Anda di halaman 1dari 56

- 1-

PEMERINTAH KABUPATEN BOALEMO


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN
Jalan Prof. DR. Hi. Aloei Saboe, Ds. Lamu, Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo
Prov. Gorontalo, Email : rstnboalemo@yahoo.co.id K. pos. 96313

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN
KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 87/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pelayanan


Unit Laboratorium RSUD Tani dan Nelayan, maka
diperlukan Pedoman Pelayanan Laboratorium klinik
yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Laboratorium klinik di RSUD
Tani dan Nelayan dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Direktur RSUD Tani dan
Nelayan sebagai landasan Pelayanan Laboratorium
klinik di RSUD Tani dan Nelayan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur RSUD Tani dan Nelayan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan 2002
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 340/ Menkes/ PER/ III/ 2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik
7. Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan 1995.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
/Menkes/Per/III/2008 tentang Laboratorium
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan direktur RSUD Tani dan Nelayan tentang
pedoman pelayanan laboratorium klinik RSUD Tani dan
Nelayan
Kedua : Pedoman Pelayanan Laboratorium klinik RSUD Tani dan
Nelayan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Ketiga : Pedoman Pelayanan Laboratorium klinik RSUD Tani dan
Nelayan harus dibahas sekurang - kurangnya setiap 3
(tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pelayanan Laboratorium klinik RSUD Tani dan Nelayan
dilaksanakan oleh Kepala Bidang Penunjang Medik
RSUD Tani dan Nelayan.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tilamuta
Pada tanggal : 10 Januari 2018
DIREKTUR

dr. Rahmawaty Dai, MARS


Nip. 19780803 200501 2 009
- 4-

PEMERINTAH KABUPATEN BOALEMO


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN
Jalan Prof. DR. Hi. Aloei Saboe, Ds. Lamu, Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo
Prov. Gorontalo, Email : rstnboalemo@yahoo.co.id K. pos. 96313

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN
NELAYAN KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 87/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
KLINIK

SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup Pelayanan
4. Batasan Operasional
5. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


2. Distribusi Ketenagaan
3. Pengaturan Jaga

BAB III STANDAR FASILITAS

1. Denah
2. Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Laboratorium sebagai salah satu bagian dari pelayanan di rumah sakit
memberikan peranan yang penting dalam terbentuknya sistem pelayanan
yang baik di ruang lingkup rumah sakit.
Pelayanan laboratorium berperan penting dalam menunjang upaya
kesehatan, diantaranya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
serta pemulihan kesehatan. Pelayanan laboratorium perlu didukung dengan
adanya sistem yang baik, sehingga pelayanan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, laboratorium harus
menerapkan standar pelayanan yang sama, tidak membedakan antara
pelanggan yang satu dan yang lain. Bagi laboratorium, pelanggan berarti
organsiasi atau orang yang menerima atau berkepentingan terhadap produk
laboratorium yaitu laporan pemeriksaan, termasuk pendapat dan interpretasi
terhadap hasil tersebut.Untuk organisasi yang besar pelanggan dapat internal
atau eksternal bagi laboratorium
pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar,
dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan
penyakit secara umum kita mengenal proses penanganan pasien yang
diawali dengan anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam kasus ringan
mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan diagnosa
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-kasus yang
lebih serius, pemeriksaan laboratorium menjadi sangat dibutuhkan dalam
penentuan diagnosa, prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit. Maka
sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan laboratorium yang berkualitas/
bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa lainnya agar
diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat dan
efisien.

2. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman pelayanan instalasi laboratorium RSUD Tani
dan nelayan ini adalah untuk memberikan arah dan standar bagi seluruh
petugas yang bekerja di instalasi laboratorium dalam memberikan pelayanan
kepada pasien khususnya pelayanan laboratorium
3. Ruang Lingkup pelayanan
Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Tani dan
Nelayan Kab. Boalemo meliputi:
1. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari poli rawat jalan
RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
2. Pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari perawatan rawat
inap RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
3. Pasien luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo
maupun dokter yang bekerja sama dengan RSUD Tani dan Nelayan
Kab. Boalemo yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
4. Pasien medical check up
Yaitu pasien yang berasal dari instalasi Rawat jalan yang akan
melakukan medical check up dan pasien dari perusahaan maupun dari
asuransi yang bekerja sama dengan RSUD Tani dan Nelayan Kab.
Boalemo yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
5. Pasien Kier Kesehatan
Yaitu pasien yang berasal dari Poliklinik rawat jalan, Sarana kesehatan
luar atau dari dokter luar RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang
memerlukan kontrol kesehatan dan pemeriksaan laboratorium

4. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Hematologi Rutin, Hemotologi
lengkap, Apusan Darah Tepi.
2. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glokosa darah, faal hati lengkap, faal ginjal,
cholesterol lengkap, Elektrolit, Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urine antara lain : urine rutin,
urine lengkap.
4. Pemeriksaan Feeces
Pemeriksaan Feeces adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan faeces antara lain : faeces
rutin, Faeces lengkap.
5. Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi dalah pemeriksaan yang mecakup beberapa
pemeriksaan antara lain : sedian langsung Malaria (DDR), sputum BTA
langsung, pemeriksaan Telur cacing dan Amoeba.
6. Pemeriksaan Imunologi, serologi, kromatografi
Pemeriksaan Imunologi serologi adalah pemeriksaan yang mencakup
pemeriksaan antara lain : golongan darah, HCG, HBsAg, HCV, HIV,
Syphilis, widal, anti Malaria, Narkoba test

5. Landasan Hukum
Menurut Per.Menkes nomor 43 tahun 2013 yang dimaksud dengan
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik adalah
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium.
Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik
dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan,
spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan pelaporan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Tenaga yang
No. Nama Jabatan Kualifikasi ada

1 Penanggung Jawab Dokter Sp.PK 1 orang

2. Kepala Unit Lab D3 Analis Kesehatan 1 orang

3. Analis Pelaksana D3 Analis Kesehatan 9 orang

4. Staf Administrasi S1 1 orang


Jumlah 12 orang

2. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Laboratorium yaitu :
a. Untuk dinas pagi
Yang bertugas berjumlah 4 orang.
- 1 orang Kepala Instalasi Laboratorium (kecuali hari minggu/ libur)
- 2 orang Analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
- 1 orang bagian administrasi (kecuali hari minggu/ libur)
Jam dinas kepala Instalasi jam dari 08.00 WITA s/d 16.00 WITA
Jam dinas analis pelaksana dan administrasi dari jam 08.00 WITA s/d jam
14.00 WITA
b. Untuk dinas sore
Yang bertugas sejumlah 2 orang
- 2 orang analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
Jam dinas dari jam 14.00 WITA s/d 21.00 WITA
c. Untuk dinas malam
Yang bertugas sejumlah 2 orang
- 2 orang analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
Jam dinas dari jam 21.00 WITA s/d 08.00 WITA
3. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat dan dipertanggung
jawabkan oleh Kepala instalasi laboratorium dan disetujui oleh Kasubid
Penunjang Diagnostik dan Penanggung Jawab laboratorium
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka 1 bulan dan direalisasikan ke analis
pelaksana laboratorium setiap bulan
3. Untuk analisis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
analis tersebut dapat mengajukan permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
4. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, libur dan
cuti, apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka analis
yang bersankutan harus memberitahu kepala instalasi laboratorium 2 jam
sebelum dinas pagi, dinas sore dan malam. Sebelum memberitahu kepala
instalasi, diharapkan analis yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan maka Kepala instalasi laboratorium akan mencari analis
pengganti yang hari itu libur.
BAB III
STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruang

F G H I J
K L

E
M A B C
D

Keterangan :
A. Ruang Pengambilan sampel (sampling)
B. Ruang Administrasi dan loket
C. Ruang Patologi Anatomi
D. Ruang Gudang
E. Ruang Petugas
F. Ruang Mikrobiologi
G. Ruang Urinalisa dan sterilisasi
H. Ruang Hematologi
I. Ruang Kimia Klinik dan Iminuserologi
J. Ruang Penanggung Jawab/ Kepala Instalasi
K. Toilet petugas
L. Toilet pasien
M. Ruang tunggu
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh
sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.

Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk:

1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang


pengambilan spesimen. Masing-masing sekurang-kurangnya mempunyai luas
6 m2.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan tergantung jumlah dan jenis
pemeriksaan yang dilakukan (beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran
peralatan, jumlah karyawan, faktor keselamatan dan keamanan kerja serta
kelancaran lalu lintas spesimen, pasien, pengunjung dan karyawan,
sekurang-kurangnya mempunyai luas 15 m2.
3. pemeriksaan mikrobiologi sebaiknya memiliki ruangan terpisah.
4. ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya mempunyai luas 6
m2.

Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:

1) Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang
tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2) Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan
yang kuat, warna terang dan mudah dibersihkan.
3) Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan
binatang lainnya, lebar minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
4) Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
5) Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
6) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata
dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuanga air limbah. Antara lantai
dengan dinding harus berbentuk lengkung agar mudah dibersihkan.
7) Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus
tahan getaran.

Fasilitas penunjang secara umum meliputi:

1. Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan


kebutuhan.
2. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3. Keselamatan dan keamanan kerja.
4. Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
5. Penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan
belakang petugas).
6. Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih
yang memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/ karyawan/ hari
7. Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil,
kapasitas harus cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik
terjamin, harus tersedia grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik
(Genset, UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
8. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan
laboratorium.

2. Standar fasilitas

a. Peralatan Laboratorium
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu:

1. Kebutuhan

Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume
spesimen dan jumlah pemeriksaan.

2. Fasilitas yang tersedia

Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas
yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada, serta
tingkat kelembaban dan suhu ruangan.

3. Tenaga yang ada

Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang


dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli.

4. Reagen yang dibutuhkan

Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas


distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan pula,
apakah sistem reagen tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem
tertutup lebih mahal dibandingkan dengan sistem terbuka.

5. Sistem alat

Perlu mempertimbangkan antara lain:

a. alat tersebut mudah dioperasikan


b. alat memerlukan perawatan khusus
c. alat memerlukan kalibrasi setiap kali akan dipakai atau hanya tiap minggu
atau hanya tiap bulan

6. Pemasok/Vendor

Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai reputasi yang baik


b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan
alat, pemeliharaan dan perbaikan sederhana.
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain
mempunyai teknisi yang handal, suku cadang mudah diperoleh.
f. Mendaftar peralatan ke Kementerian Kesehatan.

7. Nilai Ekonomis

Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu


seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan,
termasuk di dalamnya biaya operasi alat.

8. T erdaftar

Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar
dari institusi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.

Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian


adalah:

a. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen
(sedapatnya netral) dan oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan
aquades.
b. Blood cell counter
a. Bagian luar alat dilap setiap hari.
b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada
sumbatan atau tidak.
c. Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada
sumbatan atau tidak.
d. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian.
e. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai.

c. Elisa set
a. Elisa Reader
1. Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas pembacaan dan
ketepatan pembacaan.
2. Kalibrasi dilakukan pada saat pertama kali alat dipakai,
penggantian lampu, dan secara periodik untuk memastikan ketepatan
pembacaan.

b. Elisa Washer

Lakukan kalibrasi volume dispenser, sisa yang tertinggal dalam well


(rest well) dan posisi well.
c. Incubator

Suhu yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi alat.

d. Heating block

Lakukan kalibrasi suhu heating block.

4. Fotometer/Spectrofotometer

a) Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis


fotometer.
b) Tegangan listrik harus stabil.
c) Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantung
jenis/ merek alat), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d) Monokromator atau filter harus bersih , tidak lembab, dan tidak berjamur.
e) Kuvet (tergantung jenisnya) harus tepat meletakkannya. Sisi yang dilalui
cahaya harus menghadap ke arah cahaya. Bagian tersebut harus bersih,
tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun. Untuk menghindari hal
tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.
f) Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g) Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h) Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus diinkubasi pada suhu yang
sesuai dengan suhu pemeriksaan.
i) Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara
membersihkan permukaannya dengan alkohol 70%.
j) Amplifier/pengolah signal harus berfungsi dengan baik.

5. Inkubator

a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan.
b. Suhu dicatat setiap pagi hari untuk inkubator yang dinyalakan terus
menerus atau sebelum dan sesudah digunakan.
c. Suhu yang tertera pada alat perlu dikalibrasi secara rutin untuk
mengetahui keakuratannya.

6. Lemari es (refrigerator) dan freezer

a) Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium.


b) Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari
es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan
kondensor.
c) Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara
dingin dari bagian pendingin.
d) Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup.
e) Suhu dicatat setiap pagi dan sore hari.
f) Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat
yang dikalibrasi, misalnya 2°C-8°C, -20°C atau -76°C.

7. Mikroskop

a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.


b. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup
cahaya dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan
yang terang.
c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila
sasaran sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan
100x. Untuk pembesar 100x gunakan minyak imersi.
d. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari
setelah selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan
dengan eter alkohol (lihat referensi).
e. Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas
dari rumahnya.
f. Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari.
g. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena
kotoran akan mudah masuk.
h. Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
i. Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada
pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah
bila ulir makrometer dan mikrometemya sudah rusak.
j. Simpan mikroskop di tempat yang rendah kelembabannya, dapat dengan
cara memberikan penerangan lampu wolfram atau dengan silika gel.

8. Oven

a) Bagian dalam oven harus dibersihkan sekurang-kurangnya setiap bulan.


b) Pintu oven baru boleh dibuka setelah suhu turun sampai 40°C.
c) Catat suhu dan waktu setiap digunakan.

9. Penangas air (Waterbath)

a. Ketinggian air perlu diperiksa tiap hari. Tinggi air dalam waterbath harus
lebih tinggi dari larutan yang akan di inkubasi.
b. Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan dengan
mengganti air setiap hari. Sebaiknya gunakan aquades.
c. Catat suhu setiap digunakan.

10. Pipet

a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu pipet


transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang
tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan
berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak
retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan
cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya
dengan kertas tissue pada dinding wadah/bejana dalam posisi tegak lurus
dan cairan dibiarkan mengalir sendiri.
f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua
cairan dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet dikeluarkan dengan
ditiup memakai alat bantu pipet
h. Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil (1-500 ul) harus dibilas untuk
mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
j. Pipet untuk pemeriksaan biakan harus steril.
k. Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu
dengan larutan yang bersifat asam dengan konsentrasi rendah, sedangkan
yang telah dipakai untuk memipet larutan asam harus dibilas dengan
larutan yang bersifat basa lemah, kemudian direndam dalam aquades selama
satu malam, kemudian bilas lagi dengan aqudemineral.
l. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik,
kemudian baru dicuci.

11. Sentrifuge

a. Letakkan sentrifus pada tempat yang datar.


b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus.
c. Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali
pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
d. Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup
pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah.
e. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum
senfrifus dijalankan.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang
kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah. Bantalan harus sesuai dengan
ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang
diperlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah
berhenti.

12. Timbangan analitik/digital

a) Diletakkan pada meja datar, permanen, terhindar dari getaran dan angin,
tidak boleh digeser
b) Periksalah selalu jarum petunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kali akan
menimbang (untuk timbangan analitik).
c) Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan. d. Bahan yang
akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
d) Bahan yang ditimbang tidak boleh tercecer sehingga
mempengaruhi hasil penimbangan.
e) Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat
timbangan dalam keadaan istirahat.
f) Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.

Inventaris Fasilitas/ peralatan


1. Fasilitas non medis
Peralatan non medis di instalasi Laboratorium
a. 6 buah meja kantor
b. 8 buah kursi kantor
c. 1 buah kursi kantor (putar)
d. 4 buah kursi tunggu pasien
e. 3 buah lemari
f. 2 buah tempat tidur
g. 1 unit Kulkas
h. 1 unit kipas angin
i. 3 buah AC
j. 1 buah televisi
k. 1 unit Komputer
l. 1 unit printer
2. Peralatan Medis
Peralatan non medis di instalasi Laboratorium
a) 1 unit Full Automatic kimia klinik
b) 1 unit semi automatic kimia klinik
c) 2 unit Hematologi Analyser
d) 1 unit urine analyser
e) 2 unit mikroskop binokuler
f) 2 unit sentrifuge
g) 1 unit refrigerator
h) 1 unit mikrohematokrit sentrifuge
b. Bahan Laboratorium
Bahan laboratorium yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini terdiri dari
reagen, bahan standar, bahan kontrol, air dan media. Hal-hal yang akan dibahas
adalah mengenai macam/jenis, dasar pemilihan, pengadaan dan penyimpanan.

a. Ragen
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Bahan Standar
Bahan standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya
diketahui dan diperoleh dengan cara penimbangan. Ada 2 macam standar,
yaitu:
c. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari-hari.

Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang makan dipergunakan


harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kebutuhan.
b. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi.
c. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk.
d. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.
e. Volume atau isi kemasan.
f. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
g. Mudah diperoleh di pasaran.
h. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).
i. Pemasok/vendor.
j. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
k. Pelayanan purna jual.
l. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian
Kesehatan.

Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat


dengan mempertimbangkan:

a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :


a. Pertama masuk -pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first out).

Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Pendaftaran dan Pencatatan


2. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat jalan
a. Pasien datang dengan formulir pemeriksaan laboratorium
b. Kemudian diidentifikasi, disesuaikan dengan bukti jaminan
c. Dilakukan pengisian pada jaminan pelayanan kesehatan pasien,
d. Pada pasien tanpa jaminan kesehatan (pasien umum) dibuatkan nota
pembayaran, pembayaran dilakukan di loket pembayaran RS,
e. Dilakukan pengambilan sampel pemeriksaan
f. Pasien di anjurkan menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
g. Dilakukan pemeriksaan terhadap sampel
h. Hasil pemeriksaan di evaluasi dan di tanda tangani oleh Penanggung
Jawab atau kepala instalasi Laboratorium
i. Pemberian hasil dengan menyerahkan arsip nota pembayaran (untuk
pasien umum)
3. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat inap
a. Dokter memberi instruksi pemeriksaan laboratorium, dibuat formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium yang ditanda tangani oleh
dokter yang meminta
b. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium laboratorium harus diisi
lengkap, benar dan jelas identitas dan jenis permintaan pemeriksaan
c. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium laboratorium dijemput
oleh petugas laboratorium atau diantar oleh petugas keperawatan
d. Petugas sampling laboratorium ke ruangan keperawatan untuk
mengambil sampel pasien sesuai instruksi jenis permintaan
pemeriksaan
e. Sebelum pengambilan sampel, dilakukan identifikasi dan mencocokkan
data pada formulir dengan pasien, kemudian dilakukan pengambilan
sampel dan memberi label
f. Dilakukan pemeriksaan terhadap sampel
g. Hasil pemeriksaan di evaluasi dan di tanda tangani oleh Penanggung
Jawab atau kepala instalasi Laboratorium
h. Hasil pemeriksaan diserahkan ke petugas keperawatan tempat pasien
dirawat

2. Pengambilan Spesimen
1. Jenis dan syarat specimen
a. Darah kapiler
- Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak , tumit kaki pada bayi
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk dengan lancet secepat mungkin
- Buang tetesan pertama dengan kapas kering, tetes darah
selanjutnya diambil
- Lekatkan lokasi tusukan dengan plester
b. Darah Arteri
- lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis
- Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc dan bilas dengan heparin secara
aseptic
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90 0
- Tarik jarum dari pembuluh darah di dapat darah yang dibutuhkan
kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus/karet
- Rekatkan plester betadine
- Homogenkan sampel dengan cara membolak balok spuit
c. Urine
1. Urine Sewaktu : untuk urine lengkap, test kehamilan
- Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-
waktu)
- Urine ditampung ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
- Beri label identitas pasien
2. Urine Pagi : Untuk urine lengkap
- Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur
- Urine di tamping ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
- Beri label identitas pasien
3. Urine 24 Jam : untuk protein kuantitatif
Cara menampung urine 24 jam missal :
- Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine
- Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7
pagi esok harinya
- Homogenkan semua urine setiap selesai menampung, jangan
sampai ada tertumpah
d. Faeces
- Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan tertutup, jangan
bercampur dengan urine
- Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya
e. Sputum
- Ambil sputum pada saat pasien bagun tidur pagi hari
- Tamping pada wadah bersih, kering, bermulut besar dan tertutup
f. Pleura dan cairan Tubuh lain
- Tamping semua sampel/bahan pada wadah bersih, kering, dan
bermulut lebar
g. Skret//swab
- Bahan diambil dari susu & vagina, uretra, tenggorok, talinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter
h. Kultur
- Pada pemeriksaan kultur, sampel di tamping pada wadah bersih
dan steril
Beberapa spesimen dengan jenis antikoagulan/pengawet dan wadah yang dipakai
untuk pemeriksaan laboratorium dengan stabilitasnya
Jenis Pemeriksaan Spesime Antikoagula Wadah Stabilitas
n n/
Pengawet
Jenis Jumlah

HEMATOLOGI

Hematokrit Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (6 jam)


mg/ml darah
LED Westergren Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)
mg/ml darah
LED Wintrobe Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)
mg/ml darah
Lekosit, hitung Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)
Jumlah mg/ml darah
Hemostatis Darah 5 ml Sitrat 3,8% dengan P 20-25°C(4jam)
(PT, APTT) perbandingan 1 : 9
Retikulosit, hitung Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 - G/P Suhu kamar (6 jam)
jumlah 1,5 mg/ml darah

Trombosit Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 - G/P Suhu kamar (2 jam)


1,5 mg/ml darah
Masa pendarahan Darah 4 ml Segera diperiksa
dan masa
pembekuan

KIMIA KLINIK
Gula darah Darah 2 ml NaF-Oksalat 4,5 G/P 20-25°C (3 hari)
mg/ml darah 4°C (7 hari)
-20°C (3 bulan)
2-8°C (12 jam)
Kolesterol 2 ml
Serum 1 - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (6 bulan)
Bilirubin Serum 1 ml - G/P Segera mungkin
Amilase Serum 1 ml - G/P 20-25°C (5 hari)
4°C (5 hari)
-20°C (7 hari)
Asam urat Serum 1 ml - G/P 20-25°C (5 hari)
4°C (5 hari)
-20°C (6 bulan)
Lipase Serum 1 ml - G/P 20-25°C (24 jam)
4°C (5 hari)
-20°C (3 tahun)
Protein total Serum 1 ml - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (10 hari)
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P 20-25°C (14 hari)
4°C
Fosfatase alkali Serum 1 ml G/P (14 hari) (> 7 hari
20-25°C
aktivitas turun 1 %)
4°C (7 hari)
-20°C (7 hari)
Kalsium Serum 1 ml - G/P 20-25°C (10 hari)
4°C (10 hari)
Kreatinin Serum 1 ml - G/P 4°C (24 jam)
-20°C (8 bulan)
Y Giutamil Serum 1 ml - G/P 20-25°C (7 hari)
Transferase 4°C (7 hari)
20°C (7 hari)
GOT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
Aktivitas turun 10%)
4°C (>3 hari
Aktivitas turun 8%)
-20°C (7 hari)
GPT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
aktivitas turun
17%)
4°C (> 3 hari)
aktivitas turun 10%)
SEROLOGI
-20°C (7 hari)
Widal Serum 2ml G/P 2 -8°C (2 -3 hari),
Freezer
compartment
Treponema,VDRL Serum 2ml - G/P
(1 bulan),
HbsAg Serum 2ml - G/P Deep freezer -20°C
(6 bulan, tidak
boleh gelas)
Anti HBs Serum 2ml - G/P
Anti HIV Serum 2ml - G/P
TOKSIKOLOGI
Obat Darah Darah Na sitrat 1% G tutup
Bahan Napza & 10ml ulir
Doping Toksin Urin Urin
Pestisida 50 ml Urin : Suhu kamar
Logam Berat (segera)

Air bersih Air 1000 Suhu kamar


URINALISA ml (segera)
Pemeriksaan Urin Toluen G/P 4jam
urin 24 Jam 2-5 ml/urin 24 jam

Protein, Urin 5ml - P 20-25°C (4 hari)


penetapan
kuantitatif

Reduksi Urin 5ml - P 20-25°C


(secepatnya)
4°C (24 jam)
Urin rutin (pH, BJ, Urin 15ml G/P Suhu kamar (1 jam)
protein, glukosa, pagi 4-8°C (1 hari)
urobilinogen,
bilirubin, keton
Sedimen Urin Urin 10ml - G/P Suhu kamar (1 jam)
pagi 4-8°C
Kehamilan Urin 5ml - G/P Suhu kamar (segera)
pagi 4-8°C (2 hari)
PARASITOLOGI
DAN
MIKROBIOLOGI
Malaria Darah 2 tetes - G Secepatnya
segar kapiler
(tetes
tebal-
tetes
tipis)
Mikrofilaria Dara 2 tetes Na2EDTA 1- G Secepatnya
h kapiler 1,5 mg/ml
sega (tetes darah
r / tebal)
Dara
Trichomonas Sekr Sec - - Langsung dikerjakan
h
et uku
EDT
vagi p
A
Candida na
Sekr Sec
nya - - Langsung dikerjakan
/uretra
et uku
vagi p
na nya
2. Persiapan Pasien
a) Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial
- Sebelum pemeriksaan pasien darus berpuasa dimalam hari
selama 10 jam-12 jam. Pagi hari pasien diambil darah dan urine
untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien makan dan
minum seperti biasa. Selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam
- Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam PP
b) Pemeriksaan profil Lipid
- Pasien diharuskan puasa selama 12 jam dimalam hari

3. Pengambilan specimen
1) Persiapan alat
- Needle vacutainer, Tube vacutainer
- Spuit, lancet, Tourniquet
- Pot urine dan put faeces
- Abjek glass dan cover glass
2) Persiapan Bahan
- Kapas alkohol
- Anti kuagulant
3) Teknik pengambilan Spesimen
- Darah Vena
- Catat nama, nomor laboratorium, nomor register
- Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan sampel
- Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk vena dengan jarum spuit/vacutainer sampat terlihat darah
keluar
- Pemeriksaan hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
- Pemeriksaan kimia klinik : Darah beku 5 ml
- Pemeriksaan imunologi/serologi : darah beku 5 ml
- Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratorium
- Tourniquet dilepaskan
- Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
- Pekatkan plester betadin

3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan.
- Pengambilan spesimen di ruang sampling mulai jam 08.00 WIB s/d
poliklinik tutup.
- Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium.
- Hasil pemeriksaan laboratorium diambil di Instalasi Laboratorium
setelah pemeriksaan atau saat pasien kontrol kembali.
2. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat inap
o Pengambilan spesimen ke ruang perawatan oleh petugas laboratorium
yang terdiri dari shift pagi, shift sore, dan shift malam
o Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium sesuai
permintaan.
o Hasil pemeriksaan laboratorium diantar oleh petugas laboratorium atau
diambil oleh petugas ruang perawatan.
3. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien UGD
 Pengambilan spesimen langsung di UGD.
 Dilakukan pemeriksaan di ruang laboratorium sesuai permintaan.
 Hasil dilaporkan via aiphone/telepon untuk kemudian diantar oleh
petugas laboratorium atau diambil oleh petugas UGD atau keluarga
pasien.

4. Pengolahan Limbah
Berbicara kesehatan, maka setiap laboratorium harus mempunyai
sarana pengolahan limbah masing-masing dan kebutuhannya disesuaikan
dengan laboratoriumnya. Karena pada umumnya limbah laboratorium
kesehatan tidak terlalu banyak karena itu limbah laboratorium di lakukan
secara sederhana saja, misalnya :
 Limbah non-klinik : dibakar/ditimbun
 Limbah Klinik padat : dibakar/ditimbun
 Limbah Klinik cair : di endapkan dengan pembubuhan desinfektan dan
kaporit.
Limbah dapat diartikan sebagai materi yang dihasilkan dari proses
suatu kegiatan, yang tidak memberikan aspek ekonomi dan harus dibuang.
sehingga untuk penambahan serta penjelasan penanganan dan pengolahan
suatu limbah pada laboratorium kesehatan, di bawah ini tempat yang harus
dibuat oleh setiap laboratorium untuk suatu limbah padat maupun cair dimana
kebutuhan tergantung suatu laboratorium, meliputi :
1. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah cair.
 Terbuat dari tembok, dibangun terpisah/terisolir.
 Ukuran tergantung dari keperluan, disesuaikan dengan volume limbah
cair yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut dalam sehari, seminggu
atau sebulan.
 Bak penampung bisa lebih dari satu buah. Kesemuanya harus tertutup.
 Cairan yang telah jernih (dengan system pengendapan dan
pembubuhan desinfektan) dapat dialirkan ke perairan umum.
2. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah padat
o Terbuat dari tembok (permanen) atau drum (non-permanen).
o Harus memiliki alat penutup, untuk menghindari pemindahan bibit
penyakit oleh lalat.
o Penyediaan bak atau drum bisa lebih dari satu buah tergantung dari
volume limbah padat yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut, dalam
sehari, seminggu atau sebulan. Begitu juga ukuran bak disesuaikan
dengan keperluan.
o Pembakaran limbah bisa dilakukan. Kalo bisa, diusahakan limbah yang
dihasilkan perhari langsung dibakar hari itu juga jangan dibiarkan
sampai terlalu banyak tertimbun.
o Pisahkan penampungan limbah medic padat dengan limbah non medic
padat.
o Penanganan limbah padat ini bisa juga dengan cara di timbun, namun
pada umumnya ini dihindari karena bisa mengundang masalah baru di
kemudian hari.
o Limbah medic padat jangan dibuang bahkan diharamkan dibuang ke
tempat pembuangan sampah umum, karena hal demikian sama
dengan memindahkan bibit penyakit.
Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan
laboratorium. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah
yang berasal dari kegiatan industri karena biasanya memiliki keragaman
jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap macam bahan yang
dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Limbah laboratorium dapat
berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,
2. Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,
3. Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,
4. Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai
setelah di autoklaf
Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan
limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang
mungkin berada dalam limbah etrsebut. Penanganan limbah antara lain
ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:

a. Limbah B3 (Berbahaya dan Beracun), dengan cara:


1) netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor,
CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan
dengan asam seperti H2SO4 atau HCI. Parameter netralisasi adalah pH
dan sebagai indikator dapat digunakan Phenol Phtalein (PP.). Zat ini akan
berubah pada pH 6-8 sehingga cukup aman digunakan jika pH limbah
berkisar antara 6,5-8,5.
2) pengendapan/sedimentasi, koagulasi, dan flokulasi
Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC1 3,
Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
3) reduksi-oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi
oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
4) penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion
beracun dapat diserap oleh resin anion.

b. limbah infeksius, dengan cara:


1) Metode Desinfeksi: penanganan limbah (terutama cair) dengan cara
penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat
kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
2) Metode Pengenceran (Dilution): mengencerkan air limbah sampai
mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke
badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan
sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
3) Metode Ditanam (Landfill): menimbun limbah dalam tanah.
4) Metode Insinerasi (Pembakaran): memusnahkan limbah dengan cara
memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia
karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O.

c. Limbah radioaktif
Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai
radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan
menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.
Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:
Bentuk : cair, padat dan gas,
Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),
Tinggi-rendahnya aktifitas
Panjang-pendeknya waktu paruh
Sifat : dapat dibakar atau tidak.
Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :
1) Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai
proses peluruhan, peguburan dan pembuangan.
2) Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah
radioaktif, seperti Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

d. limbah umum
Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong
plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator.
beberapa langkah nyata untuk mengurangi limbah di laboratorium adalah:
1. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai
contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut
organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.
2. sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-
reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu
berupa sisia bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga
akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung
ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air.
Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui
bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru
bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam
berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
4. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat
dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan
tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat
yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
5. Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator
dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat
terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes
ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif
dan beracun
5. Laporan hasil dan arsip
1. Pencatatan dan pelaporan
 Setiap spesimen yang masuk dicatat dalam buku register
 Hasil pemeriksaan dicatat dalam buku register dan buku bantu
 Pelaporan dikerjakan baik bulanan, triwulan dan tahunan dilaporkan ke
bagian Rekam Medik
2. Penyimpanan arsip laboratorium
a. Arsip hasil pemeriksaan disimpan selama 1 tahun di lemari arsip
dengan pengelompokan menurut kelompok jenis pemeriksaan dan
diberi identitas : kelompok apa, bulan dan tahun berapa. Kelompok
yang dimaksud adalah :
 Hematologi
 Kimia Klinik
 Bakteriologi
 Serologi
 Urinalisa
 Feses
b. Pemusnahan dilakukan setelah 1 tahun dengan pembuatan berita
acara
c. Untuk arsip hasil pemeriksaan khusus (Mikrobiologi, sperma analysis
dan HIV) disimpan selamanya.
d. Semua formulir permintaan pemeriksaan dari pasien rawat jalan, rawat
inap atau rujukan dari luar harus disimpan secara baik dan rapi.
3. Jenis Arsip
- Buku register rawat jalan Askes, Umum dan Rawat Inap
- Hasil PME dan PMI
- Buku Bantu Sekresi Ekskresi, Kimia Darah dan BTA
- Formulir laporan Bulanan & Tahunan
- Buku rujukan ke laboratorium luar
- Kartu stok reagen, dll
Arsip laboratorium yang sudah terisi disimpan dilemari arsip dengan
rapi. Dilakukan pemusnahan dengan menggunakan berita acara
pemusnahan setelah 5 tahun.

6. Pemeliharaan dan kalibrasi alat


Kepekaan alat-alat laboratorium, kenyamanan ruangan tempat bekerja
disamping SDM, maka sangat perlu pemeliharaan alat-alat agar alat dapat
dipakai lebih lama daan tetap peka dengan hasil pemeriksaan yang tetap
akurat. Pemeliharaan alat laboratorium dikerjakan secara teratur oleh petugas
laboratorium.
Kalibrasi merupakan salah satu tindakan yang dilaksanakan secara
teratur oleh Petugas Teknis Laboratorium maupun Badan yang berwenang
untuk meneliti Akurasi atau Ketepatan dari suatu peralatan. Kalibrasi ada
yang dilakukan secara otomatis oleh alat otomatis (Kimia Klinik) atau secara
manual oleh petugas laboratorium atau petugas IPSRS bila petugas
laboratorium tidak dapat mengerjakan.
BAB V
LOGISTIK

1. Pengadaan, penerimaan dan penyimpanan reagen di laboratorium


Pengertian : Bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan : Untuk memperlancar kegiatan di laboratorium.
Kebijakan : Terpenuhinya bahan untuk pemeriksaan laboratorium.
Prosedur :
1. Kepala instalasi membuat permohonan pengadaan barang logistik
(reagen) rangkap 2 (dua) lembar, putih untuk Ka. Gudang dan lembar
hijau untuk user sebagai arsip, untuk kebutuhan 1 bulan.
2. Permohonan dibuat setiap awal bulan dan diketahui Asmen Penunjang
Medis.
3. Permohonan tersebut ditujukan ke gudang farmasi dan diproses di
pembelian.
4. Barang yang datang diterima oleh gudang farmasi.
5. Setelah barang datang petugas farmasi memberi tahu ke bagian
laboratorium.
6. Petugas laboratorium membuat amprahan/ bon permintaan reagen ke
bagian farmasi, reagen diserahkan ke
7. Setiap bulan Kepala instalasi mencatat barang yang diamprah dan yang
digunakan.
2. Pengadaan barang alat tulis kantor, rumah tangga, alat-alat kesehatan
Pengertian : Barang logistik ATK dan RT adalah sarana berupa alat RT,
ATK barang cetakan yang dibutuhkan sehari-hari untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium.
Tujuan : Untuk memperlancar kegiatan di laboratorium.
Kebijakan : Terpenuhinya kebutuhan di laboratorium.
Prosedur :
1. Setiap bulan petugas ADM laboratorium membuat daftar kebutuhan
barang logistik, ditulis di bon permintaan yang memuat Nomor, Nama
barang, banyak permintaan, banyak barang yang diberikan dan
keterangan.
2. Permohonan dibuat setiap awal bulan yang diketahui oleh Ka. Ruangan
dan Asmen Penunjang Medis.
3. Bon permintaan dibuat rangkap 2 (dua), lembar putih untuk Ka. Gudang
dan lembar kuning untuk user sebagai arsip.
4. Permohonan ditujukan ke logistic umum dan diproses di pembelian
5. Barang yang datang diterima oleh bagian logistic umum
6. Setelah barang yang diperlukan disiapkan oleh petugas logistic umum,
lalu logistic umum memberitahu laboratorium bahwa barang sudah boleh
diambil
7. Patugas logistic umum memberikan barang sesuai dengan permintaan
8. Petugas logistic umum menandatangani bon permintaan dan barang yang
sudah diterima ditanda tangani yang mengambil barang (ADM
laboratorium)
9. Setiap bulan ADM laboratorium mencatat barang yang diminta dan yang
digunakan

No. Proses Uraian


1. Petugas Laboratorium memeriksa daftar reagen
yang datang.

2. Memeriksa keadaan pembungkus reagen.


Penerimaan Pembungkus reagen dalam keadan tersegel, tidak
1.
Reagen terbuka dan tidak rusak maupun robek.

3. Reagen yang datang diperiksa tanggal


kadaluarsa.

1. Reagen yang datang di periksa tanggal kadaluarsa


dan disimpan sesuai dengan prosedur
penyimpanan yang tertera dalam kemasan
reagen.

2. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu di


periksa suhunya agar sesuai dengan syarat
Penyimpanan
2. penyimpanan reagen dengan cara :
Reagen
a. Letakkan termometer dalam kulkas.
b. Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu
dalam
penyimpanan reagen.
c. Usahakan agar kulkas selalu dalam keadaan
hidup.
d. Catat suhu setiap pergantian shift dalam Check
List
Pemantauan Suhu.
e. Bersihkan kulkas setiap dua bulan.

3. Reagen yang sudah di buka bisa bertahan sampai


masa kadaluarsa habis bila di simpan pada suhu
(2-8)0C.

4. Jika suhu penyimpanan di lemari pendingin di luar


(2- 8)0C, maka reagen yang belum terbuka dapat
bertahan 1 minggu, sedangkan reagen yang sudah
di buka dapat bertahan 3 hari.

1. Reagen yang baru datang di periksa masa


kadaluarsanya.
Kontrol
3. Kadaluarsa
2. Bila mendekati masa kadaluarsanya (tiga bulan)
Reagen
maka segera dilaporkan ke bagian pengadaan
untuk dikembalikan ke supplier.
1. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang
akan habis (tinggal 1 box atau 20 test).

2. Reagen yang akan habis di catat dan dilaporkan


kepada kepala laboratorium.
Pemesanan
4.
Reagen
3. Kepala laboratorium memeriksa kembali laporan
yang diberikan.

5. Kemudian mengajukan pemesanan reagen ke


bagian pengadaan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan untuk keselamatan pasien.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien.
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
1. Tahap Pra-Analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan :
- identitas pasien
- Identitas pengirim
- Nomor laboratorium
- Tanggal pemeriksaan
- Ruangan pasien
- Jam pemeriksaan
- Permintaan pemeriksaan yang Iengkap dan jelas
- Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksaan
b. Persiapan pasien : persiapan pasien harus sesuai persyaratan
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen
 Pengumpulan spesimen secara benar
d. Penanganan spesimen
o Pengolahan spesimen
o Kondisi menyimpan spesimen harus tepat
o Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
e. Persiapan sample untuk analisa
 Kondisi sample harus memenuhi syarat
 Volume sample harus sesuai protocol
 Perhatikan identifikasi sample
2. Tahap Analitik
a) Persiapan reagen
 Reagen harus memenuhi syarat
 Tidak dalam masa kadaluarsa
 Cara pelarutan/pencampuran harus benar
 Pelarut (aquadest) harus memenuhi syarat
b) Pipetasi reagen dan sample
o Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan
memenuhi syarat
o Kalibrasi pipet secara berkala
o Lakukan pipetasi secara benar
c) Inkubasi
- Suhu harus inkubasi, harus sesuai dengan persyaratan
- Waktu inkubasi harus tepat
d) Pemeriksaan
 Alat dan instrumen harus berfungsi dengan baik
3. Tahap Pasca-Analitik
a. Pembacaan hasil
 Penghitungan
 Pengukuran
 Identifikasi
 Penilaian harus benar
b. Pelaporan hasil
- Hasil ditulis dengan jelas
- Jangan salah transkrip
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
3. Pra-Analitik:
a) Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratoriurn,
sarung tangan dan masker.
b) Sesudah mengambil sample darah, kumpulkan jarum dan semprit di
tempat tertentu dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut.
c) Sample darah dimasukkan dalam wadah tertentu yang tahan bocor
dan tertutup rapat dengan label identitas pasien.
d) Petugas sampling tidak boleh makan, minum atau merokok pada
waktu sampling.
e) Penyimpanan sample,jika tidak segera dilakukan tes disimpan dalam
lemari es.
4. Analitik:
a. Pengolahan spesimen I sample dan melaksanakan tes harus hati-hati
dan menganggap bahan tersebut infeksius.
b. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium,
masker dan sarung tangan.
c. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
d. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan
cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
e. Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia :
1) Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dan lokasi tumpahan.
2) Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera.
3) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar,
segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan
ruangan yang berdekatan. Matikan peralatan listrik yang rnungkin
mengeluarkan bunga api.
4) Jangan menghirup bau dan bahan yang tumpah.
5. Pasca Analitik
a) Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b) Jarum I benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah
tahan tusukan, kemudian diinserenasi.
c) Limbah cairan infeksius I darah dan produknya dimasukkan ke dalam
jirigen ¼ penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut
kemudian diolah.
d) Limbah padat
 Sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik warna
kuning.
 Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di
laboratorium dirnasukkan ke dalam kantung plastik hitam.
D. Pencegahan
1. Petugas Sample
a) Gunakan sentrifus sesuai instruksi pabrik.
b) Sentrifus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang
pendek pun dapat melihat ke dalamnya dan meneinpatkan tabung
sentrifus dengan mudah.
c) Periksa rotor sentrifus dan selongsong secara berkala untuk melihat
tanda korosi atau keretakan.
d) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaC1 atau hipoclorit
karena bersifat korosif.
e) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
2. Mencegah penyebaran infeksi :
a. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm.
b. Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
c. Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan
tabung.
d. Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam
wadah yang tahan bocor.
e. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali
habis kerja.
3. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
a) Cud tangan sesering mungkin dengan sabun I desinfektan.
b) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
c) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
d) Jangan memakal kosmetik di dalam laboratorium.
e) Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan
infeksius saat bekerja.
4. Pemeliharaan kesehatan tenaga kesehatan
Pengertian :Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada
tempat beresiko tertularnya penyakit.
Tujuan :untuk mengetahui kesehatan petugas leboratorium yang
bekerja pada tempat yang berisiko
Kebijakan Pemeriksaan :
 Pemeriksaan Darah
 Ro Photo Thorax
 Immunisasi
Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap enam bulan sekali
2. Ro. Photo Thorax setiap satu tahun sekali
3. Immunisasi sesuai Bostar
E. Penanganan keadaan darurat di laboratorium
1. Kebakaran
 Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain.
 Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
 Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran
yang ada di rumah sakit.
 Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau spesimeri yang tumpah
- Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tissue yang
dibasahi desinfektan.
- Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
- Wadah didesinfektan atau otoclaf.
3. Luka tusukan jarum
o Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah
pancuran air selama kurang lebih 1 — 2 menit.
o Tutup luka dengan kápas betadin, kemudian diplester atau dibalut.
o Tulis dalarn berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
4. Pecahan gelas
 Gunakan sarung tangan.
 Kumpulkan dengan forsep atau serokan
 Masukkan ke dalam kantong plastik berwama kuning.
 Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
 Tutup kantong, masukkan ke wadah jarurn atau wadah dinding keras.
 Cuci tangan.
5. Tumpahan bahan kimia
 Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
 Jauhkan yang tidak berkepentingan dan lokasi tumpahan.
 Pakailah masker dan sarung tangan.
 Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
 Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
Bicarbonat.
 Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat
dengan serokan dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
F. Alat pelindung Keselamatan
1. Pemakaian kaca mata
Pengertian :Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dan cipratan
darah/cairan.
Tujuan :Untuk melindungi mata dan cipratan darah/cairan.
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
Prosedur :
o Dipakai sebelum cuci tangan.
o Dipakai dengan tali di bagian belakang
2. Pemakaian jas laboratorium
Pengertian :Suatu alat pelindung din untuk menahan cairan / darah
supaya jangan sampai terkena tubuh.
Tujuan :Menahan darah I cairan jangan sampai mengenai tubuh.
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselarnatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
Prosedur :
 Dipakai sebelum cuci tangan,jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
 Digunakan selama melakukan pemeriksaan / bekerja
 Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
3. Pemakaian masker
Pengertian : Suatu penutup mulut dan hidung.
Tujuan :Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu
menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara/bersin)
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang penutup hidung dan mulut
c. TaIi masker ditalikan di belakang kepala
d. Masker setelah selesai dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga / gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi / meramu obat
4. Sarung tangan
Pengertian :Suatu pelindung tangan.
Tujuan :Untuk meniadakan mengurangi terjadinya infeksi silang.
Kebijakan :
- Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan
pasien dan infeksi silang
- Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
- Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas
dan pasien
Prosedur :
a) Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa
dengan darah selaput lender atau kulit yang terluka
b) Akan melakukan tindakan invasive
c) Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi
d) Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipakai memegang cufnya
e) Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
f) Setelah selesai dipakai, jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan chlorhexidine 1,5 % dan centrimide 15 % di
dalam tempat yang tersedia
g) Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang
bisa dipakai ulang ditempatkan dlam bak larutan chlorhexidine
gluconat 1,5 % dan centrimide 15 %
G. Manajemen Resiko
Peralatan laboratorium umum yang dapat menimbulkan bahaya dan
cara mengatasi resikonya dapat dilihat pada tabel:

Peralatan Bahaya Cara mengatasinya


laboratorium
Jarum spuit Tusukan, aerosol, Gunakan jarum semprit dengan sistem
tumpahan pengunci untuk mencegah terlepasnya
jarum dari semprit, jika mungkin gunakan
alat suntik sekali pakai. Sedot bahan
pemeriksaan dengan hati-hati untuk
menguranngi gelembung udara. Lingkari
jarum dengan kapas disinfektan saat
menarik jarum dari botol spesimen. Jika
mungkin, lakukan dalam kabinet
keamanan biologis. Semprit harus
diotoklaf sebelum dibuang, jarum
sebaiknya dibakar dengan alat insinerasi
Sentrifus/alat Aerosol, percikan, Jika diduga ada tabung pecah saat
pemusing tabling pecah sentrifugasi, matikan mesin dan jangan
dibuka selama 30 menit. Jika tabung
pecah setelah mesin berhenti, sentrifus
harus ditutup kembali dan biarkan
selama 30 menit. Laporkan kejadian ini
kepada petugas keamanan kerja.
Gunakan sarung tangan karet tebal dan
forsep untuk mengambil pecahan kaca.
Tabung yang pecah, pecahan gelas dan
selonsong serta rotor harus didisinfeksi
secara terpisah. Ruang dalam sentrifus
(chamber) didisinfeksi, dibiarkan satu
malam. Bilas dengan air dan keringkan
Alat Aerosol, kebocoran Gunakan alat homogenisasi yang
homogenisasi terbuat dari teflon. Tabung dan tutup
dan alat alat harus dalam keadaan baik. Saat
pengaduk bekerja, tutup alat dengan plastik.
(stirrer) Sebaiknya pekerjaan dilakukan dalam
kabinet keamanan biologis.

Alat pemecah Aerosol, kebocoran Operator harus memakai sarung tangan


jaringan (grinder) dan alat dipegang dengan bahan
absorben yang lunak.
Alat Aerosol, percikan, Gunakan tabung yang tertutup rapat,
pengguncang tumpahan dilengkapi dengan filter pada mulut
(shaker) tabung.
Alat Aerosol, kontak Gunakan filter untuk udara antara
Liofilisasi langsung, pompa dan daerah hampa udara.
kontaminasi Gunakan konektor berbentuk cincin O
untuk menutup seluruh unit. Lengkapi
dengan penyaring kelembaban yang
terbuat dari logam. Periksa semua
saluran hampa udara yang terbuat dari
gelas terhadap adanya kerusakan.
Gunakan hanya alat gelas yang
dirancang untuk alat ini. Pakai
disinfektan yang baik seperti disinfektan
Kabinet Aerosol, percikan kimia.
Cara pengamanan yang
keamanan maksimum
biologis kelas III
Alat bantu pipet Bahaya pemipetan Dapat di disinfeksi, mudah di-gunakan
dengan mulut, dan mencegah kontami-nasi serta
yaitu: tertelannya kebocoran dari ujung pipet
mikroorganisme
patogen, inhalasi
aerosol dan
kontaminasi pada
ujung tempat
menghisap
Pelindung Inhalasi aerosol Tertahannya partikel sebesar 1-5
pernafasan mikron. Melindungi mata jika
menggunakan pelindung muka penuh
Pelindung muka Pecahan, Pelindung muka: Melindungi seluruh
dan pelindung percikan muka
mata Pelindung mata: melindungi mata dan
bagian mata
Otoklaf Kontaminasi Sterilisasi yang efektif
mikroorganisme
pada alat sekali
pakai dan alat yang
digunakan kembali

Botol dengan Aerosol, tetesan Perlindungan yang efektif


tutup berulir
Alat insenerasi Aerosol Mengurangi percikan dan penyebaran
Mikro bahan infeksi
Lemari asam Percikan bahan Memisahkan daerah kerja
kimia dengan operator
Peralatan keamanan, bahaya yang dicegah dan keamanan yang diperoleh

Alat Pencegahan Keamanan

Kabinet keamanan Aerosol, percikan Aliran udara yang masuk ke daerah kerja
biologis kelas II sedikit
Kabinet keamanan Aerosol, percikan Aliran udara yang masuk ke daerah kerja
biologis kelas II sedikit. Udara yang keluar dari daerah
kerja sudah terinfiltrasi baik.
Kabinet keamanan Aerosol, percikan Cara pengamanan yang maksimum
biologis kelas III
Alat bantu pipet Bahaya pemipetan Dapat didisinfeksi , mudah digunakan
dengan mulut, dan mencegah kontaminasi serta
yaitu: tertelannya kebocoran dari ujung pipet
mikroorganisme
patogen, inhalasi
aerosol dan
kontaminasi pada
ujung tempat
menghisap
Pelindung Inhalasi aerosol Tertahannya partikel sebesar 1-5 mikron.
Pernafasan Melindungi mata jika menggunakan
pelindung muka penuh
Pelindung muka Pecahan, percikan Pelindung muka: melindungi seluruh
dan pelindung muka
mata Pelindung mata: melindungi mata
Botol dengan tutup Aerosol, tetesan dan bagian mata
Perlindungan yang efektif
Berulir
Alat inserasi mikro Aerosol Mengurangi percikan dan penyebaran
bahan infeksi
Lemari asam Percikan bahan kimia Memisahkan daerah kerja dengan
operator
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pra Analitik
1. Persiapan Penderita
a. Pengaruh Makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan
terakhir
b. Fluktuasi Sehari-hari
NIlai normal dari literature berdasarkan pada pengambilan sampel pagi
hari, maka dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya
sebelum jam 09.00 pagi
c. Keadaan Tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya
pada keadaan duduk
d. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat
tersebut harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah
2. Pengambilan dan pengolahan specimen
a. Pemberian identitas
1) Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
memuat :
 Tanggal permintaan
 Tanggal dan jam pengambilan
 Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat)
 Magnosis/keterangan klinik
 Obat-obat yang telah diberikan dan lama pemberian
 Jenis specimen
 Lokasi pengambilan
 Volume specimen
 Pemeriksaan laboratorium yang diminta
 Nama pengambilan spesimen
 Transport Media
2) Label wadah specimen yang akan dikirim ke laboratorium memuat :
- Tanggal pengambilan specimen
- Identitas pasien atau specimen
- jenis specimen
3) Label wadah specimen yang diambil di laboratorium memuat :
o Pengambilan specimen
o Nomor/kode specimen
4) Formulir hasil memuat :
o Tanggal pemeriksaan
o Identitas pasien
o Nomor/kode laboratorium
o Satuan hasil pemeriksaan
o Nilai rentang parameter
o Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
o Tanda tangan penanggung jawab
b. Penerimaan specimen
1) Cocokkan specimen yang diterima dengan permintaa formulir
pemeriksaan. Catat kondisi specimen, volume, warna, kekeruhan,
bau, kosistensi, dll
2) Specimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak
3) Pengambilan specimen
a) Waktu pengambilan
- Umumnya pagi hari, keadaan tertentu :
- Demam Typhoid : widal pada fase akut
- Tuberkulosis spuntum setelah bangun tidur
- Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
b) Volume specimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
c) Cara pengambilan specimen : oleh tenaga trampil dan dengan
cara yang benar
d) Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
e) Peralatan harus bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia,/detergen, mudah dicuci.
f) Wadah specimen harus memenuhi syarat :
- Terbuat dari gelas atau plastic
- Tidak bocor/rembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
- Bersih
- Kering
- Tidak memperngaruhi zat-zat dalam specimen
- Steril untuk biakan
g) Pengawet. Disesuaikan dengan pemeriksaan
c. Pengiriman specimen
Syarat :
1) Kecepatan
2) Tidak terkena sinar matahari
3) Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
4) Kemasan diberi label “ Bahan Pemeriksaan Infeksi”
5) Suhu disesuaikan
6) Tranpor media yang sesuai dan masih baik
d. Penyimpanan Sampel
Menghindari Kontaminasi :
1. Sampel harus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat
memakai sarung tangan diposibel saat mengerjakan sampel
2. Menghindari sinar :
a. Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
b. Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
3. Stabilitas
4. Penyimpanan serum/plasma :
a. Suhu kamar ( 15 - 250C ) selama 4 jam
b. Suhu 40C selama 24 jam
c. Jika sampel tidak dapat diperiksa hari yang sama dengan
pengambilan darah maka sampel harus dibekukan 12 sampai
200C
B. Analitik
1. Pipet dan memipet
a. Gunakan pipet yang berish dan tidak rusak
b. Gunakan pipet sesuai kebutuhan
c. Pipet harus dibilas
d. Bersihkan ujung pipet
2. Suhu dan waktu
a. Pastikan bahwa sampel, reagensia, serum control telah berada pada
suhu pemeriksaan
b. Apakah suhu water-bath sesuai
c. Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan
3. Kuvet harus bersih
a. Bagian luar kuvet tidak boleh basah
b. Volume larutan yang diisi ke dalam kuvet harus sesuai
c. Tidak boleh ada gelembung udara

C. Pasca Analitik
Evaluasi :
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interpretasi hasil pemeriksaan dan quality control serum
5. Pelaporan hasil pemeriksaan
6. Pengiriman hasil pemeriksaan

D. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
oleh pihak lain diluar laboratorium secara periodic untuk memantau dan
menilai penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan
Penyelenggaraan pemantapan mutu eksternal diharapkan semua
laboratorium kepunyaan pemerintah dan swasta mengikutinya dihubungkan
dengan akreditasi laboratorium kesehatan dan perizinan untuk laboratorium
swasta
Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional
dan tingkat wilayah/provinsi. Peserta pemantapan mutu eksternal tingkat
nasional mencakup laboratorium rumah sakit pemerintah kelas A, B, C dan
setaraf, balai laboratorium kesehatan dan laboratorium swasta yang setaraf.
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah/provisi diikuti oleh
laboratorium rumah sakit pemerintah kelas C, D dan yang setaraf dan
laboratorium puskesmas di wilayah/provinsi yang bersangkuta
Sampai saat ini laboratorium RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo
telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan
oleh Departemen Kesehatan RI
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh
pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium RSUD Tani dan Nelayan Kab.
Boalemo sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa
dikenal PNPME-K ( Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal Kimia
Klinik) yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang
Medik dan Sarana Kesehatan, Dirjen Bina Upaya Kesehatan-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK). Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap Nilai Target peserta (nilai rata-rata
seluruh peserta secara kolektif dalam kelompok metode pemeriksaan dan
alat yang sama)
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal
sebagai PNPME-H ( Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal
Hematologi) yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Dirjen Bina Upaya Kesehatan-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK). Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap Nilai Target peserta (nilai rata-rata
seluruh peserta secara kolektif dalam kelompok metode pemeriksaan
yang sama)
3. Pemantapan mutu eksternal bidang URINALISIS, yang biasa dikenal
sebagai PNPME-U ( Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal
Urinalisis) yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Dirjen Bina Upaya Kesehatan-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK). Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap Nilai Target peserta (nilai rata-rata
seluruh peserta secara kolektif dalam kelompok metode pemeriksaan
yang sama)
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomor peserta
e. Peserta dikirim bahan control (serum control)
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
 Formulir hasil
 Petunjuk pelaksana
 Daftar alat dan reagen
 Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
1. Sumber bahan control
Bahan control dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan
bahan kimia murni.
Apabila bahan yang diperiksa adalah bahan dari manusia maka lebih
baik menggunakan bahan control dari manusia.
2. Bentuk bahan control
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam-macam, yaitu L
bentuk air, padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Pada umumnya
bentuk padat lebih stabil dan lebih tahan lama dari pada bentuk cair.
Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip,
sehingga memudahkan transportasi.
Penggunaan bentuk pada bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan di bidang
kimia klinik dan immune-serologi menggunakan bentuk padat bubuk
(liofilisat) atau bentuk cair (pooled sera). Di bidang hematologi
digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum control
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
 Hasil laboratorium sendiri
 Menggunakan alat dan reagen rutin
 Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab
atau kepala laboratorium
4. Hasil pemantapan mutu eksternal
a. Hasil yang diterima di Dit BPPM dicatat tanggal terima untuk masing-
masing siklus
b. Oleh petugas dimasukkan data ke komputer 2 kali
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
 Metode pemeriksaan
 Alat yang digunakan
 Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah komulatif peserta dengan metode dan alat yang
sama dan jumlah peserta > 20
c. Dinilai denagn system Variance Indec Score (VIS)
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
o VIS setiap pemeriksaan
o Overal VIS
o Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score (VIS)
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata-rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata-rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat Baik
51 – 100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-
hari tenaga laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan khususnya pelayanan di laboratorium.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah awal ke
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapat tujuan. Kami menyadari
bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami
menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.
- 0-

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2013. Cara


penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik
R Gandasoebrata. 2004.penuntun laboratorium klinik.Jakarta. Dian Rakyat
Dirui. 2011. BCC-3000B Hematologi Analyzer. Jakarta. Setia Anugrah Medika
Riadi Wirawan. 1988. Pemeriksaan laboratorium hematologi sederhana. Jakarta.
FKUI-RSCM

QCA. 2011. Chemistry Clinica. Spain. Qumica Clinica Aplicada S A


Dirui. 2011. BCC-3000B User manual. Dirui Industrial.co LTD
Chairlan. 2011. Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan edisi 2.
Jakarta. EGC
- 0-

Ditetapkan di : Tilamuta
Pada tanggal : 10 Januari 2018
DIREKTUR

dr. Rahmawaty Dai, MARS


Nip. 19780803 200501 2 009

Anda mungkin juga menyukai