Anda di halaman 1dari 9

START-UP AND COMPANIES THAT HAVE LONG REIGNED

COMPETITION DUE TO DIGITAL DISRUPTIONS

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Studium Generale KU-
4078

Oleh :
Muhammad Danni Rachman
13716020
Kelas 06

PROGRAM STUDI MATA KULIAH UMUM


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Judul
Start-Up and Companies That Have Long Teigned Competition Due To Digital
Disruptions.

II. Abstrak
Revolusi indutri keempat telah datang. Sekarang teknologi digital telah
menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan manusia. Tekonologi digital telah
mengubah bisnis dan industri dengan cara baru. Ketika startup yang inovatif
hadir untuk mengganggu dan mengubah sistem bisnis dan industri dengan
digitalisasi, perusahaan yang telah lama berkuasa dipaksa untuk menghadapi
tantangan yang timbul dari proses digitalisasi. Kehadiran teknologi tersebut
membentuk pasar dan persaingan dan berpotensi untuk mengganggu banyak
pasar dan industri.
Teknologi digital berpotensi mengganggu dalam banyak hal. Lantas
bagaimana caranya industri lama ini menanggapi berbagai ancaman dari proses
digitalisasi? Tentu digitalisasi ini jangan ditakuti, seharusnya dirangkul sebagai
kesempatan untuk membawa ide-ide baru dan teknologi baru untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang belum terpenuhi.

Kata kunci : Start-Up, digitalisasi, persaingan, pasar.

III. Pendahuluan
Revolusi indutri keempat telah datang. Sekarang teknologi digital telah
menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan manusia. Tekonologi digital telah
mengubah bisnis dan industri dengan cara baru. Ketika startup yang inovatif
hadir untuk mengganggu dan mengubah sistem bisnis dan industri dengan
digitalisasi, perusahaan yang telah lama berkuasa dipaksa untuk menghadapi
tantangan yang timbul dari proses digitalisasi.
Sekarang dunia telah berada dalam periode waktu yang unik dalam hal
kemajuan berbagai teknologi digital. Sekarang seluruh konstelasi seperti data
dan analisis, beralih menuju cloud, artificial intelligence, blockchain, dan
internet of things. Kehadiran teknologi tersebut membentuk pasar dan
persaingan dan berpotensi untuk mengganggu banyak pasar dan industri.

1
Sebagai contoh pada indutri otomotif, mesin pembakaran internal telah
menjadi teknologi yang dominan selama berabad-abad. Tapi sekarang industri
ini terganggu dengan kehadiran kendaraan listrik dan kendaraan otomatisasi
dari perusahaan Tesla, Google, dan Uber, sehingga memaksa perusahaan
BMW dan Volvo berinvestasi besar untuk mengembangkan kendaraan listrik
dan otomatisasi. Hal ini merupakan salah satu contoh inovasi model bisnis atau
gangguan model bisnis. Teknologi digital berpotensi mengganggu dalam
banyak hal. Lantas bagaimana caranya industri lama ini menanggapi berbagai
ancaman dari proses digitalisasi? Tentu digitalisasi ini jangan ditakuti,
seharusnya dirangkul sebagai kesempatan untuk membawa ide-ide baru dan
teknologi baru.

IV. Metodologi
Metodologi pembuatan makalah ini adalah studi literatur. Dari studi literatur
diperoleh data kuantitatif berupa perbandingan persentase keunggulan yang
dimiliki start-up dan perusahaan yang telah lama berkuasa, dan data kualitatif
berupa peringkat tiap bidang industry yang paling rawan terkena gangguan
digital. Data yang didapat akan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan,
saran, dan solusi.

2
3
V. Data dan Analisis
Berikut merupakan data perseentase keunggulan yang dimiliki start-up dan
perusahaan yang telah lama berkuasa jika dibandingkan menurut hasil survey
yang dilakukan Global Center for Digital Business Transformation pada tahun
2015.

Start-Up vs Incumbent
50%
45%
45%

40% 37%
35%
35% 33% 32%
29%
30%
24%
25%

20% 17% 16%


14% 14%
15%
11%
10%

5%

0%
Inovasi Keteangkasan Eksperimen Kapital Merek Konsumen
dan resiko

Start-Up Incumbent

Gambar 1. Persentase Keunggulan Start-Up dan Incumbent [1]

Berdasarkan Global Center for Digital Business Transformation pada tahun


2019 didapat tabel 1 berupa peringkat sektor industry yang paling riskan
terkena gangguan digital
Tabel 1. Digital Disruption On Industry
Peringkat Bidang
1 Media and Entertainment
2 Tech Products and Services
3 Telecommunications
4 Retail

4
5 Financial Services
6 Hospitality and Tourism
7 Transportation and Logistics
8 Education
9 Professional Services
10 Consumer Packaged Goods
11 Healthcare and Pharmaceuticals
12 Manufacturing
13 Energy and Utilities
14 Real Estate and Construction

Menurut hasil survey yang dilakukan Global Center for Digital Business
Transformation pada tahun 2015, start-up memiliki serangkaian keuntungan
ketika mereka berusaha mengembangkan bisnis mereka di era digital ini dalam
menghadapi perusahaan yang telah lama berkuasa. Keuntungan yang dimiliki
start-up yaitu kemampuan berinovasi dengan cepat, tangkas, serta berani
bereksperimen serta berani mengambil resiko besar. Sehingga dengan
kemampuan dalam mengembangkan inovasi baru, dan dapat berubah dengan
cepat saat kondisi menentukan, merupakan keunggulan penting sehingga start-
up mampu masuk ke pasar.
Sebaliknya keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan yang telah lama
berkuasa akses ke modal, merek yang sudah kuat, serta basis pelanggan yang
besar. Keuntungan yang dimiliki perusahaan yang telah lama berkuasa ini yaitu
dapat menerbitkan saham baru, mengakses hutang perusahaan dengan harga
yang rendah secara historis, serta meningkatkan arus kas yang substantial
dalam menghadapi gejolak kompetitif. Karena banyak perusahaan yang telah
lama berkuasa menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mempromosikan dan
mengobarkan merek mereka, dengan menghabiskan dana yang sangat besar.
Akan tetapi meskipun perusahaan yang telah lama berkuasa memiliki
keuntungan-keuntungan tersebut, tatap saja dengan kehadiran start-up, mereka
tertekan. Sebagai contoh, perusahaan taksi serta angkutan umum di Indonesia

5
sangat tertekan dengan kedatangan era digital, dimana di era digital ini,
kehadiran grab dan gojek yang mengeluarkan inovasi yang memadukan biaya,
pengalaman, serta platform sehingga memiliki model bisnis yang kuat. Pada
bisnis utilitas, yang menurut Global Center for Digital Business
Transformation pada tahun 2019 berada pada peringkat 10 dari 12, termasuk
rentan terhadap gangguan digital. Contonya adalah perusahaan penghasil listrik
energi konvensional yang mulai terganggu dengan perusahaan penghasil listrik
energi terbarukan. Lalu pada industri otomotif, dimana perusahaan otomotif
konvensional yang sedang mengembangkan kendaraan listrik kini terancam
oleh Tesla yang hadir dan sukses membuat teknologi baterai murah yang
berkualitas serta software yang dapat terintegrasi dengan baik pada mobil
listriknya. Ini membuktikan bahwa inovasi dapat mengancam perusahaan yang
telah lama berkuasa. Sehingga di era digital ini akan sangat sulit mengetahui
siapa lawan yang paling menakutkan, dan dari industri mana ancaman itu akan
muncul. Mungkin gangguan seperti yang dilakukan Tesla bukan tidak mungkin
akan meluas ke industry lain seperti minyak dan gas, dan jasa keuangan.
Digitalisasi produk, pelayanan, dan proses bisnis memungkinkan start-up
mengganggu perusahaan yang telah lama berkuasa karena mampu memberikan
nilai yang sama bahkan melampauinya.
Industry media dan hiburan yang menempati peringkat kedua berdasarkan
Global Center for Digital Business Transformation pada tahun 2015,
merupakan yang rentan terhadap gangguan digital, mengingat perilaku dan
sikap konsumen yang berkembang cepat. Pemirsa saat ini telah secara drastic
mengubah cara mereka mengonsumsi konten. Mereka meninggalkan apa yang
disebut media lawas untuk konten digital, streaming, dan seluler. Akan terjadi
persaingan besar mengingat banyak perusahaan besar bertengger disana seperti
Amazon, Netflix, Apple, Google, dan Hulu dan mengancam perusahaan lawas
seperti Disney yang notabene telah memiliki banyak konten, merek yang kuat,
basis pelanggan yang besar, hingga membuat Disney mengeluarkan layanan
streaming Disney + untuk bertahan di era digital ini.

6
Lalu pada industry transportasi dan logistik yang terganggu dengan
digitalisasi ini, dimana memberi pengaruh terhadap metode pengiriman,
layanan pendukung, dan manajemen kargo. Hal ini timbul akibat Amazon pada
saat itu yang hadir dengan menjanjikan pengiriman murah, dengan waktu yang
singkat. Dengan era digitalisasi ini, bukan tidak mungkin pengiriman akan
berkembang dengan menggunakan drone dan otomatisasi oleh robot.
Pada akhirnya tujuan gangguan digital pada industri adalah untuk
memberikan nilai lebih pada konsumen, menghindari investasi modal,
peraturan bersyarat, dan hambatan lain dari perusahaan yang telah lama
berkuasa. Maka dari itu banyak start-up yang hadir dengan menggunakan
kombinasi teknologi dan model bisnis, termasuk analitik dan otomatisasi, dan
mendigitalkan penawaran produk mereka. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan ke banyak sektor bisnis tetapi dapat memenuhi kebutuhan pasar yang
selama ini tidak terpenuhi.

VI. Kesimpulan
Tekonologi digital telah mengubah bisnis dan industri dengan cara baru.
Ketika startup yang inovatif hadir untuk mengganggu dan mengubah sistem
bisnis dan industri dengan digitalisasi, perusahaan yang telah lama berkuasa
dipaksa untuk menghadapi tantangan yang timbul dari proses digitalisasi.
Gangguan digital ini hadir menyerang ke berbagai sektor industri dan memaksa
semua pemain bisnis untuk bertransformasi agar dapat bertahan atau bahkan
memenangkan persaingan. Tetapi dengan gangguan digital ini, pelaku bisnis
dipaksa untuk terus berinovasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar
yang selam ini tidak terpenuhi.
Pada akhirnya, gangguan digital pada berbagai industri adalah untuk
memberikan nilai lebih pada konsumen.
VII. Saran
Agar dapat bertahan menghadapi gempuran gangguan digital, maka
perusahaan-perusahaan baik start-up maupun perusahaan lawas dapat
melakukan hal-hal berikut.
1. Berinovasi secara strategis

7
2. Terapkan model bisnis digital baru
3. Membuat strategi bisnis digital
4. Perbaiki struktur organisasi, budaya, proses, produk, dan layanan
perusahaan
5. Menilai kesiapan untuk transformasi, kemudian mengisi kesenjangan
kemampuan manajemen transformasi
6. Berinvestasi dalam persaingan intelejensi
7. Mempertimbangkan untuk berkerjasama dengan perusahaan baru atau
melakukan merger

VIII. Referensi
[1] https://www.imd.org/dbt/digital-business-transformation/ [Diakses pada
hari Rabu, 6 Desember 2019]
[2] https://www.cisco.com/c/dam/en/us/solutions/collateral/industry-
solutions/digital-vortex-report.pdf [Diakses pada hari Rabu, 6 Desember
2019]

Anda mungkin juga menyukai