Anda di halaman 1dari 5

ISSN 2087-0725

ANALISIS DAMPAK CEMARAN ZAT ORGANIK PADA AIR TERHADAP


PERILAKU MENCUCI ALAT MAKAN MENGGUNAKAN
METODE PERMANGANOMETRI

Nur Yaqin*), Puput Dewi Nursanti


*)
Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik
email korespondensi: nuryaqin@gmail.com

ABSTRACT

Tainted water is water that has been contaminated by harmful chemicals, one
of which is contaminated with organic substances. If water contaminated with organic
substances is used to wash daily cutlery, the content of organic substances in water will
contaminate the cutlery and enter the body along with the food we consume. The purpose
of this study was to determine the level of organic substances in the cutlery washed using
contaminated water. In this research test using permanganometri method, the sample
used is dinner plate located in the research location, the purpose of this study is to
determine whether or not the level of contamination of organic substances in the cutlery
washed using water contaminated organic substances. Based on the result of the
research, the result of calculation of washing apparatus at 5 m from the point of TPAof
enamel plate with the average of 19.076 mg / l, the type of plastic plate with the average
of 17.218 mg / l, and the glass plate type with the average of 15.979 mg / l. Meanwhile,
the contaminant content of organic matter of 50 m from the point of TPA of enamel plate
type with average 4,829 mg / l, plastic plate type with average 4,829 mg / l, and glass
plate type with average 4,209 mg / l.

Keywords: Contaminated tableware, Impact of pollution, Permanganometri

PENDAHULUAN
organik didalam air maka semakin jelas
Air merupakan senyawa kimia bahwa air tersebut telah tercemar
yang memiliki peranan penting bagi (Soemarwoto, 1992).
kehidupan manusia. Namun dalam banyak Bahaya pencemaran air bagi
hal, air yang digunakan tidak selalu sesuai kesehatan secara umum diklasifikasikan
dengan syarat kesehatan karena sering menjadi dua yaitu, bahaya langsung dan
ditemukan air tersebut mengandung bibit bahaya tidak langsung. Bahaya langsung
penyakit ataupun zat-zat tertentu yang yang diakibatkan diantaranya penyakit
dapat menimbulkan penyakit dan justru diare, kolera, dan jamur pada kulit.
membahayakan kelangsungan hidup Sedangkan bahaya tidak langsung yang
manusia. Hal ini disebabkan oleh diakibatkan adalah kerusakan pada organ
banyaknya pencemaran yang terjadi pada dalam tubuh. Konsumsi air tercemar bahan
air, terutama air tanah (Suemarwoto, organik dapat menyebabkan menurunnya
1992). derajat kesehatan masyarakat
Penyebab utama pencemaran air (Herlambang, 2006).
adalah limbah, salah satunya adalah limbah Apabila air yang tercemar zat
buangan sampah rumah tangga. Limbah organik digunakan untuk mencuci
yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga peralatan makan sehari-hari, maka
mengandung karbohidrat, protein, lemak kandungan zat organik tersebut akan
dan lipid yang merupakan komponen zat menempel pada alat makan yang
organik. semakin tinggi kandungan zat digunakan kemudian masuk ke dalam

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 39


ISSN 2087-0725

tubuh bersama dengan makanan yang Diambil 10,0 ml asam oksalat


dikonsumsi. Hal ini dapat menyebabkan 0,1000 N menggunakan pipet
kerusakan pada organ dalam tubuh volume masukkan ke dalam
diantaranya adalah kerusakan ginjal, hati, erlenmeyer 250 ml yang bersih.
berbagai jenis penyakit kanker, cacat Tambahkan 10 ml H2SO4 4 N,
kelahiran, efek kesehatan mental (Sanborn
et al, 2004; Maroni & Fait, dalam Oates
panaskan hingga suhu 70-800C.
dan Cohan, 2009). Titrasi menggunakan KMnO4 O,1 N
Air yang tercemar zat organik hingga warna berubah menjadi
tersebut digunakan warga sekitar untuk merah muda konstan. Catat volume
keperluan mencuci alat makan, mandi dan titrasi. Hitung normalitas dari
mencuci pakaian. Kandungan zat organik KMnO4.
pada air tersebut semakin lama akan D. Analisa kadar zat organik
mencemari peralatan makan yang Diambil 100,0 ml sampel
digunakan oleh warga sekitar. menggunakan pipet volume
masukkan kedalam erlenmeyer 250
ml yang bersih. Ditambahkan 10 ml
BAHAN DAN METODE
H2SO4 4 N. Dipanaskan hingga
Penelitian ini menggunakan mendidih. Setelah mendidih,
metode permanganometri. Sampel yang tambahkan dengan 10 ml larutan
digunakan dalam penelitian ini piring yang KMnO4 0,1 N, hingga sampel
tercemar zat organik Bahan-bahan yang berubah warna menjadi merah.
digunakan KMnO4, H2C2O4, H2SO4, Kemudian, tambahkan 10 ml
aquades, indikator pH, dan tisu. dan H2C2O4 0,1000 N hingga warna
peralatan yang digunakan adalah buret, merah tepat hilang. (perbandingan
erlenmayer 250 ml, pipet volume 10,0 penambahan KMnO4 dengan
ml, 100,0 ml, pipet ukur 10 ml, labu H2C2O4 1:1). Titrasi dengan larutan
ukur 1000 ml, timbangan analitik, KMnO4 0,1 N dalam keadaan panas
beaker glass, termometer, pipet tetes, hingga warna berubah menjadi
Push ball, corong, kaki tiga, kassa, merah muda konstan.Baca dan catat
spirtus, batang pengaduk, gelas arloji, hasilnya (Haitami, 2016).
korek api, dan serbet.
Prosedur pemeriksaan : Waktu penelitian pada tanggal
Teknik pengambilan sampel 15 Mei 2017, di Laboratorium Kimia
A. Pembebasan wadah dari zat organik Akademi Analis Kesehatan Delima
Wadah disiram dengan 5 ml H2SO4 Husada Gresik di Jl. Arief Rahman
kemudian ditambahkan beberapa Hakim 2B.
tetes KMnO4 dan dibiarkan hingga
kering. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pencucian piring tercemar dengan Hasil
aquades Berdasarkan analisa keterkaitan
Sebanyak 1,5 liter aquades dampak cemaran zat organik pada air
ditampung dalam ember yang sudah terhadap perilaku mencuci alat makan,
dibebaskan dari zat organik. Piring diperoleh data sebagai berikut :
diremdam dalam ember yang sudah Tabel 5.1 Hasil analisa kadar
di tampungi aquades sebanyak 1,5 pencemaran zat organik pada
liter. alat makan (piring) yang di
C. Standarisasi KMnO4 0,1 N dengan cuci menggunakan air
asam oksalat 0,1000 N tercemar zat organik.

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 40


ISSN 2087-0725

6,068
No Jarak Kadar Rata-
(meter) rata ppm Keterangan :
(mg/l) Sampel A = Piring Enamel
1 5 17,424 Sampel B = Piring Plastik
Sampel C = Piring Kaca
2 50 4,622
Pembahasan
1. Pengaruh jarak sumur terhadap nilai
Tabel 5.2 Hasil analisa kadar cemaran di peralatan makan
pencemaran zat organik pada Berdasarkan Tabel 5.1, Tabel
alat makan (jenis piring)yang 5.2 dapat diketahui bahwa kadar
di cuci menggunakan air pencemaran zat organik pada peralatan
tercemar zat organik. makan yang dicuci menggunakan air
Jarak Jenis Hasil Kadar tercemar jarak 5 meter adalah 15,929
Sumur Sampel titrasi rata- mg/l sampai 19,079 mg/l, sedangkan,
(m) (mg/l) rata pada peralatan makan yang dicuci
ppm menggunakan air tercemar jarak 50
(mg/l) meter adalah 4,209 mg/l sampai 4,929
18,456 mg/l. Tingginya kadar pencemaran
18,456 pada pencucian piring jarak 5 meter
A 15,360 19,076 disebabkan oleh jarak sumur yang lebih
21,555 dekat dengan sumber bahan
21,555 pencemaran yaitu tumpukan sampah,
15,360 semakin dekat jarak sumur dengan
18,456 sumber pencemaran, maka akan
1 5 B 15,360 17,218 semakin tinggi kadar zat yang
15,360 terkandung dalam air tersebut, dan
21,555 akan semakin tinggi kadar pencemaran
15,360 yang akan ditimbulkan apabila air
12,263 tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
C 15,360 15,979 kebutuhan sehari-hari (Herlambang,
18,456 2006).
18,456 Zat organik sebagai angka
6,068 permanganat yang merupakan
2,971 oksidator kuat sebagai titran yaitu
A 6,068 4,829 banyaknya mg/l KMnO4 yang
6,068 dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
2,971 organik dalam satu liter sampel air
2,971 yang dididihkan selama 10 menit. Zat
6,068 organik di dalam sampel dioksidasi
2 50 B 6,068 4,829 oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan
6,068 asam dan panas, sisa KMnO4 di reduksi
2,971 oleh larutan asam oksalat berlebih,
2,971 kelebihan asam oksalat di titrasi
2,971 kembali dengan KMnO4 (Ratih, 2015).
C 2,971 4,209 Dari hasil rata-rata sampel piring
6,068 yang di analisa hasil pada jarak 5 m

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 41


ISSN 2087-0725

tidak memenuhi standart sedangkan Sedangkan, kadar cemaran zat


pada jarak 50 m masih memenuhi organik jarak sumur 50 m dari titik
standart batas maksimum penggunaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
zat organik berdasarkan Permenkes RI jenis piring enamel dengan rerata
No.416 / Menkes / Per / IX / 1990 4,829 mg/l, jenis piring plastik
tentang syarat-syarat dan penggunaan dengan rerata 4,829 mg/l, dan jenis
zat organik maksimun 10 mg/l piring kaca dengan rerata 4,209
(Haitami, 2016). mg/l.
2. Kadar zat organik di berbagai jenis 2. terdapat cemaran zat organik pada
piring makan alat makan yang dicuci
Berdasarkan tabel 5.2 dapat menggunakan air yang tercemar zat
diketahui bahwa kadar zat organik di organik .
berbagai jenis piring makan adalah
pada jarak 5 m dengan pengulangan
titrasi sebanyak 5 kali pada jenis piring DAFTAR PUSTAKA
enamel rata-rata 19,076 mg/l, jenis
piring plastik rata-rata 17,218 mg/l, dan Angoro MD. 2013. Penetapan Kadar
jenis piring kaca rata-rata 5,979 mg/l. DO Pada air Isi Ulang.
Sedangkan, pada jarak 50 m dengan Gresik: Akademi Analis
pengulangan titrasi sebanyak 5 kali Kesehatan Delima Husada.
pada jenis piring enamel rata-rata 4,829 Anuar K, Ahmad A, Sukendi. 2015.
mg/l, jenis piring plastik 4,829 mg/l, Analisis Kualitas Air Hujan
dan jenis piring kaca rata-rata 4,209 Sebagai Sumber Air Minum
mg/l. Terhadap Kesehatan
Berdasarkan hasil analisa tersebut Masyarakat (Study Kasus di
pada jarak 50 m jenis piring enamel Kecamatan Bangko
dan plastik didapatkan hasil rata-rata Bangasiapiapi). Dinamika
yang sama dengan kadar pencemaran Lingkungan Indonesia.
sebanyak 4,829 mg/l, menunjukkan 2(1).32-39
bahwa tidak ada pengaruh jenis piring Astuti BC. 2015. Kualitas Air Sumur
terhadap tinggi rendahnya pencemaran Desa Bantaran Sungai
zat organik pada alat makan dengan Bengawan Solo Berdasarkan
pencucian menggunakan air tercemar. Aspek Kemasyarakatan dan
Standart Menteri
Kesehatan.Jurnal Matematika,
KESIMPULAN Saint, dan Tegnologi.16(1).18-
25
Berdasarkan hasil penelitian Astuti N. 2014. Penyediaan Air Bersih
dari sampel piring yang dicuci Oleh Perusahaan Daerah Air
menggunakan air tercemar zat organik, Minum (PDAM) Kota
dapat disimpulkan bahwa : Sangatta Kabupaten Kutai
1. Hasil kadar cemaran zat organik Timur.Journal Administrasi
jarak sumur 5 m dari titik TPA Negra. 3(2).678-689
(Tempat Pembuangan Akhir) jenis Beis OS. 2013. Analisis Kadar Besi
piring enamel dengan rerata 19,076 Pada Air Sumur Gali dan
mg/l, jenis piring plastik dengan PDAM di Kelurahan
rerata 17,218 mg/l, dan jenis piring Sidomurung Kab. Gresik
kaca dengan rerata 15,979 mg/l. Metode Fenantrolin. Gresik:

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 42


ISSN 2087-0725

Akademi Analis Kesehatan Ulang Pada Suhu 270C


Delima Husada Terhadap Kadar Zat Organik
Haitami, Rakhmina D, Fakhridani S. Menggunakan Metode
2016. Ketetapan Hasil dan Permanganometri. Gresik:
Variasi Waktu Pendidihan Akademi Analis Kesehatan
Pemeriksaan Zat Organik Delima Husada.
Medical Lboratory Tecnology Rosita N. 2014. Analisis Kualitas Air
Journal.2 (2).61-65 Minum Isi Ulang Beberapa
Hapsari D. 2015. Kajian Kualitas Air Depot Air Minum Isi Ulang
Sumur Gali dan Masyarakat di (DAMIU) di Tanggerang
Sekitar Pabrik Semen Selatan.Kimia Valensi.4
Kelurahan Karangtalun (2).134-141
Kecamatan Cilacap Utara Sari NR,Sunarto, Wiryanto. 2015.
Kabupaten Cilacap. Sains dan Analisis Komporasi Kualitas
Teknologi Lingkungan. 7 Air Limbah Domestik
(1).01-07 Berdasarkan Parameter
Herlambang A. 2006. Pencemaran Air Biologi, Fisika dan Kimia di
dan Strategi IPAL Semanggi dan IPAL
penanggulangannya. 2 (1). Mojosongko Surakarta.
16-29 EKOSAINS.7(2). 62-74
Indarsih W. 2011. Kajian Kualitas Air Soemarwoto O. 1992. Pencemaran Air
Sungai Akibat Pembuangan dan Penanganan Limbah
Limbah Cair Sentra Industri Industri.Jakarta: CV. Rajawali
Btik Desa Wijirejo.MGI.. 25 Sumantri A. 2015. Kesehatan
(1).40-54 Lingkunagan. Jakarta: K E N
Puspitasari S, Mukono J. 2013. C A N A;
Hubungan Kualitas Wandrivel R, Suharty N, Lestari Y.
Bakteriologis Air Sumur dan 2012. Kualitas Air Minum
Perilaku Sehat dengan Yang di Produksi Depot Air
Kejadian Waterborne Disease Minum Isi Ulang di
di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Bungus Padang
Kecamatan Waru, Kabupaten Berdasarkan Persyaratan
Sidoarjo. Kesehatan Mikrobiologi.fk.unand.ac.id.1(
Lingkungan.7 (1). 76-82 2).129-133
Ratih DM. 2015. Pengaruh Lama
Penyimpanan Air Minum Isi

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 43

Anda mungkin juga menyukai