Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum


Mesin pendingin Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara
merupakan pengembangan dari teknologi. Alat ini dipakai bertujuan untuk
mensirkulasi udara didalam ruangan yang untuk menurunkan temperatur panas
menjadi sejuk didalam ruangan dan menyediakan udara sejuk yang dibutuhkan bagi
tubuh khususnya masyarakat Indonesia yang beriklim tropis yang terdiri dari 2 cuaca
yaitu musim hujan dan musim panas, pada saat musim panas suhu ruangan menjadi
panas sehingga penghuni tidak merasa nyaman. AC dimanfaatkan sebagai salah satu
cara dalam upaya peningkatan kenyamanan dan produktivitas kerja bagi para
pekerja. Udara yang nyaman manusia membutuhkan lingkungan udara yang sejuk
untuk bersantai dan bekerja secara optimal. Temperatur ruangan juga berbengaruh
untuk tingkat kenyamanan suatu ruang.
Beban pendingan menentukan besar kecilnya kapasitas yang sesuai maka
peralatan yang dipasang harus sesuai kapasitas agar dapat menghasikan udara
dengan kondisi yang diinginkan didalam ruangan.
Beban pendinginan terbagi atas dua yaitu beban pendinginan sensibel dan
beban pendinginan laten. Beban pendingin sensibel yaituu perbedaan suhu seperti
beban panas suhu melewati kontruksi bangunan, seperti alat elektronik dll.
Sedangkan beban pendinginan laten adalah beban dipengaruhi oleh adanya
perbedaan kelembaban udara.
Peralatan elektronik juga mempengaruhi perubhan kolor didalam ruangan
dalam merencanakan penggunaan Air Conditioner ( AC ) Selain itu faktor manusia
dan kecepatan udara yang masuk ke dalam ruangan juga mempengaruhi perubahan
pembebanan pendingin yang nilai bebannya dapat berubah-ubah baik secara acak
maupun otomatis.

2.2 Komponen Sistem Pendingin


Evaporator, kompresor, kondensor, katup ekspansi merupakan 4 komponen
mesin pendingin bekerja pada siklus pendingin kompresi uap. Komponen yang
terakhir yaitu alat ekspansi sebagai mengatur dan menurunkan tekanan laju aliran
refrigerant yang masuk ke evaporator setelah keluar kondensor.

2.2.1 Kompresor
Kompresor atau pompa isap dengan adanya kompresor, merupakan unit tenaga
untuk mengalikan refrigeran ke seluruh sistem pendingin sesuai dengan perubahan
volume system pendingin dengan mengisap refrigerasi bertekanan rendah sehingga
terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan refrigeran mengalir dari sisi
bertekanan rendah ke sisi bertekanan tinggi sehingga kompresor mempunyai 3
fungsi yaitu pengisapan, penekanan dan fungsi pemompaan.

4
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 2.1 Kompresor


Cara kerja kompresor menghisap refrigerasi dari evaporator dengan suhu dan
tekanan rendah dimampatkan sehingga suhu dan tekanannya berubah menjadi naik.
Gas yang suda dimampatkan oleh kompresor ditekan keluar kemudian dialirkan ke
kondensor, tinggi rendahnya suhu dikontrol dengan thermostat.

2.2,2 Kondensor
Kondensor fungsinya untuk menurunkan kalor yang dihisap dari evaporator
dan panas yang didapatkan dari kompresor dan mengubah dari fase gas menjadi cair.
Kondensor juga banyak yang digunakan untuk peralatan rumah tangga seperti
kulkas.

Gambar 2.2 Kondensor

2.2.3 Katub Ekspansi


Katup ekspansi dipasang pada saluran masuk evaporator untuk menjaga
penyerapan panas dan perubahan bentuk pendingin dari fase cair menjadi fase gas
akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar dari evaporator, katup ekspansi
serta digunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk mengekspansikan secara
cairan yang bertemperatur dan bertekanan tinggi sampai mencapai temperatur dan
tekanan rendah, dan mengekspansikan refrigeran cair dari tekanan kondensasi ke
tekanan evaporasi, refrigerant cair dihembuskan keluar melalui oriffice, kemudian

5
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

refrigerant berubah menjadi kabut yang temperatur dan tekanannya rendah. Katup
ekspansi juga sebagai alat kontrol refrigerasi yang berfungsi :
1. Mengatur besar sedikitnya jumlah refrigeran yang mengalir dari pipa cair
menuju evaporator sesuai dengan laju penguapan pada evaporator.
2. Penguapan pada evaporator berlangsung pada tekanan kerjanya serta
mempertahankan perbedaan tekanan antara kondensor.
 Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi menurunkan tekanan cairan bahan pendingin
sebelum masuk ke evaporator. Cairan refrigeran masuk kedalam pipa kapiler
mengalir sehingga tekanannya akan berkurang disebakan dari gesekan dan
percepatan refrigeran. kegunaannya meluas hingga pada kapasitas regrigerasi
10 kw. Pipa kapiler mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 meter, dengan
diameter dalam 0,5 sampai 2 mm (Stoecker, 1996). Jumlah refrigeran dari
mesin pendingin ditetapkan berdasarkan diameter dan panjang pipa kapiler
yang sesuai kapasitas pendinginan.
Pipa kapiler juga menghubungkan bagian tekana tinggi dengan bagian
tekana rendah serta konstruksi pipa kapiler sangat sederhana, sehingga jarang
terjadi gangguan. sehingga menyamakan tekanannya dan memudahkan start
berikutnya. Pipa kapiler ditunjukkan.

Gambar 2.3 Pipa Kapiler Sunyoto,2010)

2.2.4 Evaporator
Evaporator pada sistem pendingin yang berfungsi sebagai penyerap atau
penukar kalor serta merubah zat pendingin cair dari kondensor menjadi cair, dan
bertugas menguapkan refrigeran sebelum dihisap oleh kompresor. Suhu evaporator
yang juga dipengaruhi oleh suhu udara disekeliling evaporator juga turun.
Temperatur udara yang rendah dipindahkan ketempat lain dengan jalan dihembus
oleh fan yang menyebabkan terjadinya penghebusan aliran udara.
 Perpindahan Kalor didalam Evaporator
Perpindahan panas pada evaporator adalah perpindahan panas secara
konveksi paksa yang terjadi di dalam dan di luar tabung dan juga terjadi

6
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

konduksi pada tabung. Nilai koefisien perpindahan kalor pans secara merata
dapat ditentukan dengan menghitung koefisien perpindahan kalor pada
refrigeran dan udara yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian koefisien
perpindahan kalor panas total dihitung berdasarkan luas dalam dan luar
permukaan pipa.

Gambar 2.4 Evaporator

2.2.5 Refrigerant
Refrigeran yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk menyerap senyawa
beban pendingin ruangan atau tempat-tempat lain seperti didalam kendaraan mobil
yang menginginkan kondisi suhu udaranya. Refrigeran adalah media perpindahan
panas yang menyerap kalor panas atau dengan penguapan (evaporator) pada suhu
rendah dan memberikan kalor dengan pengembunan pada temperatur dan tekanan
tinggi di kondensor. Refrigeran bersirkulasi di mesin pendingin yang fasenya
berubah dari uap ke cair ataupun sebaliknya. Sistem refrigerasi kompresi uap dan
refrigeran menyerap kalor di dalam evaporator dalam kondidi temperatur dan
tekanan rendah dan juga melepaskan panas pada kondensor dengan tekanan dan
temperatur tinggi. Dalam menentukan sifat refrigeran yang akan dipergunakan
dengan mengetahui sifat rifrigeran.
Refrigeran yang digunakan jenis R-22, karna Refrigeran 22 digunakan pada
kompresor Torak dan Rotary jenis Sentrifugal. R22 digunakan untuk Air
conditioning yang berkapasitas sedang dengan pemakaian ( 50 s/d + 10°C ), Titik
didihnya sebesar -41,4°F pada pemakaiannya pada dengan sahu sedang dan rendah
pada tekanan 1 Atm ( atmosfir ), tekanan kondensasi 158,2 psig pada suhu 86°F
dengan penguapan refrigeran 28,3 psig pada suhu 5°F, kalor laten uap pada titik
didih sebesar 100,6 Btu/lb
R22 tidak berpengaruh korosif terhadap logam yang banyak digunakan pada
sistem refrigerasi dan air conditioning seperti: Soder, Kuningan, Perak, Besi,
Tembaga, Almunium, Baja tak berkarat, babit. evaporator Jarang sekali terjadi
pembekuan air pada sistem yang memakai freon R22. Kebocoran dapat dicari
dengan halide leak detector dan air sabun Ini bukan merupakan keuntungan karena
didalam sistem harus bersih dari uap air dan air.

7
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

2.3 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan

Gambar 2.5 Mesin Pendingin Ruangan (Sunyoto,2010)

Kompresor AC yang pada sistem pendingin digunakam untuk memampatkan


fluida kerja (refrigerant), refrigerant yang masuk ke dalam kompresor AC dialirkan
ke kondensor kemudian dimampatkan lagi didalam kondensor. Refrigerant yang
dimampatkan akan berubah fase dari fase uap menjadi fase cair. Besarnya kalor
yang dilepaskan kondensor adalah jumlah dari energi kompresor yang diperlukan
dan energi kalor yang diambil evaporator dari substansi susai kebutuhan. Kondensor
yang tekanan refrigerant yang berada di dalam pipa kondensor relatif jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigeran yang berada pada evaporator.
Prinsip kerja pendinginan air condisioner yaitu udara didinginkan oleh
refrigerant / (freon), lemudian freon ditekan oleh kompresor sampai tekanan
tercapai dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh udara lingkungan sekitar
sehingga mencair. Proses tersebut berjalan berulang-ulang sehingga berupa suatu
siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi menyerap kalor
dari udara dan membebaskan kalor ini ke luar ruangan. Prinsip kerja mesin
pendingin ruangan ditunjukkan pada Gambar 2.5.

2.3.1 Jenis – jenis Pendingin Ruangan


Jenis-jenis pendingin ada 4 jenis AC yang sering di gunakan pada rumah
tangga yatiu:
1. AC Split
AC jenis ini dibagi menjadi dua bagian yaitu outdoor yang terdiri
dari kompresor, kondenser, kondenser blower dan refrigeran filter dan
indoor yang terdiri dari filter udara, evaporator dan evaporator blower,
ekspansion valve dan controll unit, dan unit berikutnya antara unit indoor
dengan unit outdoor dihubungkan dengan 2 buah refrigerant evaporator dan
kondensor kemudian menghubungkan refrigeran ke filter dengan ekspansion

8
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

valve serta kekabel power sebagai memasok arus listrik untuk kompresor
dan juga kondenser blower. AC Split cocok untuk ruangan yang
membutuhkan yang tidak terlalu besar, seperti ruang kantor, ruang kerja,
ruang perhotelam atau apartemen,
Kelebihan AC Split :
 Pemasangan pada ruangan yang tidak berhubungan langsung dengan udara
luar,
 Tidak menimbulkan suara di dalam ruangan berisik.
Kekurangan AC Split :
 Membutukan tenaga telatih untuk pemindahan maupun pembongkaran.
 Perawatan dan pemeliharaan membutuhkan peralatan khusus.
 Hargan sedikit mahal.

2. AC Window
AC jenis window, semua komponen mesin pendingin jenis ini
seperti kopresor, kondensor, filter udara, blower, evaporator, ekspansion
valve dan controll unit, refrigerant filter, terpasang pada satu base, kemudian
base plate beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan kedalam
menjadi satu unit yang kompak.
Kelebihan AC window :
 Mudah jika pamasangan atau pembongkaran kembali apabila akan
dipindahkan.
 Mudah memeliharaan / perawatan
 Harga relatif lebih murah
Kekurangan AC window :
 Menimbulkan suara berisik ( terutama akibat suara dari kompresor ) karena
semua komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat
dengan ruangan.
 AC window tidak semua ruangan dapat dipasang, karena AC window harus
dipasang dengan bagian kondenser menghadap ketempat terbuka supaya
udara panas dapat dibuang ke luar..

3. AC Sentral
Pada AC jenis ini udara didalam ruangan didinginkan pada cooling
plant di luar ruangan, kemudian udara yang sudah dingin dialirkan kedalam
ruangan tersebut lagi. AC jenis ini cocok untuk dipasang pada gedung
bertingkat seperti di hotel atau mall.
Kelebihan AC sentral :
 Ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Kekurangan AC sentral :
 Perencanaan, instalasi, pemeliharaan dan pemiliharaan membutuhkan
tenaga yang terlatih dan berpengalaman.

9
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

 Waktu beroperasi jika terjadi kerusakan maka dampaknya dirasakan pada


seluruh ruangan tersebut.
 Pengaturan suhu udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant.
 Tingginya biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan.

4. AC Berdiri (AC Standing)


Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk mobil atau kegiatan-
kegiatan situasional karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti
seminar, acara penikahan dan pengajian outdoor dsb

2.4 Termodinamika Sistem Refrigerasi


2.4.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap

Gambar 2.6 Siklus kompresi uap standart (Sunyoto,2010)

Siklus kompresi uap merupakan mesin pendingin yang paling banyak


digunakan pada refrigerasi. Siklus ini uap ditekan kemudian diembunkan menjadi
cairan dan tekanannya diturunkan agar cairan tersebut dapat menguap kembali.
Penyerapan panas pada siklus kompresi uap terjadi dalam evaporator dengan
tekanan dan temperatur rendah. Didalam evaporator, refrigerant terjadi perubahan
dari fase cair menjadi fase gas, kemudian masuk ke kompresor. Karena kerja
kompresor, refrigeran menjadi gas bertekanan dan bertemperatur tinggi. Untuk
melepaskan panas yang diserap evaporator, refrigeran diembunkan lagi ke dalam
kondensor sehingga refrigeran berubah menjadi cair. Sebelum refrigerant masuk
evaporator, refrigeran diekspansikan dahulu oleh katup ekspansi. Pada alat ini
tekanan refrigeran yang masuk ke evaporator diturunkan. Penurunan tekanan ini
disesuaikan dengan kondisi sehingga refrigeran dapat menyerap kalor dari
evaporator. Komponen utama dari siklus kompresi uap adalah evaporator,
kompresor, kondensor dan katup ekspansi. mesin pendingin siklus kompresi uap
ditunjukkan pada gambar 2.4 yang di atas.
Siklus kompresi uap pada diagram tekanan – entalpi (p-h diagram) mesin
pendingin siklus kompresi uap ditunjukkan oleh Gambar 2.5 sebagai berikut :

10
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 2.7 Diagram tekanan dan entalpi siklus kompresi uap standart
(Sunyoto,2010)

1. Proses 1 – 2 : Proses Kompresi


Siklus kompresi uap standar secara teoritis dimana pada siklus tersebut
mengasumsikan beberapa proses sebagai berikut :
Proses kompresi berlangsung di titik 1 ke titik 2. Pada siklus diasumsikan
refrigeran tidak mengalami perubahan selama mengalir dijalur hisap. Proses
kompresi isentropik sehingga pada diagram tekanan dan entalpi berada pada satu
garis dengan entropi konstan, titik 2 berada di kondisi super panas. Proses kompresi
bekerja dari luar dan entalpi uap mengalami kenaikan dari h1 ke h2, besarnya
kenaikan ini sama dengan kerja kompresi yang dilakukan kepada uap refrigeran.
Persamaan keseimbangan energy ( banlance energy )
Wc + h1 – h2 = 0
Wc = h2 – h1
Karena energy kinetic (Ek) dan energy potensial ( Ep) maka kompresi
isentropic ideal, tingkat keadaan yang kedua ditentukan oleh entrophy (sama dengan
tinhkat keadaan satu) dan tekanannya sehingga untuk kompresor adalah :
Wc = h2s – h1
Maka untuk kerja mesin ;
Wc =
Keterangan :
Wc = kerja kompresor (kJ/kg)
h1, h2, h2s = enthalphy (kJ/kg)
c = efisiensi isentropic kompresor

2. Proses 2 - 3 :Proses Kondensasi


Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada kondensor, uap
panas dari kompresor didinginkan oleh air sampai pada temperatur kondensasi. Pada

11
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

titik 2 refrigeran pada kondisi uap jenuh pada tekanan dan temperatur kondensasi.
Kemudian proses 2-3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini beda entalpi antara titik 2 dan 3.
Persamaan keseimbangan energy ( balance energy )
h2 – Qc – h3 = 0
Qc + h3 = h2
Qc = h2 – h3
Dimana :
Qc = Laju perpindahan kalor ( kJ/kg)

3. Proses 3 - 4 :Proses Ekspansi pada Katup Ekspansi


Proses ekspansi pada titik 3 ke titik 4. Pada proses ini terjadi proses
penurunan tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi titik 3 menjadi tekanan
evaporasi titik 4. Penurunan refrigeran dan temperatur kondensor ke evaporator pada
kondisi cair di ekspansi melalaui pipa kapiler. Proses 3-4 yaitu proses ekspansi
adiabatik dimana entalpi fluida tidak ada perubahan sepanjang proses. kondisi
campuran – uap refrigeran terjadi pada titik 4 sehingga nilai h3 – h4 terjadi
penurunan tekanan dengan enthalpy konstan.

4. Proses 4-1 : Proses Penyerapan Panas (Evaporasi) di Evaporator


Proses 4 – 1 proses penguapan yang terjadi pada evaporator dengan tekanan
konstan. Pada titik 1 refrigeran berada pada kondisi uap jenuh proses 4-1 entalpi
refrigeran mengalami kenaikan akibat penyerapan kalori dari refrigerasi. Kalor yang
diserap adalah pada entalpi titik 1 dan titik 4 biasa disebut dengan efek pendinginan.
Pengkondisikan udara ini yang dimanfaatkan sebagai berikut;
Persamaan keseimbangan energy
Qe + h4 – h1 = 0
Qe = h1 – h4
Dimana :
Qe = laju perpindahan energy ( Kj/kg )

Factor keamanan,sebesar 5% - 10%. Sehingga pelepasan kalor actual pada


kondensor :
Qc = Qc + Qc .fk
Dan penyerapan kalor actual oleh evaporator adalah :
Qe = Qe + Qe .fk

2.5 Perhitungan Kerja Sistem Refrigerasi


2.5.1 Daya Input Kompresor
Daya input kompresor merupakan kerja yang dilakakukan untuk menaikan
tekanan dari tekanan rendah dari evaporator ke tekanan tinggi kondensor, kerja yang
diberikan kompresor dalam bentuk daya listrik untuk menggerakkan kompresor
dirumuskan:

12
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Win = V . A . Cos θ (watt)


Dimana :
V = Teganggan saat alat bekerja (Volt)
A = Arus saat alat semua bekerja (Ampere)
Cos θ = factor koreksi listrik ( 0,7-0,9)

2.5.2 Daya Kompresor Nyata


Daya kompresor nyata merupakan daya yang diterima refrigerant untuk
menaikkan tekanan evaporator ke tekanan kondensor yang dirumuskan;
Wref = ṁ. (h2 – h1) (watt)
Dimana :
ṁ = laju aliran massa ( kJ/s )
h2 = enthalphy refrigerant pada keluar kondensor ( kJ/kg )
h1 = enthalphy refrigerant pada musuk kompresor ( kJ/kg )

2.5.3 Kerja Kompresor


Kerja kompresor didapatkan dari perbedaan enthalphy refrigerant yang keluar
dan masuk kompresor. Dengan perumusan ;
W = h2 – h1 ( kJ/kg )
Dimana :
h2 = enthalphy refrigerant pada keluar kompresor ( kJ/kg )
h1 = enthalphy refrigerant pada masuk kompresor ( kJ/kg )

2.5.4 Kerja Evaporator


Kerja evaporator yaitu panas yang diserap refrigerant saat melalui evaporator.
Rumus yang digunakan adalah :
QE = ṁ (h1 – h4) (watt)
Dimana :
ṁ = laju aliran massa ( kJ/s )
h1 = enthalphy refrigerant pada masukan kompresor ( kJ/kg )
h4 = entahlphy refrigerant pada keluaran evaporator ( kJ/kg )

2.5.5 Efek Refrigerasi


Efek refrigrasi jumlah kalor yang dikeluarkan oleh refrigerant dalam
evaporator pada laju aliran refrigerant. Rumus yang digunkan adalah :
Re = h1 – h4 ( kJ/kg )
Dimana :
Re = efek refrigerant
h1 = enthalphy refrigerant pada masuk kompresor ( kJ/kg )
h4 = enthalphy refrigerant pada keluar evaporator ( kJ/kg )

2.5.6 Laju pelepasan kalor di kondensor


Laju pelepasan kalor di kondensor yaitu panas yang dilepaskan refrigerant
saat melalui kondensor. Dengan pumus yang digunakan adalah :

13
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Qc = ṁ (h2 – h3) (watt)


Dimana :
ṁ = laju aliran massa
h2 = enthalphy refrigerant pada keluar kondensor ( kJ/kg )
h3 = enthalphy refrigerant pada masukan kondensor ( kJ/kg )

2.5.7 Panas yang dibuang Kondensor


Panas yang dibuang kondensor yaitu kalor yang dikeluarkan oleh refrigerant
dalam kondensor pada laju aliran refrigerant. Rumus yang digunakan adalah :
Qc = h2 – h3
Dimana :
Qc = panas yang dibuang kondensor
h2 = Enthalphy refrigerant pada keluaran kondensor ( kJ/kg )
h3 = Enthalphy refrigerant pada masukan kondensor ( kJ/kg )

2.5.8 Kapasitas Pendingin


Kapasitas pendingin yaitu total panas yang diserap oleh evaporator persatuan
waktu ;
Qe = ṁ (h1 – h4)
Dimana :
Qe = Kapasitas pendingin
h1 = Entalpi refrigerant masuk kompresor ( kJ/kg )
h4 = Entalpi Refrigerasi masuk evaporator ( kJ/kg )
ṁ = Laju aliran massa ( kJ/s )

2.5.9 Koefisien Prestasi Nyata (COP)


Adalah perbandingan antara efek refrigerasi (refrigerasi yang bermanfaat)
dengan kerja kompresi.

2.6 Subcooling
Proses pendingin lanjut (Subcooling ) merupakan refrigeran dari bentuk uap
atau gas menjadi refrigeran dalam bentuk cair. Dimana proses perubahan perubahan
dari gas ke cair dilakukan dengan membuang kalor yang berada pada refrigeran ke
lingkungan sekitar pada suhu dan tekanan konstan. Kalor yang dibuang dengan cara
konverksi sehingga terjadi perpindahan kalor. Proses penurunan kalor pada
kondensor dimana refrigeran yang berada pada kondensor tidak semuanya dalam
bentuk cair. Suhu pada waktu proses kondensasi ini terjadi masi lebih tinggi dari
temperatur udara sekitarnya karna itu proses penurunan suhu refrigeran setelah
melalui titik saturated liquid, ini disebut subcooling dan wujud refrigeran disebut
dalam kondisi subcooling liquid dimana refrigeran cair lebih dingin dari suhu

14
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

minimum. Daerah subcoling liquid ini terletak disebelah kiri kurva saturated liquid
pada diagram p-h. Besarnya pendingin lanjut yang terjadi di kondensor deangan
temperatur yang terukur di akhir kondensor Subcooling diperlukan untuk menjaga
dari mendidihnya refrigeran oleh karena perubahan dari cair ke fase gas dan wujud
refrigeran.
Subcooling merupakan salah satu modifikasi mesin pendingin yang bertujuan
untuk menurunkan suhu yang keluar dari komdensor sebelum masuk ke evaporator
dan menjaga supaya termperatur lebih rendah sebelum masuk ke katup ekspansi dan
untuk mendapatkan nilai COP yang lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan
subcooling
Subcooling berguna untuk mencegah refrigeran cair berubah menjadi gas
sebelum masuk ke evaporator, karena setelah keluar kondensor tidak semua
refrigeran sudah cair. Subcooling juga meningkatkan efisiensi sisitem karena terjadi
penurunan temperatur setelah keluar kondensor sehingga entalpi juga akan ikut
turun.Siklus mesin pendingin dengan subcooling ditunjukkan pada Gambar 2.8

Gambar 2.8 Siklus Mesin Pendingin Dengan Subcooling

Pada siklus p-h (tekanan-entalpi) diatas terlihat bahwa dengan proses


subcooling, maka efek refrigerasi yang dihasilkan menjadi lebih besar. Siklus
dengan proses subcooling menjadi (1 –2 –3 – 3‟ –4).

15

Anda mungkin juga menyukai