Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Danni Rachman

13716020
Tugas Individu
Manajemen dan ekonomi kerekayasaan – MS3201

Sudah Sampai Mana


Pembangunan Proyek Kereta
Cepat Jakarta-Bandung?
BISNIS
26/10/2018, 10:22 WIB | Editor: Mohamad Nur Asikin

JawaPos.com - Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI nomor urut


02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menegaskan pihaknya bakal mereview
kembali beberapa proyek yang dijalankan pemerintah Presiden Joko Widodo-
Jusuf Kalla bila dipercaya memimpin Indonesia 2019-2024. Salah satunya,
adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Komunikasi Media dan Badan Pemenangan
Nasional Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo. Dilansir dari South China
Morning Post, Hashim mengungkapkan beberapa proyek saat ini dinilai baik,
namun beberapa di antaranya dinilai tidak perlu untuk dilanjutkan.

"Indonesia dan China memiliki hubungan yang baik, tapi saya kira beberapa
proyek ada yang ingin kami lihat. Saya yakin ada beberapa proyek yang
sangat bagus, tapi beberapa tidak diperlukan," ujar Hashim seperti dilansir
South China Morning Post, Senin (22/10).
[Type here]

Ilustrasi kereta cepat di Tiongkok (Pixabay.com)


Salah satu proyek yang akan dikaji ulang adalah kereta cepat Jakarta-
Bandung. Dia menilai proyek itu terlalu mahal dengan biaya senilai USD 4
miliar untuk membangun kereta yang jaraknya kurang dari 200 km.

“Saya pikir itu terlalu mahal, kita berbicara tentang investasi senilai USD4
miliar untuk kereta api kurang dari 200 km pergi dari kota Jakarta ke kota
Bandung,” kata adik kandung Prabowo itu.

Lantas, seperti apa progres pembangunan proyek sepanjang 146 km yang


sudah digroundbreaking sejak Januari 2016 lalu itu? Direktur Utama WIKA,
Tumiyana sebagai kontraktor proyek mengatakan bahwa kurang dari satu
semester sejak bergulirnya drawdown (pencairan) awal dari CDB pada April
lalu, percepatan pekerjaan konstruksi KCJB terus menunjukkan grafik yang
meningkat.

′′Hingga pekan ke-tiga Oktober ini, WIKA yang tergabung dalam HSRCC telah
menggarap tidak kurang dari 74 persen lahan yang selesai diakuisisi,′′ ujar
Tumiyana dalam keterangan resmi, Kamis (25/10).
[Type here]

Lebih lanjut, Tumiyana menjelaskan bahwa dari tanah yang sudah


diserahterimakan tersebut, HSRCC telah memetakan 216 titik lokasi
pekerjaan konstruksi, dimana 34 diantaranya telah dimulai konstruksi.
Konstruksi paling utama sudah dimulai pada titik-titik kritis (total 22 titik kritis),
antara lain; struktur, tunnel, jembatan, dan subgrade.

′′Prioritas pertama, kami fokuskan kepada titik-titik kritis karena disinilah


sejatinya lokasi pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi itu harus diselesaikan
dengan kalkulasi terukur dan prudent,′′ jelas dia.

Titik kritis dimaknai sebagai lokasi dimana jalur yang akan dilintasi oleh KCJB
yang nantinya bersinggungan dengan fasilitas atau penunjang infrastruktur
yang sudah ada sebelumnya. Oleh karenanya, dibutuhkan relokasi atau
penyesuaian-penyesuaian pada fasilitas atau penunjang infrastruktur tersebut
tanpa mengurangi fungsi dan esensi yang melekat.

Hal itu menjadi prioritas, mengingat karateristik KCJB dengan lajunya yang
sangat cepat, memang membutuhkan perlintasan sebidang sebagai mitigasi
keselamatan (safety)

Update Pekerjaan di Titik Kritis

Percepatan pekerjaan KCJB bukanlah pepesan kosong. Direktur Utama


Perseroan Tumiyana mengatakan, hal itu dapat dibuktikan dari bagaimana
aktif dan masifnya HSRCC pada percepatan pekerjaan konstruksi (struktur,
tunnel, jembatan, dan subgrade) di beberapa lokasi.

Konstruksi tunnel contohnya. Saat ini, sudah ada 7 tunnel (tunnel 1, 2, 4, 6, 8,


10, 11) dengan panjang bervariasi yang telah dimulai konstruksinya. Dari
ketujuh tunnel tersebut, Tunnel 6 yang melintasi Desa Puteran, Desa
Cikalong, dan Desa Rende, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung
Barat didaulat sebagai tunnel terpanjang dengan jarak antara kedua mulut
tunnel mencapai 4,478 km.

Hingga pekan ke-tiga Oktober 2018, Konsorsium telah membangun launching


shaft di lokasi tunnel 1, termasuk menyelesaikan konstruksi diaphragm wall
sebanyak 91 buah. Selain itu, Konsorsium saat ini sedang dalam tahapan
membangun crown beam yang akan berfungsi untuk menahan beban tanah di
sekitar launching shaft.

Pada lokasi lainnya, DK23+248~DK23+741 atau sekitar KM 25 Jalan Tol


Jakarta-Cikampek. Konsorsium, saat ini sedang membangun 28 continuous
[Type here]

beam pile foundation dari total 80 buah yang direncanakan serta 36 simply
supported beam pile foundations, continuous rigid frame bridge pile
foundation.

Kemudian pada lokasi tunnel 4 dan 6, dilakukan ekskavasi open-cut dan


sedang melakukan untuk anchorage pile. Sedangkan pada tunnel 8,
konstruksi sudah berlangsung dengan ekskavasi tunnel sedalam 30,4 meter.

Kemajuan yang paling pesat dalam konstruksi tunnel berada di Walini,


dimana saat ini sedang dilakukan pemasangan lembar waterproof. Sebagai
informasi, saat ini konstruksi tunnel Walini sudah sampai pada tahapan
formwork guna pengerjaan secondary lining pada crown side dan wall side.
Galian tunnel Walini hingga saat ini sudah sedalam 143 meter.

Pada pengerjaan struktur jembatan, konsorsium juga telah menyelesaikan


pengerjaan 253 bored piles di DK115 (daerah sekitar BRIGIF). Bahkan,
pengecoran terhadap pile cap pun sudah selesai dikerjakan.

Progress yang tidak kalah penting adalah pembangunan fasilitas sementara


(temporary facilities) untuk mendukung pekerjaan utama konstruksi.
Direncanakan akan ada total 26 batching plant untuk memproduksi kebutuhan
beton di Proyek KCJB. Sudah ada 3 batching plant yang sudah siap
beroperasi, antara lain, di daerah Cibatu, Walini dan juga daerah Baros.
Sedangkan, 19 batching plant lainnya sedang dalam konstruksi.

Pengerjaan konstruksi casting yard secara masif pun juga sedang dilakukan,
dimana 3 dari total 4 casting yard sedang dalam konstruksi. Salah satu
casting yard, terletak di samping gerbang tol Cikarang Utama KM 28 Jalan Tol
Jakarta-Cikampek dengan luas lebih kurang 20 hektar. Casting yard tersebut
nantinya berfungsi untuk memproduksi box girder dari struktur jembatan
proyek KCJB.

Selain itu semua, masih banyak fasilitas sementara lainnya yang saat ini
secara paralel sedang dikerjakan, yaitu, jalan akses konstruksi, disposal area,
workshop, laboratorium, dan lain-lain.

′′Pengerjaan konstruksi kereta cepat Jakarta Bandung ini masih terus dikebut
agar konstruksi bisa selesai dalam waktu 36 bulan dan diharapkan dapat
beroperasi pada medio 2021,“ tegas Tumiyana.
[Type here]

Ulasan Mengenai Artikel Di Atas

Dari artikel di atas, dapat di lihat bahwa pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung
masih berjalan, bahkan progres dari pengerjaanya berkembang dengan cepat. Jika dilihat dari sisi
project management nya, proyek ini memiliki tujuan yang sangat jelas, yaitu memudahkan serta
mempersingkat waktu perjalanan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya. Dengan tujuan
seperti itu, penulis merasa proyek ini akan berjalan baik karena masyarakat langsunglah yang akan
merasakannya jika proyek ini sudah jadi. Lalu dengan proyek sebesar ini saya rasa tentu manajer
proyeknya sangat berpengalaman dalam membangung infrastruktur ini, dimana di gaetnya PT
WIKA, PT HSRCC, serta PT KCIC dalam menggarap proyek ini. Lalu kehandalan komunikasi
dalam proyek ini juga jelas terlihat dimana proses pembebasan lahan berjalan lancar, yang
biasanya pada pembangunan suatu infrastruktur, proses inilah yang sangat menghambat. Lalu
alokasi sumber daya baik manusia maupun materi sepertinya sangat baik, hal ini terlihat dari
pembangunan di setiap titik yang terus mengalami kemajuan. Sebenarnya proses pembangunan
proyek ini tentu saja akan menggangu fasilitas umum disekitarnya seperti lalulintas yang akan
terganggu. Namum dalam proyek ini permasalahan ini telah diatasi dengan melaukan
pembangunan dengan baik dan cepat di daerah daerah kritis yang mudah terganggu oleh adanya
proyek tersbut. Tentu sangat jelas, pekerja pekerja yang berkaitan dengan proyek ini adalah pekerja
yang kompeten.

Namun ada beberapa hal yang dapat menghambat bahkan membuat proyek ini gagal, yaitu
pertama dana yang tiba tiba kurang, dalam hal ini bisa saja terjadi korupsi, dan terkena pengaruh
melemah nya rupiah teradap dollar. Akibat hal tersebut, para investor bisa mencabut dukungan
baik dalam bentuk moril maupun materil. Lalu dukungan dari manajemen senior yang kurang.
Serta kesalahan asumsi dimana proyek ini diharapkan dapat dioperasikan 2021 namun tidak
terealisasikan akibat hambatan hambatan yang terjadi seperti jika 2019 terjadi pergantian presiden,
dan proyek ini ditunda bahkan dihentikan oleh presiden baru.

Anda mungkin juga menyukai