Anda di halaman 1dari 7

STUDI XRD MANGAN OKSIDA BIRNESSITE YANG DIPREPARASI

MELALUI METODE SOL-GEL DAN KERAMIK

Dian Anggraini, Amir Awaluddin, Pepi Helza Yanti


Laboratorium Riset Material Anorganik, Geokimia dan Mineralogi
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
dyananggraini37@yahoo.com

ABSTRACT

Birnessite is a naturally occurring layered manganese oxide found as a manganese


nodules in sea floor or soil deposit. In this study, birnessite was synthesized using two
types of methods, solid state ceramic approach and sol-gel reaction both KMnO4 and
maltose were used as reactants in these two methods. The products were then
characterized using XRD for determination of phases, crystallinity and purity. The
results showed the both techniques lead to the formation of birnessite with different
crystallinity and purity. The ceramic method produced more crystalline and pure
birnessite than that of sol-gel. The typical reaction parameters for the synthesis
birnessite by the ceramic method were 3:1 mole ratio (KMnO4 over maltose)
calcination at 700oC for 7 hours with the 93,7% purity of birnessite. However, by the
sol-gel method birnessite produced only 31,8% with the following condition 4:1 mole
ratio (KMnO4 over maltose) and calcination temperature of 450oC for 2 hours.

Keywords:Birnessite, sol-gel method, ceramic method.


ABSTRAK

Birnessite adalah salah satu jenis mangan oksida yang memiliki struktur berlapis,
ditemukan di dasar laut dan di deposit tanah yang berbentuk kumpulan dan mengendap
yang disebut manganese nodule. Pada penelitian ini, birnessite disintesis melalui dua
metode, yaitu metode keramik dan metode sol-gel dengan KMnO4 dan maltosa
digunakan sebagai prekursor pada kedua metode. Produk yang dihasilkan kemudian
dikarakterisasi menggunakan XRD untuk menentukan kristalinitas dan tingkat
kemurniannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perbedaan metode sintesis
birnessite yang dilakukan menyebabkan perbedaan kristalinitas dan kemurnian. Pada
metode keramik, kristalinitas dan kemurnian birnessite hasil sintesis lebih baik
dibandingkan dengan metode sol-gel. Parameter reaksi untuk sintesis birnessite melalui
metode keramik yaitu dengan perbandingan mol 3:1 (KMnO4 : Maltosa) yang
dikalsinasi pada temperatur 700oC selama 7 jam, dengan kemurnian birnessite yang
dihasilkan sebesar 93,7%. Namun pada metode sol-gel kemurnian birnessite yang
dihasilkan hanya 31,8%, dengan perbandingan mol 4:1 (KMnO4 : Maltosa) yang
dikalsinasi pada temperatur 450oC selama 2 jam.

Kata kunci: Birnessite, metode sol-gel, metode keramik.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 213


PENDAHULUAN yang dikalsinasi pada suhu 700oC
selama 7 jam. Pada penelitian ini,
Mangan oksida terdiri dari sintesis birnessite dilakukan terlebih
berbagai struktur, salah satunya adalah dahulu dari KMnO4 dan maltosa.
struktur berlapis seperti busserite, Maltosa merupakan gula pereduksi,
chalcophanite, lithiophorite dan karena masih mempunyai –OH
birnessite. Birnessite merupakan glikosida pada atom C-1 dan atom C-4,
material multi fungsi karena dapat sehingga bersifat mereduksi.
digunakan sebagai adsorben (Feng dkk., Selanjutnya, birnessite yang telah
2006), prekursor dalam sintesis disintesis dikarakterisasi tingkat
todorokite (Luo dkk., 1998), katoda kemurniannya melalui metode sol-gel
reversibel pada baterai lithium, penukar dan metode keramik menggunakan
ion dan sebagai katalis heterogen XRD. Keunggulan dari metode sol-gel
(Xionghan dkk., 2005). Birnessite juga adalah diperolehnya produk yang lebih
dapat digunakan untuk mendegradasi murni dan banyak, waktu yang
senyawa organik yang terdapat pada air dibutuhkan relatif singkat dan juga
limbah yang mencemari lingkungan. peralatan yang digunakan relatif
Hal ini karena aktifitasnya yang sangat sederhana. Keunggulan dari metode
baik untuk mendegradasi (Golden dkk., keramik adalah tidak membutuhkan
1986). Namun demikian, salah satu pelarut, waktu sintesis yang cukup
permasalahan yang muncul adalah singkat, sehingga dapat mengurangi
birnessite sangat sulit ditemui dalam biaya produksi. Diharapkan dengan
keadaan murni di alam, sehingga untuk metode sintesis yang dilakukan, akan
mempelajari dan menganalisis tingkat memberikan tingkat kemurnian
kemurnian dan kristalinitas digunakan birnessite yang lebih baik.
birnessite yang telah disintesis.
Tingkat kemurnian dan METODE PENELITIAN
kristalinitas birnessite hasil sintesis
sangat ditentukan oleh beberapa faktor a. Alat dan Bahan
salah satunya adalah metode preparatif.
Sintesis birnessite dengan metode sol- Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah XRD
gel telah dilakukan oleh Yunendra
(Difraktometer Shimadzu XRD 7000
(2011) menggunakan reduktor asam Maxima), Neraca analitik (Mettler)
sitrat. Sementara melalui metode tipeAE 200), Furnace (Snol IP 20
keramik dilakukan oleh Lianjar (2012) No.10747), Oven (Memmert),
menggunakan reduktor maltosa. Hasil Desikator, Hot plate, Ayakan 200 mesh,
analisis menggunakan XRD lumpang, dan peralatan gelas lainnya
menunjukkan kristalinitas birnessite yang sesuai dengan prosedur kerja.
Bahan-bahan yang digunakan
optimum diperoleh dengan
dalam penelitian ini antara lain Maltosa
perbandingan mol KMnO4: Maltosa 3:1 (merck), KMnO4 (merck), piridin, HCl

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 214


(merck), Kertas saring Whatman No.42, dihomogenkan dengan cara diaduk rata.
metilen biru dan akuabides. Campuran tersebut dikalsinasi pada
temperatur 700oC selama 7 jam. Produk
b. Sintesis mangan oksida dengan yang terbentuk kemudian dicuci dengan
metode sol-gel HCl 0,1M dan akuabides sebanyak 3
kali secara bergantian antara HCl dan
Masing-masing KMnO4 dan akuabides. Produk kemudian
maltosa di gerus dilumpang yang dikeringkan pada temperatur 105oC
berbeda, kemudian dilanjutkan dengan didalam oven untuk selanjutnya
proses pengayakan dengan ukuran dikarakterisasi menggunakan XRD
ayakan berukuran 200 mesh. Setelah (Lianjar, 2012).
itu, masing-masing KMnO4 dan maltose
dari hasil pengayakan ditimbang d. Penentuan struktur, kristalinitas
sebanyak 9,008 gram (0,025 mol) dan tingkat kemurnian mangan
maltosa ditambahkan dengan larutan oksida
KMnO4 yang dibuat dengan melarutkan
15,804 gram (0,1 mol) KMnO4 dalam Penentuan struktur, kristalinitas
1L akuabides sambil diaduk. Setelah dan tingkat kemurnian mangan oksida
beberapa menit, terbentuk sol yang dilakukan menggunakan difraksi sinar-
kemudian berubah menjadi gel. Satu X. Kondisi operasional difraktometer
jam kemudian, gel dikeringkan pada (Shimadzu XRD 7000 MAXIMA)
temperatur 110oC. Hasil yang berupa menggunakan radiasi Cu Kα dengan
xerogel dikalsinasi pada temperatur kecepatan scan 1o setiap 0,2 detik dan
450oC selama dua jam. Produk yang sudut 2θ berkisar 0-90o, menggunakan
terbentuk dihaluskan, dicuci masing- voltase 40 kV dan kuat arus yang
masing dengan HCl 0,1M dan digunakan 30 mA (Lianjar, 2012).
akuabides. Produk dikeringkan pada
temperatur 110oC dan selanjutnya HASIL DAN PEMBAHASAN
dikarakterisasi menggunakan XRD
(Ching dkk., 1997). a. Sintesis mangan oksida birnessite
metode sol-gel dan keramik
c. Sintesis mangan oksida dengan
metode keramik Reaksi antara KMnO4 dengan
maltosa merupakan suatu bentuk reaksi
Masing-masing KMnO4 dan oksidasi-reduksi (reaksi redoks).
maltosa di gerus dilumpang yang Mangan oksida berlapis birnessite
berbeda, kemudian dilanjutkan dengan disintesis dari KMnO4 dan maltosa.
proses pengayakan dengan ayakan Pada penelitian ini, karakterisasi
berukuran 200 mesh. Setelah itu, birnessite dilakukan dengan XRD
masing-masing KMnO4 dan maltosa melalui perbandingan metode
dari hasil pengayakan ditimbang preparatif, yaitu metode sol-gel dan
sebanyak 4,7412 gram (0,03 mol) metode keramik, dengan reduktor
KMnO4 dan 3,6032 gram (0,01 mol) maltosa. Pada kedua metode yang
maltosa. Selanjutnya, KMnO4 dan dilakukan, digunakan KMnO4 dan
maltosa dicampurkan dalam satu maltosa dengan perbandingan optimum
lumpang. Setelah itu, campuran yang telah dilakukan oleh peneliti

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 215


sebelumnya. Melalui metode sol gel kemudian dikeringkan pada temperatur
perbandingan optimum KMnO4 : 110oC sebelum dikarakterisasi. Setelah
maltosa (4:1) dilakukan oleh (Ginting, kering, jumlah mangan oksida yang
2012), metode keramik dengan dihasilkan ditimbang dan diperoleh
perbandingan KMnO4 : maltosa (3:1) sebanyak 7,1554 gram.
(Lianjar, 2012). Hal yang Pada metode sol-gel Ching dkk.
membedakannya adalah KMnO4 dan (1997) telah mensintesis cryptomelane
maltosa yang digunakan terlebih dahulu dari KMnO4 dan asam fumarat 3:1
digerus dan diayak menggunakan dalam KMnO4 0,1M dan Doloksaribu
ayakan berukuran 200 mesh. (2005) mensintesis hollandite dari
Pada metode sol-gel, larutan KMnO4 dan glukosa 2:3 dalam KMnO4
KMnO4 yang berwarna ungu tua 0,25M. Penelitian lainnya juga telah
setelah ditambahkan maltosa dan dilakukan oleh Ginting (2012) yang
diaduk selama ± 2 menit terjadi mensintesis cryptomelane dari KMnO4
peningkatan suhu yang yang ditandai dan maltosa 4:1 dan dihasilkan mangan
dengan terbentuknya gelembung gas oksida cryptomelane murni. Pada
pada campuran tersebut. Warna penelitian ini, peneliti juga melakukan
campuran tersebut berubah menjadi sintesis birnessite dengan perbandingan
coklat kehitaman yang membentuk sol KMnO4 dan maltosa 4:1 dan dihasilkan
(± 7 menit) dengan pH campuran 7,15. birnessite namun dengan campuran
Sol ini akan mengalami polimerisasi cryptomelane dan hollandite. Hal yang
membentuk gel. Gel yang terbentuk membedakannya adalah dalam
mempunyai tingkat kepadatan yang penelitian ini tidak dilakukan pencucian
berbeda-beda. Sol cokelat yang terhadap gel yang didapat yang
terbentuk berubah menjadi flokulan gel bertujuan agar ion K+ tidak hilang
dengan waktu yang lambat, karena karena semakin tinggi ion K+maka akan
konsentrasi larutan KMnO4 yang terjadi pembentukan birnessite. Hal
digunakan cukup rendah, yaitu 0,1M. yang sama juga dilakukan olehChing
Waktu yang dibutuhkan untuk dkk. (1997) dalam penelitiannya yang
membentuk gel yakni ± 19 menit. tidak melakukan pencucian terhadap gel
Setelah terbentuk gel dengan sempurna yang terbentuk dengan hasil yang sama.
atau sampai tidak ada lagi reaksi yang Hasil ini menunjukkan bahwa ion
ditandai dengan tidak adanya kalium memfasilitasi terbentuknya
gelembung gas, gel yang dihasilkan birnessite.
disaring dan dikeringkan di dalam oven Pada metode keramik,
pada suhu 110oC selama 24 jam pencampuran antara KMnO4 dan
sehingga membentuk xerogel. maltosa yang dimasukkan kedalam satu
Selanjutnya xerogel yang lumpang, dilakukan pengadukan hingga
dihasilkan dikalsinasi pada suhu 450oC homogen selama ±8 menit. Saat proses
selama 2 jam dan dihasilkan material pengadukan, bau yang ditimbulkan
yang berbentuk gumpalan padatan menyengat dan warna campuran
berwarna hitam ke abu-abuan, dengan menjadi abu-abu keunguan. Kemudian
bau yang menyengat dan berat yang campuran tersebut dikalsinasi pada suhu
dihasilkan 9,1753 gram. Material 700oC selama 7 jam dan terbentuklah
tersebut dicuci kembali dengan HCl mangan oksida berwarna hitam
0,1M dan akuabides (Ching dkk., 1997), keunguan, dengan struktur berbentuk

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 216


bulatan. Selanjutnya dicuci dengan HCl Dari Gambar 1 dapat dilihat,
0,1M dan akuabides sebanyak 3 kali, ternyata perbandingan metode
kemudian dilakukan penyaringan preparatif mempengaruhi jenis mangan
(Chingdkk.,1997). Material ini oksida yang dihasilkan, walaupun
dikeringkan pada temperatur 105oC tingkat kristalinitas mangan oksida
selama ±2 jam. Setelah kering, jumlah birnessite melalui metode sol-gel yang
mangan oksida yang dihasilkan dihasilkan masih rendah dibandingkan
ditimbang dan diperoleh sebanyak dengan metode keramik. Pada metode
3,892 gram. sol-gel diperoleh mangan oksida
birnessite 31,8%. Pada metode keramik,
b. Karakterisasi mangan oksida mangan oksida birnessite yang
menggunakan XRD dihasilkan sebanyak 93,7%. Data XRD
untuk mangan oksida yang dihasilkan
Mangan oksida hasil sintesis pada metode keramik dapat dilihat pada
dikarakterisasi menggunakan difraksi Gambar 1.a dan untuk mangan oksida
sinar-X untuk menentukan jenis mangan yang dihasilkan pada metode sol-gel
oksida yang diperoleh. Data yang pada Gambar 1.b. Jenis mangan oksida
diperoleh dari instrument ini adalah yang dihasilkan dari kedua metode
berupa spektrum difraksi sinar-X atau preparatif dapat dilihat pada Tabel 2.
difraktrogram. Data difraktogram juga Tabel 2. Jenis mangan oksida
dapat digunakan untuk menentukan yang dihasilkan dari metode sol-gel dan
tingkat kristalinitas mangan oksida keramik
secara kualitatif. Metode Jenis Mangan Oksida Yang
Hasil analisis difraksi sinar-X Sintesis Dihasilkan
dari sintesis mangan oksida melalui
Sol-gel Cryptomelane (40,05%),
metode sol-gel dan metode keramik
dapat dilihat pada Gambar 1. Birnesssite (31,817%),
Hollandite (22,6%)
Keramik Birnesssite (93,712%),
B= Birnessite Cryptomelane (2,94%),
C= Cryptomelane Hollandite (3,24%)
H= Hollandite

Berdasarkan data tersebut pada


metode sol-gel terlihat bahwa birnessite
yang dihasilkan hanya sedikit dan masih
adanya jenis mangan oksida lain seperti
Cryptomelane dan Hollandite. Namun
pada metode keramik, birnessite yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan
dengan metode sol-gel.
Gambar 1. Difraktogram XRD dengan Semakin tinggi intensitas dan
metode (a) keramik (b) sol-gel. hilangnya struktur amorf menunjukkan
semakin tingginya tingkat kristalinitas
dari mangan oksida tersebut (Malinger

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 217


dkk., 2004). Dari data tersebut dapat Laboratorium PUSLITBANG
dilihat bahwa mangan oksida birnessite Keteknikan dan Pengelolaan Hasil
yang paling baik dihasilkan pada Hutan Bogor.
metode keramik. Hal ini disebabkan
karena banyaknya jumlah sudut 2θ khas DAFTAR PUSTAKA
birnessite yang muncul dan juga karena
semakin banyaknya jumlah ion K+, Ching, S., Duan, N., Roark, J.L and
karena ion K+ sangat mempengaruhi Suib, S.L. 1997. Sol-gel route to
terbentuknya struktur berlapis (Cormie the tunneled manganese oxide
dkk., 2010). Hasil penelitian ini sesuai cryptomelane. J. Chem. Mater.
dengan penelitian yang dilakukan oleh 9: 750-754.
Lianjar (2012) yang mensintesis
mangan oksida birnessit dari KMnO4 Cormie, A., Cross, A., Hollenkamp, A.
dan maltosa. Lianjar (2012) F and Donnea, S. W. 2010.
mendapatkan bahwa perbandingan mol Cycle Stability of Birnessite
KMnO4 yang lebih besar daripada Manganese Dioxide for
maltosa menghasilkan kristalinitas yang Electrochemical Capacitors.
lebih baik. Selain itu, hasil yang sama Electrochimica Acta. 55:7470–
juga ditunjukkan oleh Novera (2012) 7478.
yang mensintesis mangan oksida
birnessite dari KMnO4 dan glukosa. Doloksaribu, D. R. 2005.
KarakterisasiManganOksidaHa
KESIMPULAN silSintesisdariGlukosadan
KMnO4denganMetoda Sol-
Berdasarkan penelitian di atas Gel. Skripsi. Jurusan Kimia.
dapat diambil kesimpulan bahwa Pekanbaru :Universitas Riau.
metode preparatif mempengaruhi jenis
mangan oksida yang dihasilkan. Pada Feng, Q., Yanagisawa, K and
metode sol-gel diperoleh mangan oksida Yamasaki, N.2006.
birnessite 31,8%. Pada metode keramik, Hydrothermal soft chemical
mangan oksida birnessite yang process for synthesis of
dihasilkan sebanyak 93,7%. manganese oxides with tunnel
structures.J.Chem.Mater. 5 :
UCAPAN TERIMA KASIH 153–161.

Penulis mengucapkan terimakasih Ginting, N.S. 2012. Pembuatan Mangan


kepada pembimbing penelitian yaitu Oksida Cryptomelane dari
Bapak Prof. Dr. H. Amir Awaluddin Maltosa dan KMnO4dengan
dan Ibu Pepi Helza Yanti, M.Si. Ucapan Metoda Sol-Gel. Skripsi.
terima kasih juga disampaikan kepada Pekanbaru: Universitas Riau.
pihak yang telah membantu
terselesaikannya penelitian ini yaitu: Golden, D.C. dan Chen, C.C. 1986.Ion
Laboratorium Riset Material Exchange, Thermal
Anorganik, Geokimia dan Mineralogi Transformations, andOxidizing
dan Laboratorium Kimia Material Properties of Birnessite. J.
FMIPA Universitas Riau,

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 218


Clay and Clay Mineral.5, 564-
571.

Lianjar, E.F. 2012. Sintesis Mangan


Oksida dari Maltosa dan KMnO4
dengan Metoda Keramik.
Skripsi. Pekanbaru: Universitas
Riau.

Luo, J., Huang, A., Park, SH., Suib,


S.L and O’Young, C. 1998.
Crystallization of
sodiumbirnessite and
accompanied phase
transformation. Chem. Mater.
10:1561-1568.

Novera, L. 2012. Sintesis dan


Karakterisasi Mangan Oksida
Tipe Birnessite dari KMnO4 dan
Glukosa dengan Metoda
Keramik. Skipsi. Pekanbaru:
Universitas Riau.

Xionghan, F.,Wenfeng, T., Fan,


L.,Qiaoyun, H and Xiangwan, L.
2005. Pathways of birnessite
formation in alkali medium.
China University of
Geosciences. China.

Yunendra, D. 2011. Sintesis Mangan


Oksida Berlapis dari Asam Sitrat
danKMnO4Berkonsentrasi
Tinggi dengan Menggunakan
Metode sol-
gel.Skripsi.Pekanbaru:
Universitas Riau.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 219

Anda mungkin juga menyukai