama, yaitu Adiparwa.
Bisma pangeran dari Kerajaan Kuru memboyong Amba dari suatu sayembara di
Kerajaan Kasi, tanpa mengetahui bahwa Amba sudah memilih Salwa sebagai calon
suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia
memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Salwa. Salwa yang merasa harga
dirinya terinjak tidak mau menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma
agar dinikahi, namun Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup membujang
selamanya. Karena merasa terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para
akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia
memakainya, namun tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari
sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja
Drupada, dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan
puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya.
Setelah itu Amba pergi dan berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab
menjadi Srikandi.
Srikandi suatu sebutan atau gelar yang diterima oleh seorang wanita yang rela
mempertaruhkan nyawanya demi membela harkat dan martabat bangasa dan khususnya
kaum wanita (Hawa). Srikandi memiliki tiga arti, Srikandi adalah sebutan Homonim
karena dalam pengertianaya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetpi maknanya
berbeda, arti-arti dari srikandi bisa bukan dalam arti kata yang sebenarnaya, srikandi
memiliki arti dalam kelas Homonim atau kata benda sehinga srikandi dapat menyatakan
nama dari seseorang, tempat, atau semua bendah dan segala yang dibedakan.
D. Kondisi keamanan awal kemerdekaan Indonesia
pada saat awal kemerdekaan, ketegangan dan juga kekacawan karena berbagai
insiden
dalam menjagsa keutuhan dan keamanan Rakyat dengan demikian diperlukan suatu
lembaga keamanan yang dibentuk oleh pemerintah guna menjaga dan mengamankan
situasi dan keadaan yang pada saat itu dapat dikatakan tidak stabil.
Setelah awal kemerdekaan ketegangan dan juga kekacawan karena berbagai insiden
masi saja terus terjadi, hal itu dikarenakan masih terdapat pihak-pihak asing yang masi
sajah tidak rela Indonesia merdeka, contoh nya Jepang, Belanda dan Inggris. Jika dilihat
dari sudut ekonomi dalam bidang ekonomi negara Indonesia masih sangat
memprihatinkan dan sangat kesusahan hal itu dikarenakan Indonesia mengalami inflasi
yang cukup berat karena peredaran terhadap mata uang Jepang yang sangat tak
Indonesia juaga memiliki mata uangnya sendiri, dan juga dana khas pemerintahan
kosong halini dikarenakan tidak ada pemasukan dan juga kondisi Indonesia semakin
METODOLOGI
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif
deskriptif dengan pendekatan sejarah (Soejono, 2015: 22). Yang bertujuan untuk
menghasilkan data, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati sehingga dapat memperoleh pengertian Biografi Mathilda Batlayeri. yang ada
C. Sumber data
Menurut (Lexy. J. Moleong 2010 : 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan,selanjutnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain.Untuk memperoleh hasil yang optimal pada penelitian ini penulis mengambil data
Informasi yang akan dijadikan narasumber yang terdiri dari tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh
masyarakat yang memiliki pengetahuan dan memahami benar tentang Mathilda Batlayeri.
1. Observasi (Pengamatan)
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara teliti, serta
2. Wawancara (Interview)
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara atau interviuw
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban yang
3. Studi Dokumenter
E. Validitas Data
Guna menjamin data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder dapat
dijamin kebenaranya, maka dalam penelitian ini menggunakan cara yang disebut
trianggulasi data sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lexy. J . Moleong (2010: 187)
bahwa proses trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan
sebagai berikut:
1. Trianggulasi data, digunakan adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
2. Trianggulasi teori, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data pada sumber yang sama dengan taktik yang berbeda data yang diperoleh dengan
3. Trianggulasi peneliti karena itu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan pada pagi hari disaat narasumber segar dan tidak banyak masalah akan
memberikan data yang lebih valit sehingga data yang diperoleh lebih kredibel. Dalam
Untuk mengelola data dan informasi, penulis menggunakan teknis analisis yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011) yaitu content analisis dimana penulis setelah
mengumpulkan data, mencatat data dan informasi dan adapun informasi selanjutnya
dikonfirmasi dengan realitas dan sumber-sumber tertulis kemudian hasil komparasi itu
Arikunto. 2007, prosedur penilitian suatu pendekatan praktik. Jkarta : Rineka Aksara
Gunawan, Iman 2013, metode penilitian kualitatif : Teori dan prakti. Jakarta : Bumi Aksara
https : //id,Wikipedia.org/wiki/srikandi
Prof. J. A. Pattikayhatu, Album berseri Sejarah, para pahlawan, tokoh dan pejuang daerah
Maluku, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Provinsi
Sugiono. 2011, metode penilitian kuantitatif, kualitatif dan N & D, Bandung afabeta
Yogyakarta