KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN
KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 87/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK
Ditetapkan di : Tilamuta
Pada tanggal : 10 Januari 2018
DIREKTUR
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN
NELAYAN KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 87/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
KLINIK
SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup Pelayanan
4. Batasan Operasional
5. Landasan Hukum
1. Denah
2. Fasilitas
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Laboratorium sebagai salah satu bagian dari pelayanan di rumah sakit
memberikan peranan yang penting dalam terbentuknya sistem pelayanan
yang baik di ruang lingkup rumah sakit.
Pelayanan laboratorium berperan penting dalam menunjang upaya
kesehatan, diantaranya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
serta pemulihan kesehatan. Pelayanan laboratorium perlu didukung dengan
adanya sistem yang baik, sehingga pelayanan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, laboratorium harus
menerapkan standar pelayanan yang sama, tidak membedakan antara
pelanggan yang satu dan yang lain. Bagi laboratorium, pelanggan berarti
organsiasi atau orang yang menerima atau berkepentingan terhadap produk
laboratorium yaitu laporan pemeriksaan, termasuk pendapat dan interpretasi
terhadap hasil tersebut.Untuk organisasi yang besar pelanggan dapat internal
atau eksternal bagi laboratorium
pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar,
dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan
penyakit secara umum kita mengenal proses penanganan pasien yang
diawali dengan anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam kasus ringan
mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan diagnosa
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-kasus yang
lebih serius, pemeriksaan laboratorium menjadi sangat dibutuhkan dalam
penentuan diagnosa, prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit. Maka
sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan laboratorium yang berkualitas/
bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa lainnya agar
diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat dan
efisien.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman pelayanan instalasi laboratorium RSUD Tani
dan nelayan ini adalah untuk memberikan arah dan standar bagi seluruh
petugas yang bekerja di instalasi laboratorium dalam memberikan pelayanan
kepada pasien khususnya pelayanan laboratorium
3. Ruang Lingkup pelayanan
Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Tani dan
Nelayan Kab. Boalemo meliputi:
1. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari poli rawat jalan
RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
2. Pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari perawatan rawat
inap RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
3. Pasien luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo
maupun dokter yang bekerja sama dengan RSUD Tani dan Nelayan
Kab. Boalemo yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
4. Pasien medical check up
Yaitu pasien yang berasal dari instalasi Rawat jalan yang akan
melakukan medical check up dan pasien dari perusahaan maupun dari
asuransi yang bekerja sama dengan RSUD Tani dan Nelayan Kab.
Boalemo yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
5. Pasien Kier Kesehatan
Yaitu pasien yang berasal dari Poliklinik rawat jalan, Sarana kesehatan
luar atau dari dokter luar RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo yang
memerlukan kontrol kesehatan dan pemeriksaan laboratorium
4. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Hematologi Rutin, Hemotologi
lengkap, Apusan Darah Tepi.
2. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glokosa darah, faal hati lengkap, faal ginjal,
cholesterol lengkap, Elektrolit, Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urine antara lain : urine rutin,
urine lengkap.
4. Pemeriksaan Feeces
Pemeriksaan Feeces adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan faeces antara lain : faeces
rutin, Faeces lengkap.
5. Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi dalah pemeriksaan yang mecakup beberapa
pemeriksaan antara lain : sedian langsung Malaria (DDR), sputum BTA
langsung, pemeriksaan Telur cacing dan Amoeba.
6. Pemeriksaan Imunologi, serologi, kromatografi
Pemeriksaan Imunologi serologi adalah pemeriksaan yang mencakup
pemeriksaan antara lain : golongan darah, HCG, HBsAg, HCV, HIV,
Syphilis, widal, anti Malaria, Narkoba test
5. Landasan Hukum
Menurut Per.Menkes nomor 43 tahun 2013 yang dimaksud dengan
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik adalah
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium.
Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik
dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan,
spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan pelaporan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tenaga yang
No. Nama Jabatan Kualifikasi ada
2. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Laboratorium yaitu :
a. Untuk dinas pagi
Yang bertugas berjumlah 4 orang.
- 1 orang Kepala Instalasi Laboratorium (kecuali hari minggu/ libur)
- 2 orang Analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
- 1 orang bagian administrasi (kecuali hari minggu/ libur)
Jam dinas kepala Instalasi jam dari 08.00 WITA s/d 16.00 WITA
Jam dinas analis pelaksana dan administrasi dari jam 08.00 WITA s/d jam
14.00 WITA
b. Untuk dinas sore
Yang bertugas sejumlah 2 orang
- 2 orang analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
Jam dinas dari jam 14.00 WITA s/d 21.00 WITA
c. Untuk dinas malam
Yang bertugas sejumlah 2 orang
- 2 orang analis pelaksana sampling, pemeriksa hematologi, kimia klinik,
imunologi, serologi dan kromatografi, urine, faeces
Jam dinas dari jam 21.00 WITA s/d 08.00 WITA
3. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat dan dipertanggung
jawabkan oleh Kepala instalasi laboratorium dan disetujui oleh Kasubid
Penunjang Diagnostik dan Penanggung Jawab laboratorium
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka 1 bulan dan direalisasikan ke analis
pelaksana laboratorium setiap bulan
3. Untuk analisis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
analis tersebut dapat mengajukan permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
4. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, libur dan
cuti, apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka analis
yang bersankutan harus memberitahu kepala instalasi laboratorium 2 jam
sebelum dinas pagi, dinas sore dan malam. Sebelum memberitahu kepala
instalasi, diharapkan analis yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan maka Kepala instalasi laboratorium akan mencari analis
pengganti yang hari itu libur.
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Denah Ruang
F G H I J
K L
E
M A B C
D
Keterangan :
A. Ruang Pengambilan sampel (sampling)
B. Ruang Administrasi dan loket
C. Ruang Patologi Anatomi
D. Ruang Gudang
E. Ruang Petugas
F. Ruang Mikrobiologi
G. Ruang Urinalisa dan sterilisasi
H. Ruang Hematologi
I. Ruang Kimia Klinik dan Iminuserologi
J. Ruang Penanggung Jawab/ Kepala Instalasi
K. Toilet petugas
L. Toilet pasien
M. Ruang tunggu
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh
sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
1) Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang
tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2) Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan
yang kuat, warna terang dan mudah dibersihkan.
3) Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan
binatang lainnya, lebar minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
4) Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
5) Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
6) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata
dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuanga air limbah. Antara lantai
dengan dinding harus berbentuk lengkung agar mudah dibersihkan.
7) Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus
tahan getaran.
2. Standar fasilitas
a. Peralatan Laboratorium
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu:
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume
spesimen dan jumlah pemeriksaan.
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas
yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada, serta
tingkat kelembaban dan suhu ruangan.
5. Sistem alat
6. Pemasok/Vendor
7. Nilai Ekonomis
8. T erdaftar
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar
dari institusi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.
a. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen
(sedapatnya netral) dan oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan
aquades.
b. Blood cell counter
a. Bagian luar alat dilap setiap hari.
b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada
sumbatan atau tidak.
c. Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada
sumbatan atau tidak.
d. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian.
e. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai.
c. Elisa set
a. Elisa Reader
1. Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas pembacaan dan
ketepatan pembacaan.
2. Kalibrasi dilakukan pada saat pertama kali alat dipakai,
penggantian lampu, dan secara periodik untuk memastikan ketepatan
pembacaan.
b. Elisa Washer
d. Heating block
4. Fotometer/Spectrofotometer
5. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan.
b. Suhu dicatat setiap pagi hari untuk inkubator yang dinyalakan terus
menerus atau sebelum dan sesudah digunakan.
c. Suhu yang tertera pada alat perlu dikalibrasi secara rutin untuk
mengetahui keakuratannya.
7. Mikroskop
8. Oven
a. Ketinggian air perlu diperiksa tiap hari. Tinggi air dalam waterbath harus
lebih tinggi dari larutan yang akan di inkubasi.
b. Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan dengan
mengganti air setiap hari. Sebaiknya gunakan aquades.
c. Catat suhu setiap digunakan.
10. Pipet
11. Sentrifuge
a) Diletakkan pada meja datar, permanen, terhindar dari getaran dan angin,
tidak boleh digeser
b) Periksalah selalu jarum petunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kali akan
menimbang (untuk timbangan analitik).
c) Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan. d. Bahan yang
akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
d) Bahan yang ditimbang tidak boleh tercecer sehingga
mempengaruhi hasil penimbangan.
e) Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat
timbangan dalam keadaan istirahat.
f) Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.
a. Ragen
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Bahan Standar
Bahan standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya
diketahui dan diperoleh dengan cara penimbangan. Ada 2 macam standar,
yaitu:
c. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari-hari.
a. Kebutuhan.
b. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi.
c. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk.
d. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.
e. Volume atau isi kemasan.
f. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
g. Mudah diperoleh di pasaran.
h. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).
i. Pemasok/vendor.
j. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
k. Pelayanan purna jual.
l. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian
Kesehatan.
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Pengambilan Spesimen
1. Jenis dan syarat specimen
a. Darah kapiler
- Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak , tumit kaki pada bayi
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk dengan lancet secepat mungkin
- Buang tetesan pertama dengan kapas kering, tetes darah
selanjutnya diambil
- Lekatkan lokasi tusukan dengan plester
b. Darah Arteri
- lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis
- Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc dan bilas dengan heparin secara
aseptic
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90 0
- Tarik jarum dari pembuluh darah di dapat darah yang dibutuhkan
kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus/karet
- Rekatkan plester betadine
- Homogenkan sampel dengan cara membolak balok spuit
c. Urine
1. Urine Sewaktu : untuk urine lengkap, test kehamilan
- Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-
waktu)
- Urine ditampung ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
- Beri label identitas pasien
2. Urine Pagi : Untuk urine lengkap
- Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur
- Urine di tamping ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
- Beri label identitas pasien
3. Urine 24 Jam : untuk protein kuantitatif
Cara menampung urine 24 jam missal :
- Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine
- Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7
pagi esok harinya
- Homogenkan semua urine setiap selesai menampung, jangan
sampai ada tertumpah
d. Faeces
- Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan tertutup, jangan
bercampur dengan urine
- Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya
e. Sputum
- Ambil sputum pada saat pasien bagun tidur pagi hari
- Tamping pada wadah bersih, kering, bermulut besar dan tertutup
f. Pleura dan cairan Tubuh lain
- Tamping semua sampel/bahan pada wadah bersih, kering, dan
bermulut lebar
g. Skret//swab
- Bahan diambil dari susu & vagina, uretra, tenggorok, talinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter
h. Kultur
- Pada pemeriksaan kultur, sampel di tamping pada wadah bersih
dan steril
Beberapa spesimen dengan jenis antikoagulan/pengawet dan wadah yang dipakai
untuk pemeriksaan laboratorium dengan stabilitasnya
Jenis Pemeriksaan Spesime Antikoagula Wadah Stabilitas
n n/
Pengawet
Jenis Jumlah
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
Gula darah Darah 2 ml NaF-Oksalat 4,5 G/P 20-25°C (3 hari)
mg/ml darah 4°C (7 hari)
-20°C (3 bulan)
2-8°C (12 jam)
Kolesterol 2 ml
Serum 1 - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (6 bulan)
Bilirubin Serum 1 ml - G/P Segera mungkin
Amilase Serum 1 ml - G/P 20-25°C (5 hari)
4°C (5 hari)
-20°C (7 hari)
Asam urat Serum 1 ml - G/P 20-25°C (5 hari)
4°C (5 hari)
-20°C (6 bulan)
Lipase Serum 1 ml - G/P 20-25°C (24 jam)
4°C (5 hari)
-20°C (3 tahun)
Protein total Serum 1 ml - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (10 hari)
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P 20-25°C (14 hari)
4°C
Fosfatase alkali Serum 1 ml G/P (14 hari) (> 7 hari
20-25°C
aktivitas turun 1 %)
4°C (7 hari)
-20°C (7 hari)
Kalsium Serum 1 ml - G/P 20-25°C (10 hari)
4°C (10 hari)
Kreatinin Serum 1 ml - G/P 4°C (24 jam)
-20°C (8 bulan)
Y Giutamil Serum 1 ml - G/P 20-25°C (7 hari)
Transferase 4°C (7 hari)
20°C (7 hari)
GOT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
Aktivitas turun 10%)
4°C (>3 hari
Aktivitas turun 8%)
-20°C (7 hari)
GPT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
aktivitas turun
17%)
4°C (> 3 hari)
aktivitas turun 10%)
SEROLOGI
-20°C (7 hari)
Widal Serum 2ml G/P 2 -8°C (2 -3 hari),
Freezer
compartment
Treponema,VDRL Serum 2ml - G/P
(1 bulan),
HbsAg Serum 2ml - G/P Deep freezer -20°C
(6 bulan, tidak
boleh gelas)
Anti HBs Serum 2ml - G/P
Anti HIV Serum 2ml - G/P
TOKSIKOLOGI
Obat Darah Darah Na sitrat 1% G tutup
Bahan Napza & 10ml ulir
Doping Toksin Urin Urin
Pestisida 50 ml Urin : Suhu kamar
Logam Berat (segera)
3. Pengambilan specimen
1) Persiapan alat
- Needle vacutainer, Tube vacutainer
- Spuit, lancet, Tourniquet
- Pot urine dan put faeces
- Abjek glass dan cover glass
2) Persiapan Bahan
- Kapas alkohol
- Anti kuagulant
3) Teknik pengambilan Spesimen
- Darah Vena
- Catat nama, nomor laboratorium, nomor register
- Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan sampel
- Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya
- Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Tusuk vena dengan jarum spuit/vacutainer sampat terlihat darah
keluar
- Pemeriksaan hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
- Pemeriksaan kimia klinik : Darah beku 5 ml
- Pemeriksaan imunologi/serologi : darah beku 5 ml
- Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratorium
- Tourniquet dilepaskan
- Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
- Pekatkan plester betadin
3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan.
- Pengambilan spesimen di ruang sampling mulai jam 08.00 WIB s/d
poliklinik tutup.
- Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium.
- Hasil pemeriksaan laboratorium diambil di Instalasi Laboratorium
setelah pemeriksaan atau saat pasien kontrol kembali.
2. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat inap
o Pengambilan spesimen ke ruang perawatan oleh petugas laboratorium
yang terdiri dari shift pagi, shift sore, dan shift malam
o Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium sesuai
permintaan.
o Hasil pemeriksaan laboratorium diantar oleh petugas laboratorium atau
diambil oleh petugas ruang perawatan.
3. Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien UGD
Pengambilan spesimen langsung di UGD.
Dilakukan pemeriksaan di ruang laboratorium sesuai permintaan.
Hasil dilaporkan via aiphone/telepon untuk kemudian diantar oleh
petugas laboratorium atau diambil oleh petugas UGD atau keluarga
pasien.
4. Pengolahan Limbah
Berbicara kesehatan, maka setiap laboratorium harus mempunyai
sarana pengolahan limbah masing-masing dan kebutuhannya disesuaikan
dengan laboratoriumnya. Karena pada umumnya limbah laboratorium
kesehatan tidak terlalu banyak karena itu limbah laboratorium di lakukan
secara sederhana saja, misalnya :
Limbah non-klinik : dibakar/ditimbun
Limbah Klinik padat : dibakar/ditimbun
Limbah Klinik cair : di endapkan dengan pembubuhan desinfektan dan
kaporit.
Limbah dapat diartikan sebagai materi yang dihasilkan dari proses
suatu kegiatan, yang tidak memberikan aspek ekonomi dan harus dibuang.
sehingga untuk penambahan serta penjelasan penanganan dan pengolahan
suatu limbah pada laboratorium kesehatan, di bawah ini tempat yang harus
dibuat oleh setiap laboratorium untuk suatu limbah padat maupun cair dimana
kebutuhan tergantung suatu laboratorium, meliputi :
1. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah cair.
Terbuat dari tembok, dibangun terpisah/terisolir.
Ukuran tergantung dari keperluan, disesuaikan dengan volume limbah
cair yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut dalam sehari, seminggu
atau sebulan.
Bak penampung bisa lebih dari satu buah. Kesemuanya harus tertutup.
Cairan yang telah jernih (dengan system pengendapan dan
pembubuhan desinfektan) dapat dialirkan ke perairan umum.
2. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah padat
o Terbuat dari tembok (permanen) atau drum (non-permanen).
o Harus memiliki alat penutup, untuk menghindari pemindahan bibit
penyakit oleh lalat.
o Penyediaan bak atau drum bisa lebih dari satu buah tergantung dari
volume limbah padat yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut, dalam
sehari, seminggu atau sebulan. Begitu juga ukuran bak disesuaikan
dengan keperluan.
o Pembakaran limbah bisa dilakukan. Kalo bisa, diusahakan limbah yang
dihasilkan perhari langsung dibakar hari itu juga jangan dibiarkan
sampai terlalu banyak tertimbun.
o Pisahkan penampungan limbah medic padat dengan limbah non medic
padat.
o Penanganan limbah padat ini bisa juga dengan cara di timbun, namun
pada umumnya ini dihindari karena bisa mengundang masalah baru di
kemudian hari.
o Limbah medic padat jangan dibuang bahkan diharamkan dibuang ke
tempat pembuangan sampah umum, karena hal demikian sama
dengan memindahkan bibit penyakit.
Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan
laboratorium. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah
yang berasal dari kegiatan industri karena biasanya memiliki keragaman
jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap macam bahan yang
dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Limbah laboratorium dapat
berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,
2. Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,
3. Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,
4. Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai
setelah di autoklaf
Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan
limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang
mungkin berada dalam limbah etrsebut. Penanganan limbah antara lain
ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:
c. Limbah radioaktif
Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai
radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan
menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.
Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:
Bentuk : cair, padat dan gas,
Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),
Tinggi-rendahnya aktifitas
Panjang-pendeknya waktu paruh
Sifat : dapat dibakar atau tidak.
Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :
1) Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai
proses peluruhan, peguburan dan pembuangan.
2) Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah
radioaktif, seperti Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
d. limbah umum
Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong
plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator.
beberapa langkah nyata untuk mengurangi limbah di laboratorium adalah:
1. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah
digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai
contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut
organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.
2. sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-
reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu
berupa sisia bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga
akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung
ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air.
Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui
bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru
bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam
berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
4. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat
dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan
tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat
yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
5. Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator
dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat
terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes
ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif
dan beracun
5. Laporan hasil dan arsip
1. Pencatatan dan pelaporan
Setiap spesimen yang masuk dicatat dalam buku register
Hasil pemeriksaan dicatat dalam buku register dan buku bantu
Pelaporan dikerjakan baik bulanan, triwulan dan tahunan dilaporkan ke
bagian Rekam Medik
2. Penyimpanan arsip laboratorium
a. Arsip hasil pemeriksaan disimpan selama 1 tahun di lemari arsip
dengan pengelompokan menurut kelompok jenis pemeriksaan dan
diberi identitas : kelompok apa, bulan dan tahun berapa. Kelompok
yang dimaksud adalah :
Hematologi
Kimia Klinik
Bakteriologi
Serologi
Urinalisa
Feses
b. Pemusnahan dilakukan setelah 1 tahun dengan pembuatan berita
acara
c. Untuk arsip hasil pemeriksaan khusus (Mikrobiologi, sperma analysis
dan HIV) disimpan selamanya.
d. Semua formulir permintaan pemeriksaan dari pasien rawat jalan, rawat
inap atau rujukan dari luar harus disimpan secara baik dan rapi.
3. Jenis Arsip
- Buku register rawat jalan Askes, Umum dan Rawat Inap
- Hasil PME dan PMI
- Buku Bantu Sekresi Ekskresi, Kimia Darah dan BTA
- Formulir laporan Bulanan & Tahunan
- Buku rujukan ke laboratorium luar
- Kartu stok reagen, dll
Arsip laboratorium yang sudah terisi disimpan dilemari arsip dengan
rapi. Dilakukan pemusnahan dengan menggunakan berita acara
pemusnahan setelah 5 tahun.
A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan untuk keselamatan pasien.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien.
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
1. Tahap Pra-Analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan :
- identitas pasien
- Identitas pengirim
- Nomor laboratorium
- Tanggal pemeriksaan
- Ruangan pasien
- Jam pemeriksaan
- Permintaan pemeriksaan yang Iengkap dan jelas
- Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksaan
b. Persiapan pasien : persiapan pasien harus sesuai persyaratan
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Pengumpulan spesimen secara benar
d. Penanganan spesimen
o Pengolahan spesimen
o Kondisi menyimpan spesimen harus tepat
o Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
e. Persiapan sample untuk analisa
Kondisi sample harus memenuhi syarat
Volume sample harus sesuai protocol
Perhatikan identifikasi sample
2. Tahap Analitik
a) Persiapan reagen
Reagen harus memenuhi syarat
Tidak dalam masa kadaluarsa
Cara pelarutan/pencampuran harus benar
Pelarut (aquadest) harus memenuhi syarat
b) Pipetasi reagen dan sample
o Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan
memenuhi syarat
o Kalibrasi pipet secara berkala
o Lakukan pipetasi secara benar
c) Inkubasi
- Suhu harus inkubasi, harus sesuai dengan persyaratan
- Waktu inkubasi harus tepat
d) Pemeriksaan
Alat dan instrumen harus berfungsi dengan baik
3. Tahap Pasca-Analitik
a. Pembacaan hasil
Penghitungan
Pengukuran
Identifikasi
Penilaian harus benar
b. Pelaporan hasil
- Hasil ditulis dengan jelas
- Jangan salah transkrip
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Sistem dimana laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
3. Pra-Analitik:
a) Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratoriurn,
sarung tangan dan masker.
b) Sesudah mengambil sample darah, kumpulkan jarum dan semprit di
tempat tertentu dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut.
c) Sample darah dimasukkan dalam wadah tertentu yang tahan bocor
dan tertutup rapat dengan label identitas pasien.
d) Petugas sampling tidak boleh makan, minum atau merokok pada
waktu sampling.
e) Penyimpanan sample,jika tidak segera dilakukan tes disimpan dalam
lemari es.
4. Analitik:
a. Pengolahan spesimen I sample dan melaksanakan tes harus hati-hati
dan menganggap bahan tersebut infeksius.
b. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium,
masker dan sarung tangan.
c. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
d. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan
cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
e. Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia :
1) Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dan lokasi tumpahan.
2) Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera.
3) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar,
segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan
ruangan yang berdekatan. Matikan peralatan listrik yang rnungkin
mengeluarkan bunga api.
4) Jangan menghirup bau dan bahan yang tumpah.
5. Pasca Analitik
a) Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b) Jarum I benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah
tahan tusukan, kemudian diinserenasi.
c) Limbah cairan infeksius I darah dan produknya dimasukkan ke dalam
jirigen ¼ penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut
kemudian diolah.
d) Limbah padat
Sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik warna
kuning.
Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di
laboratorium dirnasukkan ke dalam kantung plastik hitam.
D. Pencegahan
1. Petugas Sample
a) Gunakan sentrifus sesuai instruksi pabrik.
b) Sentrifus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang
pendek pun dapat melihat ke dalamnya dan meneinpatkan tabung
sentrifus dengan mudah.
c) Periksa rotor sentrifus dan selongsong secara berkala untuk melihat
tanda korosi atau keretakan.
d) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaC1 atau hipoclorit
karena bersifat korosif.
e) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
2. Mencegah penyebaran infeksi :
a. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm.
b. Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
c. Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan
tabung.
d. Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam
wadah yang tahan bocor.
e. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali
habis kerja.
3. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
a) Cud tangan sesering mungkin dengan sabun I desinfektan.
b) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
c) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
d) Jangan memakal kosmetik di dalam laboratorium.
e) Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan
infeksius saat bekerja.
4. Pemeliharaan kesehatan tenaga kesehatan
Pengertian :Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada
tempat beresiko tertularnya penyakit.
Tujuan :untuk mengetahui kesehatan petugas leboratorium yang
bekerja pada tempat yang berisiko
Kebijakan Pemeriksaan :
Pemeriksaan Darah
Ro Photo Thorax
Immunisasi
Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap enam bulan sekali
2. Ro. Photo Thorax setiap satu tahun sekali
3. Immunisasi sesuai Bostar
E. Penanganan keadaan darurat di laboratorium
1. Kebakaran
Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain.
Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran
yang ada di rumah sakit.
Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau spesimeri yang tumpah
- Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tissue yang
dibasahi desinfektan.
- Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
- Wadah didesinfektan atau otoclaf.
3. Luka tusukan jarum
o Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah
pancuran air selama kurang lebih 1 — 2 menit.
o Tutup luka dengan kápas betadin, kemudian diplester atau dibalut.
o Tulis dalarn berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
4. Pecahan gelas
Gunakan sarung tangan.
Kumpulkan dengan forsep atau serokan
Masukkan ke dalam kantong plastik berwama kuning.
Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
Tutup kantong, masukkan ke wadah jarurn atau wadah dinding keras.
Cuci tangan.
5. Tumpahan bahan kimia
Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
Jauhkan yang tidak berkepentingan dan lokasi tumpahan.
Pakailah masker dan sarung tangan.
Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
Bicarbonat.
Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat
dengan serokan dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
F. Alat pelindung Keselamatan
1. Pemakaian kaca mata
Pengertian :Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dan cipratan
darah/cairan.
Tujuan :Untuk melindungi mata dan cipratan darah/cairan.
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
Prosedur :
o Dipakai sebelum cuci tangan.
o Dipakai dengan tali di bagian belakang
2. Pemakaian jas laboratorium
Pengertian :Suatu alat pelindung din untuk menahan cairan / darah
supaya jangan sampai terkena tubuh.
Tujuan :Menahan darah I cairan jangan sampai mengenai tubuh.
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselarnatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
Prosedur :
Dipakai sebelum cuci tangan,jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
Digunakan selama melakukan pemeriksaan / bekerja
Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
3. Pemakaian masker
Pengertian : Suatu penutup mulut dan hidung.
Tujuan :Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu
menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara/bersin)
Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi
petugas dan infeksi silang.
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang penutup hidung dan mulut
c. TaIi masker ditalikan di belakang kepala
d. Masker setelah selesai dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga / gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi / meramu obat
4. Sarung tangan
Pengertian :Suatu pelindung tangan.
Tujuan :Untuk meniadakan mengurangi terjadinya infeksi silang.
Kebijakan :
- Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan
pasien dan infeksi silang
- Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
- Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas
dan pasien
Prosedur :
a) Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa
dengan darah selaput lender atau kulit yang terluka
b) Akan melakukan tindakan invasive
c) Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi
d) Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipakai memegang cufnya
e) Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
f) Setelah selesai dipakai, jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan chlorhexidine 1,5 % dan centrimide 15 % di
dalam tempat yang tersedia
g) Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang
bisa dipakai ulang ditempatkan dlam bak larutan chlorhexidine
gluconat 1,5 % dan centrimide 15 %
G. Manajemen Resiko
Peralatan laboratorium umum yang dapat menimbulkan bahaya dan
cara mengatasi resikonya dapat dilihat pada tabel:
Kabinet keamanan Aerosol, percikan Aliran udara yang masuk ke daerah kerja
biologis kelas II sedikit
Kabinet keamanan Aerosol, percikan Aliran udara yang masuk ke daerah kerja
biologis kelas II sedikit. Udara yang keluar dari daerah
kerja sudah terinfiltrasi baik.
Kabinet keamanan Aerosol, percikan Cara pengamanan yang maksimum
biologis kelas III
Alat bantu pipet Bahaya pemipetan Dapat didisinfeksi , mudah digunakan
dengan mulut, dan mencegah kontaminasi serta
yaitu: tertelannya kebocoran dari ujung pipet
mikroorganisme
patogen, inhalasi
aerosol dan
kontaminasi pada
ujung tempat
menghisap
Pelindung Inhalasi aerosol Tertahannya partikel sebesar 1-5 mikron.
Pernafasan Melindungi mata jika menggunakan
pelindung muka penuh
Pelindung muka Pecahan, percikan Pelindung muka: melindungi seluruh
dan pelindung muka
mata Pelindung mata: melindungi mata
Botol dengan tutup Aerosol, tetesan dan bagian mata
Perlindungan yang efektif
Berulir
Alat inserasi mikro Aerosol Mengurangi percikan dan penyebaran
bahan infeksi
Lemari asam Percikan bahan kimia Memisahkan daerah kerja dengan
operator
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pra Analitik
1. Persiapan Penderita
a. Pengaruh Makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan
terakhir
b. Fluktuasi Sehari-hari
NIlai normal dari literature berdasarkan pada pengambilan sampel pagi
hari, maka dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya
sebelum jam 09.00 pagi
c. Keadaan Tubuh
Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya
pada keadaan duduk
d. Obat-obatan
Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat
tersebut harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah
2. Pengambilan dan pengolahan specimen
a. Pemberian identitas
1) Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
memuat :
Tanggal permintaan
Tanggal dan jam pengambilan
Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat)
Magnosis/keterangan klinik
Obat-obat yang telah diberikan dan lama pemberian
Jenis specimen
Lokasi pengambilan
Volume specimen
Pemeriksaan laboratorium yang diminta
Nama pengambilan spesimen
Transport Media
2) Label wadah specimen yang akan dikirim ke laboratorium memuat :
- Tanggal pengambilan specimen
- Identitas pasien atau specimen
- jenis specimen
3) Label wadah specimen yang diambil di laboratorium memuat :
o Pengambilan specimen
o Nomor/kode specimen
4) Formulir hasil memuat :
o Tanggal pemeriksaan
o Identitas pasien
o Nomor/kode laboratorium
o Satuan hasil pemeriksaan
o Nilai rentang parameter
o Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
o Tanda tangan penanggung jawab
b. Penerimaan specimen
1) Cocokkan specimen yang diterima dengan permintaa formulir
pemeriksaan. Catat kondisi specimen, volume, warna, kekeruhan,
bau, kosistensi, dll
2) Specimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak
3) Pengambilan specimen
a) Waktu pengambilan
- Umumnya pagi hari, keadaan tertentu :
- Demam Typhoid : widal pada fase akut
- Tuberkulosis spuntum setelah bangun tidur
- Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
b) Volume specimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
c) Cara pengambilan specimen : oleh tenaga trampil dan dengan
cara yang benar
d) Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
e) Peralatan harus bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia,/detergen, mudah dicuci.
f) Wadah specimen harus memenuhi syarat :
- Terbuat dari gelas atau plastic
- Tidak bocor/rembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
- Bersih
- Kering
- Tidak memperngaruhi zat-zat dalam specimen
- Steril untuk biakan
g) Pengawet. Disesuaikan dengan pemeriksaan
c. Pengiriman specimen
Syarat :
1) Kecepatan
2) Tidak terkena sinar matahari
3) Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
4) Kemasan diberi label “ Bahan Pemeriksaan Infeksi”
5) Suhu disesuaikan
6) Tranpor media yang sesuai dan masih baik
d. Penyimpanan Sampel
Menghindari Kontaminasi :
1. Sampel harus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat
memakai sarung tangan diposibel saat mengerjakan sampel
2. Menghindari sinar :
a. Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
b. Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
3. Stabilitas
4. Penyimpanan serum/plasma :
a. Suhu kamar ( 15 - 250C ) selama 4 jam
b. Suhu 40C selama 24 jam
c. Jika sampel tidak dapat diperiksa hari yang sama dengan
pengambilan darah maka sampel harus dibekukan 12 sampai
200C
B. Analitik
1. Pipet dan memipet
a. Gunakan pipet yang berish dan tidak rusak
b. Gunakan pipet sesuai kebutuhan
c. Pipet harus dibilas
d. Bersihkan ujung pipet
2. Suhu dan waktu
a. Pastikan bahwa sampel, reagensia, serum control telah berada pada
suhu pemeriksaan
b. Apakah suhu water-bath sesuai
c. Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan
3. Kuvet harus bersih
a. Bagian luar kuvet tidak boleh basah
b. Volume larutan yang diisi ke dalam kuvet harus sesuai
c. Tidak boleh ada gelembung udara
C. Pasca Analitik
Evaluasi :
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interpretasi hasil pemeriksaan dan quality control serum
5. Pelaporan hasil pemeriksaan
6. Pengiriman hasil pemeriksaan
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-
hari tenaga laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan khususnya pelayanan di laboratorium.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah awal ke
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapat tujuan. Kami menyadari
bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami
menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.
- 0-
DAFTAR PUSTAKA
Ditetapkan di : Tilamuta
Pada tanggal : 10 Januari 2018
DIREKTUR