Anda di halaman 1dari 16

EQUILIBRIUM STILL

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan suatu reaktan menjadi produk
menuju kesetimbangan keadaan setimbang dapat diartikan sebagai samanya
jumlah antara pereaksi dan hasil reaksi. Namun yang lebih tepatnya
kesetimbangan kimia adalah samanya laju pembentukan produk dari reaktan atau
sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesetimbangan kimia merupakan
proses yang dinamis. Proses pemisahan larutan biner (dua komponen) secara
distilasi sering dijumpai dalam industri. Sebagai data dasar dalam penyelesaian
persoalan distilasi adalah data keseimbangan antara fasa liquid dan fasa uap dari
sistem yang didistilasi. Destilasi sendiri adalah pemisahan campuran yang
memiliki titik didih yang berbeda. Dalam pemisahan campuran zat didihkan
sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam betuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih dan akan menguap lebih dulu. Jika komposisi
fase uap sama dengan komposisi fase cair maka pemisahan dengan jalan destilasi
tidak dapat dilakukan.
Pada percobaan equilibrium still ini bahan yang digunakan adalah larutan
biner antara aquadest dengan asam asetat, prosedur yang dilakukan pada
percobaan equilibrium still ini adalah pertama-tama mengisi labu destilasi dengan
larutan biner pada konsentrasi sesuai variabel yang ditentukan. Selanjutnya,
panaskan hingga mencapai titik didih sehingga terbentuk destilat lalu diamkan
hingga steady state (catat suhu pada keadaan konstan). Kemudian ambil sampel
destilat dari labu sesuai variabel yang ditentukan. kemudian dinginkan dan dibagi
sama banyak, kemudian titrasi dengan Natrium Hidroksida dengan konsentrasi 1
N hingga terjadi perubahan warna.
Oleh karena itu dalam praktikum kali ini tentang percobaan equilibrium
still memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah untuk dapat menentukan harga
relative dari sistem asam asetat dan air. Selain itu, pada percobaan equilibrium
still ini bertujuan untuk dapat memperoleh data kesetimbangan dari larutan biner.
Selain itu juga untuk dapat mengetahui proses pemisahan larutan biner secara

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


EQUILIBRIUM STILL

destilasi pada percobaan. Itulah beberapa tujuan dilakukannya percobaan


equilibrium still. Sehingga praktikan dapat membuat grafik antara konsentrasi fase
uap dan fase liquid.

I.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh data kesetimbangan larutan biner antara aquadest dan asam
asetat.
2. Untuk menentukan harga relative volatilitasnya.
3. Untuk mengetahui proses pemisahan larutan biner secara destilasi.

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui cara perhitungan dalam percobaan
equilibrium still.
2. Agar praktikan dapat mengerti cara membuat kurva kesetimbangan.
3. Agar praktikan dapat memperoleh grafik antara konsentrasi fase uap dan fase
liquid.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


EQUILIBRIUM STILL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Kesetimbangan memberikan pengertian bahwa suatu keadaan dimana
tidak terjadi perubahan sifat makroskopis dari sistem terhadap waktu. Untuk
material tersebut dengan waktu, keadaan setimbang sebenarnya tidak pernah
tercapai. Semakin dekat keadaan sistem dengan titik kesetimbangan maka
semakin kecil gaya penggerak proses, semakin kecil pula laju proses dan ahkirnya
sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah tercapai. Jadi titik kesetimbangan
hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu yang tak terhingga.
Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap-cair dapat
ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu.
Saat kesetimbangan model ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang
membentuk fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk
cairan kembali. Data kesetimbangan uap cair merupakan data termodinamika
yang diperlukan dalam perancangan dan pengoperasian kolom-kolom distilasi.
Pada prakteknya didalam pekerjaan ilmiah suatu kesetimbangan dianggap tercapai
bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan seperti yang ditunjukkan oleh praktek
sama dengan sifat yang dihitung berdasarkan metoda yang menggunakan
anggapan kesetimbangan.
(Ryantito, 2013)
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair
yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh
destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang
lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar
menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena
adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya . Pada proses ini cairan berubah
menjadi uap yang merupakan zat yang mempunyai titik didih lebih rendah dari
titik didih zat lainnya. Kemudian uap ini didinginkan dalam kondensor yang di
luarnya ada aliran air yang mengalir dari bawah ke atas sehingga dapat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


EQUILIBRIUM STILL

mendinginkan uap. Pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni
yang disebut destilat.
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan
distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih
dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
(Rolandy, 2011)
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titikdidih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalamtekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


EQUILIBRIUM STILL

beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak


sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk kelabu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jikakondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini.
(Suciati, 2014)
Suatu kesetimbangan uap-liquida sangat ditentukan oleh hukum fasa, yang
dirumuskan sebagai berikut : F=C–P+2
Dimana , F = jumlah derajad kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Pada percobaan equilibrum still, yang dibicarakan adalah sistem biner, jadi
untuk penerapan persamaan di atas adalah C = 2 dan P = 2 sehingga jika
disubstitusikan ke dalam persamaan diatas, diperoleh hasil F = 2 – 2 + 2 =2.
Komponen A dan B, dimana komponen A adalah yang lebih volatile dari
pada komponen B, maka ada 4 variabel yang berpengaruh dalam sistem ini,
yaitu Tekanan (P), Temperatur ( T ), Konsentrasi komponen A dalam fasa
liquida ( X ) dan konsentrasi komponen A dalam uap ( Y ).
Ada beberapa cara untuk membuat kurva kesetimbangan, antara lain :
a. Dengan Vapour – Liquida Equilibrium Ratio.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


EQUILIBRIUM STILL

Apabila fasa liquida dan uap tidak mengikuti hukum Roult, maka
dapat digunakan "Vapour – Liquida Equilibrum Ratio", K yang
dirumuskan sebagai
𝑌𝐴 = 𝐾𝐴 . 𝑋𝐴 , dimana
1 − 𝐾𝐵
𝑋=
𝐾𝐴 − 𝐾𝐵
Harga K dapat diperoleh dengan cara perhitungan thermodinamika
tergantung pada suhu dan tekanan sistem. Untuk harga K dapat dilihat
pada perry 3 rd ed. P.569
b. Dengan Hukum Roult
berdasarkan hukum Roult untuk larutan ideal dan biner
PA = PAo . XA
PA = tekanan partial komponen A dalam uap
PAo = tekanan uap murni komponen A pada suhu yang sama
XA = mol fraksi komponen A dalam liquida.
pA
YA =
pA + pB
pA . X A
=
pA . X A + pB ( 1 – X A )
pA . X A
=
pB

Dimana, YA = mole fraksi komponen A dalam liquida


P = tekanan total system
Karena tekanan uap komponen tergantung pada temperaturnya, maka
untuk larutan yang dianggap ideal dapat digambarkan kurva kesetimbangan.
c. Dengan Relative Volatile
Merupakan salah satu pengukuran secara numerik yang disebut
faktor pemisahan atau dalam kasus distilasi disebut relative volatile.
Ratio konsentrasi A dan B dalam satu fase terhadap yang lainya
disebut relative volatility
Y∗ ( 1 – Y∗ ) Y∗ ( 1 – X∗ )
= X∗/ ( 1 – X∗ ) = X∗ ( 1 – Y∗ )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


EQUILIBRIUM STILL

Dimana :
Y* = mole fraksi komponen dalam fase uap / vapour
X* = mole fraksi komponen dalam fasa liquida.
d. Dengan Hukum Henry
Hukum lain yang hampir sama dengan hukum Roult adalah hukum
Henry,
PA = H . X A
Dimana : PA = tekanan partial komponen A
N = konstanta Henry pada suhu tertentu
XA = mole fraksi A
Pada kenyataanya, Hukum Henry ini berlaku dengan baik bila
harga XA kecil dan sebaliknya Hukum Henry akan berlaku dengan
baik bila harga XB kecil
(Modul OTK II,2018)
Untuk memprediksi konsentrasi zat terlarut di masing-masing kedua fase
dalam kesetimbangan, data ekuilibrium eksperimental harus tersedia. jika dua
fase tidak berada pada kesetimbangan laju transfer massa sebanding dengan
kekuatan pendorongnya, yang merupakan hasil dari kesetimbangan tersebut.
dalam semua kasus yang melibatkan kesetimbangan, dua fase seperti gas-cair
atau cair-cair. variabel penting yang mempengaruhi kesetimbangan zat terlarut
adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi.
(Geankoplis.1986)
Posisi garis operasi berhubungan dengan garis kesetimbangan yang
menentukan arah perpindahan massa dan berapa banyak tahapan yang diperlukan
untuk pemisahan tertentu. data ekuilibrium ditemukan oleh
eksperimen,perhitungan termodinamika, atau sumber yang diterbitkan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


EQUILIBRIUM STILL

Gambar garis operasi dan kesetimbangan


a. Untuk distilat
b. Untuk absorbsi gas
c. Untuk desorpsi
Ketika satu komponen akan ditransfer dari fase uap ke fase cair,seperti
dalam penyerapan bahan terlarut dari gas inert. garis operasi harus berada di atas
garis ekuilibrium. perbedaan antara komposisi uap aktual dan komposisi uap
dalam kesetimbangan dengan cairan untuk posisi itu adalah kolom. dalam
perancangan penyerap gas, laju cairan biasanya dipilih untuk membuat garis
operasi agak lebih curam daripada garis kesetimbangan. yang memberikan
tenagapenggerak yang cukup besar di bagian bawah kolom dan memungkinkan
pemisahanyang dibuat dengan sedikit tahap
(Warren L,1993)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


EQUILIBRIUM STILL

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
A. Sifat Kimia
a. Rumus molekul H2O
b. Massa molar 18,0153 gram/mol
c. Densitas 0,998 gram/cm3 pada cairan 20oC
d. Titik lebur 0oC
B. Sifat Fisika
a. Berbentuk cairan
b. Tidak berbau
c. Tidak berwarna
(MSDS, 2013, “Water”)
2. Asam Asetat
A. Sifat kimia
a. Rumus molekul C2H4O2
b. Massa molar 60,05gram/mol
c. Densitas 1,049 gram/cm3
d. Titik lebur 289-290 K
B. Sifat Fisika
a. Berbentuk cairan
b. Berbau menyengat
c. Tidak berwarna
(MSDS, 2013, “Acetic Acid”)
3. Natrium Hidroksida
A. Sifat Kimia
a. Rumus molekul NaOH
b. Massa molar 39,9971 gram/mol
c. Densitas 2,1 gram/cm3
d. Titik lebur 3180C
B. Sifat Fisika
a. Berbentuk padat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


EQUILIBRIUM STILL

b. Tidak berwarna
c. Berbau menyengat
(MSDS, 2013, “Sodium Hidroxide”)
4. Phenolphthalein
A. Sifat Kimia
a. Rumus molekul C20H14O4
b. Massa molar 318,329 gram/mol
c. Densitas 1,277 gram/cm3
d. Titik lebur 318oC
B. Sifat Fisika
a. Berbentuk serbuk
b. Tidak berbau
c. Berwarna putih
(MSDS, 2013, ”Phenolphtalein”)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


EQUILIBRIUM STILL

II.3 Hipotesa
Pada praktikum kali ini diharapkan dengan berbagai variasi konsentrasi
asam asetat dapat ditentukan nilai relative volatility air terhadap asam asetat.
Semakin besar konsentrasi asam asetatnya maka semakin besar destilat yang
dihasilkan, maka semakin besar pula harga relative volatility.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


EQUILIBRIUM STILL

II.4 Diagram Alir

Campurkan air dan asam asetat dengan


konsentrasi sesuai variabel yang ditentukan

Masukkan ke dalam labu leher tiga

Panaskan hingga mendidih, hingga terbentuk


destilat

Ambil destilat dan residu kemudian dinginkan

Titrasi menggunakan NaOH 1 N

Hitung densitas dan buat kurva kesetimbangan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


EQUILIBRIUM STILL

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan Yang Digunakan


1. Aquadest 3. Asam Asetat
2. Natrium Hidroksida 4. Phenolphtalein
III.2 Alat Yang Digunakan
1. Neraca analitik 10. Erlenmeyer
2. Pipet tetes 11. Gelas ukur
3. Corong kaca 12. Spatula
4. Labu ukur 13. Beaker glass
5. Statif dan klem 14. Buret
6. Kaca arloji 15. Adaptor
7. Heating jacket 16. Labu leher tiga
8. Termometer 17. Kondensor
9. Divider

III.3 Gambar Alat

Neraca analitik Erlenmeyer Pipet tetes Gelas ukur

Corong kaca Spatula Labu ukur Beaker glass

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


EQUILIBRIUM STILL

Statif dan Klem Buret Kaca arloji Adaptor

Heating jacket Labu leher tiga Termometer Kondensor

Divider

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


EQUILIBRIUM STILL

III.4 Rangkaian Alat

Serangkaian Alat Equilibrium


III.5 Prosedur Percobaan
1. Campurkan air dan asam asetat dengan konsentrasi ditentukan.
2. Masukkan kedalam labu leher tiga.
3. Panaskan hingga mendidih, hingga terbentuk destilat.
4. Ambil destilat dan residu, kemudian dinginkan.
5. Titrasi dengan menggunakan NaOH 1N
6. Hitung densitas dan buat kurva kesetimbangan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


EQUILIBRIUM STILL

DAFTAR PUSTAKA

MSDS. 2013. “AceticAcid”.(http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.php?


msdsId=9922769). Diakses pada Kamis, 6 September 2018 pukul 10.20
WIB.
MSDS. 2013.“Phenolphthalein”.(http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.php
?msdsId=9926469). Diakses pada Kamis, 6 September 2018 pukul 10.20
WIB.
MSDS. 2013. “Sodium Hidroxide”.(http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.
php?msdsId=9924998). Diakses pada Kamis, 6 September 2018 pukul 10.25
WIB.
MSDS. 2013. “Water”.(http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.php?msdsId
=9927321). Diakses pada Kamis, 6 September 2018 pukul 10.25 WIB.
Modul Operasi Teknik Kimia II. 2018. ”Equilibrium Still”. Surabaya:
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Geankoplis, C.J. and J.F. Richardson.1989.“Design Transport Process and Unit
Operation”. Singapore: Pegamon Press.
Rolandy.2011.“MacamMacamDistilasi”.(http://rolandy19.blogspot.co.id/2011/02/
macam-macam-desilasi_10.html). Diakses pada tanggal 11 September
2018 pukul 22.19 WIB

Warren L. Mc Cabe, Julian C Smith, Pter Harriot. 1993. “ Unit Operations of


Chemical Engineering”, 5th edition,Mac Graw Hill Inc.
Ryantito.2013.”Distilasi Sistem Biner ”.
(http://ryantito.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktikum-operasi-teknik-
kimia.html).Diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 22.40 WIB
Suciati,Rina.2014.“Distilasi”.(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html.
Diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 22.25 WIB

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16

Anda mungkin juga menyukai