Anda di halaman 1dari 2

Revaskularisasi arteri koroner

Penyakit arteri koroner telah ditangani dengan berbagai cara revaskularisasi jantung sekitar
30 tahun.Teknik terbaru tandur pintas arteri koroner(CABG=coronary artery bypass
graft)Telah dilakukan sekitar 25 tahun.Kandidat CABG biasanya adalah pasien dengan
kondisi berikut :

1. Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis


2. Angina yang tidak stabil
3. Uji toleransi latihan positif atau sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan PTCA
4. Lesi arteri koroner utama kiri atau penyumbatan lebih dari 60 %
5. Yang mengalami komplikasi kegagalan PTCA

Untuk dilakukan pintasan,arteri koroner harus sudah mengalami sumbatan paling tidak 70%
(60% pada arteri koroner utama kiri)untuk dipertimbangkan dilakukan CABG.Jika sumbatan
pada arteri kurang dari 70% maka aliran darah melalui arteri tersebut masih cukup banyak
sehingga mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan.akibatnya akan terjadi bekuan
pada CABG,sehingga hasil operasi menjadi sia-sia.Tandur pintas arteri koroner dilakukan di
bawah anastesi umum.Dibuat irisan sternotomi median dan pasien beradac di bawah kontrol
pintasan jantung paru.Pembuluh darah dari bagian tubuh lain (misalnya vena safena,arteri
mamaroa interna)ditandur di distal lesi arteri koroner “memintas” sumbatan.Pintasan jantung
paru dihentikan,kemudian irisan ditutup pasien kemudian dimasukan ke unit perawatan kritis.

Pemilihan arteri,kemajuan terbaru dalam prosedur pembedahan adalah dalam hal banyaknya
pilihan pembuluh darah yang dapat digunakan untuk pintasan arteri koroner,yang paling
sering adalah vena safena magna,diikutu vena safena parva,vena sefalika dan basilika.Vena
diambil dari tungkai (atau lengan)dan ditandur ke aorta asendens dan arteri koroner disebelah
distal sumbatan.Vena safena digunakan pada prosedur CABG darurat karena dapat diperoleh
melalui satu kali pembedahan oleh satu tim bedah sementara tim lainnya melakukan
pembelahan dada.Salah satu efek samping penggunaan vena safena adalah sering terjadi
edema pada ekstremitas yang diambil venanya.Derajat edema sangat bervariasi dan
menghilang dalam waktu yang lama.dapat terjadi perubahan arterosklerosis simtomatis pada
vena safena yang digunakan untuk tandur 5-10 tahun setelah CABG.Perubahan yang sama
juga bisa terjadi pada vena lengan namun lebih cepat:kira-kira 3-6 tahun setelah pembedahan.

Arteri mamaria interna kanan dan kiri pernah digunakan pada masalalu,tetapi prosedur
pengambilan arteri ini dari dinding dada menyebabkan pasien terlalu lama dibawah kontrol
anestesia dan mesin pintasan jantung paru.Kemajuan dibidang pintasan jantung paru dan
anastesisa, telah mampu menyingkat waktu yang diperlukan untuk memulai prosedur
pembedahan yang telah menurunkan risiko panjangnya waktu pembedahan, sehingga timbul
kecenderungan untuk kembali menggunakan arteri CABG. Karena penelitian menunjukan
bahwa tandur arteri tidak merubah arteroskerotis dengan cepat dan tidak tahan lama
dibanding tandur vena, sehingga sekarang penggunaan arteri mamaria interna kanan dan kiri
kembali populer. Ujung proksimal arteria mamaria dibiarkan melekat, sedang ujung distalnya
dilepas di dinding dada.
Ujung distal arteri tersebut kemudian ditandurkan ke arteri koroner distal lesi. Arteri mamaria
interna kadang-kadang kurang panjang selain itu diameternya kadang tidak mencukupi untuk
CABG. Salah satu efek samping penggunaan arteria mamaria interna adalah kerusakan
sensoris saraf ulnaris, yang bisa bersifat sementara maupun permanen.

Arteri gastreoepiploika (terletak pada kurvatura mayor gaster juga bisa digunakan untuk
CABG. Arteri ini suplai darahnya jauh lebih banyak ke dindingnya, dibanding arteri mamria
interna, sehingga tidak berespons sebaik arteria mamaaria ketika digunakan sebagai tandur.
Kerugian lain penggunaan arteri gastroepiploika adalah irisan dada harus diperpanjang
sampai perut sehingga pasien terpajan lebih luas terhadap risiko insfeksi akibat kontaminasi
traktus gastrointestinal pada tempat irisan.bperawatan pasca operasi. Pada mulanya
perawatan pasien dipusatkan pada pencapaian atau pemeliharaan proses menua. Sering terjadi
nyeri tidak khas, seperti nyeri di dagu, pingsan juga dapat terjADI.

Aterosklerosis yang menyertai proses menua dapat memperburuk perfusi jaringan karena
kekakuan arteri menyebabkan peningkatan tekanan vaskuler perifer. Karena manula biasanya
telah mengalami sirkulasi kolateral pada jantung, maka semakin besar komplikasi yang
berakibat kematian berhubungan dengan infark miokardium.

Anda mungkin juga menyukai