Fidyah, Isda, Kuswatuh Rasmiah
Fidyah, Isda, Kuswatuh Rasmiah
7. pelayanan kesehatan (health service)”. Memang agak sulit untuk mendefinisikan farmasi
secara lengkap, yang bukan saja melihatnya dari aspek asal atau sumber obat, atau tujuan
pemakaian obat. Pada Ekspose Perkembangan Ilmu Kesehatan oleh ISFI/IDI di Jakarta bulan
Maret 1986 [9] oleh suatu Tim dari Institut Teknologi Bandung telah dikemukakan definisi
Farmasi sebagai berikut : Farmasi pada dasarnya merupakan sistem pengetahaun (ilmu, teknologi
dan sosial budaya) yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan dengan
melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas, menghasilkan dan mengembangkan
pengetahuan tentang obat dalam arti dan dampak obat yang seluas-luasnya serta efek dan
pengaruh obat pada manusia dan hewan. Untuk menumbuhkan kompetensi dalam sistem
pengetahuan seperti diuraikan di atas, farmasi menyaring dan menyerap pengetahuan yang
relevan dari ilmu biologi, kimia, fisika, matematika, perilaku dan teknologi; pengetahuan ini
dikaji, diuji, diorganisir, ditransformasi dan diterapkan. Sebagian besar kompetensi farmasi ini
diterjemahkan menjadi produk yang dikelola dan didistribusikan secara profesional bagi yang
membutuhkannya. Pengetahuan farmasi disampaikan secara selektif kepada tenaga profesional
dalam bidang kesehatan dan kepada orang awam dan masyarakat umum agar pengetahuan
mengenai obat dan produk obat dapat memberikan sumbangan nyata bagi kesehatan perorangan
dan kesejahteraan umum masyarakat. Tidak dapat disangkal bahwa sistem pengetahuan farmasi,
karena penerapannya untuk tujuan kesehatan, merupakan bagian yang berarti secara kuantitatif
maupun secara kualitatif dalam setiap upaya kesehatan.
Meningkatkan produktifitas dan daya saing melalui upaya kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan industriprioritas agar dapat memenuhi kebutuhan nasional, perlu mendorong
industry farmasidan alat kesehatan;
1. Untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan produksi alat kesehatan, bahan baku
obat, dan bahan baku obat tradisional;dan
2. Meningkatkan koordinasi dan sinergisme antar pemangku kepentingan dalam
pengembangan industri farmasi Indonesia.
Pasal3