KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN
KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 89/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LABORATORIUM
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan direktur RSUD Tani dan Nelayan tentang
pedoman pengorganisasian unit laboratorium RSUD
Tani dan Nelayan
Kedua : Pedoman Pengorganisasian Unit Laboratorium RSUD
Tani dan Nelayan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pedoman Pengorganisasian Unit Laboratorium RSUD
Tani dan Nelayan harus dibahas sekurang - kurangnya
setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pengorganisasian Unit Laboratorium RSUD Tani dan
Nelayan dilaksanakan oleh Kepala Bidang Penunjang
Medik RSUD Tani dan Nelayan
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tilamuta
Pada tanggal : 10 Januari 2018
DIREKTUR
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN
NELAYAN KABUPATEN BOALEMO
NOMOR 89/SK/DIR/I/2018
TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT
LABORATORIUM
SISTEMATIKA
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. GAMBARAN UMUM RSUD TANI DAN NELAYAN
BAB III. VISI, MISI, MOTTO, FILOSOFI RSUD TANI DAN NELAYAN
BAB IV. STRUKTUR ORGANISASI RSUD TANI DAN NELAYAN
BAB V. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
BAB VI. URAIAN JABATAN UNIT
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL
BAB IX. KEGIATAN ORIENTASI
BAB X. PERTEMUAN / RAPAT
BAB XI. PELAPORAN
-1-
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang terdapat pada suatu perusahaan atau organisasi, dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktifitas dan fungsi tersebut di batasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan horizontal maupun vertikal yang jelas antar bagian.
Organisasi rumah sakit menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Pasal 33 Ayat 2 disebutkan bahwa paling sedikit terdiri atas kepala rumah
sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan dan unsur penunjang medik, komite
medik dan satuan pemeriksaan internal serta administrasi umum dan keuangan.
Unsur penunjang medis diantaranya Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS),
Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Rekam Medik, dan Gizi.
Pelayanan Laboratorium kesehatan merupakan sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengajian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan masyarakat. Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya
pelayanan kesehatan, khususnya bagi kepentingan preventif, kuratif bahkan promotif
dan rehabilitatif. Pelayanan laboratorium sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang
berfungsi untuk mendiagnosa atau menetapkan penyebab penyakit, pemberian
pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan. Sedangkan laboratorium klinik adalah
laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakait dan pemulihan
kesehatan. Indikator kemajuan laboratorium adalah dibuktikan dengan adanya
peningkatan jumlah pemeriksaan dan pendapatan dari sebuah laboratorium.
Dengan adanya susunan organisasi dalam lingkup rumah sakit maka diharapkan
segala kegiatan pelayanan kesehatan dapat berfungsi dengan baik dan terarah
sebagaimana mestinya. Sehingga akan meningkatkan kualitas akan sumberdaya dari
masing-masing pelaksana kesehatan rumah sakit itu sendiri.
-2-
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD TAN
I DAN NELAYAN
RSTN dibangun pada tanggal 12 Oktober 2002, hal ini ditandai dengan
peletakkan batu pertama oleh Gubernur Gorontalo saat itu Ir.Fadel Mohamad
bersama unsur Muspida Provinsi Gorontalo. BulanApril 2004 dibentuk Tim Sepuluh
yang dikenal dengan nama Tim Pengelola Persiapan Operasional Rumah Sakit, yang
-4-
bertugas mengelola aset rumah sakit dan mempersiapkan operasional rumah sakit
antara lain dalam hal merencanakan kebutuhan sumber daya, kebutuhan sarana
dan prasarana penunjang operasional rumah sakit.
Pada tanggal 2 Mei 2005 dilaksanakan peresmian operasional RSTN Kabupaten
Boalemooleh Gubernur Gorontalo (Ir. Fadel Mohamad). Setahun kemudian yaitu
pada tanggal 1 Mei 2006 denganditerbitkannya Perda Organisasi dan Tata Kerja
RSTN, rumah sakit inimenjadi Instansi Badan Pemerintah Daerah dan berubah
nama menjadi Badan Pengelola RSTN Kabupaten Boalemo.
Tanggal 20 Juli 2007 RSTN telah teregistrasi di Departemen Kesehatan RI, untuk
memperoleh izin operasional yang menjadi landasan hukum operasional rumah
sakit dengan klasifikasi kelas C.
RSTN Boalemo dari tahun ke tahun terus tumbuh dan berkembang.
Kepemimpinan RSTN telah mengalami beberapa kali penggantian yaitu:
• dr.Tito EM. Bastiaan (Ketua Tim Pengelola Persiapan Pengoperasional RSTN,
Maret 2004 s/d Desember 2004)
• dr.H. Muh. Jamal, MPH, AAAK (Ketua Tim Pengelola RSTN, Januari 2005 s/d April
2006)
• dr. Aniek Hartiwi, Sp.A (Kepala Badan Pengelola RSTN Kabupaten Boalemo (Mei
2006 s/d Oktober 2007)
• dr. Sukri Djakatara, Sp.A (Kepala Badan Pengelola RSTN Kabupaten Boalemo
Oktober 2007 s/d Februari 2012).
• dr.H. Muh. Jamal, MPH, AAAK (Direktur RSTN Kabupaten Boalemo Februari 2012
s/d Agustus 2016).
• dr. Sukri Djakatara, Sp.A (Direktur RSTN Kabupaten Boalemo 8 Agustus 2016
s/d 4 Januari 2018)
• dr. Rahmawaty Dai, M.Kes.(MARS)(Direktur RSTN Kabupaten Boalemo 4 Januari
2018 s/d sekarang)
Pada tahun 2008 RSTN mendapat piala Citra Pelayanan Prima dari
MENPAN sebagai supremasi tertinggi mutu pelayanan Publik.
Permasalahan umum yang sering dialami oleh rumah sakit di Indonesia
terutama rumah sakit pemerintah adalah manajemen sumber dana dan sumber
daya manusia yang tidak fleksibel. Kebutuhan sumber daya manusia terutama
tenaga medis dan paramedis sangat tergantung pada rekrutmen pegawai
negeri, sehingga tidak memenuhi kebutuhan SDM rumah sakit yang terus
berkembang mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi kesehatan.
Sumber dana yang terikat pada berbagai aturan keuangan tidak memungkinkan
bagi rumah sakit menyelesaikan permasalah keuangan yang sangat urgen
seperti penyediaan obat-obat dan bahan habis pakai. Untuk memperoleh
fleksibilitas manajemen terutama manajemen sumber daya uang dan manusia,
Badan Layanan Umum merupakan bentuk yang paling pas untuk sebuah rumah
sakit. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, pada pasal 20 ayat 3 menyebutkan bahwa Rumah Sakit publik yang
-5-
BAB III
VISI, MISI, FILOSOFI, MOTTO RSUD TANI DAN NELAYAN
1. VISI :
“Menjadi Rumah Sakit rujukan regional tipe B yang profesional dan berkualitas
dalam suasana damai tahun 2022
2. MISI :
a. Mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima secara
berkesinambungan
b. Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang merata dan berkeadilan
kepada seluruh masyarakat yang terintegrasi dengan lintas sektor
c. Mewujudkan pengelolaan keuangan Rumah Sakit dengan prinsip praktek
bisnis yang sehat
4. MOTTO :
“ Melayani Seperti Keluarga Sendiri”.
-7-
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD TANI DAN NELAYAN
f. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis kepada para kepala seksi dan
para kepala instalasi terkait dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan
rencana yang diharapkan;
g. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas bidang
pelayanan medis agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan
karir;
i. Mengevaluasi hasil kegiatan bidang Pelayanan Medis secara keseluruhan;
j. Membuat laporan hasil kegiatan bidang pelayanan Medis sebagai bahan
informasi kepada direktur;
k. Melakukan koordinasi lintas bidang dan sekretaris di lingkungan RSTN
dalam rangka penerapan kebijakan direktur;
l. Melaksnakan tugas dinas lainnya yang di berikan oleh direktur.
5. Seksi Rawat Jalan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Rawat Jalan dalam rangka penerapan
kebijakan strategis RSTN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana,
tenaga, peralatan bahn dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan
ketentuan Perundang-undangan;
c. Mengumpulkan, mengolah menyajikan dan menganalisis data-data
pelayanan rawat jalan secara akurat untuk informasi perencanaan dan
pengambilan keputusan manajemen;
d. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi terkait dalam rangka
penerapan kebijakan strategis kepala Bidang Pelayanan Medis;
e. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi terkait dalam rangka
Pelayanan Medis, Pelayanan Asuhan Keperawatan dan pelayanan lainnya,
melakukan pencatatan rekam medis dan catatan lainnya, memberikan
informasi/ penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medis atau terapi
yang di berikan kepada pasien/wali keluarga sesuai standar dan prosedur
pelayanan yang berazaskan Patient Safety dan kode etik profesi serta kode
etik Rumah Sakit;
f. Memfasilitasi dan memediasi kebutuhan instalasi terkait sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan;
g. Mengevaluasi hasil kegiatan Seksi Rawat Jalan secara keseluruhan;
h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi Rawat Jalan sebagai bahan informasi
dan pertanggung-jawaban kepada atasan;
i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan.
6. Seksi Rawat Inap mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Rawat Inap dalam rangka penerapan
kebijakan strategis RSTN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan;
-12-
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI RS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SOP PPI.
4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program pelatihan
dan pendidikan PPI.
5. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkancara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakitdan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuaidengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentikasi temuan di lapangan dan mengusulkanpelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber dayamanusia (SDM) rumah sakit dalam PPI
10. Melakukan pertemuan berkala termasuk mengevaluasi kebijakan PPI
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain
19. Komite K3 (Kesehatan Dan KeselamatanKerja) :
1) Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi
kesehatan .
2) Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana- an keamanan
kerja rumah sakit / instansi kesehatan .
3) Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi
kesehatan .
4) Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin
rumah sakit / instansi kesehatan.
5) mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu
rumah sakit / instansi kesehatan.
20. Komite PMKP (Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien) yaitu:
1) Memberi masukan pada Direktur penyusunan Kebijakan Keselamatan
Pasien RS sesuai dengan standar akreditasi
2) Menyusun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
3) Membuat laporan tahunan / laporan pelaksanaan program
4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi program melalui pertemuan
berkala
5) Menyusun indikator keselamatan pasien RS
6) Menganalisa hasil pencapaian indikator keselamatan pasien
7) Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator keselamatan pasien
8) Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal rumah
sakit tentang pencapaian indikator keselamatan pasien
9) Mendesimenasikan bahan rekomendasi hasil pemantauan indikator
keselamatan pasien dan pelaksanaan manajemen resiko ke unit terkait
-19-
FIRMAN, A.Md.AK
dr. TORAJASA A, M.Biomed, Sp.PK KEPALA UNIT LABORATORIUM
dr. FETTY FATIMAH, Sp.PA
DOKTER PJ LAB PATOLOGI KLINIK DOKTER PJ LAB PATOLOGI ANATOMI
ANALIS KESEHATAN
FIRMAN, A.Md.AK WIWIK HANDAYANI, A.Md.An.Kes MAR’AH, A.Md.AK ATIKA HAPPY, A.Md.AK
KOORDINATOR MUTU KOORDINATOR LOGISTIK KOORDINATOR PERALATAN ANALIS KESEHATAN
BAB VI
URAIAN JABATAN
Manajerial :
a. Memiliki kemampuan untuk melakukan tugas dan fungsi manajemen sebagai
Kepala Unit Laboratorium
b. Memiliki jiwa kepemimpinan
c. Mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat
d. Mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak
e. Mampu memberikan motivasi dan membangun etos kerja karyawan
f. Mampu mengelola konflik (conflict management) dan keluhan (complaint
management)
Fisik :
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Cepat dan tanggap dalam melakukan segala hal
c. Memiliki daya tahan tubuh yang kuat
d. Tidak buta warna
e. Berpenampilan sopan, rapih dan menjunjung tinggi norma dan etika yang
berlaku umum
2. Persyaratan pengetahuan dan pengalaman
a. Pendidikan minimal diploma Tiga analis Kesehatan
b. memiliki pengalaman 2 tahun dibidang yang sama
c memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang laboratorium Rumah Sakit
secara menyeluruh
3. Persyaratan Mental
a. Inisiatif : Tinggi
b. Objektifitas : Tinggi
c. Daya adaptasi : Cukup
d. Daya konsentrasi : Tinggi
e. Konsistensi : Tinggi
f. Kreatifitas : Cukup
g. Ketelitian : Tinggi
3. Bertanggung jawab kepada : Penaggung jawab laboratorium, serta bertanggung jawab
kepada Kepala Subbid penunjang diagnostik.
4. Mengkoordinasi kegiatan :
a) Pelaksanaan dan pengembangan pelayanan unit laboratorium.
b) Pelaksanaan dan pelayanan pendidikan di unit laboratorium.
5. Tugas Pokok :
1. Memimpin dan mengelola Unit Laboratorium untuk pencapaian Visi dan Misi RSUD
Tani dan Nelayan
2. Mengembangkan pelayanan Unit Laboratorium sehingga mampu memberikan
pelayanan yang unggul dan berperan optimal sebagai revenue center
-23-
III. KOORDINATOR
A. Koordinator Mutu
1. Melaksanakan manajemen mutu
2. Melaporkan hasil menajemen mutu
B. Koordinator Logistik
1. Mengawasi ketersediaan logistik laboratorium
2. Melaporkan ketersediaan logistik
3. Mengusulkan kebutuhan logistik
C. Koordinator peralatan
1. Mengawasi ketersediaaan peralatan dan fungsi peralatan
2. Melaporkan kerusakan peralatan
3. Mengusulkan kebutuhan peralatan
-25-
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
a. Jika ada pasien UGD yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium, maka
perawat UGD akan mengambil sampel yang dibutuhkan oleh laboratorium
kemudian mengantarkannya ke laboratorium untuk kemudian diperiksa.
b. Hasil laboratorium yang sudah jadi,kemudian diantar oleh petugas laboratorium
atau dijemput petugas UGD untuk kemudian diserahkan kepada dokter jaga.
4) RUANG KEBIDANAN
5) RUANG OPERASI
a. Jika ada jaringan dari tindakan operasi maka jaringan tersebut akan diantar oleh
perawat dengan membawa form permintaan pemeriksaan jaringan dari operator.
b. Surat pengantar pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh perawat ke
laboratorium.
a. Jika ada pasien HCU yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium, maka
perawat mengantarkan form beserta dengan sampel yang ingin diperiksa keruang
laboratorium.
b. Hasil laboratorium yang sudah jadi,kemudain diambil oleh perawat untuk
kemudian diserahkan kepada dokter pengirim
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL
I. Definisi
Ketentuan yang mengatur penentuan jumlah kebutuhan tenaga analis laboratorium di
unit laboratorium dengan mempertimbangkan jumlah tenaga dan kualifikasi yang
diharapkan.
II. Tujuan
1. Menentukan jumlah dan komposisi tenaga diruang laboratorium berdasarkan
kualifikasi.
2. Melakukan perhitungan agar memenuhi kebutuhan.
3. Mengatur agar penyediaan ketenagaan tetap efektif dan efisien.
Kualifikasi sumber daya manusia di Unit Laboratorium terdiri dari Dokter spesialis
Patologi Klinik, Kepala Unit, Analis Pelaksana, dan tenaga administrasi. Dari hasil
perhitungan kebutuhan tenaga yang dihitung dapat dilihat kebutuhan tenaga sebagai
berikut :
1. Dokter Spesialis
Tenaga dokter spesialis di unit laboratorium RSUD Tani dan Nelayan tersedia untuk
melayani pemeriksaan Gambaran Darah Tepi dan sebagai konsulen untuk
pengembangan dan hasil pemeriksaan labortorium. Praktek dokter disesuaikan
dengan jadwal yang sudah disepakati di RSUD Tani dan Nelayan atau apabila ada
sampel yag harus dibaca oleh dokter spesialis, maka dokter spesialis akan hadir.
2. Kepala Unit laboratorium
Untuk perhitungan ketenagaan maka Kepala Unit laboratorium dihitung sebagai tenaga
analis laboratorium.
3. Analis pelaksana
Dinas harian analis terdiri dari 3 shift yaitu pagi, sore, dan malam.
4. Administrasi
-28-
Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga Laboran yang digunakan di Rumah
Sakit Umum Tani dan Nelayan adalah dengan cara di bawah ini :
Rumus perhitungan perencanaan tenaga adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit/ 7hari
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
I. PENDAHULUAN
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang laboratorium RSUD Tani dan
Nelayan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi, misi, tujuan dan motto RSUD Tani
dan Nelayan.
c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup Laboratorium RSUD
Tani dan Nelayan.
d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di Laboratorium
RSUD Tani dan Nelayan.
IV. KEGIATAN POKOK
- Kegiatan pokok : mengadakan orientasi analis baru di laboratorium RSUD
Tani dan Nelayan.
- Rincian kegiatan :
1. Menyusun kebijakan tentang program orientasi analis baru di RSUD Tani
dan Nelayan
2. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak lanjut
dari program orientasi analis baru di laboratorium RSUD Tani dan
Nelayan
-31-
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
Dalam lingkup RSUD Tani dan Nelayan selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini
sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan informasi dan pengetahuan
yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini bisa
dilakukan hanya dalam unit laboratorium sendiri atau bisa juga dilakukan rapat antar unit
lainnya. Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh staf unit laboratorium.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan
sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan unit
masing- masing. Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindaklanjut
untuk kendala yang dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi di unit internal itu sendiri.
Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar hadir dan notulen
hasil rapat yang nantinya dilaporkan ke kepada Kepala Bagian Penunjang Medis RSUD Tani
dan Nelayan.
Pertemuan/rapat yang diadakan oleh Unit Laboratorium RSUD Tani dan Nelayan,
antara lain:
1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang Rapat Laboratorium RSUD Tani dan Nelayan
Peserta : Kepala Unit dan seluruh pegawai Unit Laboratorium
Materi : 1. Evaluasi kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Laboratorium
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM dan pelayanan
Laboratorium
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Laboratorium
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/usulan/
rekomendasi kepada pimpinan
2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu -waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Kepala Unit, Kepala Bidang Penunjang medis, Direktur RSUD Tani dan
Nelayan
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/
usulan/rekomendasi kepada pimpinan
-33-
BAB X
PELAPORAN
B. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini dilakukan oleh
kepala unit laboratorium ataupun petugas laboratorium baik secara lisan maupun tulisan.
Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas laboratorium yang dinas
dengan jumlah pasien yang ditangani dan kendala yang dihadapi setiap harinya, pelaporan
keluhan pasien atau pegawai yang berhubungan dengan pengambilan sampel, hasil
pemeriksaan lab, dan pelaporan tentang kebutuhan sarana dan prasarana unit
laboratorium baik pengadaan bahan reagent ataupun peralatan. Pelaporan harian ini
biasanya disampaikan kepada unit atau kepala bidang terkait.
ini dapat berupa: laporan rapat bulanan intern, laporan inventaris pemeliharaan barang
instalasi laboratorium, laporan penilaian karyawan, laporan indikator mutu, laporan
evaluasi program kerja instalasi laboratorium, laporan kebutuhan karyawan, laporan
kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan tahunan ini untuk
mengevalusi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga dapat dilihat total kegiatan
yang berlangsung dalam pelayanan laboratorium sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
dari evaluasi laporan tahunan ini. Laporan tahunan kegiatan pelayanan laboratorium
dapat berupa rekapitulasitotal pasien yang melakukan pemeriksaan hematologi, kimia
klinik, urnalisa, feaces, bakteriologi, elektrolit dll, rekapitulasi laporan total keluhan
pasien, rekapitulasi indikator mutu, dll.
4) Laporan pemeriksaan
a) Tanggung jawab managemen untuk membuat format hasil :
Managemen laboratorium harus membuat format laporan hasil pemeriksaan. Format
laporan dan cara mengkomunikasikannya kepada pemakai harus ditentukan dengan
mendiskusikannya dengan pengguna jasa laboratorium.
b) Penyerahan hasil tepat waktu
Managemen laboratorium ikut bertanggung jawab atas diterimanya hasil pemeriksaan
kepada orang yang sesuai dalam waktu yang disepakati.
c) Komponen laporan hasil pemeriksaan
Hasil harus dapat dibaca tanpa kesalahan dalam tulisan, dan dilaporkan kepada orang
yang diberi wewenang untuk menerima dan menggunakan informasi medis. Laporan
setidaknya harus mencakup hal – hal berikut :
Identifikasi dari pemeriksaan yang jelas dan tidak ragu – ragu, termasuk prosedur
pengukuran bila perlu
Identifikasi laboratorium yang menerbitkan laporan
Identifikasi khas dan bila mungkin lokasi pasien serta tujuan dari laporan
Nama atau identitas khas lain dari pemohon dan alamat pemohon
Tanggal dan waktu pengumpulan sampel primer, apabila tersedia dan relevan
dengan pelayanan pasien, serta waktu penerimaan oleh laboratorium
Tanggal dan waktu penerbitan laporan. Jika tidak tercantum pada laporan, tanggal
dan waktu penerbitan laporan harus dapat diperoleh dengan segera bila diperlukan
Bila dapat digunakan, hasil pemeriksaan dilaporkan dalam unit Standar
Internasional atau telusur hingga unit Standar Internasional
Interval acuan biologis, apabila dapat digunakan
Interpretasi hasil, apabila sesuai
Identifikasi dari petugas yang diberi wewenang mengeluarkan hasil
Apabila mungkin, tandatangan atau otorisasi dari petugas yang memeriksa atau
menerbitkan laporan
Ditetapkan di : Tilamuta