Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TERHADAP

MOTIVASI PEMBELIAN POSPAK PADA IBU BEKERJA

RADEN RENNY SANIZA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pengetahuan


dan Persepsi terhadap Motivasi Pembelian Pospak pada Ibu Bekerja adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2018

Raden Renny Saniza


NIM I24120063
ABSTRAK
RADEN RENNY SANIZA. Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi terhadap Motivasi
Pembelian Pospak pada Ibu Bekerja. Dibimbing oleh MOH. DJEMDJEM
DJAMALUDIN.

Dewasa ini, penggunaan pospak di Indonesia sangat tinggi. Kepraktisan adalah


salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh pospak. Namun di sisi lain, pospak juga
dapat menimbulkan dampak negatif bagi bayi dan lingkungan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan tentang pospak dan persepsi
tentang pospak terhadap motivasi pembelian pospak pada ibu bekerja. Desain
penelitian ini adalah cross sectional study dan melibatkan 100 ibu bekerja dengan
anak batita yang menggunakan pospak. Persepsi mengukur pandangan baik dan
buruk tentang pospak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
pospak pada ibu bekerja terkategori tinggi, persepsi tentang pospak terkategori baik
dan motivasi pembelian pospak terkategori tinggi. Persepsi memiliki pengaruh
positif terhadap motivasi pembelian pospak.

Kata kunci: Motivasi, pengetahuan, persepsi, pospak

ABSTRACT

RADEN RENNY SANIZA. The Influence of Knowledge and Perception toward


Purchase Motivation of Disposable Diaper on Working Mothers. Supervised by
MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Nowadays, there is a high usage of disposable diapers in Indonesia. Practicality is


one of the advantages that offered by disposable diapers. But on the other hand,
disposable diapers also have negative impact on babies and the environment. This
research aims to analyze the influence of knowledge and perception of disposable
diapers toward purchase motivation of disposable diapers in working mothers. This
research used cross sectional study design and involving 100 working mothers with
disposable-diaper-wearing toddlers. The knowledge of disposable diapers was
measured based on consumers’ knowledge by making questions and researched
variables. Perception measured good or bad perception regarding disposable
diapers. The result of this research shows that working mothers’ knowledge of
disposable diapers is categorized as high, perception of disposable diapers is
categorized as good, and purchase motivation of disposable diapers is categorized
as high. Perception has positive influence toward purchase motivation of disposable
diapers.

Keywords: Motivation, knowledge , perception, disposable diapers


PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TERHADAP
MOTIVASI PEMBELIAN POSPAK PADA IBU BEKERJA

RADEN RENNY SANIZA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Skripsi : Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi terhadap Motivasi Pembelian
Pospak pada Ibu Bekerja
Nama : Raden Renny Saniza
NIM : I24120063

Disetujui oleh

Ir Moh Djemdjem Djamaludin, MSc


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Tin Herawati, SP, MSi


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan kekuatan, kesabaran, pengetahuan, dan kenikmatan kepada
penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan dan Persepsi terhadap Motivasi Pembelian Pospak pada Ibu Bekerja”.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wasallam, teladan mulia bagi manusia. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi
atas bimbingan, arahan, dan dukungan yang diberikan.
2. Alfiasari SP., M.Si selaku dosen akademik yang selalu memberikan
kemudahan dalam proses bimbingan dan selalu memberikan arahan, serta
seluruh dosen departemen IKK yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang berharga.
3. Dr. Ir. Diah Krisnatuti P., MS selaku dosen pemandu seminar hasil
penelitian atas rekomendasinya.
4. Keluarga: Papa, mama, suami, adik oyang, adik yudi, anak laki-laki
Albaren yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, kasih
sayangnya dan menjadi semangat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Teman-teman: Maya Marwiyah, Arlinda, Rahmi, Ayuning Tyas, Rizky
Sahla Tasqiya, Mardiyah yang telah memberikan bantuan, semangat dan
dukungan. Teman seperjuangan di departemen IKK angkatan 50 dan
teman-teman IKK lainnya, Mba Eka Wulida Latifah , dan semua teman-
teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
6. Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam bentuk apapun
kepada saya selama menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan segala informasi yang terdapat didalamanya.

Bogor, Mei 2018

Raden Renny Saniza


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 4
Pengetahuan Konsumen 4
Persepsi Konsumen 4
Motivasi 5
Popok 6
Penelitian Terdahulu 7
KERANGKA PEMIKIRAN 8
METODE 9
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 9
Cara Pengambilan Contoh 10
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 10
Pengolahan Data dan Analisis Data 12
Definisi Operasional 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
HASIL 15
Karakteristik Keluarga 15
Pengetahuan tentang Pospak 16
Persepsi tentang Pospak 17
Motivasi Pembelian Pospak 18
Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Pengetahuan, Persepsi, dan Motivasi
Penelitian Pospak 19
Pengaruh Karakteristik Keluarga dengan Pengetahuan, Persepsi, dan Motivasi
Penelitian Pospak 20
PEMBAHASAN 21
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 22
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 32
DAFTAR TABEL
1 Variabel penelitian, jenis daya, skala data, dan kategori 11
2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga, rata-rata, nilai
minimum, dan nilai maksimum 15
3 Sebaran ibu bekerja berdasarkan kategori pengetahuan 16
4 Sebaran ibu bekerja berdasarkan jawaban mengenai persepsi terhadap
motivasi pembelian pospak 17
5 Sebaran ibu bekerja berdasarkan kategori persepsi 17
6 Sebaran ibu bekerja berdasarkan jawaban mengenai motivasi tentang
pembelian pospak 18
7 Sebaran ibu bekerja berdasarkan kategori motivasi pembelian 19
8 Hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan, persepsi, dan
motivasi pembelian 19
9 Pengaruh karakteristik keluarga, pengetahuan, persepsi terhadap
motivasi pembelian 20

DAFTAR GAMBAR
1 Model motivasi 6
2 Kerangka pemikiran pengaruh dan persepsi terhadap motivasi pembelian
pospak batita pada ibu bekerja 9
3 Cara pengambilan contoh 10
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, semakin banyak perempuan yang bekerja di sektor publik seiring
dengan meningkatnya pula jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja di Provinsi
Aceh pada Agustus 2015 mencapai 2,183 juta orang, namun pada Februari 2016
mengalami peningkatan mencapai 2,235 juta orang. Data lain menunjukkan bahwa
jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Februari 2016 mencapai 2,053 juta
orang. Data tersebut sejalan dengan hasil Sakernas (2015-2016) yang menyatakan bahwa
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan meningkat dari bulan Agustus
2015 sebesar 5.926.265 (31,54%) menjadi 6.385.554 (33,25%) pada bulan Agustus 2016.
Banyak perempuan yang bekerja adalah seorang ibu rumah tangga yang juga mengasuh
anak. Saat ini jumlah anak di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan jumlah anak
(0-4 tahun) pada tahun 2012 sebanyak 23.853 anak dan pada tahun 2014 mencapai 24.053
anak.
Ibu bekerja memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan perawatan pada anak
karena waktu yang dimiliki harus dibagi untuk melakukan pekerjaan publik juga.
Keterbatasan waktu ini yang mendorong ibu untuk memenuhi kebutuhan anak yang serba
praktis. Salah satunya adalah dengan menggunakan popok sekali pakai (pospak). Dahlena
et al. (2014) menyebutkan penggunaan popok bayi sekali pakai di Indonesia saat ini
mencapai 85 persen. Meskipun harganya jauh lebih mahal daripada popok kain, pospak
banyak dipilih oleh ibu, karena dilengkapi dengan bahan berdaya serap tinggi seperti SAP
(Super Absorbent Polymer), tidak mudah bocor, dan cocok untuk bepergian ke tempat
jauh (Sompotan 2014).
Kepraktisan yang ditawarkan oleh popok sekali pakai memang banyak membantu
para ibu bekerja dalam merawat anak, tetapi di lain sisi banyak dampak negatif yang
ditimbulkannya. Dampak yang terlihat adalah pencemaran lingkungan karena bahannya
yang tidak dapat terurai. Sebagian besar bagian isi dalam popok tersebut adalah kapas
yang mengandung senyawa polimer selulosa (Cowd 1991). Tingginya pemakaian popok
bayi tanpa diimbangi sistem pengelolaan atau pemanfaatan limbah tersebut akan menjadi
permasalahan lingkungan, karena limbah ini akan mengganggu estetika lingkungan
(Dahlena 2014). Selain itu, pospak memberikan dampak negatif pada anak seperti
menghambat toilet training (Nursallam et al. 2008). Pelatihan toilet training adalah hal
yang penting untuk ibu berikan kepada anak agar anak dapat terlatih mengendalikan
waktu buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dampak negatif lainnya yaitu
mengandung dioxin. Bahan tersebut merupakan bahan karsinogenik yang mempunyai
efek negatif pada sistem reproduktif, respirasi dan imun (Gilbert 2010). Oleh karena itu,
keputusan pembelian pospak harus dikurangi karena dampak negatif dari pospak tersebut.
Persepsi sebagai hasil pengolahan informasi dari suatu produk, di mana informasi
tersebut diintegrasikan sehingga menimbulkan respon positif atau negatif. Penting untuk
mengetahui respon konsumen untuk melihat kecenderungan konsumen untuk membeli
dan menggunakan suatu produk, seperti hasil penelitian Ardiansyah et al. (2012) yang
menunjukkan bahwa perilaku pembelian dipengaruhi oleh persepsi. Motivasi timbul
karena adanya ketidaknyamanan sehingga dapat mendorong dan memengaruhi seseorang
untuk melakukan pembelian sebagai cara memecahkan masalah kebutuhannya. Penelitian
2

mengenai motivasi sangat penting, seperti yang dilakukan Jalalkamali dan Nikbin (2010)
yang hasilnya motivasi berpengaruh terhadap pembelian. Motivasi juga berhubungan
intensi seseorang dalam melakukan pembelian (Wisal 2013). Pengetahuan adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan informasi yang
berhubungan dengan fungsi sebagai konsumen (Sumarwan 2011). Hasil penelitian
menunujukkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Iklilah
2014). Pada umumnya, keputusan dalam pembelian pospak adalah ibu. Maka dari itu,
pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap proses pembelian. Persepsi juga
berpengaruh terhadap proses pembelian. Persespi adalah proses yag digunakan oleh
individu, untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasi masukan informasi
guna menciptakan gambaran yang memiliki arti (Kotler 2006).
Penelitian tentang motivasi pembelian popok relatif masih rendah di Indonesia,
terlebih lagi pembelian popok pada ibu bekerja. Jumlah ibu bekerja di Indonesia kian
meningkat setiap tahunnya. dan ibu bekerja identik dengan waktu yang ia miliki harus
terbagi untuk urusan publik dan domestik. Dewasa ini pospak dikenal sebagai kebutuhan
yang esensial bagi ibu bekerja karena kepraktisannya memudahkan ibu bekerja yang
memiliki waktu yang minim, sehingga membuat penelitian ini penting dilakukan dengan
judul “Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi terhadap Motivasi Pembelian Popok Batita
pada Ibu Bekerja.”

Perumusan Masalah

Dewasa ini, perawatan anak yang lebih nyaman dan praktis seperti produk pospak
menjadi alternatif bagi ibu bekerja. Setiap ibu memilih pospak dengan dasar yang
berbeda. Sebesar 34 persen orang tua lebih memilih pospak yang nyaman dipakai
anaknya, sedangkan diantara semua faktor pengambil keputusan dalam pembelian
pospak, harga menjadi faktor pilihan terakhir orang tua yaitu sebesar 30 persen. Saat
melakukan pemilihan pospak, ibu seharusnya tidak hanya melihat dari segi kepraktisan
dan kenyamanan saja tetapi juga melihat dari efek samping penggunaaannya. Efek
samping adalah masalah kulit yang menyebabkan sakit dan perasaan tidak nyaman pada
bayi (Kusumaningrum 2015).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada tahun 2012 prevalensi iritasi
kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di
dunia kebanyakan menderita iritasi kulit akibat penggunaan pospak. Angka terbanyak
ditemukan pada usia 6-12 bulan (Ramba 2015). Insiden ruam popok di Indonesia
mencapai 7-35% yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun
(Budiarja 2009). Meskipun demikian, banyak ibu tetap memilih pospak. Ahli Menteri
Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas dan Desentralisasi, dr Krisnajaya, MS
memperkirakan jumlah anak balita (bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari
populasi penduduk. Jika jumlah penduduk 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22
juta balita di Indonesia, dan 1/3 dari jumlah bayi di Indonesia mengalami ruam popok
(Rahmat 2011).
Hal tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu mengenai popok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati dan Mariyam (2013) menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu dalam pemakaian pospak pada bayi di Indonesia ternyata masih rendah
dan masih belum mengetahui secara detail dampak dari pospak. Sering kali ibu dalam
penggunaan pospak tidak melihat jenis pospak atau kualitas pospak tersebut. Biasanya
3

ibu-ibu menganggap bahwa pospak itu aman sehingga ibu-ibu tidak memerhatikan daya
tampung dan daya serat pospak. Biasanya juga ibu menggantikan pospak tidak sesuai
dengan aturan penggunaan pospak secara benar. Maka dari itu, pengetahuan perlu
ditingkatkan agar para ibu mampu melakukan pembelian pospak yang baik.
Selain itu, persepsi setiap ibu pun berbeda dalam melakukan pembelian pospak.
Maka dari itu, persepsi berbeda menyebabkan pembelian juga berbeda. Kondisi dimana
ibu bekerja dihadapkan terhadap pilihan pospak yang baik untuk digunakannya. Maka
dari itu, motivasi pembelian tidak lepas dari pengetahuan dan persepsi.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan, persepsi dan
motivasi pembelian pospak.
2. Bagaimana hubungan karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan,
persepsi dan motivasi pembelian pospak.
3. Bagaimana pengaruh karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan,
persepsi terhadap motivasi pembelian pospak.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan
dan persepsi terhadap motivasi pembelian pospak pada ibu bekerja.
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan, persepsi
dan motivasi pembelian pospak.
2. Mengidentifikasi hubungan karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan,
persepsi dan motivasi pembelian pospak.
3. Menganalisis pengaruh karakteristik orang tua, karakteristik anak, pengetahuan,
persepsi terhadap motivasi pembelian pospak.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pihak lain
yang berhubungan dengan penelitian ini. Bagi peneliti dapat menambah wawasan,
mengembangkan kemampuan analisis dan mengaplikasikan keilmuan yang telah
dipelajari. Bagi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen dan Institut Pertanian Bogor
(IPB), diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu konsumen. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan pembelian pospak.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan Konsumen
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai konsumen (Sumarwan,2011). Engel et al. (1995) membagi pengetahuan
konsumen kedalam tiga bagian, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan
pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk meliputi pengetahuan tentang
karakteristik atau atribut, pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang
kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen (Peter dan Olson 2010). Pengetahuan
pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko tersebut,
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut (Engel et al. 1995).
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan subjektif dan objektif.
Pengetahuan subjektif merupakan persepsi yang dimiliki seseorang tentang apa yang
diketahuinya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan
membawanya untuk memikirkan tentang produk dan merek (Brucks 1985). Pengetahuan
objektif adalah penggunaan terhadap informasi yang baru sedangkan pengetahuan
subjektif meningkatkan ketergantungan individu terhadap informasi yang tersimpan
sebelumnya (Mazilescu 2009).
Pengetahuan konsumen dalam pemasaran, diperlukan pembagian pengetahuan
menjadi tiga bagian, yaitu: pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan
pengetahuan pemakaian (Engel 1995).

Persepsi Konsumen
Persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam memilih, mengatur dan
menginterprestasikan sebuah informasi. Menurut Setiadi (2010) persepsi merupakan
suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi dimana pengertian sensasi adalah aktivitas
merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Persepsi adalah proses
yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasi
masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki arti (Kotler, 2006).
Persepsi setiap orang dalam memaknai suatu objek berbeda-beda. Oleh karena itu,
persepsi memiliki sifat subjektif. Menurut Kotler (2006) setiap orang memiliki persepsi
berbeda tehadap objek yang sama. Setiap individu menerima ratusan stimulus kedalam
panca indera seseorang. Tidak semua stimulus diperhatikan atau diingat karena seseorang
melakukan proses pengolahan informasi. Proses ini terdiri dari lima tahapan yaitu
pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan, dan retensi.
Para ahli banyak mengemukakan definisi dari persepsi ini yang berbeda satu sama
lain. Menurut Zamroni (2006) faktor-faktor yang memengaruhi persepsi di antaranya
adalah:
a. Stimulus yang kuat
b. Jika sistem fisiologi terganggu maka akan berpengaruh dalam persepsi seseorang.
Sedangkan psikologis mencakup pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir dan
sebagainya, juga akan berpengarh bagi seseorang dalam memberi persepsi
c. Lingkungan
Situasi yang melatar belakangi stimulus juga memegaruhi persepsi.
5

Dua orang dengan motivasi dan tujuan yang mungkin bertindak secara berbeda
karena mereka berada dalam situasi yang berbeda
Persepsi melibatkan stimulus dari dunia luar, maka sistem proses informasi
konsumen pun terlibat, yaitu alat indera, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka
panjang.
Proses informasi konsumen adalah suatu proses dimana konsumen dihadapi pada
suatu informasi yang kemudan konsumen terlibat kepada informasi tersebut, lalu
konsumen memerhatikan, memahami, menempatkannya kedalam ingatan, dan
memanggilnya kembali.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya
empat proses persepsi: perhatian yang selektif, distorsi selektif, ingatan selektif dan
persepsi Subliminal. (Kotler, 2007).
a. Perhatian Yang Selektif
Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik konsumen karena pesan yang
disampaikan akan hilang, kecuali pesan yang cukup menonjol. Berikut ini adalah
beberapa temuan:
1) Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan
saat ini.
2) Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang mereka antisipasi.
3) Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran
rangsangan normal.
a. Distorsi Selektif
Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengubah informasi yang
diantaranya sesuai dengan pengertiannya sendiri, karena pada dasarnya orang
cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung dari pada
menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Distorsi selektif berfungsi
bagi keuntungan pemasar dengan merek yang netral atau ambigu untuk
membuatnya lebih positif.
b. Ingatan Selektif
Mengingat yang selektif, berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan
sebagai keunggulan satu produk yang melupakan apa yang dikatakan pesaing.
c. Persepsi Subliminal
Mekanisme persepsi selektif menutut keterlibatan dan pemikiran aktif pihak
konsumen. Argumennya adalah pemasar diam-diam menanamkan pesan subliminal
dalam iklan dan kemasan. Konsumen tanpa sengaja menyadari pesan ini, tapi pesan ini
memengaruhi mereka.

Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu movere yang berarti menggerakkan
(Winardi 2011). Motivasi konsumen merupakan dorongan yang diterima oleh konsumen
berupa stimulus untuk memenuhi kebutuhan. Sumarwan menyebutkan motivasi muncul
karena kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena
konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya
dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
Rangsangan bisa datang dari dalam diri seseorang. Rangsangan terjadi karena adanya gap
antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang
6

mengakibatkan adanya rasa lapar dan haus, sehingga konsumen merasakan adanya
pengenalan kebutuhan akan makanan dan minuman. Pengenalan kebutuhan akan
menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada
dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan. Tindakan tersebut bisa berbagai macam
seperti konsumen mencari informasi, konsumen berbicara kepada teman, saudara atau
mendatangi toko, dan konsumen membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya tujuan konsumen atau
terpenuhinya kebutuhan konsumen atau konsumen memperoleh insentif. Insentif bisa
berbentuk produk, jasa, dan informasi yang dipandang bisa memenuhi kebutuhan
konsumen. Model proses motivasi ditunjukkan pada Gambar 1.

Belajar

Kebutuhan
dan Kebutuha
Tekanan Dorongan Perilaku
keinginan n
yang tidak Terpenuhi
terpenuhi

Proses
Kognitif

Tekanan
Berkurang

Gambar 1 Model Motivasi


Motivasi seorang konsumen dapat diukur dengan metode self report dan melalui
alat instrumen berupa kuesioner dengan menggunakan skala likert. Sejumlah pernyataan
diajukan kepada konsumen dan konsumen melaporkan motivasi sebagai mana yang
ditanyakan (Sumarwan 2011).

Popok
Popok merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap tinggi yang
terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa metabolisme
seperti air seni dan feses (Diena 2009). Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
popok adalah faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor
predisposisi meliputi: 1) Pengetahuan ibu tentang penggunaan popok pada anak sangat
erat dengan pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak. Pengetahuan ibu yang
rendah mengenai dampak dan penggunaan popok pada anak ini akan pengaruh pada
perkembangan anak dalam hal toilet training. Pengetahuan ibu yang tinggi mengenai
dampak dan penggunaan popok pada anak maka akan semakin baik dalam hal toilet
training. 2) Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu serta pengalaman sangat
berpengaruh dalam ahal penggunaan popok pada anak. Pendidikan akan memberikan
dampak bagi pola pikir dan pandangan ibu dalam penggunaan popok pada anaknya. 3)
Pekerjaan dimana status pekerjaan ibu mempunyai pengaruh besar dalam penggunaan
7

popok pada anak. Pekerjaan ibu yang menyita waktu untuk anak dalam melakukan
pembelian popok menjadi alasan untuk menggunakan popok. Faktor pendukung meliputi:
1) Banyaknya toko yang menjual popok, 2) Iklan yang menawarkan kelebihan dari popok
dengan harga yang relatif murah. Faktor selanjutnya adalah Faktor pendorong meliputi:
1) Sikap dan kebiasaan ibu yaitu sikap dan kebiasaan ibu hidup penuh dengan serba
praktis dan tidak mau repot ini akan berpengaruh dengan penggunaan popok pada anak.
2) Pengaruh lingkungan masyarakat yaitu lingkungan masyarakat mempunyai peranan
yang penting dalam penggunaan popok pada anak, dimana ibu akan memerhatikan
lingkungan bermain anak. Misalnya: anak usia toddler lainnya tidak memakai popok.
Selain faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan popok, pospak juga memiliki fungsi,
seperti pospak lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti popok yang basah akibat
buang air, membuat rumah lebih bersih tidak terkena air kencing bayi, dan pospak
meringankan pekerjaan orang tua karena tidak perlu mencuci dan menjemur.

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Iklilah (2014) berjudul “pengaruh pengetahuan
produk terhadap keputusan pembelian softdrink merk frestea pada mahasiswa pendidikan
ekonomi FKIP Universitas Jember” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
produk mempunyai pengartuuh yang nyata terhadap keputusan pembelian sofdrink
frestea. Hubungan dapat diketahui dari multiple R sebesar 0,888 dengan kategori
hubungan yang sangat kuat.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2015) berjudul “Motivasi
menggunakan dan persepsi terhadap uang elektronik (e-money) di kalangan mahasiswa
IPB”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara motivasi dan
frekuensi penggunakan elelktronik.
Peneletian yang dilakukan oleh Lestari (2016) berjudul “Persepsi dan Motivasi
Keikutsertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Bogor”. Hasil uji hubungan
menunjukkan bahwa usia, persepsi dan motivasi memiliki hubungan positif signifikan
dengan keikutsertaan program JKN. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa
persepsi, dan motivasi berpengaruh positif sangat signifikan terhadap keikutsertaan
program JKN.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2016) berjudul “the Influence of Parent’s
Perception and Involvment in Purchasing Decision of Toys for Children”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh karaktteristik keluarga, persepsi dan keterlibatan
orang tua terhadap pembelian produk mainan anak. Desain penelitian ini menggunakan
cross sectional study. Pemilihan loaksi penelitian dilakukan secara purposif dengan
melibatkan dua Taman Kanak-Kanak (TK). Melibatkan 200 orang tua yang pernah
membeli produk mainan anak. Suami dan istri sebagai pengambil keputusan dalam
pembelian produk mainan anak diwawancarai dengan menggunakan kuesioner terstruktur
untuk menggali informasi keputusannya dalam pembelian produk mainan anak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi mengenai produk mainan anak mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan keterlibatan orang tua dalam memutuskan
pembelian produk mainan anak. Terdapat pengaruh persepsi mengenai produk mainan
anak terhadap frekuensi pembelian.
Penelitian yang berjudul “Persepsi dan Preferensi Iklan Memengaruhi Niat Beli
Anak pada Produk Makanan Ringan” oleh Sumarwan et al. (2012). Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan berupa paparan iklan dan uji konsumen (p<0,1) dan jenis
kelamin (p<0,05) berpengaruh signifikan terhadap pembentukan persepsi konsumen.
8

Ketika konsumen menyukai iklan dari suatu produk maka kesukaan konsumen terhadap
merek produk tersebut akan semakin bertambah.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Negara Asal terhadap Persepsi Kualitas” oleh
Fitriyah dan Iriani (2014). Hasilnya menunjukkan semakin tinggi pengetahuan konsumen
tentang informasi negara asal maka persepsi konsumen terhadap kualitas meningkat
cukup signifikan dan negara asal memiliki pengaruh sebesar 53,1 persen terhadap
persepsi kualitas.
Penelitian yang berjudul “How are Brand Names of Chinese Companies Perceived
by Americans?” oleh Fetscherin et al. (2015). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
persepsi konsumen terhadap merek dengan versi Bahasa Inggris dan Bahasa Cina pada
produk mobil. Hasil menemukan bahwa merek yang lebih singkat dan arti kata yang
berkaitan dengan Inggris dipersepsikan lebih berkesan baik. Selain itu, pengucapan merek
yang lebih mudaj memengaruhi persepsi dan pilihan merek ke dalam ingatan konsumen.
Penelitian yang berjudul” Pengetahuan dan kemampuan ibu dalam perawatan
daerah perianal pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Surokonto Wetan Kecamatan
Pangeruyung Kabupaten Kendal” oleh Nurhayati dan Mariyam (2013). Desain penelitian
ini menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan sedang sebanyak 46% dan memiliki kemampuan cukup
sebanyak 46%.

KERANGKA PEMIKIRAN

Perilaku konsumen adalah tindakan atau perbuatan yang dapat terlihat dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan barang atau jasa
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Salah satu perilaku konsumen adalah motivasi
pembelian. Hubungan dengan motivasi pembelian adalah terkait dorongan ibu untuk
membeli pospak.
Ibu bekerja kini lebih dimudahkan dengan kehadirannya pospak. Pospak memiliki
manfaat yang sangat menguntungkan bagi ibu. Manfaat itu antara lain kepraktisan dari
pospak. Maka dari itu, motivasi pembelian yang baik akan menampakkan perilakunya
terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli pospak. Saat ibu melakukan
pembelian akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan persepsi terhadap apa yang diinginkan.
Pengetahuan ibu sangat memengaruhi terhadap proses pembelian pospak.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan
pengetahuan pemakaian. Pengetahuan merupakan faktor penting yang memengaruhi
dalam motivasi pembelian pospak. Semakin baik pengetahuan ibu maka akan
meningkatkan dorongan untuk membeli pospak.
Ibu bekerja akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap
keputusan apa yang akan diambil dalam membeli pospak. Persepsi setiap ibu berbeda
dalam memilih pospak. Semakin baik pengetahuan, persepsi terhadap motivasi pembelian
pospak diduga akan memperlihatkan bagaimana suatu merek dipersepsikan. Ibu bekerja
yang memiliki persepsi baik, maka memiliki pembelian yang sesuai dibandingkan dengan
ibu yang memiliki persepsi lebih rendah. Persepsi ibu bekerja terhadap motivasi pembeli
pospak terkait bagaimana ibu memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan
9

rangsangan yang diterimanya. Penjelasan tentang penelitian ini dapat dilihat secara
ringkas dalam kerangka pemikiran yang tercantum pada Gambar 2

Karakteristik responden:
Usia orang tua
Usia anak
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Jumlah anggota keluarga

Pengetahuan Persepsi
konsumen konsumen

Motivasi
konsumen

Gambar 2 Kerangka pemikiran pengaruh dan persepsi terhadap motivasi pembelian


pospak batita pada ibu bekerja

METODE

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Gampong Blang Paseh, Kelurahan Blang Paseh, Kecamatan Kota Sigli dan di Desa
Keumangan, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie. Lokasi yang menjadi tempat
pengambilan data adalah asrama polisi dan perumahan yudha, karena pada lokasi tersebut
terdapat banyak ibu bekerja yang memiliki anak usia 0-3 tahun (batita) yang
menggunakan pospak. Waktu pengambilan data dilakukan pada Agustus tahun 2017.
10

Cara Pengambilan Contoh


Pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan non-probability
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja. Contoh penelitian ini adalah
ibu bekerja yang memiliki anak usia 0-3 tahun (batita) yang menggunakan pospak.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja. Kabupaten Pidie terdiri dari 23
kecamatan yang salah satu kecamatan menjadi pemilihan lokasi penelitian ini. Lokasi
yang terpilih adalah Kecamatan Kota Sigli.
Cara pengambilan contoh menggunakan metode purposive dengan pertimbangan
peneliti telah mendapatkan informasi bahwa jumlah penduduk wanita dan batita di
Kabupaten Pidie cukup banyak dan mereka memenuhi syarat serta kriteria yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kriteria nya yaitu ibu bekerja yang memiliki anak usia 0-3 tahun
yang memakai pospak. Jumlah contoh yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 100
orang. Sumber data sekunder dikumpulkan dari Puskesmas Kota Sigli, dan Bidan Desa
Asrama Polisi dan Bidan Desa Keumangan meliputi kohort ibu dan anak. Pengambilan
contoh dapat dilihat pada Gambar 3

Kabupaten Pidie Purposive

Kecamatan Kota Purposive


Sigli

Desa Kelapa Desa


Satu Keumangan Purposive

n=60 n=40 Purposive

100 Responden Purposive

Gambar 3 Cara pengambilan contoh

Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil self report melalui kuesioner yang telah diuji reliabilitasnya.
Data Sekunder diperoleh dari Puskesmas Kota Sigli, dan Bidan Desa Kelapa Satu serta
Bidan Desa Keumangan. Cara mengukur variabel dalam penelitian ini menggunakan
pengetahuan konsumen dengan membuat pertanyaan dan variabel yang diteliti antara lain
meliputi faktor internal diantaranya (1) karakteristik orang tua (besar keluarga, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan besar pendapatan), (2) karakteristik anak (usia, dan jenis
kelamin), (3) pengetahuan mengenai pospak, (4) persepsi mengenai pospak, (5) Motivasi
pospak.
11

Kuesioner penelitian persepsi dimodifikasi dari penelitian terdahulu yang


dilakukan dari penelitian Lestari (2016). Jumlah pertanyaan terdiri atas 11 butir. Adapun
pilihan jawaban menggunakna 5 skala, yaitu 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 =
netral; 4 = setuju; dan 5= sangat setuju. Hasil uji reliabilitas pada instrument persepsi
menunjukkan cronbach’s alpha sebesar 0.274. Instrumen pengetahuan modifikasi dari
penelitian Ayu Dewi (2012). Jumlah pertanyaan terdiri atas 10 butir pertanyaan. Pilihan
jawaban adalah 0 = salah dan 1 = benar. Hasil uji reliabilitas pada instrumen pengetahuan
tentang pospak menunjukkan cronbach’s alpha sebesar 0.546. Instrumen motivasi
pembelian modifikasi dari penelitian Akila (2015). Jumlah pertanyaan terdiri atas 15 butir.
Adapun pilihan jawaban menggunakan 5 skala, yaitu 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak
setuju; 3 = netral; 4 = setuju; dan 5= sangat setuju. Hasil uji reliabilitas pada instrumen
motivasi menunjukkan cronbach’s alpha sebesar 0.785. Variabel penelitian, jenis data,
skala data, dan kategori dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Variabel penelitian, jenis data, skala data, dan kategori


Variabel Skala data Keterangan
Karakteristik Responden
 Usia orang tua Rasio Tahun
 Usia anak Rasio Tahun
 Lama pendidikan Rasio Tahun
 Pekerjaan Nominal [1] PNS
[2] Honorer
[3] Karyawan swasta
[4] Wirausaha
[5] Wiraswasta
 Jumlah anggota Rasio Orang
keluarga
 Pendapatan perkapita Rasio Berdasarkan BPS (2016)
keluarga [0] Miskin
[1] Tidak Miskin
Pengetahuan tentang pospak Ordinal [0] Salah
[1] Benar
Persepsi tentang pospak Ordinal Skala Likert dengan 5 penilaian
[1] Sangat tidak setuju
[2] Tidak setuju
[3] Netral
[4] Setuju
[5] Sangat setuju
Motivasi pembelian pospak Ordinal Skala Likert dengan 5 penilaian
[1] Sangat tidak setuju
[2] Tidak setuju
[3] Netral
[4] Setuju
[5] Sangat setuju
12

Pengolahan Data dan Analisis Data

Data dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan menggunakan


Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS). Data yang diperoleh
selanjutnya akan diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data
and analyzing. Editing adalah pengecekan data yang telah dikumpulkan melalui
kuesioner. Coding adalah pemberian kode terhadap jawaban responden untuk
memudahkan analisis data, kemudian pemberian skor (scoring), ialah memberi nilai
tertentu terhadap data yang diberikan responden, Selanjutnya entry data untuk diolah dan
dianalisis. Analisis deskriptif yang digunakan meliputi frekuensi, rata-rata, standar
deviasi, nilai minimum dan maksimum. Analisis statistika menggunakan analisis
inferensia yaitu uji regresi.
Pengetahuan dan persepsi responden terhadap motivasi pembelian pospak pada ibu
bekerja dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Variabel pengetahuan terdiri
dari 10 pertanyaan dengan kriteria penilaian benar dan salah. Variabel persepsi terdiri dari
11 pernyataan yang diukur menggunakan skala likert dengan 5 penilaian. Jawaban
“sangat tidak setuju” diberi nilai satu, “tidak setuju” diberi nilai dua, “normal” diberi nilai
tiga, “setuju” diberi nilai empat, dan “sangat setuju” diberi nilai lima. Motivasi pembelian
pospak terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan skala likert dengan 5 penilaian.
Jawaban “sangat tidak setuju” diberi nilai satu, “tidak setuju” diberi nilai dua, “normal”
diberi nilai tiga, “setuju” diberi nilai empat, dan “sangat setuju” diberi nilai lima. Skor
yang telah diperoleh dari masing-masing variabel kemudian dikategorikan kedalam tiga
kategori (rendah, sedang, tinggi) dengan menggunakan rumus:

nilai aktual − nilai minimal


Indeks = ∗ 100
nilai maksimal − nilai minimal
Keterangan:
Indeks : skala nilai 0-100
Nilai aktual : Nilai yang diperolah responden
Nilai minimal : Nilai terendah yang seharusnya diperoleh responden
Nilai maksimal : Nilai tertinggi yang seharusnya diperoleh responden

Setelah itu, skor indeks yang dicapai dimasukkan ke dalam tiga kategori, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Selanjutnya dibutuhkan interval kelas untuk menentukkan cut
off dari setiap variabel dengan menggunkan rumus (Rumyan dan Haber 1982; Isaac dan
Michael 1990; Slamet 1993):

nilai tertinggi (NT)−nilai terendah (NR)


Interval kelas =
Jumlah Kelas yang Diinginkan
Oleh karena itu, cut off untuk pengkategorian kelas berdasarkan rumus tersebut
adalah:
Rendah : < NR sampai (NR+I)
Sedang : ≤ (NR+I) sampai < (NR+2I)
Tinggi : ≤ (NR+2I) sampai NT
13

Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian:


1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode penelitian untuk menguji hipotesa
atau menjawab pertanyaan. Analisis deskriptif ini digunakan untuk
menggambarkan karakteristik ibu, meliputi usia, besar keluarga, lama
pendidikan, pekerjaan dan besar pendapatan. Karakteristik anak, meliputi usia,
jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Jawaban dari kuesioner pengetahuan dan
persepsi, motivasi pembelian akan mentransformasikan nilai/skor yang telah
didapatkan menjadi skor indeks.

2. Analisis inferensia
Analisis inferensia untuk menguji korelasi dan regresi. Uji korelasi untuk
melihat hubungan antar variabel. Uji regresi digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dan persepsi ibu bekerja
terhadap motivasi pembelian pospak batita. Faktor-faktor tersebut adalah usia,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan persepsi.

Adapun persamaannya sebagai berikut:


Y= a + β1X1 + β2X2 +β3X3 + β4X2+ β5X5 + β6X6+ β7X7 + β8X8+ β9X9+ β10X10+
Ɛ
Keterangan:
a = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Usia ibu
X2= Lama pendidikan
X3=Pekerjaan
X4=Pendapatan
X5=Besar Keluarga
X6= Usia anak
X7= Pengetahuan
X8= Persepsi

Definisi Operasional

Responden adalah ibu yang mempunyai batita yang menggunakan pospak.


Besar keluarga adalah jumlah keluarga yang ditanggung oleh kepala keluarga atau
pencari nafkah utama dalam keluarga
Tingkat Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang sudah didapatkan meliputi SD,
SMP, SMA, D3, S1, S2, atau S3.
Jenis pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan orang tua meliputi PNS, TNI, Polri,
Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, dan
Pekerja Mandiri.
Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak
seseorang lahir.
Usia Responden adalah rentang waktu kehidupan yang diukur dari saat kelahiran sampai
saat ini.
Besar Pendapatan adalah total seluruh pendapatan anggota keluarga yang sudah bekerja.
14

Pospak adalah produk dari perkembangan teknologi baru yang serupa dengan celana
dalam yang mengandung zat anti bocor saat batita BAK atau BAB.
Pengetahuan Konsumen adalah informasi yang tersimpan dalam memori jangka
panjang ibu sebagai konsumen mengenai produk pospak.
Persepsi adalah tanggapan dan penilaian ibu mengenai pospak.
Motivasi Pembelian adalah dorongan responden menggunakan atau membeli pospak
15

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Karakteristik Keluarga
Hasil penelitian mengenai karakteristik keluarga disajikan pada Tabel 2. Data pada
Tabel 2 menunjukkan bahwa usia ayah (79.0%) dan usia ibu (98.0%) paling banyak
berada pada usia dewasa awal yaitu pada rentang 18 sampai 40 tahun (Hurlock 1980).
Rata-rata usia ayah 36 tahun dan rata-rata usia ibu 30 tahun. Kebanyakan tingkat
pendidikan ayah adalah tamat perguruan tinggi yaitu (57.0%) dan pendidikan ibu adalah
tamat perguruan tinggi yaitu (88.0%). Hampir seluruh responden menempuh pendidikan
selama ≥ 12 tahun. Adapun hasil dari pendapatan keluarga menunjukkan bahwa seluruh
pendapatan keluarga tergolong tidak miskin. Berdasarkan garis kemiskinan Kabupaten
Pidie tahun 2016 (BPS 2016), yakni sebesar Rp393 370. Hasil penelitian lainnya
menunjukkan bahwa lebih dari separuh (57.0%) keluarga contoh dalam penelitian ini
merupakan keluarga kecil (≤4 orang) dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak
3 orang (BKKBN 2005). Hasil penelitian orang tua bekerja menunjukkan bahwa paling
banyak ayah bekerja sebagai PNS sebanyak 64 persen begitu pula paling banyak ibu
bekerja sebagai PNS sebanyak 66 persen. Sebagian ibu bekerja sebagai Honorer sebesar
9 persen, Karyawan Swasta sebesar 15 persen dan Wirausaha sebesar 10 persen.

Tabel 2 Sebaran berdasarkan karakteristik keluarga, rata-rata, nilai minimum, dan nilai
maksimum
Ayah ibu
Karakteristik
n % n %
Usia (tahun)
18-40 (Dewasa awal) 79 79 98 98
41-60 (Dewasa muda) 21 21 2 2
>60 (Dewasa akhir) 0 0 0 0
Total 100 100 100 100
Min-Max 23-53 20-48
Rata-rata-SD 36.28±6.35 30.47±4.83
Tingkat pendidikan
Tamat SD 0 0 0 0
Tamat SMP 0 0 1 1
Tamat SMA 43 43 11 11
Tamat perguruan tinggi (D3/S1) 57 57 88 88
Total 100 100 100 100
Min-Max 12-26 9-16
Pendapatan Keluarga
Miskin 0 0
Tidak miskin 100 100
Total 100 100
Min-Max 2-2
Rata-rata-SD 2.00±0.00
16

Tabel 2 Sebaran berdasarkan karakteristik keluarga, rata-rata, nilai minimum, dan nilai
maksimum (lanjutan)
Ayah ibu
Karakteristik
n % n %
Besar Keluarga
(≤ 4 orang) Kecil 57 57
(5-7) Sedang 41 41
(≥8) Besar 2 2
Total 100 100
Min-Max 1-3
Rata-rata-SD 1.45±5.39
Pekerjaan
PNS 0 0 0 0
Honorer 0 0 1 1
Karyawan swasta 43 43 11 11
Wirausaha
Wiraswasta 57 57 88 88
Total 100 100 100 100
Min-Max 12-26 9-16

Pengetahuan tentang pospak


Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai konsumen (Sumarwan 2011). Pengetahuan tentang pospak dikategorikan ke
dalam 3 kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Pengetahuan rendah artinya
responden tidak mengetahui informasi dampak negatif dari pospak. Pengetahuan sedang
artinya responden cenderung mengetahui informasi dampak negatif dari pospak.
Pengetahuan tinggi artinya responden mengetahui informasi dampak negatif dari pospak.
Pengetahuan ibu bekerja diukur melalui dua belas pernyataan, dengan jawaban
yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu “salah”, dan “benar”. Tabel 3 menampilkan
sebaran responden berdasarkan jawaban mengenai pengetahuan tentang pospak pada ibu
bekerja. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas ibu bekerja memberi pernyataan “benar”
pada butir pernyataan satu (99.0%). Artinya secara umum pengetahuan ibu bekerja
tergolong tinggi. Ibu bekerja memiliki pengetahuan bahwa pospak memiliki daya serap
tinggi dan anak yang ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel.

Tabel 3 Sebaran berdasarkan jawaban mengenai pengetahuan terhadap motivasi


pembelian pospak
Salah Benar
Pernyataan N % n %
Popok sekali pakai memiliki daya serap tinggi untuk
1 1.00 99 99.0
menampung kotoran
Pemakaian pospak secara terus menerus akan
9 9.00 91 91.0
mengakibatkan kulit anak menjadi lebih tipis
Ruam popok terjadi akibat iritasi pada kulit 3 3.00 97 97.0
Anak yang mengalami ruam popok akan mengalami
gangguan seperti rewel 2 2.00 98 98.0
17

Tabel 3 Sebaran berdasarkan jawaban mengenai pengetahuan terhadap motivasi


pembelian pospak (lanjutan)
Salah Benar
Pernyataan N % n %
Biasanya area sekitar anus, lipatan paha adalah daerah
3 3.00 97 97.0
rawan ruam popok
Dampak dari pemakaian pospak mengakibatkan kerusakan
7 7.00 93 93.0
lingkungan
Pospak mengandung bahan-bahan dasar kimia yang cukup
21 21.0 79 79.0
berbahaya
Pospak menggunakan perekat dari plastik 18 18.0 82 82.0
Pospak lebih boros karena anda tidak bisa mencuci
kembali 4 4.00 96 96.0
Pospak tidak ramah lingkungan 5 5.00 95 95.0

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu bekerja tentang


pospak berada pada kategori tinggi yaitu 98.0 persen, dan hanya 0.0 persen ibu bekerja
yang memiliki kategori rendah. Kategori pengetahuan tinggi artinya ibu bekerja sudah
memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang pembelian pospak.

Tabel 4 Sebaran berdasarkan kategori pengetahuan


Kategori pengetahuan N %
Rendah (<0-33.33) 0 0.0
Sedang (≤33.34≤66.66) 2 2.0
Tinggi (≥66.67-100) 98 98.0

Persepsi tentang Pospak


Persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan sebuah informasi. Menurut Sumarwan (2004) persepsi seringkali
mendasari pengambilan keputusan dalam pembelian sebuah produk. Mowen (1998)
dalam Sumarwan menyebutkan tahap pemaparan, perhatian, dan pemahamannya sebagai
persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen dan memori akan memengaruhi
pengolahan informasi. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasi masukan informasi guna
menciptakan gambaran yang memiliki arti (Kotler 2006). Persepsi tentang pospak dalam
penelitian ini ke dalam 2 kategori, yakni baik dan buruk.
Persepsi tentang pospak ditunjukkan pada Tabel 5, terlihat bahwa rata-rata
persepsi dalam penelitian ini sebesar 3.95. Artinya persepsi tentang pospak pada ibu
bekerja berada pada jawaban “setuju”. Salah satu pernyataan yang tertinggi dengan alasan
batita sangat penting memakai pospak sedangkan yang terendah dengan alasan pospak
tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak.

Tabel 5 sebaran berdasarkan jawaban mengenai persepsi terhadap motivasi pembelian


pospak
Jawaban Rata-
Pernyataan
1 2 3 4 5 rata
Batita sangat penting memakai pospak 0 6 18 188 220 4,32
Menurut anda, harga pospak mahal 75 272 36 8 1 3,92
Terkadang anda merasa terganggu jika anak
2 8 18 292 75 3,95
tidak memakai pospak
18

Tabel 5 sebaran berdasarkan jawaban mengenai persepsi terhadap motivasi pembelian


pospak (lanjutan)
Jawaban Rata-
Pernyataan
1 2 3 4 5 rata
Terkadang anda merasa malu jika anak anda
1 18 27 264 75 3,85
tidak memakai pospak
Balita akan nyaman saat memakai pospak 0 4 39 248 115 4,06
Kelebihan balita memakai pospak adalah tidak
4 38 24 120 195 3,81
BAK/BAB di sembarang tempat
Pospak tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak 5 36 42 204 60 3,47
Menurut anda, pospak memiliki daya serap yang
0 4 24 312 60 4,00
tinggi
Anda memakaikan pospak kepada anak karena
0 2 12 244 170 4,28
pospak mudah dilepas
Anda memakaikan pospak kepada anak karena
mengurangi pekerjaan rumah (tidak perlu 0 12 33 228 130 4,03
mencuci dan menjemur)
Menurut anda, anak akan lebih sehat jika
0 14 51 284 25 3,74
memakai pospak
Rata-rata persepsi total 3.95
Keterangan: 1=Sangat Tidak Setuju: 2=Tidak Setuju; 3=Normal; 4=Setuju; 5=Sangat Tidak Setuju

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi tentang pospak pada ibu
bekerja berada pada kategori baik yaitu 99.0 persen. Kategori persepsi baik artinya ibu
bekerja sudah memiliki persepsi yang baik tentang pospak.

Tabel 6 Sebaran ibu bekerja berdasarkan kategori persepsi


Kategori persepsi N %
Buruk (<50) 1 1.0
Baik( ≥50) 99 99.0

Motivasi pembelian pospak


Motivasi konsumen merupakan dorongan yang diterima oleh konsumen berupa
stimulus untuk memenuhi kebutuhan. Sumarwan menyebutkan motivasi muncul karena
kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen
merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan
yang sesungguhnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya rasa lapar dan
haus, sehingga konsumen merasakan adanya pengenalan kebutuhan akan makanan dan
minuman. Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen
sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan.
Tindakan tersebut bisa berbagai macam seperti konsumen mencari informasi, konsumen
berbicara kepada teman, saudara atau mendatangi toko, dan konsumen membeli produk
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Motivasi pembelian pospak dikategorikan ke dalam 3 kategori, yakni rendah,
sedang, dan tinggi. Motivasi rendah artinya responden tidak memiliki dorongan untuk
membeli pospak. Motivasi sedang artinya responden cenderung membeli pospak.
Motivasi tinggi artinya responden cukup memiliki dorongan membeli pospak.
Motivasi ditunjukkan pada Tabel 7 terlihat bahwa rata-rata motivasi pembelian
dalam penelitian ini sebesar 3,73. Artinya motivasi pembelian pospak pada ibu bekerja
berada pada jawaban “setuju”.
19

Tabel 7 Sebaran ibu bekerja berdasarkan jawaban mengenai motivasi tentang pembelian
pospak
Jawaban R
Pernyataan Rata
1 2 3 4 5 rata
Anda membeli popok sekali pakai karena kebutuhan 0 20 39 200 135 3,94
Anda membeli pospak karena mudah dibawa dan
0 0 12 192 240 4,44
praktis
Anda membeli popok sekali pakai karena mudah
didapatkan, seperti di warung atau swalayan dekat 0 10 36 284 60 3,90
rumah anda.
Anda melakukan pembelian karena mendapatkan
0 8 69 256 45 3,78
informasi dari kerabat/keluarga dan tetangga.
Anda membeli pospak karena anak nyaman saat
1 8 9 228 175 4,21
memakainya
Harga akan menjadi pertimbangan bagi anda dalam
1 4 30 136 265 4,36
membeli popok sekali pakai
Kualitas dan kegunaan pospak menjadi pendorong
0 4 15 180 240 4,39
anda untuk membelinya
Anda memiliki keterbatasan waktu sehingga
memilih untuk membeli popok sekali pakai daripada 0 12 21 244 130 4,07
popok kain
Anda menggunakan pospak karena anak lebih sehat
0 6 39 232 130 4,07
dan nyaman memakainya
Anda menggunakan pospak karena tidak perlu dicuci
0 10 18 188 210 4,26
dan dijemur
Anda memutuskan membeli pospak karena sudah
0 16 27 316 20 3,79
direncanakan
Anda memutuskan membeli pospak tergantung
0 8 66 288 10 3,72
situasi
Anda memutuskan membeli pospak karena
1 26 90 212 15 3,44
kesepakatan dari keluarga
Anda membeli pospak karena lebih hemat 1 16 66 260 20 3,63
Anda memutuskan membeli pospak karena
4 20 39 200 135 3,98
mengikuti trend dan banyak pilihannya
Rata-rata motivasi total 3,73
Keterangan: 1=Sangat Tidak Setuju: 2=Tidak Setuju: 3=Normal: 4=Setuju: 5=Sangat Tidak Setuju

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi pembelian pospak pada ibu
bekerja berada pada kategori tinggi yaitu 78.0 persen. Kategori motivasi tinggi artinya
ibu bekerja sudah cukup memiliki dorongan untuk membeli pospak.

Tabel 8 Sebaran ibu bekerja berdasarkan kategori motivasi pembelian


Kategori motivasi pembelian n %
Rendah (<0-33.33) 0 0.0
Sedang (≤33.33≤66.66) 22 22.0
Tinggi (≥66.67-100) 78 78.0

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Pengetahuan, Persepsi, dan Motivasi


Pembelian Pospak
20

Analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel pendapatan sangat berhubungan


positif dengan persepsi (sig2-tailed<0.01). Hal ini berarti semakin tinggi pendapatan ibu
maka akan semakin baik tingkat persepsi ibu. Variabel pengetahuan sangat berhubungan
positif dengan persepsi (sig2-tailed<0.01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu maka akan semakin baik tingkat persepsi ibu. Persepsi berhubungan
positif dengan motivasi pembelian (sig2-tailed<0.01). Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi persepsi ibu maka akan semakin tinggi tingkat motivasi pembelian pospak.
Pada uji korelasi ini, usia ibu, lama pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga tidak
berhubungan dengan motivasi pembelian. Hubungan karakteristik keluarga dengan
pengetahuan, persepsi, dan motivasi pembelian pospak dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan, persepsi dan motivasi


pembelian
Variabel Pengetahuan Persepsi Motivasi pembelian
Usia ibu −0.114 0.093 0.087
Lama pendidikan ibu 0.170 −0.032 −0.125
Pendapatan per kapita 0.162 𝟎. 𝟑𝟑𝟐∗∗ 0.045
Jumlah Anggota Keluarga −0.017 −0.089 0.120
Pengetahuan(PE) 1 𝟎. 𝟑𝟔𝟗∗∗ 0.123
Persepsi (PER) 𝟎. 𝟑𝟔𝟗∗∗ 1 𝟎. 𝟑𝟑𝟔∗∗
Motivasi pembelian 0.123 𝟎. 𝟑𝟑𝟔∗∗ 1
Keterangan : *signifikan pada p<0.05.**signifikan pada p<0.01

Pengaruh Karakteristik Keluarga, Pengetahuan, Persepsi terhadap Motivasi


Pembelian Pospak

Analisis regresi menunjukkan bahwa nilai signifikansi menunjukkan nilai yang


signifikan (p<0.05) dan nilai adjusted 𝑅 2 menunjukkan angka 0.089. Ini berarti model
yang dipaparkan dalam Tabel 10 sudah layak untuk digunakan analisis lebih lanjut dan
dapat menggambarkan motivasi pembelian pospak sebanyak 19 persen dan sisanya 91
persen digambarkan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan Tabel 10, persepsi
(β=0.425); p=0.000) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap motivasi pembelian
pospak. Ini berarti setiap kenaikan persepsi sebesar 1 poin akan meningkatkan motivasi
pembelian pospak sebesar 0.425

Tabel 10 Pengaruh karakteristik keluarga, pengetahuan, persepsi terhadap motivasi


pembelian
Koefisien Signifikan
Variabel Koefisien tidak Std.
Terstandarisasi
terstandarisasi (B) Eror
Beta (β)
Usia ibu 0.042 0.213 0.022 0.843
Lama pendidikan ibu −0.803 0.654 −0.123 0.223
Pendapatan per kapita 3.040 0.000 0.033 0.804
Jumlah Anggota Keluarga 1.210 1.170 0.140 0.304
Pengetahuan(PE) 0.026 0.104 0.028 0.799
Persepsi (PER) 0.425 0.152 0.314 0.000**
Uji F 2.615
21

Tabel 10 Pengaruh karakteristik keluarga, pengetahuan, persepsi terhadap motivasi


pembelian (lanjutan)
Koefisien Signifikan
Variabel Koefisien tidak Std.
Terstandarisasi
terstandarisasi (B) Eror
Beta (β)
Sig 0.000∗∗
R Square 0.144
Adjusted R Square 0.089
Keterangan : *signifikan pada p<0.05.**signifikan pada p<0.01

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak usia ayah dan usia ibu berada
pada usia dewasa awal. Menurut Hurlock (1980) dewasa awal berada pada usia 18 sampai
40 tahun. Kebanyakan tingkat pendidikan ayah adalah tamat perguruan tinggi sebesar 57
persen dan pendidikan ibu adalah tamat perguruan tinggi sebesar 88 persen. Notoatmodjo
(2003), yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan peranan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendapatan keluarga menunjukkan bahwa seluruh
pendapatan keluarga tergolong tidak miskin, pendapatan keluarga tersebut jauh dari garis
kemiskinan Kabupaten Pidie yaitu sebesar Rp374 031 (BPS 2016).
Pengetahuan adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai
macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa
tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen
(Sumarwan 2011). Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu
bekerja di kabupaten sebagian besar tergolong dalam kategori tinggi. Pengetahuan ibu
bekerja yang tergolong tinggi disebabkan karena ibu aktif dalam mencari informasi baik
media cetak maupun bertanya langsung kepada bidan. Hal ini sejalan dengan temuan
Setyowati dan Mulasari (2013) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan yang baik
diperoleh dari berbagai sumber seperti pengalaman, serta yang diperoleh melalui media
cetak, radio dan televisi yang berpengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan.
Menurut Sumarwan (2004) persepsi seringkali mendasari pengambilan keputusan
dalam pembelian sebuah produk. Mowen (1998) dalam Sumarwan menyebutkan tahap
pemaparan, perhatian, dan pemahamannya sebagai persepsi. Persepsi ini bersama
keterlibatan konsumen dan memori akan memengaruhi pengolahan informasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi (β=0.425); p=0.000) memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap motivasi pembelian pospak. Ini berarti setiap kenaikan persepsi
sebesar 1 poin akan meningkatkan motivasi pembelian pospak sebesar 0.314. Menurut
Notoatmodjo (2010), motivasi akan memengaruhi persepsi seseorang. Seorang ibu yang
termotivasi untuk menjaga kesehatan anaknya akan segera menginterprestasikan
penanganan jika terjadi ruam popok sehingga ibu mempunyai persepsi yang baik terhadap
masalah yang dihadapi anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatmawati (2015) yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki persepsi yang positif atau
baik akan memberikan penanganan secara tepat.
Hasil uji hubungan pada penelitian ini menunjukkan pengetahuan berhubungan
dengan persepsi. Pengetahuan berhubungan diduga karena semakin baik pengetahuan ibu
maka semakin baik persepsi ibu tentang pospak. Hal ini sejalan dengan penelitian
Retnowati (2008) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
22

dan persepsi. Hasil uji ini juga menunjukkan persepsi berhubungan dengan motivasi
pembelian. Persepsi berhubungan diduga karena semakin baik persepsi ibu maka semakin
besar motivasi pembelian. Hal ini sejalan dengan penelitian Gumelar (2017) yang
menyatakan bahwa adanya hubungan persepsi dengan motivasi. Kedua variabel memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi persepsi dan motivasi sebesar
0.966.
Hasil uji regresi pada penelitian ini menunjukkan persepsi berpengaruh terhadap
motivasi pembelian. Persepsi berpengaruh diduga karena semakin baik persepsi ibu
bekerja tentang pospak, maka ibu bekerja akan memiliki motivasi pembelian pospak yang
baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu bekerja tentang pospak
tergolong baik. Ibu yang memiliki persepsi yang baik akan mudah untuk memutuskan
pembelian pospak tanpa dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Pengaruh persepsi
terhadap motivasi pembelian searah dengan penelitian Wahyuni (2008) yang menyatakan
bahwa motivasi dan persepsi merupakan dua variabel yang sangat erat kaitannya dan
merupakan gate yang harus dilalui sebelum membuat keputusan. Disamping motivasi
yang mendasari seseorang untuk melakukan keputusan juga dipengaruhi oleh persepsi
terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menunjukkan perilakunya setelah
melakukan persepsi terhadap apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat
dijadikan perbaikan selanjutnya, yaitu (1) Wawancara dilakukan kepada ibu bekerja
sehingga memiliki keterbatasan dalam mengakses data. (3) Wawancara dilakukan dengan
menggunakan self report.
23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Ayah dan ibu dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok dewasa awal.
Hampir seluruh responden menempuh pendidikan perguruan tinggi. Pendapatan keluarga
menunjukkan bahwa seluruh pendapatan keluarga tergolong tidak miskin. Lebih dari
separuh pengetahuan tentang pospak ibu bekerja berada pada kategori tinggi dan tidak
ada yang termasuk kategori rendah. Hampir semua persepsi tentang pospak ibu bekerja
berada pada kategori baik dan hanya satu orang yang berada pada kategori buruk. Lebih
dari setengah motivasi tentang pembelian pospak ibu bekerja berada pada kategori tinggi.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan dengan persepsi,
semakin tinggi tingkat pengetahuan keluarga maka akan semakin baik tingkat persepsi
ibu. Selain itu, persepsi juga memiliki hubungan dengan motivasi pembelian, semakin
tinggi persepsi ibu maka akan semakin tinggi tingkat motivasi pembelian pospak. Selain
itu, hasil uji regresi menunjukkan bahwa persepsi memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap motivasi pembelian pospak. Hal ini ditunjukkan dari persepsi ibu bekerja
tergolong cukup baik tentang pospak dan ibu bekerja sudah cukup memiliki dorongan
untuk membeli pospak.

Saran
Faktor motivasi menjadi faktor pendorong bagi para ibu bekerja untuk
menggunakan pospak. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh
ibu. Kebutuhan tersebut menimbulkan aspek ketergantungan untuk membeli pospak.
Anak yang ketergantungan memakai pospak sejak kecil akan mengalami keterlambatan
dalam toilet training dan mengalami ruam popok. Toilet training merupakan latihan
moral yang pertama kali diterima anak dan sangat berpengaruh pada perkembangan moral
anak selanjutnya. Ruam popok dapat menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan
kegelisahan pada bayi. Berdasarkan penelitian ini, hampir semua responden tidak tahu
tentang toilet training dan ibu merasa gelisah saat anak terkena ruam popok. Oleh karena
itu, untuk menambah pengetahuan ibu sebaiknya perusahaan pospak memberikan
consumer education berupa tulisan ringan tentang toilet training di kemasan pospak.
Pengetahuan ibu yang cukup memadai terutama tentang dampak dari penggunaan pospak
seperti ibu agar lebih siap dan sigap dalam merawat dan menjaga dari iritasi yang
ditimbulkan dengan penggunaan pospak. Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari berbagai
sumber informasi baik media elektronik maupun media massa.
24

DAFTAR PUSTAKA

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2004. Jumlah balita,
Indonesia [internet]. [diunduh pada 2016 November 12]. Tersedia pada:
http://www.bkkbn.go.id.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Aceh Pidie dalam Angka. Aceh (ID): Badan Pusat
Statisik Aceh Pidie.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Aceh Pidie dalam Angka. Aceh (ID): Badan Pusat
Statisik Kabupaten Pidie.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jakarta dalam Angka. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Aceh dalam Angka. Aceh (ID): Badan Pusat Statistik
Provinsi Aceh.
Ardiansyah R, Ulfa M. 2012. Knowledge, perception, and student behaviour in the
purchase of a dial tone. Journal. 05(02): 175-184.
Ali S. 2011. Sustainability Assessment: Seventh Generation Diapers versus gDiapers.
Vermont (US): The University of Vermont.
Ariwibowo A. 2012. Jumlah balita Indonesia mencapai 31,8 juta jiwa. Antara News
[Internet]. [diunduh 2016 desember 14]. Tersedia pada:
http://www.antaranews.com.
Akila. 2015. Pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja PNS pada dinas
koperasi usaha kecil dan menengah (UKM). Jurnal Media Wahana Ekonomika.
12(2).
Boel T. 2004. Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin. Medan (ID): Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
Brucks M. 1985. The effects of product class knowledge on information search behavior.
Journal of consumer Research. 12: 1-16
Cowd MA. 1991. Kimia Polimer. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Dariyo A. 2007. Psikologi Perkembangan: Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung (ID):
Redika Aditama.
Dahlena M, Dahliaty A, Sy SD. 2014. Pemanfaatan selulosa popok bayi sebagai substrat
untuk produksi enzim selulase oleh isolat bakteri S-16 dan S-22 strain lokal Riau.
Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. 1(2).
Dewi N. 2012. Persepsi dan motivasi relawan dalam pelaksanaan program nasional
pemberdayaan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Consumer Behavior. 8th ed. Texas (US):
The Dryden Press
Fetscherin M, Diamantopoilos A, Chan AKK, Abbott R. 2015. How are brand names of
Chinese companies perceived by American?. Journal of product & Brand Management.
24 (02): 110-123.
Fitriyah R, Iriani SS. 2014. Pengaruh negara asal terhadap persepsi kualitas. Jurnal Ilmu
Manajemen 2(4): 1562-1572.
Jalalkamali M, Ali AJ, Hyun SS, Nikbin D. 2016. Relationships between work values,
comunication satisfication, and employee job performance: The case of international
joint ventures in Iran. Management Decision. 54(4): 796-814.
Kusumaningrum AT. 2015. Hubungan sikap orang tua dan tindakan pencegahan dengan
kejadian diaper dermatitis pada neonatus. Surya. 7(1).
25

Lestari FH. 2016. Persepsi dan motivasi keikutsertaan program jaminan kesehatan
nasional di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gilbert SG. 2010. Toxipedia Connecting Science and People. [Internet]. [diunduh 27
Januari 18]. Tersedia pada: http://toxipedia.org.
Gumelar R. 2017. Hubungan persepsi siswa dengan motivasi belajar siswa kelas XI TSM
Budi Utomo Gandusari Kabupaten Trenggalek [skripsi]. Kediri (ID): Universitas
Nusantara PGRI.
Iklilah. 2014. Pengaruh pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian softdrink
merk frestea pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember [skripsi].
Jember (ID): Universitas Jember.
Kotler P. 2003. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Ke-9. Jakarta (ID): Gramedia.
Kotler P and Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management, twelfth edition. New
Jersey (US): Pearson Education, Inc.
Kotler P dan AB Susanto. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-12. Jakarta (ID):
Erlangga.
Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-13. Jakarta (ID):
Erlangga.
Lestari AD. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur pada siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012 [skripsi]. Jakarta (ID):
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Mukthi MF. 2011. Membalut sejarah popok. Historia.Retro: (kol 3) [Internet]. [diunduh
2016 november 16]
Mowen JC dan Minor M. 1998. Consumer Behavior. 5th Edition. New Jersey (US):
Prentice Hall.
Notoatmodjo S. 2002. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta (ID): PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S. 2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta (ID): PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S. 2010. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta (ID): PT. Rineka
Cipta.
Nurhayati S dan Mariyam.2013. Pengetahuan dan kemampuan ibu dalam perawatan
daerah Perianal Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Surokonto Wetan Kecamatan
pegaruyung Kabupaten Kendal. Jurnal Keperawatan Anak. 1(1): 37-43.
Nursalam. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta (ID): Salmeba Metika
Peter JP, Olson JC, 2010. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 9th ed. Illinois
(US): Irwin.
Pebriani YD. 2016. Pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian produk
merek pribadi [skripsi]. Lampung (ID): Universitas Lampung
Permana R. 2012. Persepsi, pengetahuan, dan motivasi siswa SMA Kota Bogor dalam
menggunakan motor matic [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pratami A. 2014. Pengaruh pengetahuan dan motivasi mahasiswa terhadap minat beli
produk Madoe Honey [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Puspitawati H, Herawati T. 2013. Metode penelitian keluarga. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Purba JS. 2012. Analisis pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian
produk private label hypermarket Carrefour di Kota Semarang [skripsi]. Semarang
(ID): Universitas Diponegoro.
26

Rukiyah, Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Rahmat H. 2011. Faktor-faktor yang memengaruhi diaper rash pada bayi 0-12 bulan di
Wilayah Keja Puskesmas Kota Bantaeng Kecamatan Bontotiro Akper. Bulukumba.
Ramba H. 2015. Kejadian iritasi kulit (ruam popok) pada bayi usia bayi 0-12 bulan.
Journal of Pediatric Nursing. 1:(2)
Rachmawati H. 2016. Pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian kecap kemasan
sachet di perkotaan dan pedesaan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Retnowati T. 2008. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen
terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik (studi kasus pada mahasiswa/i
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) [skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saputra R. 2013. Analisa pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian mobil Daihatsu Xenia di Sidoarjo. Jurnal Manajemen
Pemasaran. 1(1):1-12.
Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Jakarta (ID): Prenada Media.
Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Sumarwan U, Simanjutak M, Yurita. 2012. Persepsi dan preferensi iklan memengaruhi
niat beli anak pada produk makanan ringan. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen.
5(2):185-192.
Suryani T. 2012. Perilaku konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta
(ID): Graha Ilmu.
Setyowati R, Mulasari SA. 2013. Pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga dalam
pengelolaan sampah plastik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7(12): 562-566.
Turnip M. 2014. Hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal
terhadap pencegahan ruam popok pada bayi di Klinik Sally Medan tahun 2014. Karya
Tulis Ilmiah. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Ulfa M. 2016. The influence of parent’s perception and involvement in purchasing
decision of toys for children. Journal of Consumer Sciences. 1(1): 59-71.
Uyun K. 2016. Hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet tranning pada
anak toddler di Desa Jrahi Pati [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Wahyuni DU. 2008. Pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian sepeda motor merek “Honda” di kawasan Surabaya Barat. Jurnal
Forum Manajemen dan Kewirausahaan. 10(1): 30-37.
Zamroni. 1992. Pengembangan Teori Sosial. Jakarta (ID): Tiara Wacana.
27

LAMPIRAN
28

Lampiran Kuesioner penelitian

No. Responden:
Tanggal :
Enumerator :

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI
PEMBELIAN POSPAK PADA IBU BEKERJA

Oleh:

RADEN RENNY SANIZA I24120063

Dengan hormat,
Kuesioner ini digunakan untuk penelitian mengenai Pengaruh
pengetahuan dan persepsi terhadap motivasi pembelian pospak pada ibu
bekerja. Penelitian ini akan dilakukan oleh Mahasiswa Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Untuk itu, mohon kesediaan Ibu untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner
ini. Data yang anda isikan akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan
untuk kepentingan akademis. Atas bantuan Ibu dalam mengisi kuesioner ini
saya ucapkan terimakasih.

Tanda tangan kesediaan responden

( )
29

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama Orang tua :


2. Nama Anak :
3. Usia ayah (tahun):
4. Usia ibu (tahun) :
5. Usia anak (bulan) :
6. Lama pendidikan ayah:
7. Lama pendidikan ibu :
8. Pekerjaan ayah :
9. Pekerjaan ibu :
10. Pendapatan Keluarga (Rp/bulan) :
11. Jumlah anggota keluarga :

PENGETAHUAN KONSUMEN
Petunjuk Khusus:

Pernyataan Salah Benar


Popok sekali pakai memiliki daya serap tinggi
untuk menampung kotoran
Pemakaian pospak secara terus menerus akan
mengakibatkan kulit anak menjadi lebih tipis
Ruam popok terjadi akibat iritasi pada kulit
Anak yang mengalami ruam popok akan mengalami
gangguan seperti rewel
Biasanya area sekitar anus, lipatan paha adalah
daerah rawan ruam popok
Dampak dari pemakaian pospak mengakibatkan
kerusakan lingkungan
Pospak mengandung bahan-bahan dasar kimia yang
cukup berbahaya
Pospak menggunakan perekat dari plastik
Pospak lebih boros karena anda tidak bisa mencuci
kembali
Pospak tidak ramah lingkungan
30

PERSEPSI KONSUMEN
Petunjuk Khusus:
Keterangan
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
N : Netral

Pernyataan STS TS N S SS
Batita sangat penting memakai pospak
Menurut anda, harga pospak mahal
Terkadang anda merasa terganggu jika
7
anak tidak memakai pospak
Terkadang anda merasa malu jika anak
anda tidak memakai pospak
Balita akan nyaman saat memakai
pospak
Kelebihan balita memakai pospak adalah
tidak BAK/BAB di sembarang tempat
Pospak tidak menimbulkan iritasi pada
kulit anak
Menurut anda, pospak memiliki daya
serap yang tinggi
Anda memakaikan pospak kepada anak
karena pospak mudah dilepas
Anda memakaikan pospak kepada anak
karena mengurangi pekerjaan rumah
(tidak perlu mencuci dan menjemur)
Menurut anda, anak akan lebih sehat jika
memakai pospak
31

MOTIVASI KONSUMEN

Keterangan
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
N : Netral

Pernyataan STS TS N S SS
Anda membeli popok sekali pakai karena kebutuhan
Anda membeli pospak karena mudah dibawa dan
praktis
Anda membeli popok sekali pakai karena mudah
didapatkan, seperti di warung atau swalayan dekat
rumah anda.
Anda melakukan pembelian karena mendapatkan
informasi dari kerabat/keluarga dan tetangga.
Anda membeli pospak karena anak nyaman saat
9
memakainya
Harga akan menjadi pertimbangan bagi anda dalam
membeli popok sekali pakai
Kualitas dan kegunaan pospak menjadi pendorong
anda untuk membelinya
Anda memiliki keterbatasan waktu sehingga
memilih untuk membeli popok sekali pakai daripada
popok kain
Anda menggunakan pospak karena anak lebih sehat
dan nyaman memakainya
Anda menggunakan pospak karena tidak perlu dicuci
dan dijemur
Anda memutuskan membeli pospak karena sudah
direncanakan
Anda memutuskan membeli pospak tergantung
situasi
Anda memutuskan membeli pospak karena
kesepakatan dari keluarga
Anda membeli pospak karena lebih hemat
Anda memutuskan membeli pospak karena
mengikuti trend dan banyak pilihannya
32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Lhokseumawe, Aceh Utara pada tanggal 02 Maret 1994.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Raden Atik
Santika dan Ibu Cut Nurliza. Penulis mempunyai adik perempuan bernama Raden Rina
Yoanita dan adik laki-laki bernama Raden Muhammad Yudi Sanjaya. Penulis telah
menikah dengan seorang laki-laki bernama Brig. Ikbar Pratama Putra S.H dan dikaruniai
seorang anak laki-laki bernama Muhammad Syafi Assyauqie Albaren dan seorang anak
perempuan bernama Siti A. Albareniza Azzahra. Penulis menempuh pendidikan sekolah
menengah atas di SMA Negeri 1 Sigli dan lulus tahun 2012. Pada tahun yang sama pula
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
(IKK), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
mengikuti kegiatan organisasi, yaitu menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu
Keluarga dan Konsumen (HIIMAIKO).

Anda mungkin juga menyukai