TUGAS AKHIR
OLEH
Disusun Oleh :
Nama : Yogi Candra Permanta Putra
Nomor Bp : 1301012064
Program Studi : D 3 Teknik Mesin
Konsentrasi : Maintenance
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh:
Hanif, ST., MT
Pembimbing I Pembimbing II
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan
tugas akhir dengan judul “Perawatan & Perbaikan Pompa Sentrifugal
Untuk Pemasok Chlorine Pada Sistem Chlorination Plant PLTGU UP
Muara Tawar Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat”. Shalawat serta
salam penulis do`akan kepada Allah SWT, semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi
umat manusia.
Tugas akhir yang telah penulis kerjakan ini adalah sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Diploma III dibidang teknik mesin. Penulisan
tugas akhir ini merupakan suatu bentuk pengembangan ilmu secara teoritis
yang telah dipelajari dibangku perkuliahan terhadap analisa kasus yang
terdapat dilapangan.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, serta pantauan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir ini, khususnya kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik moril dan material
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik.
2. Bapak Aidil Zamri, S.T., MT. selaku Direktur Politeknik Negeri
Padang.
i
3. Bapak Hanif, ST.MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Sir Anderson, ST.,MT. selaku Ka. Prodi Teknik Mesin
5. Bapak Rivanol Chadry, ST.,MT selaku Ka. Konsentrasi Maintenance
6. Bapak Daddy Budiman, ST.,M.Eng Selaku Pembimbing I penulis
7. Bapak Zulfikar, ST, MT selaku pembimbing II penulis
8. Bapak Budiyono selaku Spv senior pemeliharaan HAR mesin blok 5
PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Tawar Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat.
9. Seluruh karyawan PT. PJB ( Pembangkitan Jawa Bali ) UP Muara
Tawar yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.
10. Bapak / ibu Dosen, serta staf pengajar dan teknisi dilingkungan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang atas segal perhatian
dan bimbingannya.
11. Serta rekan-rekan mahasiswa DIII Teknik Mesin Politeknik Negeri
Padang khususnya angkatan 2013.
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR TUGAS AKHIR
LEMBAR ASISTENSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................... i
DAFTAR ISI................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum..................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................... 2
1.3 Batasan Masalah........................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................... 2
iii
2.10.2 Prinsip Kerja PLTG ........................................... 34
2.10.3 Prinsip Kerja Kompresor.................................... 37
2.10.4 Prinsip Kerja Coumbuster .................................... 37
2.10.5 Prinsip Kerja Turbin .......................................... 37
2.10.6 Klasifikasi Turbin Gas ....................................... 38
2.10.7 Sistem-Sistem Pendukung Pada PLTG ............... 39
2.11 Siklus Rankine (PLTU) dan HRSG ............................. 53
2.11.1 Siklus Rankine .................................................... 53
2.11.2 Siklus Rankine Regeneratif.................................. 55
2.11.3 Siklus Rankine Organik....................................... 55
2.11.4 Proses Siklus Rankine ......................................... 55
2.11.5 Siklus Rankine Ideal ........................................... 57
2.11.6 HRSG (heat recovery steam generator)..................... 60
2.11.7 Prinsip Kerja HRSG .......................................... 61
2.11.8 Konstruksi Dan Tata Letak HRSG ..................... 62
2.12 Manajemen Perawatan ............................................... 80
2.12.1 Pengertian Perawatan ......................................... 80
2.12.2 Jenis-Jenis Perawatan ......................................... 81
2.12.3 Perawatan Terencana.......................................... 82
2.12.4 Perawatan Tidak Terencana................................ 85
iv
BAB IV PERAWATAN & PERBAIKAN
4.1 Chlorination Plant ......................................................... 90
4.1.1 Prinsip Kerja Chlorination Plant ............................ 90
4.1.2 Bagian-Bagian Utama Chlorination Plant .............. 91
4.1.3 Fungsi Utama Bagian-Bagian Chlorination Plant.... 94
4.2 Pengertian Pompa Sentrifugal ..................................... 95
4.2.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal ......................... 96
4.3 Perawatan Sistem Chlorination Plant ............................. 99
4.4 Perawatan Pompa Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine 102
4.5 Proses Operasi Sistem Chlorination Plant....................... 102
4.6 Perbaikan Pompa Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine. 108
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................. 115
5.2 Saran ........................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 117
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.29 Diagram HRSG dengan aliran gas mendatar ....................... 61
Gambar 2.30 Heat Recovery Steam Generator ......................................... 62
Gambar 2.31 Prinsip Sirkulasi Alami (Natural Circulation) .................... 64
Gambar 2.32 HRSG sirkulasi alami (aliran gas mendatar) ....................... 64
Gambar 2.33 Prinsip Sirkulasi Paksa (Forced Circulation)...................... 65
Gambar 2.34 HRSG dengan aliran gas vertikal......................................... 66
Gambar 2.35 HRSG dengan tekanan tunggal (single pressure)................ 67
Gambar 2.36 HRSG dengan dua tingkat tekanan (dual pressure) ............ 68
Gambar 2.37 Diagram HRSG Multi Pressure........................................... 68
Gambar 2.38 HRSG dengan burner bantu ................................................ 69
Gambar 2.39 Diagram Auxilarry Steam Turbin ........................................ 72
Gambar 2.40 Diagram Ccw Sistem Steam ................................................. 75
Gambar 2.41 Diagram Main Colling Water .............................................. 78
Gambar 2.42 Diagram alir sistem maintenance ........................................ 82
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penulisan Tugas Akhir................. 90
Gambar 4.1 P & ID Sistem Chlorination Plant......................................... 91
Gambar 4.2 Seawater Strainer .................................................................. 92
Gambar 4.3 Sewater Booster Pump........................................................... 92
Gambar 4.4 Modul general hypochloride/generator cell .......................... 92
Gambar 4.5 Sodium ypochloride hydrogen removal tank ......................... 93
Gambar 4.6 Air blower .............................................................................. 93
Gambar 4.7 Chlorine injection pump ........................................................ 93
Gambar 4.8 Pree chlorine injection pump................................................. 94
Gambar 4.9 Pompa Sentrifugal ................................................................. 96
Gambar 4.10 Mechanical Seal................................................................... 110
Gambar 4.11 Stuffing Box Dan Tutup Volute ............................................ 112
Gambar 4.12 Mechanical seal ................................................................... 112
Gambar 4.13 Stuffing Box dan Pompa....................................................... 113
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, ada dua tujuan yang hendak dicapai,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini menjelaskan tahap awal dari penulisan berupa latar
belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
2
BAB II TEORI DASAR
Pada bab ini berisikan tinjauan pustaka tentang PLTGU, Chlorination
plant, pompa pemasok Chlorine beserta komponen dan fungsi-fungsi
komponen tersebut serta teori dasar perawatan dan perbaikan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil
analisa, serta saran-saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
B A B II
TEORI DASAR
A. Pengertian
4
NaCl.Dengan adanya aliran arus listrik (DC), maka air laut yang masuk ke
dalam cell modul akan terurai menjadi :
Karena ion 2H+ cenderung lebih stabil jika berdiri sendiri, maka ion
2H+ merubah membentuk molekul gas hydrogen yaitu gas H2. Sedangkan
ion O-2 cenderung lebih negatif terhadap ion Na+ dan ion Cl -. Akibatnya
ketiga ion tersebut bersatu membentuk ikatan yang lebih stabil yaitu
molekul NaOCl atau sodium Hypochloride (Klorin).
2Cl (-) => Cl2 + 2e- ……..reaksi oksidasi yang menghasilkan Cl bebas
5
Ringkasan reaksinya adalah
6
MCW SEA WATER STRAINER
HYPOCHLORITE GENERATOR
CEEL
SODIUM HYPOCHLORITE
HYDROGEN REMOVAL TANK AIR BLOWER
1. Seawater Strainer
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran baik yang
berupa padat,cair atau gas.alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa
guna menyaring kotoran yang terdapat pada aliran sehingga aliran yang
diproses atau hasil proses lebih baik.
7
2. Seawater Booster Pump
Adalah suatu alat yang digunakan untuk memompakan air laut yang
telah disaring pada seawater strainer menuju modul general hypochlorite.
5. Air Blower
Adalah suatu alat yang berguna untuk menaikan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu
juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.
8
2.2 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan
tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
A. Klasifikasi Pompa
Pompa diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, adapun klasifikasi
pompa adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Cara Kerja
Berdasarkan cara kerjanya, pompa diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pompa Perpindahan Positif
Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi. Cairan
diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif
untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas
untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental.
Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara
perpindahannya, yaitu sebagai berikut:
1) Pompa Rotari
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi
mekanis ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan
menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam rumah pompa
9
(casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk
kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar (pada sisi isap)
kemudian volumenya berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan
tertekan keluar.
Adapun jenis pompa rotary masih dibedakan menjadi beberapa jenis,
sebagai berikut:
a) Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana.
Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan
akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Kemudian
cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar apabila giginya
bersatu lagi.
10
e) Pompa Baling Geser (Vane Pump)
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap
menekan lubang rumah pompaoleh gaya sentrifugal bila rotor diputar.
Cairan yang terjebak diantara 2 baling dibawa berputardan dipaksa
keluar dari sisi buang pompa.
2) Pompa Reciprocating
Pompa Reciprocating adalah pompa dimana energi mekanik dari
penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa
dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.
Pompa resiprokating banyak digunakan pada:
Proses yang memerlukan head tinggi
Kapasitas fluida yang rendah
Liquid yang kental (viscous liquid and slury)
Liquid yang mudah menguap
Kelebihan dan kekurangan pompa resiprokating:
a) Kelebihan
Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga
dari unit pompa dan bagian dari unit pompa.
Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
b) Kekurangan
Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga
dari unit pompa dan bagian dari unit pompa.
Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
11
b) Pompa plunger
Pompa plunger merupakan suatu silinder baja yang panjang,
packingnya terletak constant (stasionary) pada bagian dalam
silindernya. Perbedaan dengan torak adalah bentuk yang lebih
panjang dan packing menempel pada silinder. Sedangkan torak,
packing menempel pada torak itu sendiri.
c) Pompa diafragma
Pompa diafragma merupakan salah satu jenis pompa reciprocating
yang memanfaatkan diafragma sebagai elemen pompanya. Diafragma
ini berupa lembaran plat tipis yang bersifat fleksibel, yang
dimanfaatkan untuk menghisap dan menekan fluida.
b. Pompa Dinamis
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut
beroperasi. Impeller yang berputar mengubah energi kinetik menjadi
tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Terdapat
dua jenis pompa dinamik:
1. Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, energi penggerak dari luar diberikan kepada
poros yang kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang
disebut impeller. Impeller memutar cairan yang masuk ke dalam pompa
sehingga mengakibatkan energi tekanan dan energi kinetik cairan
bertambah. Cairan akan terlempar ke luar akibat gaya sentrifugal yang
ditimbulkan gerakan impeler. Cairan yang keluar dari impeller ditampung
oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeller dan disalurkan ke
luar pompa melalui difuser. Di dalam difuser ini sebagian energi kecepatan
akan diubah menjadi energi tekanan.
12
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke
sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat
Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head
Selain itu, pada gambar memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini
beroperasi
Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau
dalam hal jet pump oleh tekanan buatan
Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga
menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada
kecepatan tinggi.
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin
digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser
stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
13
Pompa Sentrifugal bisa juga diklasifikasikan, berdasarkan :
a. Kapasitas :
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan
oleh pompa setiap satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan volume per
satuan waktu serta kapasitas pompa, seperti :
a. Satuan volume per satuan waktu
1. Barel per day (BPD)
2. Galon per menit (GPM)
3. Cubic meter per hour (m3/hr)
b. Kapasitas pompa
Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam
Kapasitas menengah : 20 -:- 60 m3 / jam
Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam
b. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
Tekanan menengah : 5 -:- 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2
14
e. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
f. Arah aliran keluar impeller :
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
3. Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat
sepert gambar berikut :
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
15
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
16
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan
tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi
instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang
umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari
sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi
potensial.
17
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat
bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu
ada rugi energi (losses).
Pada kondisi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan
Bernoulli adalah sebagai berikut :
18
a. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi isap.
b. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada
saluran tekan dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
19
pada sisi tekan dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd - Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa (Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu
pompa (Suction head).
20
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6)
sebagai fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran
relatif (Relative Roughness - ε/D ), yang nilainya dapat dilihat pada grafik
(lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran
permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
21
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat
menggunakan tabel pada lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada
fitting dan valve dalam ukuran panjang ekivalen dari pipa lurus.
3. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :
22
2.4 Daya Pompa
23
c. Daya Penggerak (Driver)
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi
mekanis (effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
24
Gambar 2.4 Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan
Kekasaran relatif
2.6 Terminologi
25
3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut
dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.
4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut
y ang tersedia pada inlet pompa.
5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di
dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah
pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi
kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr.
6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar
pompa beroperasi dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari
minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan.
7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai
(input) dengan energi output pompa.
8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh
pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp.
26
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi
dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah,
searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low,
flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada
sistem pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu
kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang
ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration
switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch
high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi
dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi
pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak
memiliki NPSHa yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan
mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan
safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low
(LSL) dan pressure switch low (PSL).
27
memompa zat-zat cair yang di dalamnya terkandung padatan. Pada
pompa ini, impeller dibuat dengan bentuk disk, sehinga bisa
menghilangkan gelembung-gelembung udara.
Pompa Choper digunakan untuk instalasi pengolahan limbah rumh
tangga. Pada pompa jenis ini, impeller dilengkapi dengan pisau,
guna menghancurkan partikel-partikel atau sampah-sampah limbah
rumah tangga.
Pompa Slury digunakan untuk memompa fluida cair yang bercampur
dengan lumpur atau zat lain yang bersifat korosif. Untuk mengatasi
hal itu, pada pompa jenis ini dilengkapi dengan impeller yang
dilapisi dengan bahan karet.
a. Motor
Suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik, alat yang sebaliknya mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik yang disebut generator atau dinamo.
28
Gambar 2.5 motor pompa chlorine
b. Cover copling
Adalah suatu alat yang berguna untuk melindungi kopling yang
terdapat didalamnya.
c. Kopling
Adalah suatu komponen atau peralatan yang digunakan untuk
memutus dan menghubungkan dua poros yang saling berputar.
29
Gambar 2.8 rumah bearing/case pump
e. Stuffing box
Adalah suatu alat yang fungsi utamanya untuk mencegah
terjadinya kebocoran pada daerah dimana pompa menembus
casing.
f. Volute
Adalah suatu komponen yang berguna untuk menjadi tempat atau
kedudukan impeller.
30
g. Base plate
Adalah suatu komponen peralatan pendukung seluruh bagian
pompa dan tempat kedudukan pompa terhadap pondasi.
h. Shaft
Digunakan untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama pompa beroperasi dan merupakan tempat dudukan impeller
danbagian yang berputar lainnya.
31
secara terus menerus pula akan mengisi kekosngan akibat
perpindahan dari cairan atau fluida sebelumnya.
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU.
Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU
menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :
32
Gambar 2.15 Siklus Kombinasi
Gambar 2.16 Siklus Brayton, Siklus Rankine dan Siklus kombinasi (PLTG,
PLTU, PLTGU)
33
Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih
rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih
rendah.
Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
Fleksibilitas PLTGU tinggi.
Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan
pengoperasian.
Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1
blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.
34
2. Kompresor (Compressor).
3. Ruang Bakar (Combustor).
Apabila digambar dalam diagram P-V dan T-S, siklus turbin gas akan
terlihat seperti gambar dibawah ini:
35
Kerja yang dilakukan kompresor Wc= ma (h2-h1).
Kalor yang diberikan pada Combuster Qc= (ma+mf)(h3-h2)
Kerja yang dihasilkan turbin Wt= (ma+mf)(h3-h4)
Dimana ma adalah massa dari udara dan mf adalah massa bahan bakar.
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai.
Entropi akan naik dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T-s dan
diagram akan terlihat seperti gambar berikut:
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal. Tetap terjadi
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu
sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal. Kerugian-kerugian tersebut
dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab
terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian
tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan
angin.
36
2.10.3 Prinsip Kerja Kompresor
Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah axial
compressor dan centrifugal compressor. Pada axial compressor, bentuk dari
sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Secara global kompresor
bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke
sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk dari difusor.
Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan
kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus).
37
kerja output dari turbin, dipakai untuk menggerakkan poros penggerak
beban, hanya mempresentasikan 1/3 dari kerja siklus.
Pada turbin, khususnya pada 1st stage, yang menggerakkan bucket dan
disc, harus mampu menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200°F/
1204°C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga bercampur dengan kotoran/
kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena
korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol, sehingga dibutuhkan
bahan paduan/alloys dan proses coating yang cukup bagus untuk
melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari komponen
ini.
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung
dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi
fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar,
yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
38
Gambar 2.19. turbin gas siklus terbuka
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperatur yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas
(heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media pendingin air
atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi
masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang ditunjukkan seperti
pada gambar dibawah.
39
A. GRS ( Gas Receiver Stationary )
GRS ( Gas Receiver Stationary ) plant merupakan suatu system awal
dari proses penyuplaian bahan bakar, bahan bakar yang digunakan adalah
suplai gas dari PGN / Pertamina EP.
Suplai Gas
Condensate collecting
Fuel gas mettering tank
GT / Coumbuster
Compressor gas
40
1. Shut off valve
Meurpakan sebuah valve/alat yang digunakan untuk memutus dan
meneruskan suplai gas dari luar.
41
Adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan gas dari fuel gas
mettering,suplai gas yang mengalir dari fuel gas mettering mengalir melalui
tubing di dalam shell dan di dalam shell di isi air make up air tersebut
dipanaskan oleh burner yang bahan bakarnya dari sebagian suplai bahan
bakar gas.
8. Compressor instrumen
Adalah alat ( kompresor ) yang digunakan untuk menyuplai udara
bertekan yang digunakan untuk menggerakan beberapa komponen pada
system lain seperti valve pneumatic actuator dan valve diafragma
actuator.Pada compressor instrument terdapat beberapa komponen yaitu air
reciver tank,compressor,motor,drier air- water separator.
42
9. Fine filter
Adalah alat yang digunakan untuk menyaring suplai gas sebelum
menuju ke GT / coumbuster.
Pada fine filter terdapat 2 filter dan hanya digunakan salah satu
untuk penyaringan suplai gas GRS sebelum menuju gas preheater.
11. GT / coumbuster
Adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat dimana terjadinya
proses coumbustning atau pembakaran. Dimana fuel gas dan udara sebagai
oksidator akan bertemu dan terjadi pembakaran dengan bantuan spark pada
saat start up dan continuous combustning saat turboshet oprasi on line.
43
louvers
First stage
Manifold
VIGV
Oksidator
Udara yang digunakan sebagai proses pembakaran kimia ( O2 ) di
dalam combuster dengan fuel gas ( CnHn ).
Sealing
Udara yang digunakan sebagai penghalang atau penjaga agar udara
didalam system tidak keluar dan tidak ada udara dari luar masuk kedalam
system.
44
Cooling
Udara yang digunakan sebagai pendingin pada casing
turbin,compressor dan combuster termasuk yang didalamnya sudu-sudu
turbin dan vanes carrier.
Berikut komponen atau peralatan yang terdapat pada system ini ada
beberapa macam yaitu:
1. Louvers
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menjaga supaya air tidak
masuk kedalam filter / compressor.Louvers terlatak di ujung paling luar
air intake system yang berupa seperti paruh burung.
2. First stage
First stage adalah suatu alat berguna untuk menjaga supaya kertas
atau daun agar tidak masuk kedalam filter.First stage berupa susunan plat-
plat setalah louvers.
45
6. Manifold
Merupakan Suatu ruangan khusus atau space sebelum memasuki
VIGV ( variable inlet guide vanes ).
Demin water
In line pump
46
Berikut adalah penjelasan fungsi dari system cleaning kompresor.
1. Kompresor washkid
Pada compresor washkid menggunakan jenis kompresor
reciprocating atau kompresor torak.
b. Kompresor
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikan tekanan fluida
atau udara menjadi tekanan tertentu yang kemudian masuk kedalam air
recivier tank.
3. Demin water
Adalah air yang digunakan untuk mengisi flushing dan washing
media tank.
47
5. In line pump
Adalah suatu alat atau pompa yang berguna untuk memompakan air
dari flushing dan washing media tank ke setiap titk spray pada manifold
sebelum vigv pada in line pump juga terdapat filter yang berguna untuk
menyaring kotoran-kotoran air dari tank.
7. Spray
Spray adalah suatu alat yang digunakan untuk menghembuskan
campuran udara dan air sehingga kotoran yang terdapat pada blade-blade
rontok.
48
Breathing filter
Emergency oil
Lube oil tank
atmosfir
Emergency lube oil
Mine lube oil pump pump
VIGV
Bearing
Rotor bearing
Vapour exctractor pump/reciprucating
atmosfir
Rotor bearing
49
2. Temperature control valve
Adalah suatu alat yang berguna untuk mengatur temperature lube oil
menuju kebearing-bearing.jika temperature oli tidak melebihi 60 derjat
maka oli tersebut akan langsung menuju lube oil filter dan jika temperature
oli melebihi 60 derjat maka oli tadi akan masuk ke PHE plate heat
exchanger untuk didinginkan, agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin
sebelum menuju ke lube oil filter.
50
berfungsi untuk memompakan atau menyuplai pelumas ke bearin-bearing.
51
LUBE OIL GENERATOR
COLLER COLLER
CIRCULATING
WATER PUMP
2. Generator coller
Adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan udara pada
generator.
Yang mana air yang telah digunakan untuk mendinginkan oli pada
lube oil coller dan generator coller masuk kedalam temperature control
valve.
3. Temperatur Control Valve
Temperature control valve adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengatur temperature air pendingin. Jika temperature air terlalu tinggi
maka air tersebut mengalir ke fan coller GT untuk didinginkan kembali
dengan memanfaatkan udara sebagi pendinginnya
52
4. Fan coller
Adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan air dengan
memanfaatkan udara yang perlatan seperti fan. Yang mana udara dari luar
dihisap oleh fan yang kemudian digunakan untuk mendinginkan air panas
yang mengalir didalam tubing dan udara yang telah digunakan tadi dibuang
kembali ke atmosfir.
Setelah didinginkan air tersebut kembali masuk kedalam
temperature control valve.
53
steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30oC. Hal ini memberikan
efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%,namun kenyataannya efisiensi
pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar42%.
Fluida pada siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan
secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini,
namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti
tidak beracun,terdapat dalam jumlah besar, dan murah.Sistem siklus
Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Condenser
54
2.11.2 Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan
condenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati
turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan
mengakibatkan pencampuran temperatur, hal ini akan mengefisiensikan
pemanasan primer.
55
Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerja siklus Rankine, hanya
saja harganya sangat mahal dan berbahaya
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke
tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga
hanya membutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses
pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di
sini air berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung
pada tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja
berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan
temperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat
akhir kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga
semua uap berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali
(Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,
kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat
diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air.
56
Gambar 2.27 Contoh T-s diagram Siklus Rankine
57
Proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui
turbin dan uap jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan
kondenser.
Proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada
tekanan konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada
kondisi 3.
proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke
kondisi 4dalam daerah hasil kompresi.
proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus
2. Hotwell
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menampung butiran-
butiran air yang telah terkondensasi didalam condenser, yang kemudian
dipompakan oleh condensate pump menuju gland steam
58
3. Condenset pump.
Condenset pump adalah suatu alat atau pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air panas dari hotwell menuju ke deaerator,pada condenset
pump terdapat dua alat tetepi hanya dipergunakan salah satu , sedangkan
yang satu lagi stand by,apabila terjadi kerusakan atau kebocoran sementara
bisa digunakan pompa yang satunya dan memperbaiki pompa yang rusak
tersebut.
5. Gland steam
Gland steam berfungsi sebagai pelumasan di dalam turbin. Dimana
air panas yang dipompakan oleh condenset pump masuk ke dalam tubing
sedangkan uap panas terdapat didalam shell. Selain itu gland steam juga
berfungsi untuk:
6. Service ejector.
Service ejector adalah suatu alat yang digunakan untuk proses
pemvakuman di dalam condensor.
59
7. Flash box
Flash box adalah suatu alat berupa tank yang digunakan untuk
menampung uap panas serta menjaga keseimbangan tekanan dan temperatur
uap panas dari:
60
memutar turbin uap. Dengan cara ini diperoleh peningkatan efisiensi termal
yang besar. HRSG juga disebut Waste Heat Recovery Boiler (WHRB).
61
pada sumber panas yang digunakan dan susunan pipa pemanasnya.
Sumber panas untuk membangkitkan uap pada Heat Recovery
Steam Generator berasal dari energi panas yang terkandung didalam gas
buang PLTG. Sedangkan pada boiler (ketel), sumber panas untuk
membangkitkan uap berasal dari pembakaran bahan bakar didalam ruang
bakar (furnace) boiler. Pada boiler pipa-pipa pemanas disusun menjadi
dinding ruang bakar, sedangkan pada HRSG pipa-pipa pemanas disusun
tegak lurus terhadap aliran gas buang.
62
Bila ditinjau dari tekanan kerjanya, HRSG dapat dibedakan menjadi
63
Gambar 2.31 Prinsip Sirkulasi Alami (Natural Circulation)
64
Uap yang terbentuk bersama-sama dengan air masuk kembali ke dalam
drum. Didalam drum uap dipisahkan dari air, dan uap selanjutnya mengalir
ke superheater atau langsung ke turbin, sedangkan air bercampur kembali
dengan air yang ada didalam drum. Seperti yang terlihatpda gambar 2.17
berikut;
65
Gambar 2.34 HRSG dengan aliran gas vertikal
Pada HRSG ini uap yang dihasilkan hanya memiliki satu tekanan.
Susunan PLTGU dengan satu tekanan biasanya turbin gas, generator, dan
turbin uapnya dibuat menjadi satu poros. Seperti yang terlihat pada gambar
berikut;
66
Gambar 2.35 HRSG dengan tekanan tunggal (single pressure)
Aliran gas panas dari turbin gas masuk melalui sisi bawah HRSG mengalir
ke atas melewati pipa-pipa superheater, evaporator, ekonomizer tekanan
tinggi sambil menyerahkan panas. Selanjutnya melewati pipa-pipa dengan
fungsi yang yang sama tetapi dengan tekanan lebih rendah yang berada
dibagian atasnya kemudian dibuang keatmosfir melalui cerobong yang
terletak diatas Heat Recovery Steam Generator. Sepertipada gambar 2.20
berikut;
67
Gambar 2.36 HRSG dengan dua tingkat tekanan (dual pressure)
68
E. HRSG dengan Burner bantu (Auxiliary burner)
1. Daerator
Daerator adalah suatu alat yang digunakan untuk menghilangkan
gelembung-gelembung udara dari air steam.
69
2. Feed water tank
Feed water tank adalah suatu alat berupa tanki tertutup yang
digunakan untuk menampung air panas dari service enjektor. Sebelum
masuk kedalam feeedwater tank air panas terlebih dahulu masuk kedalam
deaerator untuk dipisahakan dari gelembung-gelembung udara.
.
3. HP atau LP Steam
HP atau LP Steam adalah suatu alat yang digunakan mengubah air
panas menjadi uap air kering ,dari feedwater tank ke steam turbin.
5. HP atau LP Economizer
HP atau LP Economizer adalah suatu alat yang digunakan untuk
pemanasan awal air steam. HP Economizer terdiri dari 5 alat sedangkan LP
Econimizer terdiri dari 2 alat ,air steam yang dipompakan oleh HP atau LP
feedwater pump masuk kedalam masing-masing tubing HP atau LP
economizer menjadi uap air panas basah yang kemudian masuk kedalam HP
atau LP Drum.
70
Dan sebagian dari uap air basah pada LP economizer dialirakan ke
fuel gas heater pada GRS dan juga ke deaerator/feedwater tank.
6. HP atau LP Drum
HP atau LP Drum adalah suatu alat berupa tabung / tanki tertutup
yang digunakan untuk menampung air panas dan uap air panas basah dari
HP atau LP economaizer , dimana didalam HP atau LP drum terjadi
pemisahan antara air panas dan uap air basah dikarenakan masa jenis air
lebih besar dari uap air panas, kemudian air panas jatuh/mengalir kebawah
menuju HP atau LP Evaporator sedangkan uap air panas naik keatas
menuju HP atau LP Drum.
7. HP atau LP Evaporator
HP atau LP Evaporator adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengubah air panas dari HP atau LP drum menjadi uap panas air basah dan
kemudian uap panas air basah naik dan masuk ke HP atau LP Drum untuk
dilanjutkan ke HP atau LP Superheater.
8. HP atau LP Suprheater
HP atau LP Superheater adalah suatu alat yang digunakan untuk
menjadikan uap air basah dari HP atau LP drum menjadi uap air kering ,
pada HP Superheater terdiri dari 3 alat sedangkan pada LP superheater
terdiri dari 1 alat dimana uap air basah dari HP atau LP drum masuk
kedalam tubing-tubing HP atau LP superheater yang kemudian di panaskan
hingga menjadi uap air kering, dan kemudian uap air kering menuju steam
turbin.
71
Lube oil tank Turning gear
Emergency lube
oil pump
Temperature control valve
1. Vapour extractor
Berfungsi untuk menjadikan lube oil tank menjadi vakum tanki pada
pelumasan steam trubin yang bertujuan untuk mempercepat kembalinya oil
return dari bearing-bearing menuju kedalam lube oil tank.
Pada vapour extractor ini terdapat motor fan yang menghisap udara
pada lube oil tank,sebelum udara dibuang ke atmostfir terlebih dahulu
disaring oleh filter yang terdapat pada vapour extractor sehingga udara atau
oil mis atau embun-embun nya terpisah dan masuk kedalam lube oil tank
sedangkan udara dibuang keluar atmostfir.
72
satu pompa sentrifugal vertical dan juga filter yang digunakan untuk
menyaring oli sebelum menuju ke temperatur control valve.
73
8. Lube oil purifier
Adalah suatu alat yang berguna untuk menjadikan pelumas pada
steam turbin yang berada pada lube oil tank selalu berada dalam keadaan
bagus/murni.
9. Hidrolik pump
Adalah suatu alat yang dgunakan untuk memopakan dan
menggerakan valve-valve hidrolik. Pada hidrolik pump juga terdapat lube oil
filter yang digunakan untuk menyaring oli sebelum disuplai kedalam valve
hidrolik. Valve-valve hidrolik digunakan untuk mengatur pembukaan HP
atau LP steam sebelum menuju turbin.
74
Ccw head tank
Ccw pump
Inter coller
Evacuating pump
Compressor coller
75
2. Inter coller
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan air dari
ccw steam dengan menggunakan pendingin air laut. Pada inter coller
terdapat 2 alat yang berupa tube & shell keduanya digunakan dalam proses
pendinginan air dari ccw steam.
3. Ccw Pump
Merupakan suatu alat atau pompa sentrifugal vertikal yang
digunakan untuk mensirkulasikan air ccw steam atau air pendinganan pada
system steam ke beberapa peralatan, air ccw pump juga digunakan untuk
pendinginan mechanical seal yang kemudian dialirkan/menuju ke inter
coller dan Lp feed water pump pada Lp feed water pump air ccw digunakan
untuk mendinginkan mechanical seal dan juga dialirkan menuju Hp
feedwater pump pada high pressure feedwater pump air dari ccw steam
digunakan untuk wanding motor,lube oil coller dan juga untuk
pendinginanan pada mechanical seal yang kemudian juga dialirkan ke water
sampling coller,air removal coller,lube oil coler,generator coller dan
compressor service coller,inter coller,after coller dan lube oil coller air
service compressor steam.
4. Lp feed pump
Adalah suatu alat atau pompa sentrifugal yang digunakan untuk
memompakan air feedwater tank yang mengalir/menuju ke Lp feed water
tank. Dimana air dari ccw pump mengalir/ masuk ke Lp feed pump.
5. Hp feed pump
Merupakan suatu pompa sentrifugal bertingkat multi stage.Pada
pompa ini mampu memopakan air dari feedwater tank menuju ke Hp
economizer.
76
6. Water/steam sampling coller
Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari
setiap titik pada system steam untuk diambil karakterisasi air apakah masih
memenuhi standar air ccw steam.
77
C. Main Cooling Water Sistem
Daigram alir dari main colling water system adalah seperti yang
tercantum pada gambar 2.40 berikut;
MCWP
Debris filter
Ball injector
Condenser
Ball catcher
78
Peralatan yang ada pada main colling water system adalah:
2. Debris filter
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran
pada air laut seperti lumpur,yang kemudian kotoran tersebut menuju
kepembuangan yaitu outfall.
4. Condensor
Suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan uap air panas dari
steam turbin.
5. Ball cacther
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menangkap ball
taprogge.Ball catcher berupa filter yang memiliki lubang-lubang yang
berfungsi untuk menyaring/memisahkan antar air laut dengan ball
79
taprogge.dimana ball taprogge yang telah digunakan untuk membersihkan
tubing-tubing dalam condenser.
a) Metode, meliputi :
Jenis perawatan yang dianut.
Sistem dan prosedur serta kaitan dengan sektor-sektor lain.
Struktur organisasi yang diterapkan.
80
Mutu, waktu, jumlah, dan biaya perlu dipertimbangkan dalam
menentukan apakah dibuat sendiri, lokal, atau import.
e) Keselamatan Kerja.
Mencakup keselamatan mesin-mesin maupun manusianya. Kita sadari
bahwa suatu kecelakaan kecil sekalipun, akan berarti kerugian berupa
terganggunya proses produksi / kesempatan hilang maupun biaya
perbaikannya.
81
MAINTENANCE
PLANNED UNPLANNED
MAINTENANCE MAINTENANCE
EMERGENCY
PREVENTIVE CORRECTIVE MAINTENANCE
MAINTENANCE MAINTENANCE
SHUTDOWN
MAINTENANCE
CLEANING
BREAKDOWN
MAINTENANCE
INSPECTION
MINOR MAJOR
SMALL REPAIR OVERHAUL OVERHAUL
RUNNING
MAINTENANCE
82
1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang
dapat menghambat proses produksi. Preventive Maintenace merupakan
kegiatan yang paling banyak dilakukan dan dititik beratkan untuk mencegah
kerusakan yang lebih besar. Dengan menghindari kerusakan yang lebih
besar akan menurunkan biaya produksi, baik perbaikan kecil maupun
perbaikan besar ataupun over haul dapat dikurangi.
Preventive maintenace meliputi kegiatan: perbaikan, pembersihan,
inspeksi dan penyetelan, pemeriksaan kondisi, penggantian serta tes fungsi.
Untuk itu diperlukan semacam daftar atau penjadwalan pemeliharaan
tersusun dengan baik agar perawatan dapat dilakukan dengan sistematis.
Seberapa sederhana pun bentuk perawatan oleh suatu mesin, hal itu tidak
dapat diabaikan begitu saja, kerusakan besar dari mesin merupakan
akumulasi dari kerusakan-kerusakan kecil.
Perawatan pencegahan dapat dilakukan secara terjadwal, tidak
terjadwal, perawatan yang disesuaikan dengan kondisi.
83
c) penampilan seperti adanya gangguan pada bentuk cat, kawatdan
sebagainya
d) getaran
e) kebisingan
f) kekenduran penyambungan bagian-bagian masin
g) kekenduran pemasangan/asembling
h) perubahan temperatur
i) kegagalan atau fitiq
3. Predictive Maintenace
Tipe perawatan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe
sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir
(advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk
memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem
yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada
mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.
84
2.12.4 Perawatan Tidak Terencana(Unplanned Maintenance)
85
BAB III
METODOLOGI
Adapun metode yang penulis terapkan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
a. Metode Kepustakaan
Mengumpulkan data dari berbagai referensi yang ada, berupa buku,
artikel, pendapat seseorang dan referensi lain yang dapat dipercaya.
b. Metode Observasi
Merupakan metode pengamatan dan menganalisa langsung prinsip
kerja pada Chlorination Plant dan Pompa Pemasok Chlorine.
c. Metode Konsultasi
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara wawancara atau
konsultasi langsung dengan dosen pembimbing mengenai Laporan
Akhir penulis.
86
3.2 Diagram Alir Kegiatan
Adapun diagram alir (flowchart) yang penulis gunakan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir kegiatan gambar
3.1 berikut:
Mulai
Pengambilan data
Studi Literatur
Tidak
Analisa
Ok
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
87
3.3 Permasalahan Yang Terjadi
Pompa pemasok chlorine (chlorine injection pump) merupakan peralatam
atau komponen yang digunakan untuk memompakan cairan chlorine pada
water intake yang berguna untuk mencegah berkembang biaknya biota laut
(binatang dan tumbuhan laut) agar tidak menempel pada sistem pendinginan
pembangkit listrik yang menggunakan air laut sebagai media pendingin. Pompa
pemasok chlorine ( chlorine injection pump) tidak pernah terlepas dari
kerusakan dan masalah yang bisa menyebabkan terganggunya proses
penyuplaian cairan chlorine menuju water intake.
Maka dari itu penulis mengambil judul “Perawatan & Perbaikan Pompa
Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine Pada Sistem Chlorination Plant PLTGU
UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Jawa Barat” dengan mempertimbangkan
dari segi perawatan dan perbaikan, kita dapat mencegah terjadinya kerusakan
pada pompa pemasok chlorine maupun sistem chlorination plant.
a. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu pencrian tentang buku-buku atau literatur yang
membahas mengenai sistem operasi chlorination plant dan
perawatan perbaikan pompa pemasok chlorine (chlorine injection
pump). Berupa buku-buku yang ada diperpustakaan PT.PJB UP
Muara Tawar,pustaka-pustaka yang memiliki literatur sesuai topic,
serta mengakses dari media internet.
88
b. Tanya Jawab
Tanya jawab yaitu inisiatif sendiri untuk mecari sumber dengan cara
menanyakan pembahasan tentang sistem operasi chlorination plant
dan perawatan perbaikan pompa pemasok chlorine (chlorine
injection pump) kepada instruktur dilapangan pada saat perbaikan
pompa pemasok chlorine dan kepada dosen pembimbing tugas akhir
serta orang yang ahli pada bidan ini.
3.6 Analisa
3.7 Pembahasan
3.8 Kesimpulan
3.9 Selesai
89
BAB IV
Pada unit chlorination plant media air yang digunakan adalah media air
laut. Yang pada mulanya air laut disuplai dari MCW yang kemudian disaring
oleh seawater strainer terlebih dahulu agar terpisah dari kandungan-kandungan
pengotornya, kotoran yang telah disaring kemudian mengalir dan dibuang pada
drain sedangkan air laut yang bersih mengalir menuju seawater booster pump
yang kemudian dipompakan ke modul general hypochlorite, pada modul
general hypochlorite terjadi reaksi kimia yang disebut electrochemical dengan
bantuan transformator dan rectifier untuk mengubah NaOCl + H2O + 2e-
NaOCl + H2 yang kemudian masuk ke sodium hypochlorite hydrogen removal
tank. Karena tangki sodium hypochlorite hydrogen removal tank berupa tangki
tertutup maka kandungan hydrogennya harus dijaga agar tidak terlalu banyak
yang nantinya bisa menyebabkan tangki bisa meledak, untuk menjaga
90
kandungan hydrogen yang terdapat pada tangki maka diberi/disuplai udara
dengan air blower agar hydrogen pada tangki dapat teruraikan.
Kemudian product atau chlorine yang telah ditampung pada sodium
hypochlorite hydrogen removal tank dialirkan menuju kewater intake dengan
menggunakan chlorine injection pump yang bertujuan untuk memabukan biota
laut dalam sistem agar tidak masuk atau berkembang pada sistem-sistem
lainnya, kemudian zat atau product chlorine juga dipompakan menuju
kedesalination plant dengan menggunakan pre chlorine injection pump.
Air blower
Sodium hypochloride hydrogen removal tank
Seawater strainer
91
1. Seawater strainer
92
4. Sodium hypochloride hydrogen removal tank
5. Air blower
93
7. Pre chlorine injection pump
1) Seawater Strainer
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran baik yang
berupa padat, cair atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa guna
menyaring kotoran yang terdapat pada aliran sehingga aliran yang diproses
atau hasil proses lebih baik.
94
4) Sodium Hypochlorite Hydrogen Removal Tank
Adalah suatu tanki tertutup yang digunakan untuk menampung cairan
chlorine yang telah dihasilkan pada modul general hypochlorite.
5) Air Blower
Adalah suatu alat yang berguna untuk menaikan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga
sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.
6) Chlorine Injection Pump
Merupakan suatu pompa sentrifugal yang digunankan untuk memopakan
cairan chlorine menuju ke water intake yang bertujuan untuk memabukan
biato laut agar tidak berkembang pada line-line unit lain yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada unit-unit.
95
Gambar 4.9 Pompa sentrifugal
96
impeller menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan
meningkat. Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat
berhubungan dengan energi kinetiknya.
5. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari
impeller akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida
mencapai poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan
menjadi tekanan. Tekanan ini lah yang akan menggerakkan fluida
keluar dari pompa melalui discharge nozzle yang kemudian mengalir
menuju pipa keluaran.
2. Shaft (Poros), bagian ini berfungsi untuk meneruskan momen putar dari
penggerak selama pompa dalam kondisi beroperasi, komponen ini
berfungsi juga sebagai dudukan impeler dan bagian yang bergerak lainnya.
97
3. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada fluida yang dipompakan secara continue (terus
menerus). Dengan adanya proses ini maka saluran suction (hisap) akan
bekerja secara maksimal dan terus menerus sehingga tidak ada kekosongan
fluida dalam rumah pompa.
4. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. komponen ini bisa sebagai internal bearing,
leakage joint dan distance sleever.
5. Wearing ring, komponen ini dipasang pada casing (wearing ring casing)
dan impeller (wearing ring impeller). Fungsi utama dari komponen ini
yaitu untuk meminimalisir terjadinya kebocoran akibat adanya celah antara
casing dengan impeller.
98
alat ini ialah mencegah kebocoran pada daerah dimana pompa menembus
casing seperti udara yang dapat masuk ke dalam pompa dan cairan yang
keluar dari dalam pompa.
6. Discharge nozzle, yaitu tempat keluarnya cairan yang bertekanan dari
dalam pompa.
A. Perawatan
99
B. Jadwal Perawatan
a) Harian
1. Periksa untuk aliran larutan melalui sel-sel untuk setiap generator
operasi.
2. Periksa kecepatan aliran solusi untuk setiap generator operasi seperti
yang ditunjukkan dalam aliran pemancar air laut (59PBN03-CF001
atau 59PBN04-CF001).
3. Periksa tegangan DC dan DC ampere ditampilkan pada
transformator/panel kontrol lokal penyearah untuk setiap generator.
Diperlukan penyesuaian untuk mempertahankan pengaturan yang
diinginkan.
4. Periksa setiap kebocoran yang mungkin telah dikembangkan dalam
sistem perpipaan.
b) Mingguan
1. Catat pembacaan tegangan diambil pada masing-masing generator
operasi. CATATAN: prosedur tegangan sel terletak pada halaman 5-4.
Bentuk laporan mingguan sampel terletak di halaman 5-5.
2. Rekam laju aliran solusi untuk setiap generator operasi seperti yang
ditunjukkan pada aliran pemancar air laut (59PBN03-CF001 atau
59PBN04-CF001).
3. Rekam tekanan pasokan sel untuk setiap generator operasi seperti yang
ditunjukkan pada alat pengukur tekanan (59PBN02-CP003 atau
59PBN02-CF004).
4. Catat tegangan dan arus listrik pembacaan pada transformator/panel
kontrol lokal penyearah untuk setiap generator operasi.
5. Ambil sample dari solusi produk yang menggunakan sampel katup
(59PBN05-AA401 atau 59PBN08-AA401) dan menentukan
100
konsentrasi NaOCl (sesuai dengan halaman 4-7) dan record. NOTE:
uji laboratorium sampel produk harus terjadi dengan lima (5) menit
dari sampel waktu yang telah diambil dan dijauhkan dari sinar
matahari untuk memastikan hasil yang akurat.
C. Umum
1. Catat rincian dari setiap sistem shut-down, termasuk alasan untuk
shutdown dan pemeliharaan sel-sel elektrolit selama periode
shutdown.
2. Catat setiap "out of control" peristiwa yang terjadi dalam
pengoperasian sistem, bersama dengan sedetail mungkin mengenai
penyebab dan dampak dari peristiwa.
101
Ulasan kebutuhan perawatan preventive dalam produsen manual untuk
peralatan seperti transformator / rectifier, pompa, blower, dan instrumentasi.
1. Vibrasi
Lakukan pengecekan vibrasi pada motor atau pompa yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya bending pada poros pompa atau motor.
2. Pelumasan
Pada pompa chlorine injection pump jenis pelumas yang digunakan
adalah pelumas turbo T – 46
3. Kebocoran
Lakukan pnegcekan kebocoran terhadap bearing atau seal dan juga
pelumasan dari pompa.
4. Temperature
Lakukan pengecekan temperature pada bearing.
5. Pressure
Lakukan pengecekan pada pressure dischard pompa
102
1. Hal penting ini akrab dengan operator, pemahaman dasar dan
pengoperasian hypochlorite generator sebelum mencoba start-up.
operator harus meninjau manual sistem perpipaan dan instrumentasi.
PERHATIAN: pastikan bahwa seal katup pasokan air terbuka untuk
operasi pompa sebelum beroperasi.
2. Sebelum memulai sistem, operator harus memastikan katup manual yang
ditempatkan di posisi start-up awal yang tepat (lihat jadwal katup bawah)
sebelum memulai unit up.
3. Sesuaikan DC saat set-point untuk setiap transformator / rectifier (T / R)
unit ke unit ZERO.
4. Tempatkan "AUTO-MANUAL" beralih ke posisi yang diinginkan.
CATATAN: dalam posisi "MANUAL" sistem start / stop fungsi yang
dikendalikan oleh "MULAI / STOP" tekan tombol pada panel kontrol
lokal. Dalam "AUTO" posisi sistem start / stop fungsi secara otomatis
diurutkan dan dikendalikan oleh PLC.
5. Pilih generator "A" atau "B"
6. Pilih seawater pump "A" atau "B" dan menempatkan kedua tangan-off-
auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
7. Pilih seawater strainer "A" atau "B" dan menempatkan kedua tangan-off-
auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
8. Pilih chlorine injection pump "A" atau "B" dan menempatkan kedua
tangan-off-auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
9. Pilih air blower "A" atau "B" dan menempatkan kedua HOA blower
switch pada posisi "AUTO".
10. Jelas kondisi alarm yang saya menjadi hadir dengan menekan tombol
"STOP / RESET" tekan tombol.
11. Tekan "mulai" tekan tombol. Peralatan yang dipilih akan dimulai secara
otomatis dalam urutan seperti dicatat di bawah "sistem start-up"
103
dijelaskan sebelumnya dalam bab ini. The GENERATOR ON cahaya akan
diterangi untuk generator yang dipilih.
12. Sesuaikan DC saat set-titik pada T/R unit kontrol panel yang dipilih untuk
output yang diinginkan. CATATAN: tingkat generasi NaOCl hampir
sebanding dengan arus keluaran dari rectifie.
B. Sistem start-up
104
8. Pengontrol waktu Seawter strainer backwash diaktifkan.
9. Pengontrol waktu kejut dosis diaktifkan.
10. Pada point ini aliran air laut harus melalui hypochlorite generator yang
aktif. Urutan waktu dimulai yakni selama 90 detik untuk aliran yang akan
distabilkan melalui electrolytic sel sebelum mengaktifkan interlock
penutupan arus switch (59PBN05-CF201 atau 59PBN08-CF201) dan
beralih suhu (59PBN05-CT201 atau 59PBN08-CT201)
11. Jika setelah detik ke 90 kedua kalinya menunda switch aliran dan switch
temperatur tidak mendeteksi aliran rendah atau kondisi aliran temperatur
tinggi, unit yang dipilih hypochlorite Generator (59PBN60-GU001 atau
59PBN70-GU001) diaktifkan.
12. Pada saat itu larutan sodium hypochlorite dengan gas hidrogen yang
tertahan akan mengalir ke hydrogen removal tank (59PBN14-BB001 dan
59PBN15-BB001) dimana gas hidrogen berpisah dari larutan pada
kondisi atmosfer.
13. Gas hidrogen dicairkan dan lubang dari atas tangki dengan air blower
yang aktif (59PBN16-AN001 atau 59PBN16-AN002). Catatan: setiap air
blower disesuaikan untuk membatasi kemungkinan konsentrasi
maksimum gas hidrogen kurang dari 1% dengan kedua unit hypochlorit
selama dioperasikan.
14. larutan sodium hypochlorite mengalir dari bagian bawah hydrogen
removal tank untuk kemudian dihisap chlorine injection pump untuk
pengiriman ke diffusers seawater intake.
15. Dengan cara ini sistem akan memberikan dosis berkesinambungan dari
20.580 m3/hr air laut sampai dengan 1,75 mg/I chlorine setara dengan
satu (1) unit hypochlorite generator dalam operasi.
16. Shock dosis, jika diperlukan, akan dilakukan dengan mengaktifkan stand-
by unit hypochlorite generator, seawater booster pump dan chlorine
injection pump untuk jangka waktu 20 menit setiap 8 jam untuk
105
meningkatkan tingkat dosis hingga 3,5 mg/I dengan dua ( 2) unit
hypochlorite generator dalam operasi.
17. Ada penurunan mengecilkan dari 1:5 tersedia dalam sistem. Generasi
hypochlorit dapat diatur dari 20% sampai 100% dengan menyesuaikan
arus DC keluaran dari trafo / unit rectifier (59PBN30-GT001).
D. Sistem shutdown:
Sistem shutdown normal dapat dimulai dari LCP atau dengan "remote
stop" sinyal dari DCS. Mematikan sistem dari LCP dimulai dengan menekan
tombol stop/reset. Ini akan memungkinkan PLC untuk memulai urutan sistem
shutdown berikut:
106
3. Operasi sweater booster pump (s) terus berjalan untuk jangka waktu 2
menit untuk benar-benar menyiram semua gas hidrogen dari generator
sel.
4. Setelah 2 menit pembilasan periode seawater booster pump operasi (s)
dimatikan.
5. Air blower yang beroperasi terus berjalan untuk jangka waktu 5 menit
untuk benar-benar membersihkankan semua gas hidrogen dari hydrogen
removal tank.
6. Setelah periode 5 menit ventilasi air blower yang beroperasi dimatikan.
7. Motor dioperasikan katup 59PBN03-AA001 dan 59PBN04-AA001
ditutup.
8. Motor dioperasikan katup 59PBN05-AA001 dan 59PBN08-AA001
ditutup.
9. Semua instrumentasi dan timer dinonaktifkan.
Tombol darurat push stop juga disediakan pada LCP. Menekan tombol ini
menghasilkan listrik untuk semua yang akan segera mematikan peralatan.
CATATAN:
1. Semua sinyal dari PLC ke DCS akan terhubung melalui serial interface
kecuali untuk masalah sinyal alarm umum yang akan disediakan untuk
DCS.
2. Semua tombol, switch pemilih, dan indikator, kecuali untuk berhenti
tekan darurat, direferensikan akan layar sentuh tipe HMI.
3. Operator dimulai, DCS akan mengirim "remote start" dan sinyal "remote
stop" untuk sistem klorinasi PLC. "Tidak ada pendingin pompa air
mengalir" sinyal akan saling bertautan di klorinasi sistem PLC untuk
mencegah klorinasi sistem start dalam hal tidak ada pendingin pompa air
mengalir.
107
E. Prosedur darurat shut-down
1. Tujuan
Instruksi Kerja Penggantian mechanical seal pada chlorine injection pump
ini disusun sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan atau pemeliharaan
pada system BOP (Balanced Of Plant) Chlorination Plant di lingkungan PT
PembangkitanJawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar sehingga
108
kegiatannya dapat terselenggara dengan aman, efisien dan dengan cara yang
benar.
2. Ruang lingkup
Bidang Pemeliharaan
Bidang Produksi
Bidang LK3
Aspek dampak lingkungan yang timbul dari pelaksanaan Instruksi Kerja ini
mengacu pada Formulir Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan (MT-IK-
2-01-01-01) pada dokumen terpisah.Pengendalian terhadap aspek dampak
lingkungan yang mungkin timbul diakomodasi dalam Formulir yang berisi
penjelasan teknis secara kualitatif &Kuantitatif terkait dengan Instruksi Kerja
109
5. Sarung tangan
4.2. Peralatan / Tool Set Yang Digunakan :
1. Kunci ring 7
2. Kunci ring 8
3. Kunci ring 13
4. Kunci ring 14
5. Kunci ring 18
6. Kunci ring 19
7. Kunci L (1 set)
8. Palu Teflon
9. Obeng ( - )
10. Kunci belt
110
4. Pastikan Chlorine injection pump yang akan diganti Mechanical sealnya
dalam keadaan aman dan sudah diisolasi valve dan rack out breaker oleh
operator.
6. Pelaksanaan pekerjaan
1. Amankan area kerja dan bersihkan dari benda – benda yang menggangu
pekerjaan.
2. Bersihkan area kerja terlebih dahulu dengan menggunakan air untuk
memastikan kebersihan dari cairan chemical.
3. Tutup semua shut off valve pada suction dan discharge pompa
4. Lepas tutup cover kopling menggunakan kunci ring 13 (tandai posisi
baut)
5. Lepas sambungan selang pendingin ke stuffing box dengan menggunakan
obeng
6. Lepas baut kopling dengan menggunakan kunci L dan kunci ring 7 untuk
memundurkan posisi spacer kopling
7. Angkat sambungan kopling antara pompa dengan motor listrik
8. Lepas baut house impeller dengan menggunakan kunci ring 14(tandai
posisi baut)
9. Lepas baut kaki pompa dengan menggunakan kunci ring 18 (tandai posisi
baut)
10. Angkat Pompa secara perlahan lalu letakkan di trolley untuk dibawa ke
bengkel
11. Letakkan pompa pada tempat pembongkaran
12. Buang oli yang terdapat pada pompa hingga bersih dengan membuka baut
drain oli menggunakan kunci ring 8(tandai posisi baut)
13. Lepas cover mechanical seal dengan menggunakan kunci ring 13 (tandai
posisi baut)
14. Lepas impeller dengan kunci belt, tahan poros agar tidak ikut berputar
111
15. Setelah impeller terlepas maka mechanical seal akan ikut secara otomatis
lalu buka baut stuffing box menggunakan kunci ring 14(tandai posisi baut
dan lakukan secara menyilang) lihat gambar 4.11
112
Gambar 4.13 Stuffing Box dan Pompa
22. Pasang kembali baut drain oli dan isi kembali dengan pelumas Turbo T –
46
23. Bawa dengan trolley menuju lokasi pemasangan lalu pasang baut kaki
pompa dan house impellernya
24. Selanjutnya pasang kembali kopling dan cover kopling
25. Setelah pompa sudah di assemblying maka baru dilakukan lock
mechanical seal pada saat di lokal setelah dilakukan adjust terlebih
dahulu
26. Lakukan proses alignment sebelum pompa dioperasikan kembali (ada IK
tersendiri)
27. Laporkan pada operator bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
28. Lakukan post maintenance test oleh operator untuk memastikan tidak ada
kondisi abnormal seperti kebocoran, dll.
29. Mobilisasi peralatan dan lakukan pembersihan area kerja seperti semula.
30. Membuat dan Menyampaikan laporan pekerjaan tersebut kepada Atasan
terkait.
113
perintahnya dengan tepat dan benar, karena hal tersebut menunjukkan
bahwa INSTRUKSI KERJA ini telah dilaksanakan.
2. Mengisi buku laporan kegiatan harian.
3. Simpan formulir & laporan terkaut tersebut sebagai dokumen terkendali
Sistem Manajemen Terpadu.
114
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
115
pompa, temperature pada bearing serta pressure dischard pompa.
Pastikan sesuai dengan batasan atau range dari tiap-tiap komponen
tersebut.
5.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis memberikan saran mengenai “Perawatan &
perbaikan pompa sentrifugal untuk pemasok chlorine pada sistem chlorination
plant PLTGU UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat” yaitu;
1. Lakukan perawatan dan perbaikan pompa sentrifugal untuk pemasok
chlorine serta proses operasi sistem chlorination plant sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Gunakan peralatan yang dalam keadaan bagus dan suku cadang yang
asli agar komponen tidak sering mengalami kerusakan.
3. Lakukan pekerjaan dengan hati-hati dan tidak melakukan kecerobohan.
4. Dalam bekerja harus diperhatikan aspek keadaan lingkungan dan
keselamatan diri sendiri/mekanik.
116
DAFTAR PUSTAKA
117
No. Alumni Yogi Candra No. Alumni Fakultas
Universitas Permanta Putra
BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Gurun panjang / 28 Agustus 1992 (b) Nama Orang Tua :
Gustiwarni (c) Fakultas : Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan : Teknik Mesin.
Konsentrasi : Maintenance (c) No. BP : 1301012064 (f) Tanggal Lulus : 7
September 2016 (g) Prediket Lulus : ………. (h) IPK :……… (i) Lama Studi : 3
Tahun (j) Alamat Orang Tua : Gurun Panjang Kapuh Kecamatan Koto XI Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan
ABSTRAK
Pompa pemasok chlorine merupakan suatu komponen atau alat yang mempunyai peranan penting dalam
sistem pendingin PLTGU, dimana pompa tersebut merupakan jenis pompa sentrifugal yang berguna untuk
memompakan/memasok chlorine menuju water intake, yang berfungsi untuk mencegah berkembang biaknya
biota laut pada sistem-sistem lain, sehingga unit PLTGU dapat beroperasi dengan baik. Agar pompa tersebut
dapat beroperasi dengan baik secara kontinyu, maka pompa tersebut harus dilakukan perawatan dan perbaikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengambil judul “ Perawatan & perbaikan pompa sentrifugal untuk
pemasok chlorine pada sistem chlorination plant PLTGU UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Jawa Barat”.
Tujuannya adalah agar penulis dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja serta perawatan pompa.
Jenis perawatan yang dilakukan pada pompa pemasok chlorine di PLTGU UP Muara Tawar ini adalah
preventive maintenance yaitu pengecekan; vibrasi, pelumasan, kebocoran, temperature dan pressure serta
perawatan corrective maintenance yang dilakukan adalah penggantian mechanical seal.
Setelah melakukan perbaikan pada pompa pemasok chlorine serta telah melaksanakan preventive
maintenance, predictive maintenance dan telah dilaksanakan pengujian pada pompa dapat dinyatakan telah
berhasil dengan baik.
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 7 September 2016
Abstrak telah disetujui penguji :
1. 2. 3. 4.
Tanda Tangan
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Hanif, ST., MT.
Nip.19710902 198002 1 001 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan
Ya Allah…….
Bersujud aku dihadapanmu atas segala rahmat dan karuniamu yang
engkau berikan kepadaku semoga langkahku tidak terhenti sampai disini
karena pejalannanku masih panjang dengan
setumpuk cita-aita yang belum teraih
Beriknlah jalan terbaik dalam hidup ini jalan yang engkau redhoi
Ya Allah…… Ya Rahman…… Ya Rahim
“ Doa Buat Ibu dan Ayah “
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka,
Lunakanlah watakku terhadap mereka,
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berikanlah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
Atas didikan mereka pada diriku, dan
Pahala yang besar atas kesayangan yang
Mereka limpahkan padaku
Peliharalah mereka seperti mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
Atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
Atau kehilangan sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
Jadikanlah itu semua penyebab terhapusnya dosa-dosa mereka,
Tinggikanlah kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka,
Dengan perkenan-Mu.
Ya Allah,
Sebab hanya engkaulah
Yang berhak membalas kejahatan dengan
Kebaikan berlipat ganda.
Berikanlah mereka rahmat, hidayah dan berokah-Mu dan
Berikanlah mereka kesehatan dan rejeki-Mu
Amiiiiiiiinnnnn.............
MOTTO
M.Eng dan bapak Zulfikar, ST., MT, yang telah membimbing penulis dalam
penulis.
Thanks to my family;
menyadari apa yang gi hasilkan sekarang ini belum dapat membalas setetes
keringat dan air matamu yang telah melahirkan dan membesarkanku. Yang
tak kenal lelah, panas dan hujan berusaha untuk membahagiakan ku.
Terima kasih atas segalanya ibu dan ayah yang telah diberikan kepada gi.
Dan juga buat my brother terima kasih atas semangat, saran, do’a
dan motivasi yang telah diberikan selama ini hingga gi bisa sampai
Veby “ buk bos ku terima kasih atas semangat, motivasi, kasih sayang,
perhatian dan do’a yang telah bi berikan sehingga gi bisa mewujudkan cita-
cita gi seperti saat ini. Dan semua ini juga untuk kita nantinya…..I L U buk
bos ku….”
Thanks to my friend
letting korps satuan tugas yang tidak bisa penulis sebutkan semua namanya.
Andai masa dan waktu tak berganti, inginku tetap berdiri disini
Andai perpisahan itu bukan ujung pertemuan pasti tetap inginku disini
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas Padang
Pada Tanggal : 07 September 2016
Tim Penguji :
TUGAS AKHIR
OLEH
Disusun Oleh :
Nama : Yogi Candra Permanta Putra
Nomor Bp : 1301012064
Program Studi : D 3 Teknik Mesin
Konsentrasi : Maintenance
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh:
Hanif, ST., MT
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas Padang
Pada Tanggal : 07 September 2016
Tim Penguji :
Ya Allah…….
Bersujud aku dihadapanmu atas segala rahmat dan karuniamu yang
engkau berikan kepadaku semoga langkahku tidak terhenti sampai disini
karena pejalannanku masih panjang dengan
setumpuk cita-aita yang belum teraih
Beriknlah jalan terbaik dalam hidup ini jalan yang engkau redhoi
Ya Allah…… Ya Rahman…… Ya Rahim
“ Doa Buat Ibu dan Ayah “
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka,
Lunakanlah watakku terhadap mereka,
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berikanlah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
Atas didikan mereka pada diriku, dan
Pahala yang besar atas kesayangan yang
Mereka limpahkan padaku
Peliharalah mereka seperti mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
Atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
Atau kehilangan sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
Jadikanlah itu semua penyebab terhapusnya dosa-dosa mereka,
Tinggikanlah kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka,
Dengan perkenan-Mu.
Ya Allah,
Sebab hanya engkaulah
Yang berhak membalas kejahatan dengan
Kebaikan berlipat ganda.
Berikanlah mereka rahmat, hidayah dan berokah-Mu dan
Berikanlah mereka kesehatan dan rejeki-Mu
Amiiiiiiiinnnnn.............
MOTTO
M.Eng dan bapak Zulfikar, ST., MT, yang telah membimbing penulis dalam
penulis.
Thanks to my family;
menyadari apa yang gi hasilkan sekarang ini belum dapat membalas setetes
keringat dan air matamu yang telah melahirkan dan membesarkanku. Yang
tak kenal lelah, panas dan hujan berusaha untuk membahagiakan ku.
Terima kasih atas segalanya ibu dan ayah yang telah diberikan kepada gi.
Dan juga buat my brother terima kasih atas semangat, saran, do’a
dan motivasi yang telah diberikan selama ini hingga gi bisa sampai
Veby “ buk bos ku terima kasih atas semangat, motivasi, kasih sayang,
perhatian dan do’a yang telah bi berikan sehingga gi bisa mewujudkan cita-
cita gi seperti saat ini. Dan semua ini juga untuk kita nantinya…..I L U buk
bos ku….”
Thanks to my friend
letting korps satuan tugas yang tidak bisa penulis sebutkan semua namanya.
Andai masa dan waktu tak berganti, inginku tetap berdiri disini
Andai perpisahan itu bukan ujung pertemuan pasti tetap inginku disini
Pembimbing I Pembimbing II
BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Gurun panjang / 28 Agustus 1992 (b) Nama Orang Tua :
Gustiwarni (c) Fakultas : Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan : Teknik Mesin.
Konsentrasi : Maintenance (c) No. BP : 1301012064 (f) Tanggal Lulus : 7
September 2016 (g) Prediket Lulus : ………. (h) IPK :……… (i) Lama Studi : 3
Tahun (j) Alamat Orang Tua : Gurun Panjang Kapuh Kecamatan Koto XI Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan
ABSTRAK
Pompa pemasok chlorine merupakan suatu komponen atau alat yang mempunyai peranan penting dalam
sistem pendingin PLTGU, dimana pompa tersebut merupakan jenis pompa sentrifugal yang berguna untuk
memompakan/memasok chlorine menuju water intake, yang berfungsi untuk mencegah berkembang biaknya
biota laut pada sistem-sistem lain, sehingga unit PLTGU dapat beroperasi dengan baik. Agar pompa tersebut
dapat beroperasi dengan baik secara kontinyu, maka pompa tersebut harus dilakukan perawatan dan perbaikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengambil judul “ Perawatan & perbaikan pompa sentrifugal untuk
pemasok chlorine pada sistem chlorination plant PLTGU UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Jawa Barat”.
Tujuannya adalah agar penulis dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja serta perawatan pompa.
Jenis perawatan yang dilakukan pada pompa pemasok chlorine di PLTGU UP Muara Tawar ini adalah
preventive maintenance yaitu pengecekan; vibrasi, pelumasan, kebocoran, temperature dan pressure serta
perawatan corrective maintenance yang dilakukan adalah penggantian mechanical seal.
Setelah melakukan perbaikan pada pompa pemasok chlorine serta telah melaksanakan preventive
maintenance, predictive maintenance dan telah dilaksanakan pengujian pada pompa dapat dinyatakan telah
berhasil dengan baik.
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 7 September 2016
Abstrak telah disetujui penguji :
1. 2. 3. 4.
Tanda Tangan
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Hanif, ST., MT.
Nip.19710902 198002 1 001 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan
tugas akhir dengan judul “Perawatan & Perbaikan Pompa Sentrifugal
Untuk Pemasok Chlorine Pada Sistem Chlorination Plant PLTGU UP
Muara Tawar Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat”. Shalawat serta
salam penulis do`akan kepada Allah SWT, semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi
umat manusia.
Tugas akhir yang telah penulis kerjakan ini adalah sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Diploma III dibidang teknik mesin. Penulisan
tugas akhir ini merupakan suatu bentuk pengembangan ilmu secara teoritis
yang telah dipelajari dibangku perkuliahan terhadap analisa kasus yang
terdapat dilapangan.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, serta pantauan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir ini, khususnya kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik moril dan material
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik.
2. Bapak Aidil Zamri, S.T., MT. selaku Direktur Politeknik Negeri
Padang.
i
3. Bapak Hanif, ST.MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Sir Anderson, ST.,MT. selaku Ka. Prodi Teknik Mesin
5. Bapak Rivanol Chadry, ST.,MT selaku Ka. Konsentrasi Maintenance
6. Bapak Daddy Budiman, ST.,M.Eng Selaku Pembimbing I penulis
7. Bapak Zulfikar, ST, MT selaku pembimbing II penulis
8. Bapak Budiyono selaku Spv senior pemeliharaan HAR mesin blok 5
PT. PJB Unit Pembangkitan Muara Tawar Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat.
9. Seluruh karyawan PT. PJB ( Pembangkitan Jawa Bali ) UP Muara
Tawar yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.
10. Bapak / ibu Dosen, serta staf pengajar dan teknisi dilingkungan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang atas segal perhatian
dan bimbingannya.
11. Serta rekan-rekan mahasiswa DIII Teknik Mesin Politeknik Negeri
Padang khususnya angkatan 2013.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR TUGAS AKHIR
LEMBAR ASISTENSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................... i
DAFTAR ISI................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum..................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................... 2
1.3 Batasan Masalah........................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................... 2
iii
2.10.2 Prinsip Kerja PLTG ........................................... 34
2.10.3 Prinsip Kerja Kompresor.................................... 37
2.10.4 Prinsip Kerja Coumbuster .................................... 37
2.10.5 Prinsip Kerja Turbin .......................................... 37
2.10.6 Klasifikasi Turbin Gas ....................................... 38
2.10.7 Sistem-Sistem Pendukung Pada PLTG ............... 39
2.11 Siklus Rankine (PLTU) dan HRSG ............................. 53
2.11.1 Siklus Rankine .................................................... 53
2.11.2 Siklus Rankine Regeneratif.................................. 55
2.11.3 Siklus Rankine Organik....................................... 55
2.11.4 Proses Siklus Rankine ......................................... 55
2.11.5 Siklus Rankine Ideal ........................................... 57
2.11.6 HRSG (heat recovery steam generator)..................... 60
2.11.7 Prinsip Kerja HRSG .......................................... 61
2.11.8 Konstruksi Dan Tata Letak HRSG ..................... 62
2.12 Manajemen Perawatan ............................................... 80
2.12.1 Pengertian Perawatan ......................................... 80
2.12.2 Jenis-Jenis Perawatan ......................................... 81
2.12.3 Perawatan Terencana.......................................... 82
2.12.4 Perawatan Tidak Terencana................................ 85
iv
BAB IV PERAWATAN & PERBAIKAN
4.1 Chlorination Plant ......................................................... 90
4.1.1 Prinsip Kerja Chlorination Plant ............................ 90
4.1.2 Bagian-Bagian Utama Chlorination Plant .............. 91
4.1.3 Fungsi Utama Bagian-Bagian Chlorination Plant.... 94
4.2 Pengertian Pompa Sentrifugal ..................................... 95
4.2.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal ......................... 96
4.3 Perawatan Sistem Chlorination Plant ............................. 99
4.4 Perawatan Pompa Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine 102
4.5 Proses Operasi Sistem Chlorination Plant....................... 102
4.6 Perbaikan Pompa Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine. 108
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................. 115
5.2 Saran ........................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 117
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.29 Diagram HRSG dengan aliran gas mendatar ....................... 61
Gambar 2.30 Heat Recovery Steam Generator ......................................... 62
Gambar 2.31 Prinsip Sirkulasi Alami (Natural Circulation) .................... 64
Gambar 2.32 HRSG sirkulasi alami (aliran gas mendatar) ....................... 64
Gambar 2.33 Prinsip Sirkulasi Paksa (Forced Circulation)...................... 65
Gambar 2.34 HRSG dengan aliran gas vertikal......................................... 66
Gambar 2.35 HRSG dengan tekanan tunggal (single pressure)................ 67
Gambar 2.36 HRSG dengan dua tingkat tekanan (dual pressure) ............ 68
Gambar 2.37 Diagram HRSG Multi Pressure........................................... 68
Gambar 2.38 HRSG dengan burner bantu ................................................ 69
Gambar 2.39 Diagram Auxilarry Steam Turbin ........................................ 72
Gambar 2.40 Diagram Ccw Sistem Steam ................................................. 75
Gambar 2.41 Diagram Main Colling Water .............................................. 78
Gambar 2.42 Diagram alir sistem maintenance ........................................ 82
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penulisan Tugas Akhir................. 90
Gambar 4.1 P & ID Sistem Chlorination Plant......................................... 91
Gambar 4.2 Seawater Strainer .................................................................. 92
Gambar 4.3 Sewater Booster Pump........................................................... 92
Gambar 4.4 Modul general hypochloride/generator cell .......................... 92
Gambar 4.5 Sodium ypochloride hydrogen removal tank ......................... 93
Gambar 4.6 Air blower .............................................................................. 93
Gambar 4.7 Chlorine injection pump ........................................................ 93
Gambar 4.8 Pree chlorine injection pump................................................. 94
Gambar 4.9 Pompa Sentrifugal ................................................................. 96
Gambar 4.10 Mechanical Seal................................................................... 110
Gambar 4.11 Stuffing Box Dan Tutup Volute ............................................ 112
Gambar 4.12 Mechanical seal ................................................................... 112
Gambar 4.13 Stuffing Box dan Pompa....................................................... 113
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, ada dua tujuan yang hendak dicapai,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini menjelaskan tahap awal dari penulisan berupa latar
belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
2
BAB II TEORI DASAR
Pada bab ini berisikan tinjauan pustaka tentang PLTGU, Chlorination
plant, pompa pemasok Chlorine beserta komponen dan fungsi-fungsi
komponen tersebut serta teori dasar perawatan dan perbaikan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil
analisa, serta saran-saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
B A B II
TEORI DASAR
A. Pengertian
4
NaCl.Dengan adanya aliran arus listrik (DC), maka air laut yang masuk ke
dalam cell modul akan terurai menjadi :
Karena ion 2H+ cenderung lebih stabil jika berdiri sendiri, maka ion
2H+ merubah membentuk molekul gas hydrogen yaitu gas H2. Sedangkan
ion O-2 cenderung lebih negatif terhadap ion Na+ dan ion Cl -. Akibatnya
ketiga ion tersebut bersatu membentuk ikatan yang lebih stabil yaitu
molekul NaOCl atau sodium Hypochloride (Klorin).
2Cl (-) => Cl2 + 2e- ……..reaksi oksidasi yang menghasilkan Cl bebas
5
Ringkasan reaksinya adalah
6
MCW SEA WATER STRAINER
HYPOCHLORITE GENERATOR
CEEL
SODIUM HYPOCHLORITE
HYDROGEN REMOVAL TANK AIR BLOWER
1. Seawater Strainer
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran baik yang
berupa padat,cair atau gas.alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa
guna menyaring kotoran yang terdapat pada aliran sehingga aliran yang
diproses atau hasil proses lebih baik.
7
2. Seawater Booster Pump
Adalah suatu alat yang digunakan untuk memompakan air laut yang
telah disaring pada seawater strainer menuju modul general hypochlorite.
5. Air Blower
Adalah suatu alat yang berguna untuk menaikan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu
juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.
8
2.2 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan
tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
A. Klasifikasi Pompa
Pompa diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, adapun klasifikasi
pompa adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Cara Kerja
Berdasarkan cara kerjanya, pompa diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pompa Perpindahan Positif
Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi. Cairan
diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif
untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas
untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental.
Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara
perpindahannya, yaitu sebagai berikut:
1) Pompa Rotari
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi
mekanis ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan
menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam rumah pompa
9
(casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk
kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar (pada sisi isap)
kemudian volumenya berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan
tertekan keluar.
Adapun jenis pompa rotary masih dibedakan menjadi beberapa jenis,
sebagai berikut:
a) Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana.
Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan
akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Kemudian
cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar apabila giginya
bersatu lagi.
10
e) Pompa Baling Geser (Vane Pump)
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap
menekan lubang rumah pompaoleh gaya sentrifugal bila rotor diputar.
Cairan yang terjebak diantara 2 baling dibawa berputardan dipaksa
keluar dari sisi buang pompa.
2) Pompa Reciprocating
Pompa Reciprocating adalah pompa dimana energi mekanik dari
penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa
dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.
Pompa resiprokating banyak digunakan pada:
Proses yang memerlukan head tinggi
Kapasitas fluida yang rendah
Liquid yang kental (viscous liquid and slury)
Liquid yang mudah menguap
Kelebihan dan kekurangan pompa resiprokating:
a) Kelebihan
Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga
dari unit pompa dan bagian dari unit pompa.
Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
b) Kekurangan
Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga
dari unit pompa dan bagian dari unit pompa.
Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
11
b) Pompa plunger
Pompa plunger merupakan suatu silinder baja yang panjang,
packingnya terletak constant (stasionary) pada bagian dalam
silindernya. Perbedaan dengan torak adalah bentuk yang lebih
panjang dan packing menempel pada silinder. Sedangkan torak,
packing menempel pada torak itu sendiri.
c) Pompa diafragma
Pompa diafragma merupakan salah satu jenis pompa reciprocating
yang memanfaatkan diafragma sebagai elemen pompanya. Diafragma
ini berupa lembaran plat tipis yang bersifat fleksibel, yang
dimanfaatkan untuk menghisap dan menekan fluida.
b. Pompa Dinamis
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut
beroperasi. Impeller yang berputar mengubah energi kinetik menjadi
tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Terdapat
dua jenis pompa dinamik:
1. Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, energi penggerak dari luar diberikan kepada
poros yang kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang
disebut impeller. Impeller memutar cairan yang masuk ke dalam pompa
sehingga mengakibatkan energi tekanan dan energi kinetik cairan
bertambah. Cairan akan terlempar ke luar akibat gaya sentrifugal yang
ditimbulkan gerakan impeler. Cairan yang keluar dari impeller ditampung
oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeller dan disalurkan ke
luar pompa melalui difuser. Di dalam difuser ini sebagian energi kecepatan
akan diubah menjadi energi tekanan.
12
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke
sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat
Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head
Selain itu, pada gambar memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini
beroperasi
Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau
dalam hal jet pump oleh tekanan buatan
Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga
menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada
kecepatan tinggi.
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin
digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser
stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
13
Pompa Sentrifugal bisa juga diklasifikasikan, berdasarkan :
a. Kapasitas :
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan
oleh pompa setiap satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan volume per
satuan waktu serta kapasitas pompa, seperti :
a. Satuan volume per satuan waktu
1. Barel per day (BPD)
2. Galon per menit (GPM)
3. Cubic meter per hour (m3/hr)
b. Kapasitas pompa
Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam
Kapasitas menengah : 20 -:- 60 m3 / jam
Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam
b. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
Tekanan menengah : 5 -:- 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2
14
e. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
f. Arah aliran keluar impeller :
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
3. Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat
sepert gambar berikut :
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
15
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
16
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan
tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi
instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang
umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari
sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi
potensial.
17
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat
bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu
ada rugi energi (losses).
Pada kondisi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan
Bernoulli adalah sebagai berikut :
18
a. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi isap.
b. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada
saluran tekan dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
19
pada sisi tekan dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd - Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa (Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu
pompa (Suction head).
20
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6)
sebagai fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran
relatif (Relative Roughness - ε/D ), yang nilainya dapat dilihat pada grafik
(lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran
permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
21
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat
menggunakan tabel pada lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada
fitting dan valve dalam ukuran panjang ekivalen dari pipa lurus.
3. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :
22
2.4 Daya Pompa
23
c. Daya Penggerak (Driver)
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi
mekanis (effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
24
Gambar 2.4 Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan
Kekasaran relatif
2.6 Terminologi
25
3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut
dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.
4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut
y ang tersedia pada inlet pompa.
5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di
dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah
pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi
kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr.
6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar
pompa beroperasi dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari
minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan.
7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai
(input) dengan energi output pompa.
8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh
pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp.
26
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi
dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah,
searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low,
flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada
sistem pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu
kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang
ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration
switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch
high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi
dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi
pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak
memiliki NPSHa yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan
mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan
safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low
(LSL) dan pressure switch low (PSL).
27
memompa zat-zat cair yang di dalamnya terkandung padatan. Pada
pompa ini, impeller dibuat dengan bentuk disk, sehinga bisa
menghilangkan gelembung-gelembung udara.
Pompa Choper digunakan untuk instalasi pengolahan limbah rumh
tangga. Pada pompa jenis ini, impeller dilengkapi dengan pisau,
guna menghancurkan partikel-partikel atau sampah-sampah limbah
rumah tangga.
Pompa Slury digunakan untuk memompa fluida cair yang bercampur
dengan lumpur atau zat lain yang bersifat korosif. Untuk mengatasi
hal itu, pada pompa jenis ini dilengkapi dengan impeller yang
dilapisi dengan bahan karet.
a. Motor
Suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik, alat yang sebaliknya mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik yang disebut generator atau dinamo.
28
Gambar 2.5 motor pompa chlorine
b. Cover copling
Adalah suatu alat yang berguna untuk melindungi kopling yang
terdapat didalamnya.
c. Kopling
Adalah suatu komponen atau peralatan yang digunakan untuk
memutus dan menghubungkan dua poros yang saling berputar.
29
Gambar 2.8 rumah bearing/case pump
e. Stuffing box
Adalah suatu alat yang fungsi utamanya untuk mencegah
terjadinya kebocoran pada daerah dimana pompa menembus
casing.
f. Volute
Adalah suatu komponen yang berguna untuk menjadi tempat atau
kedudukan impeller.
30
g. Base plate
Adalah suatu komponen peralatan pendukung seluruh bagian
pompa dan tempat kedudukan pompa terhadap pondasi.
h. Shaft
Digunakan untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama pompa beroperasi dan merupakan tempat dudukan impeller
danbagian yang berputar lainnya.
31
secara terus menerus pula akan mengisi kekosngan akibat
perpindahan dari cairan atau fluida sebelumnya.
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU.
Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU
menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :
32
Gambar 2.15 Siklus Kombinasi
Gambar 2.16 Siklus Brayton, Siklus Rankine dan Siklus kombinasi (PLTG,
PLTU, PLTGU)
33
Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih
rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih
rendah.
Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
Fleksibilitas PLTGU tinggi.
Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan
pengoperasian.
Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1
blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.
34
2. Kompresor (Compressor).
3. Ruang Bakar (Combustor).
Apabila digambar dalam diagram P-V dan T-S, siklus turbin gas akan
terlihat seperti gambar dibawah ini:
35
Kerja yang dilakukan kompresor Wc= ma (h2-h1).
Kalor yang diberikan pada Combuster Qc= (ma+mf)(h3-h2)
Kerja yang dihasilkan turbin Wt= (ma+mf)(h3-h4)
Dimana ma adalah massa dari udara dan mf adalah massa bahan bakar.
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai.
Entropi akan naik dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T-s dan
diagram akan terlihat seperti gambar berikut:
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal. Tetap terjadi
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu
sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal. Kerugian-kerugian tersebut
dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab
terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian
tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan
angin.
36
2.10.3 Prinsip Kerja Kompresor
Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah axial
compressor dan centrifugal compressor. Pada axial compressor, bentuk dari
sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Secara global kompresor
bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke
sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk dari difusor.
Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan
kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus).
37
kerja output dari turbin, dipakai untuk menggerakkan poros penggerak
beban, hanya mempresentasikan 1/3 dari kerja siklus.
Pada turbin, khususnya pada 1st stage, yang menggerakkan bucket dan
disc, harus mampu menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200°F/
1204°C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga bercampur dengan kotoran/
kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena
korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol, sehingga dibutuhkan
bahan paduan/alloys dan proses coating yang cukup bagus untuk
melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari komponen
ini.
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung
dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi
fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar,
yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
38
Gambar 2.19. turbin gas siklus terbuka
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperatur yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas
(heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media pendingin air
atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi
masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang ditunjukkan seperti
pada gambar dibawah.
39
A. GRS ( Gas Receiver Stationary )
GRS ( Gas Receiver Stationary ) plant merupakan suatu system awal
dari proses penyuplaian bahan bakar, bahan bakar yang digunakan adalah
suplai gas dari PGN / Pertamina EP.
Suplai Gas
Condensate collecting
Fuel gas mettering tank
GT / Coumbuster
Compressor gas
40
1. Shut off valve
Meurpakan sebuah valve/alat yang digunakan untuk memutus dan
meneruskan suplai gas dari luar.
41
Adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan gas dari fuel gas
mettering,suplai gas yang mengalir dari fuel gas mettering mengalir melalui
tubing di dalam shell dan di dalam shell di isi air make up air tersebut
dipanaskan oleh burner yang bahan bakarnya dari sebagian suplai bahan
bakar gas.
8. Compressor instrumen
Adalah alat ( kompresor ) yang digunakan untuk menyuplai udara
bertekan yang digunakan untuk menggerakan beberapa komponen pada
system lain seperti valve pneumatic actuator dan valve diafragma
actuator.Pada compressor instrument terdapat beberapa komponen yaitu air
reciver tank,compressor,motor,drier air- water separator.
42
9. Fine filter
Adalah alat yang digunakan untuk menyaring suplai gas sebelum
menuju ke GT / coumbuster.
Pada fine filter terdapat 2 filter dan hanya digunakan salah satu
untuk penyaringan suplai gas GRS sebelum menuju gas preheater.
11. GT / coumbuster
Adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat dimana terjadinya
proses coumbustning atau pembakaran. Dimana fuel gas dan udara sebagai
oksidator akan bertemu dan terjadi pembakaran dengan bantuan spark pada
saat start up dan continuous combustning saat turboshet oprasi on line.
43
louvers
First stage
Manifold
VIGV
Oksidator
Udara yang digunakan sebagai proses pembakaran kimia ( O2 ) di
dalam combuster dengan fuel gas ( CnHn ).
Sealing
Udara yang digunakan sebagai penghalang atau penjaga agar udara
didalam system tidak keluar dan tidak ada udara dari luar masuk kedalam
system.
44
Cooling
Udara yang digunakan sebagai pendingin pada casing
turbin,compressor dan combuster termasuk yang didalamnya sudu-sudu
turbin dan vanes carrier.
Berikut komponen atau peralatan yang terdapat pada system ini ada
beberapa macam yaitu:
1. Louvers
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menjaga supaya air tidak
masuk kedalam filter / compressor.Louvers terlatak di ujung paling luar
air intake system yang berupa seperti paruh burung.
2. First stage
First stage adalah suatu alat berguna untuk menjaga supaya kertas
atau daun agar tidak masuk kedalam filter.First stage berupa susunan plat-
plat setalah louvers.
45
6. Manifold
Merupakan Suatu ruangan khusus atau space sebelum memasuki
VIGV ( variable inlet guide vanes ).
Demin water
In line pump
46
Berikut adalah penjelasan fungsi dari system cleaning kompresor.
1. Kompresor washkid
Pada compresor washkid menggunakan jenis kompresor
reciprocating atau kompresor torak.
b. Kompresor
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikan tekanan fluida
atau udara menjadi tekanan tertentu yang kemudian masuk kedalam air
recivier tank.
3. Demin water
Adalah air yang digunakan untuk mengisi flushing dan washing
media tank.
47
5. In line pump
Adalah suatu alat atau pompa yang berguna untuk memompakan air
dari flushing dan washing media tank ke setiap titk spray pada manifold
sebelum vigv pada in line pump juga terdapat filter yang berguna untuk
menyaring kotoran-kotoran air dari tank.
7. Spray
Spray adalah suatu alat yang digunakan untuk menghembuskan
campuran udara dan air sehingga kotoran yang terdapat pada blade-blade
rontok.
48
Breathing filter
Emergency oil
Lube oil tank
atmosfir
Emergency lube oil
Mine lube oil pump pump
VIGV
Bearing
Rotor bearing
Vapour exctractor pump/reciprucating
atmosfir
Rotor bearing
49
2. Temperature control valve
Adalah suatu alat yang berguna untuk mengatur temperature lube oil
menuju kebearing-bearing.jika temperature oli tidak melebihi 60 derjat
maka oli tersebut akan langsung menuju lube oil filter dan jika temperature
oli melebihi 60 derjat maka oli tadi akan masuk ke PHE plate heat
exchanger untuk didinginkan, agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin
sebelum menuju ke lube oil filter.
50
berfungsi untuk memompakan atau menyuplai pelumas ke bearin-bearing.
51
LUBE OIL GENERATOR
COLLER COLLER
CIRCULATING
WATER PUMP
2. Generator coller
Adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan udara pada
generator.
Yang mana air yang telah digunakan untuk mendinginkan oli pada
lube oil coller dan generator coller masuk kedalam temperature control
valve.
3. Temperatur Control Valve
Temperature control valve adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengatur temperature air pendingin. Jika temperature air terlalu tinggi
maka air tersebut mengalir ke fan coller GT untuk didinginkan kembali
dengan memanfaatkan udara sebagi pendinginnya
52
4. Fan coller
Adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan air dengan
memanfaatkan udara yang perlatan seperti fan. Yang mana udara dari luar
dihisap oleh fan yang kemudian digunakan untuk mendinginkan air panas
yang mengalir didalam tubing dan udara yang telah digunakan tadi dibuang
kembali ke atmosfir.
Setelah didinginkan air tersebut kembali masuk kedalam
temperature control valve.
53
steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30oC. Hal ini memberikan
efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%,namun kenyataannya efisiensi
pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar42%.
Fluida pada siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan
secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini,
namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti
tidak beracun,terdapat dalam jumlah besar, dan murah.Sistem siklus
Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Condenser
54
2.11.2 Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan
condenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati
turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan
mengakibatkan pencampuran temperatur, hal ini akan mengefisiensikan
pemanasan primer.
55
Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerja siklus Rankine, hanya
saja harganya sangat mahal dan berbahaya
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke
tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga
hanya membutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses
pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di
sini air berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung
pada tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja
berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan
temperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat
akhir kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga
semua uap berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali
(Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,
kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat
diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air.
56
Gambar 2.27 Contoh T-s diagram Siklus Rankine
57
Proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui
turbin dan uap jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan
kondenser.
Proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada
tekanan konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada
kondisi 3.
proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke
kondisi 4dalam daerah hasil kompresi.
proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus
2. Hotwell
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menampung butiran-
butiran air yang telah terkondensasi didalam condenser, yang kemudian
dipompakan oleh condensate pump menuju gland steam
58
3. Condenset pump.
Condenset pump adalah suatu alat atau pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air panas dari hotwell menuju ke deaerator,pada condenset
pump terdapat dua alat tetepi hanya dipergunakan salah satu , sedangkan
yang satu lagi stand by,apabila terjadi kerusakan atau kebocoran sementara
bisa digunakan pompa yang satunya dan memperbaiki pompa yang rusak
tersebut.
5. Gland steam
Gland steam berfungsi sebagai pelumasan di dalam turbin. Dimana
air panas yang dipompakan oleh condenset pump masuk ke dalam tubing
sedangkan uap panas terdapat didalam shell. Selain itu gland steam juga
berfungsi untuk:
6. Service ejector.
Service ejector adalah suatu alat yang digunakan untuk proses
pemvakuman di dalam condensor.
59
7. Flash box
Flash box adalah suatu alat berupa tank yang digunakan untuk
menampung uap panas serta menjaga keseimbangan tekanan dan temperatur
uap panas dari:
60
memutar turbin uap. Dengan cara ini diperoleh peningkatan efisiensi termal
yang besar. HRSG juga disebut Waste Heat Recovery Boiler (WHRB).
61
pada sumber panas yang digunakan dan susunan pipa pemanasnya.
Sumber panas untuk membangkitkan uap pada Heat Recovery
Steam Generator berasal dari energi panas yang terkandung didalam gas
buang PLTG. Sedangkan pada boiler (ketel), sumber panas untuk
membangkitkan uap berasal dari pembakaran bahan bakar didalam ruang
bakar (furnace) boiler. Pada boiler pipa-pipa pemanas disusun menjadi
dinding ruang bakar, sedangkan pada HRSG pipa-pipa pemanas disusun
tegak lurus terhadap aliran gas buang.
62
Bila ditinjau dari tekanan kerjanya, HRSG dapat dibedakan menjadi
63
Gambar 2.31 Prinsip Sirkulasi Alami (Natural Circulation)
64
Uap yang terbentuk bersama-sama dengan air masuk kembali ke dalam
drum. Didalam drum uap dipisahkan dari air, dan uap selanjutnya mengalir
ke superheater atau langsung ke turbin, sedangkan air bercampur kembali
dengan air yang ada didalam drum. Seperti yang terlihatpda gambar 2.17
berikut;
65
Gambar 2.34 HRSG dengan aliran gas vertikal
Pada HRSG ini uap yang dihasilkan hanya memiliki satu tekanan.
Susunan PLTGU dengan satu tekanan biasanya turbin gas, generator, dan
turbin uapnya dibuat menjadi satu poros. Seperti yang terlihat pada gambar
berikut;
66
Gambar 2.35 HRSG dengan tekanan tunggal (single pressure)
Aliran gas panas dari turbin gas masuk melalui sisi bawah HRSG mengalir
ke atas melewati pipa-pipa superheater, evaporator, ekonomizer tekanan
tinggi sambil menyerahkan panas. Selanjutnya melewati pipa-pipa dengan
fungsi yang yang sama tetapi dengan tekanan lebih rendah yang berada
dibagian atasnya kemudian dibuang keatmosfir melalui cerobong yang
terletak diatas Heat Recovery Steam Generator. Sepertipada gambar 2.20
berikut;
67
Gambar 2.36 HRSG dengan dua tingkat tekanan (dual pressure)
68
E. HRSG dengan Burner bantu (Auxiliary burner)
1. Daerator
Daerator adalah suatu alat yang digunakan untuk menghilangkan
gelembung-gelembung udara dari air steam.
69
2. Feed water tank
Feed water tank adalah suatu alat berupa tanki tertutup yang
digunakan untuk menampung air panas dari service enjektor. Sebelum
masuk kedalam feeedwater tank air panas terlebih dahulu masuk kedalam
deaerator untuk dipisahakan dari gelembung-gelembung udara.
.
3. HP atau LP Steam
HP atau LP Steam adalah suatu alat yang digunakan mengubah air
panas menjadi uap air kering ,dari feedwater tank ke steam turbin.
5. HP atau LP Economizer
HP atau LP Economizer adalah suatu alat yang digunakan untuk
pemanasan awal air steam. HP Economizer terdiri dari 5 alat sedangkan LP
Econimizer terdiri dari 2 alat ,air steam yang dipompakan oleh HP atau LP
feedwater pump masuk kedalam masing-masing tubing HP atau LP
economizer menjadi uap air panas basah yang kemudian masuk kedalam HP
atau LP Drum.
70
Dan sebagian dari uap air basah pada LP economizer dialirakan ke
fuel gas heater pada GRS dan juga ke deaerator/feedwater tank.
6. HP atau LP Drum
HP atau LP Drum adalah suatu alat berupa tabung / tanki tertutup
yang digunakan untuk menampung air panas dan uap air panas basah dari
HP atau LP economaizer , dimana didalam HP atau LP drum terjadi
pemisahan antara air panas dan uap air basah dikarenakan masa jenis air
lebih besar dari uap air panas, kemudian air panas jatuh/mengalir kebawah
menuju HP atau LP Evaporator sedangkan uap air panas naik keatas
menuju HP atau LP Drum.
7. HP atau LP Evaporator
HP atau LP Evaporator adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengubah air panas dari HP atau LP drum menjadi uap panas air basah dan
kemudian uap panas air basah naik dan masuk ke HP atau LP Drum untuk
dilanjutkan ke HP atau LP Superheater.
8. HP atau LP Suprheater
HP atau LP Superheater adalah suatu alat yang digunakan untuk
menjadikan uap air basah dari HP atau LP drum menjadi uap air kering ,
pada HP Superheater terdiri dari 3 alat sedangkan pada LP superheater
terdiri dari 1 alat dimana uap air basah dari HP atau LP drum masuk
kedalam tubing-tubing HP atau LP superheater yang kemudian di panaskan
hingga menjadi uap air kering, dan kemudian uap air kering menuju steam
turbin.
71
Lube oil tank Turning gear
Emergency lube
oil pump
Temperature control valve
1. Vapour extractor
Berfungsi untuk menjadikan lube oil tank menjadi vakum tanki pada
pelumasan steam trubin yang bertujuan untuk mempercepat kembalinya oil
return dari bearing-bearing menuju kedalam lube oil tank.
Pada vapour extractor ini terdapat motor fan yang menghisap udara
pada lube oil tank,sebelum udara dibuang ke atmostfir terlebih dahulu
disaring oleh filter yang terdapat pada vapour extractor sehingga udara atau
oil mis atau embun-embun nya terpisah dan masuk kedalam lube oil tank
sedangkan udara dibuang keluar atmostfir.
72
satu pompa sentrifugal vertical dan juga filter yang digunakan untuk
menyaring oli sebelum menuju ke temperatur control valve.
73
8. Lube oil purifier
Adalah suatu alat yang berguna untuk menjadikan pelumas pada
steam turbin yang berada pada lube oil tank selalu berada dalam keadaan
bagus/murni.
9. Hidrolik pump
Adalah suatu alat yang dgunakan untuk memopakan dan
menggerakan valve-valve hidrolik. Pada hidrolik pump juga terdapat lube oil
filter yang digunakan untuk menyaring oli sebelum disuplai kedalam valve
hidrolik. Valve-valve hidrolik digunakan untuk mengatur pembukaan HP
atau LP steam sebelum menuju turbin.
74
Ccw head tank
Ccw pump
Inter coller
Evacuating pump
Compressor coller
75
2. Inter coller
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan air dari
ccw steam dengan menggunakan pendingin air laut. Pada inter coller
terdapat 2 alat yang berupa tube & shell keduanya digunakan dalam proses
pendinginan air dari ccw steam.
3. Ccw Pump
Merupakan suatu alat atau pompa sentrifugal vertikal yang
digunakan untuk mensirkulasikan air ccw steam atau air pendinganan pada
system steam ke beberapa peralatan, air ccw pump juga digunakan untuk
pendinginan mechanical seal yang kemudian dialirkan/menuju ke inter
coller dan Lp feed water pump pada Lp feed water pump air ccw digunakan
untuk mendinginkan mechanical seal dan juga dialirkan menuju Hp
feedwater pump pada high pressure feedwater pump air dari ccw steam
digunakan untuk wanding motor,lube oil coller dan juga untuk
pendinginanan pada mechanical seal yang kemudian juga dialirkan ke water
sampling coller,air removal coller,lube oil coler,generator coller dan
compressor service coller,inter coller,after coller dan lube oil coller air
service compressor steam.
4. Lp feed pump
Adalah suatu alat atau pompa sentrifugal yang digunakan untuk
memompakan air feedwater tank yang mengalir/menuju ke Lp feed water
tank. Dimana air dari ccw pump mengalir/ masuk ke Lp feed pump.
5. Hp feed pump
Merupakan suatu pompa sentrifugal bertingkat multi stage.Pada
pompa ini mampu memopakan air dari feedwater tank menuju ke Hp
economizer.
76
6. Water/steam sampling coller
Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari
setiap titik pada system steam untuk diambil karakterisasi air apakah masih
memenuhi standar air ccw steam.
77
C. Main Cooling Water Sistem
Daigram alir dari main colling water system adalah seperti yang
tercantum pada gambar 2.40 berikut;
MCWP
Debris filter
Ball injector
Condenser
Ball catcher
78
Peralatan yang ada pada main colling water system adalah:
2. Debris filter
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran
pada air laut seperti lumpur,yang kemudian kotoran tersebut menuju
kepembuangan yaitu outfall.
4. Condensor
Suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan uap air panas dari
steam turbin.
5. Ball cacther
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menangkap ball
taprogge.Ball catcher berupa filter yang memiliki lubang-lubang yang
berfungsi untuk menyaring/memisahkan antar air laut dengan ball
79
taprogge.dimana ball taprogge yang telah digunakan untuk membersihkan
tubing-tubing dalam condenser.
a) Metode, meliputi :
Jenis perawatan yang dianut.
Sistem dan prosedur serta kaitan dengan sektor-sektor lain.
Struktur organisasi yang diterapkan.
80
Mutu, waktu, jumlah, dan biaya perlu dipertimbangkan dalam
menentukan apakah dibuat sendiri, lokal, atau import.
e) Keselamatan Kerja.
Mencakup keselamatan mesin-mesin maupun manusianya. Kita sadari
bahwa suatu kecelakaan kecil sekalipun, akan berarti kerugian berupa
terganggunya proses produksi / kesempatan hilang maupun biaya
perbaikannya.
81
MAINTENANCE
PLANNED UNPLANNED
MAINTENANCE MAINTENANCE
EMERGENCY
PREVENTIVE CORRECTIVE MAINTENANCE
MAINTENANCE MAINTENANCE
SHUTDOWN
MAINTENANCE
CLEANING
BREAKDOWN
MAINTENANCE
INSPECTION
MINOR MAJOR
SMALL REPAIR OVERHAUL OVERHAUL
RUNNING
MAINTENANCE
82
1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang
dapat menghambat proses produksi. Preventive Maintenace merupakan
kegiatan yang paling banyak dilakukan dan dititik beratkan untuk mencegah
kerusakan yang lebih besar. Dengan menghindari kerusakan yang lebih
besar akan menurunkan biaya produksi, baik perbaikan kecil maupun
perbaikan besar ataupun over haul dapat dikurangi.
Preventive maintenace meliputi kegiatan: perbaikan, pembersihan,
inspeksi dan penyetelan, pemeriksaan kondisi, penggantian serta tes fungsi.
Untuk itu diperlukan semacam daftar atau penjadwalan pemeliharaan
tersusun dengan baik agar perawatan dapat dilakukan dengan sistematis.
Seberapa sederhana pun bentuk perawatan oleh suatu mesin, hal itu tidak
dapat diabaikan begitu saja, kerusakan besar dari mesin merupakan
akumulasi dari kerusakan-kerusakan kecil.
Perawatan pencegahan dapat dilakukan secara terjadwal, tidak
terjadwal, perawatan yang disesuaikan dengan kondisi.
83
c) penampilan seperti adanya gangguan pada bentuk cat, kawatdan
sebagainya
d) getaran
e) kebisingan
f) kekenduran penyambungan bagian-bagian masin
g) kekenduran pemasangan/asembling
h) perubahan temperatur
i) kegagalan atau fitiq
3. Predictive Maintenace
Tipe perawatan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe
sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir
(advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk
memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem
yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada
mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.
84
2.12.4 Perawatan Tidak Terencana(Unplanned Maintenance)
85
BAB III
METODOLOGI
Adapun metode yang penulis terapkan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
a. Metode Kepustakaan
Mengumpulkan data dari berbagai referensi yang ada, berupa buku,
artikel, pendapat seseorang dan referensi lain yang dapat dipercaya.
b. Metode Observasi
Merupakan metode pengamatan dan menganalisa langsung prinsip
kerja pada Chlorination Plant dan Pompa Pemasok Chlorine.
c. Metode Konsultasi
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara wawancara atau
konsultasi langsung dengan dosen pembimbing mengenai Laporan
Akhir penulis.
86
3.2 Diagram Alir Kegiatan
Adapun diagram alir (flowchart) yang penulis gunakan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir kegiatan gambar
3.1 berikut:
Mulai
Pengambilan data
Studi Literatur
Tidak
Analisa
Ok
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
87
3.3 Permasalahan Yang Terjadi
Pompa pemasok chlorine (chlorine injection pump) merupakan peralatam
atau komponen yang digunakan untuk memompakan cairan chlorine pada
water intake yang berguna untuk mencegah berkembang biaknya biota laut
(binatang dan tumbuhan laut) agar tidak menempel pada sistem pendinginan
pembangkit listrik yang menggunakan air laut sebagai media pendingin. Pompa
pemasok chlorine ( chlorine injection pump) tidak pernah terlepas dari
kerusakan dan masalah yang bisa menyebabkan terganggunya proses
penyuplaian cairan chlorine menuju water intake.
Maka dari itu penulis mengambil judul “Perawatan & Perbaikan Pompa
Sentrifugal Untuk Pemasok Chlorine Pada Sistem Chlorination Plant PLTGU
UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Jawa Barat” dengan mempertimbangkan
dari segi perawatan dan perbaikan, kita dapat mencegah terjadinya kerusakan
pada pompa pemasok chlorine maupun sistem chlorination plant.
a. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu pencrian tentang buku-buku atau literatur yang
membahas mengenai sistem operasi chlorination plant dan
perawatan perbaikan pompa pemasok chlorine (chlorine injection
pump). Berupa buku-buku yang ada diperpustakaan PT.PJB UP
Muara Tawar,pustaka-pustaka yang memiliki literatur sesuai topic,
serta mengakses dari media internet.
88
b. Tanya Jawab
Tanya jawab yaitu inisiatif sendiri untuk mecari sumber dengan cara
menanyakan pembahasan tentang sistem operasi chlorination plant
dan perawatan perbaikan pompa pemasok chlorine (chlorine
injection pump) kepada instruktur dilapangan pada saat perbaikan
pompa pemasok chlorine dan kepada dosen pembimbing tugas akhir
serta orang yang ahli pada bidan ini.
3.6 Analisa
3.7 Pembahasan
3.8 Kesimpulan
3.9 Selesai
89
BAB IV
Pada unit chlorination plant media air yang digunakan adalah media air
laut. Yang pada mulanya air laut disuplai dari MCW yang kemudian disaring
oleh seawater strainer terlebih dahulu agar terpisah dari kandungan-kandungan
pengotornya, kotoran yang telah disaring kemudian mengalir dan dibuang pada
drain sedangkan air laut yang bersih mengalir menuju seawater booster pump
yang kemudian dipompakan ke modul general hypochlorite, pada modul
general hypochlorite terjadi reaksi kimia yang disebut electrochemical dengan
bantuan transformator dan rectifier untuk mengubah NaOCl + H2O + 2e-
NaOCl + H2 yang kemudian masuk ke sodium hypochlorite hydrogen removal
tank. Karena tangki sodium hypochlorite hydrogen removal tank berupa tangki
tertutup maka kandungan hydrogennya harus dijaga agar tidak terlalu banyak
yang nantinya bisa menyebabkan tangki bisa meledak, untuk menjaga
90
kandungan hydrogen yang terdapat pada tangki maka diberi/disuplai udara
dengan air blower agar hydrogen pada tangki dapat teruraikan.
Kemudian product atau chlorine yang telah ditampung pada sodium
hypochlorite hydrogen removal tank dialirkan menuju kewater intake dengan
menggunakan chlorine injection pump yang bertujuan untuk memabukan biota
laut dalam sistem agar tidak masuk atau berkembang pada sistem-sistem
lainnya, kemudian zat atau product chlorine juga dipompakan menuju
kedesalination plant dengan menggunakan pre chlorine injection pump.
Air blower
Sodium hypochloride hydrogen removal tank
Seawater strainer
91
1. Seawater strainer
92
4. Sodium hypochloride hydrogen removal tank
5. Air blower
93
7. Pre chlorine injection pump
1) Seawater Strainer
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran baik yang
berupa padat, cair atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa guna
menyaring kotoran yang terdapat pada aliran sehingga aliran yang diproses
atau hasil proses lebih baik.
94
4) Sodium Hypochlorite Hydrogen Removal Tank
Adalah suatu tanki tertutup yang digunakan untuk menampung cairan
chlorine yang telah dihasilkan pada modul general hypochlorite.
5) Air Blower
Adalah suatu alat yang berguna untuk menaikan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga
sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.
6) Chlorine Injection Pump
Merupakan suatu pompa sentrifugal yang digunankan untuk memopakan
cairan chlorine menuju ke water intake yang bertujuan untuk memabukan
biato laut agar tidak berkembang pada line-line unit lain yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada unit-unit.
95
Gambar 4.9 Pompa sentrifugal
96
impeller menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan
meningkat. Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat
berhubungan dengan energi kinetiknya.
5. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari
impeller akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida
mencapai poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan
menjadi tekanan. Tekanan ini lah yang akan menggerakkan fluida
keluar dari pompa melalui discharge nozzle yang kemudian mengalir
menuju pipa keluaran.
2. Shaft (Poros), bagian ini berfungsi untuk meneruskan momen putar dari
penggerak selama pompa dalam kondisi beroperasi, komponen ini
berfungsi juga sebagai dudukan impeler dan bagian yang bergerak lainnya.
97
3. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada fluida yang dipompakan secara continue (terus
menerus). Dengan adanya proses ini maka saluran suction (hisap) akan
bekerja secara maksimal dan terus menerus sehingga tidak ada kekosongan
fluida dalam rumah pompa.
4. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. komponen ini bisa sebagai internal bearing,
leakage joint dan distance sleever.
5. Wearing ring, komponen ini dipasang pada casing (wearing ring casing)
dan impeller (wearing ring impeller). Fungsi utama dari komponen ini
yaitu untuk meminimalisir terjadinya kebocoran akibat adanya celah antara
casing dengan impeller.
98
alat ini ialah mencegah kebocoran pada daerah dimana pompa menembus
casing seperti udara yang dapat masuk ke dalam pompa dan cairan yang
keluar dari dalam pompa.
6. Discharge nozzle, yaitu tempat keluarnya cairan yang bertekanan dari
dalam pompa.
A. Perawatan
99
B. Jadwal Perawatan
a) Harian
1. Periksa untuk aliran larutan melalui sel-sel untuk setiap generator
operasi.
2. Periksa kecepatan aliran solusi untuk setiap generator operasi seperti
yang ditunjukkan dalam aliran pemancar air laut (59PBN03-CF001
atau 59PBN04-CF001).
3. Periksa tegangan DC dan DC ampere ditampilkan pada
transformator/panel kontrol lokal penyearah untuk setiap generator.
Diperlukan penyesuaian untuk mempertahankan pengaturan yang
diinginkan.
4. Periksa setiap kebocoran yang mungkin telah dikembangkan dalam
sistem perpipaan.
b) Mingguan
1. Catat pembacaan tegangan diambil pada masing-masing generator
operasi. CATATAN: prosedur tegangan sel terletak pada halaman 5-4.
Bentuk laporan mingguan sampel terletak di halaman 5-5.
2. Rekam laju aliran solusi untuk setiap generator operasi seperti yang
ditunjukkan pada aliran pemancar air laut (59PBN03-CF001 atau
59PBN04-CF001).
3. Rekam tekanan pasokan sel untuk setiap generator operasi seperti yang
ditunjukkan pada alat pengukur tekanan (59PBN02-CP003 atau
59PBN02-CF004).
4. Catat tegangan dan arus listrik pembacaan pada transformator/panel
kontrol lokal penyearah untuk setiap generator operasi.
5. Ambil sample dari solusi produk yang menggunakan sampel katup
(59PBN05-AA401 atau 59PBN08-AA401) dan menentukan
100
konsentrasi NaOCl (sesuai dengan halaman 4-7) dan record. NOTE:
uji laboratorium sampel produk harus terjadi dengan lima (5) menit
dari sampel waktu yang telah diambil dan dijauhkan dari sinar
matahari untuk memastikan hasil yang akurat.
C. Umum
1. Catat rincian dari setiap sistem shut-down, termasuk alasan untuk
shutdown dan pemeliharaan sel-sel elektrolit selama periode
shutdown.
2. Catat setiap "out of control" peristiwa yang terjadi dalam
pengoperasian sistem, bersama dengan sedetail mungkin mengenai
penyebab dan dampak dari peristiwa.
101
Ulasan kebutuhan perawatan preventive dalam produsen manual untuk
peralatan seperti transformator / rectifier, pompa, blower, dan instrumentasi.
1. Vibrasi
Lakukan pengecekan vibrasi pada motor atau pompa yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya bending pada poros pompa atau motor.
2. Pelumasan
Pada pompa chlorine injection pump jenis pelumas yang digunakan
adalah pelumas turbo T – 46
3. Kebocoran
Lakukan pnegcekan kebocoran terhadap bearing atau seal dan juga
pelumasan dari pompa.
4. Temperature
Lakukan pengecekan temperature pada bearing.
5. Pressure
Lakukan pengecekan pada pressure dischard pompa
102
1. Hal penting ini akrab dengan operator, pemahaman dasar dan
pengoperasian hypochlorite generator sebelum mencoba start-up.
operator harus meninjau manual sistem perpipaan dan instrumentasi.
PERHATIAN: pastikan bahwa seal katup pasokan air terbuka untuk
operasi pompa sebelum beroperasi.
2. Sebelum memulai sistem, operator harus memastikan katup manual yang
ditempatkan di posisi start-up awal yang tepat (lihat jadwal katup bawah)
sebelum memulai unit up.
3. Sesuaikan DC saat set-point untuk setiap transformator / rectifier (T / R)
unit ke unit ZERO.
4. Tempatkan "AUTO-MANUAL" beralih ke posisi yang diinginkan.
CATATAN: dalam posisi "MANUAL" sistem start / stop fungsi yang
dikendalikan oleh "MULAI / STOP" tekan tombol pada panel kontrol
lokal. Dalam "AUTO" posisi sistem start / stop fungsi secara otomatis
diurutkan dan dikendalikan oleh PLC.
5. Pilih generator "A" atau "B"
6. Pilih seawater pump "A" atau "B" dan menempatkan kedua tangan-off-
auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
7. Pilih seawater strainer "A" atau "B" dan menempatkan kedua tangan-off-
auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
8. Pilih chlorine injection pump "A" atau "B" dan menempatkan kedua
tangan-off-auto (HOA) switch blower pada posisi "auto".
9. Pilih air blower "A" atau "B" dan menempatkan kedua HOA blower
switch pada posisi "AUTO".
10. Jelas kondisi alarm yang saya menjadi hadir dengan menekan tombol
"STOP / RESET" tekan tombol.
11. Tekan "mulai" tekan tombol. Peralatan yang dipilih akan dimulai secara
otomatis dalam urutan seperti dicatat di bawah "sistem start-up"
103
dijelaskan sebelumnya dalam bab ini. The GENERATOR ON cahaya akan
diterangi untuk generator yang dipilih.
12. Sesuaikan DC saat set-titik pada T/R unit kontrol panel yang dipilih untuk
output yang diinginkan. CATATAN: tingkat generasi NaOCl hampir
sebanding dengan arus keluaran dari rectifie.
B. Sistem start-up
104
8. Pengontrol waktu Seawter strainer backwash diaktifkan.
9. Pengontrol waktu kejut dosis diaktifkan.
10. Pada point ini aliran air laut harus melalui hypochlorite generator yang
aktif. Urutan waktu dimulai yakni selama 90 detik untuk aliran yang akan
distabilkan melalui electrolytic sel sebelum mengaktifkan interlock
penutupan arus switch (59PBN05-CF201 atau 59PBN08-CF201) dan
beralih suhu (59PBN05-CT201 atau 59PBN08-CT201)
11. Jika setelah detik ke 90 kedua kalinya menunda switch aliran dan switch
temperatur tidak mendeteksi aliran rendah atau kondisi aliran temperatur
tinggi, unit yang dipilih hypochlorite Generator (59PBN60-GU001 atau
59PBN70-GU001) diaktifkan.
12. Pada saat itu larutan sodium hypochlorite dengan gas hidrogen yang
tertahan akan mengalir ke hydrogen removal tank (59PBN14-BB001 dan
59PBN15-BB001) dimana gas hidrogen berpisah dari larutan pada
kondisi atmosfer.
13. Gas hidrogen dicairkan dan lubang dari atas tangki dengan air blower
yang aktif (59PBN16-AN001 atau 59PBN16-AN002). Catatan: setiap air
blower disesuaikan untuk membatasi kemungkinan konsentrasi
maksimum gas hidrogen kurang dari 1% dengan kedua unit hypochlorit
selama dioperasikan.
14. larutan sodium hypochlorite mengalir dari bagian bawah hydrogen
removal tank untuk kemudian dihisap chlorine injection pump untuk
pengiriman ke diffusers seawater intake.
15. Dengan cara ini sistem akan memberikan dosis berkesinambungan dari
20.580 m3/hr air laut sampai dengan 1,75 mg/I chlorine setara dengan
satu (1) unit hypochlorite generator dalam operasi.
16. Shock dosis, jika diperlukan, akan dilakukan dengan mengaktifkan stand-
by unit hypochlorite generator, seawater booster pump dan chlorine
injection pump untuk jangka waktu 20 menit setiap 8 jam untuk
105
meningkatkan tingkat dosis hingga 3,5 mg/I dengan dua ( 2) unit
hypochlorite generator dalam operasi.
17. Ada penurunan mengecilkan dari 1:5 tersedia dalam sistem. Generasi
hypochlorit dapat diatur dari 20% sampai 100% dengan menyesuaikan
arus DC keluaran dari trafo / unit rectifier (59PBN30-GT001).
D. Sistem shutdown:
Sistem shutdown normal dapat dimulai dari LCP atau dengan "remote
stop" sinyal dari DCS. Mematikan sistem dari LCP dimulai dengan menekan
tombol stop/reset. Ini akan memungkinkan PLC untuk memulai urutan sistem
shutdown berikut:
106
3. Operasi sweater booster pump (s) terus berjalan untuk jangka waktu 2
menit untuk benar-benar menyiram semua gas hidrogen dari generator
sel.
4. Setelah 2 menit pembilasan periode seawater booster pump operasi (s)
dimatikan.
5. Air blower yang beroperasi terus berjalan untuk jangka waktu 5 menit
untuk benar-benar membersihkankan semua gas hidrogen dari hydrogen
removal tank.
6. Setelah periode 5 menit ventilasi air blower yang beroperasi dimatikan.
7. Motor dioperasikan katup 59PBN03-AA001 dan 59PBN04-AA001
ditutup.
8. Motor dioperasikan katup 59PBN05-AA001 dan 59PBN08-AA001
ditutup.
9. Semua instrumentasi dan timer dinonaktifkan.
Tombol darurat push stop juga disediakan pada LCP. Menekan tombol ini
menghasilkan listrik untuk semua yang akan segera mematikan peralatan.
CATATAN:
1. Semua sinyal dari PLC ke DCS akan terhubung melalui serial interface
kecuali untuk masalah sinyal alarm umum yang akan disediakan untuk
DCS.
2. Semua tombol, switch pemilih, dan indikator, kecuali untuk berhenti
tekan darurat, direferensikan akan layar sentuh tipe HMI.
3. Operator dimulai, DCS akan mengirim "remote start" dan sinyal "remote
stop" untuk sistem klorinasi PLC. "Tidak ada pendingin pompa air
mengalir" sinyal akan saling bertautan di klorinasi sistem PLC untuk
mencegah klorinasi sistem start dalam hal tidak ada pendingin pompa air
mengalir.
107
E. Prosedur darurat shut-down
1. Tujuan
Instruksi Kerja Penggantian mechanical seal pada chlorine injection pump
ini disusun sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan atau pemeliharaan
pada system BOP (Balanced Of Plant) Chlorination Plant di lingkungan PT
PembangkitanJawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar sehingga
108
kegiatannya dapat terselenggara dengan aman, efisien dan dengan cara yang
benar.
2. Ruang lingkup
Bidang Pemeliharaan
Bidang Produksi
Bidang LK3
Aspek dampak lingkungan yang timbul dari pelaksanaan Instruksi Kerja ini
mengacu pada Formulir Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan (MT-IK-
2-01-01-01) pada dokumen terpisah.Pengendalian terhadap aspek dampak
lingkungan yang mungkin timbul diakomodasi dalam Formulir yang berisi
penjelasan teknis secara kualitatif &Kuantitatif terkait dengan Instruksi Kerja
109
5. Sarung tangan
4.2. Peralatan / Tool Set Yang Digunakan :
1. Kunci ring 7
2. Kunci ring 8
3. Kunci ring 13
4. Kunci ring 14
5. Kunci ring 18
6. Kunci ring 19
7. Kunci L (1 set)
8. Palu Teflon
9. Obeng ( - )
10. Kunci belt
110
4. Pastikan Chlorine injection pump yang akan diganti Mechanical sealnya
dalam keadaan aman dan sudah diisolasi valve dan rack out breaker oleh
operator.
6. Pelaksanaan pekerjaan
1. Amankan area kerja dan bersihkan dari benda – benda yang menggangu
pekerjaan.
2. Bersihkan area kerja terlebih dahulu dengan menggunakan air untuk
memastikan kebersihan dari cairan chemical.
3. Tutup semua shut off valve pada suction dan discharge pompa
4. Lepas tutup cover kopling menggunakan kunci ring 13 (tandai posisi
baut)
5. Lepas sambungan selang pendingin ke stuffing box dengan menggunakan
obeng
6. Lepas baut kopling dengan menggunakan kunci L dan kunci ring 7 untuk
memundurkan posisi spacer kopling
7. Angkat sambungan kopling antara pompa dengan motor listrik
8. Lepas baut house impeller dengan menggunakan kunci ring 14(tandai
posisi baut)
9. Lepas baut kaki pompa dengan menggunakan kunci ring 18 (tandai posisi
baut)
10. Angkat Pompa secara perlahan lalu letakkan di trolley untuk dibawa ke
bengkel
11. Letakkan pompa pada tempat pembongkaran
12. Buang oli yang terdapat pada pompa hingga bersih dengan membuka baut
drain oli menggunakan kunci ring 8(tandai posisi baut)
13. Lepas cover mechanical seal dengan menggunakan kunci ring 13 (tandai
posisi baut)
14. Lepas impeller dengan kunci belt, tahan poros agar tidak ikut berputar
111
15. Setelah impeller terlepas maka mechanical seal akan ikut secara otomatis
lalu buka baut stuffing box menggunakan kunci ring 14(tandai posisi baut
dan lakukan secara menyilang) lihat gambar 4.11
112
Gambar 4.13 Stuffing Box dan Pompa
22. Pasang kembali baut drain oli dan isi kembali dengan pelumas Turbo T –
46
23. Bawa dengan trolley menuju lokasi pemasangan lalu pasang baut kaki
pompa dan house impellernya
24. Selanjutnya pasang kembali kopling dan cover kopling
25. Setelah pompa sudah di assemblying maka baru dilakukan lock
mechanical seal pada saat di lokal setelah dilakukan adjust terlebih
dahulu
26. Lakukan proses alignment sebelum pompa dioperasikan kembali (ada IK
tersendiri)
27. Laporkan pada operator bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
28. Lakukan post maintenance test oleh operator untuk memastikan tidak ada
kondisi abnormal seperti kebocoran, dll.
29. Mobilisasi peralatan dan lakukan pembersihan area kerja seperti semula.
30. Membuat dan Menyampaikan laporan pekerjaan tersebut kepada Atasan
terkait.
113
perintahnya dengan tepat dan benar, karena hal tersebut menunjukkan
bahwa INSTRUKSI KERJA ini telah dilaksanakan.
2. Mengisi buku laporan kegiatan harian.
3. Simpan formulir & laporan terkaut tersebut sebagai dokumen terkendali
Sistem Manajemen Terpadu.
114
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
115
pompa, temperature pada bearing serta pressure dischard pompa.
Pastikan sesuai dengan batasan atau range dari tiap-tiap komponen
tersebut.
5.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis memberikan saran mengenai “Perawatan &
perbaikan pompa sentrifugal untuk pemasok chlorine pada sistem chlorination
plant PLTGU UP Muara Tawar Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat” yaitu;
1. Lakukan perawatan dan perbaikan pompa sentrifugal untuk pemasok
chlorine serta proses operasi sistem chlorination plant sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Gunakan peralatan yang dalam keadaan bagus dan suku cadang yang
asli agar komponen tidak sering mengalami kerusakan.
3. Lakukan pekerjaan dengan hati-hati dan tidak melakukan kecerobohan.
4. Dalam bekerja harus diperhatikan aspek keadaan lingkungan dan
keselamatan diri sendiri/mekanik.
116
DAFTAR PUSTAKA
117
LAMPIRAN