Anda di halaman 1dari 7

6

1. Pendahuluan sungai, yaitu Sungai Bolango,


Angkutan sedimen (sediment Sungai Bone, dan Sungai
transport) merupakan komponen dari Tamalate. Muara ini berperan
aliran sungai yang memiliki faktor sebagai jalur penghubung antara
penting dalam perubahan atau ketiga sungai tersebut dengan Teluk
morfologi suatu muara. Jika Tomini. Selain itu, terdapat aktivitas
angkutan sedimen sungai ini sangat pelabuhan barang berada tepat di
tinggi di daerah pertemuan antara muara sungai yang berpotensi
sungai dengan laut dan terjadi proses terganggu akibat adanya
pengendapan akibat kecepatan aliran pendangkalan (Mulerli, 2010).
yang rendah maka material yang Pendangkalan ini tentunya akan
terangkut akan terendapkan di daerah mengganggu jalur transportasi
pertemuan tersebut. Penumpukan pelabuhan dan berdampak pada
material di daerah ini (muara) akan kondisi perekonomian daerah
membentuk suatu daerah kering yang Gorontalo.
diklasifikasikan sebagai delta Melihat kondisi tersebut,
(Yuwono,1992). maka diperlukan suatu tindakan
Proses Sedimentasi di daerah antisipasi terhadap pendangkalan di
Gorontalo merupakan permasalahan muara sungai Bone, yaitu dengan
yang sangat serius, khususnya di memanfaatkan sedimen pada bagian
Sungai Bone. Ekosistem daerah hulu hilir sungai Bone. Tindakan ini dapat
Sungai Bone mempunyai fungsi menangani pendangkalan muara
sebagai perlindungan dan bagian hilir sungai Bone dengan cara
merupakan daerah pemanfaatan mengidentifikasi potensi
(Polie, 2014). pemanfaatan sedimen pada bagian
Daerah Aliran Sungai (DAS) hilir sungai Bone.
Bone merupakan yang terbesar di Tujuan dari penelitian ini
daerah Gorontalo dibandingkan ialah mengidentifikasi potensi
dengan DAS Limboto dan DAS pemanfaatan sedimen pada bagian
Bolango sekaligus penyumbang hilir sungai Bone sebagai upaya
sedimen terbanyak (Laya, 2013). pencegahan pendangkalan pada
Proses erosional dan curah hujan muara sungai Bone, Gorontalo.
yang tinggi mengakibatkan jumlah Penelitian ini diharapkan dapat
sedimen yang dihasilkan (sediment memberikan solusi kepada
yield) sungai Bone rata-rata sebesar pemerintah, instansi-instansi terkait,
10.632.382,69 ton pertahunnya dan masyarakat terkait permasalahan
(Utama, 2015). Jumlah ini memberi sedimentasi dan pendangkalan pada
kontribusi yang besar dalam proses muara sungai Bone. Luaran yang
pendangkalan pada muara sungai diharapkan dari penelitian ini ialah
Bone, Provinsi Gorontalo. peta potensi sedimen sungai Bone,
Muara Sungai Bone Klasifikasi material sedimen sungai
merupakan tempat bertemunya tiga
7

Bone, dan jenis pemanfaatan material Tahap pengambilan data


sedimen sungai Bone, Gorontalo lapangan meliputi deskripsi kondisi
2. Data dan Metode lapangan dan pengambilan sampel
Adapun tahapan penelitian dan dokumentasi. Data yang
terdiri dari tahap persiapan, diperoleh di lapangan kemudian akan
pengambilan data lapangan, tahap diolah dan dianalisis di laboratorium.
pengolahan dan analisis data guna C. Tahap Pengolahan dan Analisis
mengetahui jenis dan kandungan data
material sedimen serta potensi Tahap pengolahan dan
pemanfaatanya. analisis data Pengolahan sampel
A.. Tahap Persiapan terdiri dari pengayakan (sieving),
Tahap persiapan terdiri dari separation yakni pemisahan mineral
penyiapan alat dan bahan keperluan logam dan non logam, klasifikasi
lapangan berupa kompas geologi bentuk dan ukuran butir material
jenis Brunton, palu geologi tipe Point sedimen. Klasifikasi kebundaran
tip, GPS Garmin OREGON 550, (sphericity) material sedimen
Loupe, magnet, Rollmeter, kamera, merujuk pada klasifikasi Zingg
alat tulis- menulis, Larutan HCl 0,1 (Pettijohn, 1975) dan Sneed and
M Kantong sampel, pengurusan Folk (1958). Analisis yang
administrasi terkait penelitian, dan dilakukan terdiri dari analisis
studi pendahuluan terkait lokasi proses transportasi sedimen,
penelitian kandungan material sedimen, dan
potensi pemanfaatan material
B. Tahap Pengambilan Data sedimen sungai Bone.
Lapangan 3. Hasil dan Pembahasan

Grain Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Size
(Phi) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-1 5.94 10.26 10.79 10.36 11.65 2.50 4.28 21.09 7.19 8.26

0 24.38 53.43 42.65 41.21 42.29 22.08 35.79 49.32 60.41 32.56

1 16.55 18.65 18.91 17.51 20.32 34.21 16.53 10.04 21.32 15.99

2 32.80 12.28 15.48 18.68 17.85 32.25 25.06 10.80 9.96 20.03

3 15.33 4.57 7.40 8.66 5.91 7.64 15.31 5.96 1.03 16.34

4 5.00 0.81 4.77 3.58 1.98 1.32 3.04 2.78 0.09 6.83

Tabel 1. Data hasil Histogram


Data histogram menunjukkan didominasi mineral logam dan
material sedimen didominasi oleh mineral kuarsa. Ini menunjukkan
pasir kasar – sedang. Hal ini bahwa batuan asal pelapukan
mengindikasikan bahwa proses sedimen berasal dari batuan yang
sedimentasi umumnya terletak pada kaya akan unsur logam dan silika.
bagian hilir sungai dimana arus Kondisi geologi pada daerah tersebut
lemah. Distribusi ukuran butir tersusun atas batuan beku dan batuan
didominasi pasir kasar (ukuran phi = hasil gunungapi (piroklastik), dimana
0) sebagaimana terlihat pada kurva hal ini dapat mendukung data hasil
frekuensi yang dihasilkan tiap analisis provenance pada material
stasiun. Hal ini mendukung sedimen.
pernyataan terkait lingkungan Terkait dengan kajian
pengendapan material sedimen yang pemanfaatan sedimen, maka data
memiliki kecepatan arus lemah. hasil perhitungan Histogram dapat
Sorting/pemilahan pada material menunjukan berbagai variasi ukuran
sedimen tergolong poorly sorted material di sungai bone khususnya
(terpilah buruk). Ini menunjukkan pada material berukuran pasir (pasir
bahwa penyebaran ukuran material kuarsa) yang paling dominan
sedimen memanjang mengikuti keterdapatanya. Adapun jenis
DAS. Data sedimen menunjukkan pemanfaatanya antara lain dapat
umumnya very leptokurtic dengan digunakan sebagai bahan pengisi
skewness bernilai positif (fine pembuatan karpet sedangkan dalam
skewed – very fine skewed). bidang industri material pasir
Data pengukuran ukuran dan dimanfaatkan sebagai bahan industri
bentuk butir menunjukkan sampel di kaca, industri semen dan industri
dominasi bentuk Spheroid dengan pengecoran. Selain itu, material pasir
(menggunakan klasifikasi Zingg). juga dapat dimanfaatkan sebagai
Hal ini menandakan bahwa proses bahan tambah konstruksi jalan,
transfer sedimen yang terjadi pada konstruksi beton dan bahan baku
lokasi sangat jauh dari batuan bata merah
lapukannya. Melihat kondisi sungai Dalam pembuatan karpet,
Bone yang memiliki debit air yang yang mempengaruhi penguatan
tinggi, mendukung transfer sedimen barang jadi karet adalah ukuran
dengan jarak yang jauh dari batuan partikel. Pasir kuarsa merupakan
asal pelapukannya. Sementara itu, bahan pengisi yang ditambahkan ke
berdasarkan klasifikasi sneed dan dalam kompon karet dalam jumlah
folk menunjukan sampel dominan yang cukup besar dengan tujuan
berbentuk Compact Bladed – untuk meningkatkan sifat fisik,
Compact Elongated. Berdasarkan memperbaiki karateristik pengolahan
analisis provenance, dapat teramati tertentu dan mengurangi biaya
produksi (Nuyah dan cetak (casting sand). Kandungan
Rahmaniar,2016). SiO2 yang diisyaratkan adalah
Dalam industri kaca, pasir minimum 90% dengan Fe2O3
kuarsa di gunakan sebagai oksida maksimum 1,5%. Pengolahan
pembentuk gelas dan merupakan batupasir kuarsa secara umum
bahan baku utama disamping soda merupakan proses pencucian untuk
dan garam. Faktor yang berpengaruh menghilangkan senyawa-senyawa
terhadap mutu dari pasir kuarsa pengotor dan proses penghalusan
adalah oksida-oksida pengotornya. serta penyeragaman ukuran butir
Dengan teknologi pengolahan yang agar mendapatkan spesifikasi yang
tepat maka akan dihasilkan diperlukan (Prayogo dan Budiman,
karateristik pasir kuarsa yang sesuai 2009).
dengan spesifikasi industry kaca Untuk bahan dasar konstruksi
yang di butuhkan (Prayogo dan aspal, material pasir di gunakan
Budiman, 2009). sebagai bahan tambah agregat halus
Dalam industry semen pada campuran lapis permukaan
Portland, pasir kuarsa dibutuhkan lataston lapis pondasi ( Hot Rolled
sebagai pengontrol kandungan silica Sheet Base/ HRS-Base ). Namun
dalam semen. Kandungan silica pada material agregat halus memiliki
dalam pasir kuarsa akan menentukan beberapa persyaratan yang mengacu
jumlah dan komposisi campuran pada spesifikasi umum 2010 revisi
semen. Secara umum komposisi 3,2015. Adapun persyratanya yakni
pasir kuarsa adala 66,5 kg untuk 1 terdiri dari (Raharmadi, 2017) :
ton produk semen Portland (Prayogo
dan Budiman, 2009).
Dalam indutri pengecoran,
pasir kuarsa digunakan sebagai pasir
No Pengujian Spesifikasi
1 Sand Ekivalent (%) 60
3
2 Berat jenis Bulk (gr/cm ) Min, 2,5
3
3 Berat jenis SSD (gr/cm )
4 Berat jenis semu (gr/cm3)
5 Penyerapan Mak, 3
6 Material lolos saringan No, 200 (%) Mak 10

Untuk pemanfaatan sebagai megetahui kadar lumpur yang sesuai


konstruksi beton, material pasir dalam peraturan acuan campuran
digunakan untuk campuran pembuatan beton. Selain itu
pembuatan beton, akan tetapi pasir penggunaan pasir juga berpengaruh
yang digunakan harus melalui terhadap kuat tekan dan lentur pada
penelitian lebih lanjut untuk mutu beton dimana nilai kuat tekan
beton yang menggunakan pasir dan dinamika pengendapan
sungai yang telah diperlakukan dipengaruhi oleh arus yang lemah.
(treatment) mengalami peningkatan Lingkungan pengendapan endapan
45,85 kg/cm2 atau sebesar 22,35 %. pasir mempengaruhi distribusi
Peningkatan kuat tekan yang sangat ukuran dan bentuk material sungai
tinggi ini di karenakan kandungan bone
lumpur yang terduksi dengan baik
(Syahrul, Asnawi dan Hermawan. 4. Estimasi luasan area yang dapat di
2015) manfaatkan adalah 1,12 km2 sebagai
Untuk pemanfaatan sebagai bahan galian dalam berbagai bidang
bahan baku batu bata merah, material industry maupun bidang
sedimen yang ada terlebih dahulu pembangunan (konstruksi)
dilakukan pengujian karateristik fisik 4. Ucapan terimah kasih
yang terdiri dari uji berat jenis
(specific gravity) dan uji analisa
saringan (sieve anlysis) dimana nilai
am
sedimen yang dapat dicetak menjadi
batu bata adalah sedimen dengan
nilai persentase pasir mencapai 40%
sedangkan untuk sedimen dengan
nilai pasir di atas 40% tidak dapat
dicetak menjadi batu bata (Nastain
dan Nugroho, 2009)
4. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan


histogram diperoleh nilai rata – rata
material sungai bone berkisar antara
32,80 – 60,41 % atau dalam skala
wenworth berkisar antara 1/16 mm –
2 mm.

2. Jenis material pada sungai bone di


dominasi oleh sedimen berukuran
pasir kasar hingga pasir halus dengan
bentuk compact bladed ( Sneed and
Folk,1958) dan Spheroid ( Zingg,
1935)

3. Mekanisme proses sedimentasi


yang bekerja pada endapan sungai
bone berupa material pasir kasar
dengan proses transportasi suspended
9

Reference [6] Nuyah Dan Rahmaniar. 2016.


Pemanfaatan Pasir Kuarsa Sebagai
[1 ] Apandi, T., dan Bachri, S. 1997. Bahan Pengisi Dalam Pembuatan Karpet
Peta Geologi Lembar Kotamobagu Karet
(Skala1:250.000). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung. [7] Prayogo, T. Dan Budiman, B. 2009.
Survey Potensi Pasir Kuarsa Di Daerah
[2] Fuad, S. I., Asmawi, B., dan Ketapang Propinsi Kalimantan
Hermawan. 2015. Pengaruh Penggunaan
Pasir Sungai Dengan Pasir Laut [8] Pettijohn, F.J. 1975. Sedimentary
Terhadap Kuat Tekan Dan Lentur Pada Rocks. Harper & Row. New York, USA.
Mutu Beton K-225
[9] Polie, R.J., Rispiningtati, Dermawan.
[3] Laya, A. 2013. Kajian V. 2014. Kajian Sistem Manajemen
Hidrogeomorfologi Banjir di Kota Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Gorontalo. Disertasi. Universitas Gadjah Dalam Upaya Pelestarian Sumber Daya
Mada. Air (Studi Kasus: Das Bone Provinsi
Gorontalo). Jurnal Teknik Pengairan.
[4] Mulerli, A. 2010. Dampak 5 (2): 189-198.
Angkutan Sedimen Terhadap
Pembentukan Delta di Muara Sungai [10]Raharmadi, B 2017. Pemanfaatan
Bone, Provinsi Gorontalo. Widyariset. Pasir Sungai Barito Sebagai Bahan
13 (3): 35-39. Tambah Agregat Halus Pada Campuran
HOT ROLLED SHEET (HRS) BASE
[5] Nastain. Dan Nugroho, S. P. 2009.
Pemanfaatan Sedimen Waduk Mrica
Untuk Bahan Baku Bata Merah

[11] Sneed, E.D., dan R., L., Folk.


1958. Pebbles in the Lower
Colorado River, Texas- a Study
in Particle Morphogenensis.
Journal of Geology. 66: 443-451.
.
[12]Utama, K.A dan Husnan, R.
2015. Pengendalian Transpor
Sedimen Sungai Sebagai Upaya
Pengendalian Banjir di Kota
Gorontalo. Penelitian Dasar
Keilmuan. Universitas Negeri
Gorontalo.
[13] Yuwono, N. 1992. Teknik Pantai
Volume II. Biro Penerbit
Keluarga Mahasiswa Teknik sipil
FT – UGM. Yogyakarta
11

Anda mungkin juga menyukai