ASUHAN KEPERAWATAN
GLUOKOMA
Di susun oleh :
Kelompok 6
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan judul GLUOKOMA LANSIA ini telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing, pada:
Hari :
Tanggal :
BAB 1
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada
papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam
penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth
J.Corwin, 2009 : 382) Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata
dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan
penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga
akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang
keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya
saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60
tahun keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan
medikasi dan pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat
glaukoma. Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan tekanan intra okuler (IOP )
pada kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan tekanan sebagai
akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih
berisi 02, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah kedaerah
vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.
B. ETIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut
humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik
posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata
melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena
penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan
terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus
mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang
mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan.
C. PATOFISIOLOGI
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran Aqueus humor
dimana secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary
bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor yang
merupakan cairan jernih berbahan gelatinosa jernih yang terletak diantara ruang
antara lensa dan retina yang mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil,
bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekanan intra okuler
(TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara
produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina sehingga
dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya
menyebabkan kerusakan jaringan yang dimulai dari perifer menuju ke fovea
sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari
derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal.
D. WOC
DM = ± 50
Penurunan penglihatan
Miopia
Trauma mata
TIO meningkat
Gangguan saraf Glukoma TIO meningkat
Tindakan operasi
optik
cemas
MK: Gangguan Perubahan
persepsi sensori penglihatan perifer MK: Kurang
penglihatan
pengetahuan
MK: Anxietas
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tonometri digunakan untuk pemeriksaan TIO, tonometri yang sering
digunakan adalah appalansi yang menggunakan lamp (celah lampu)
dimana sebagian kecildaerah kornea diratakan untuk mengimbangi beban
alat ukur ysng mengukur tekanan, selain itu ada juga metode langsung
yang kurang akurat yang lebih murah, dan mudah adalah schiotz
tonometer dengan cara tonometer ditempatkan lansung diatas kornea
yang sebelumnya mata terlebih dahulu dianastesi.
2. Gonioskopi digunakan untuk melihat secara langsung ruang anterior
untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutut dengan glaukoma
sudut terbuka
3. Oftalmoskopi digunakan untuk melihat gambaran bagain mata secara
langsung diskus optik dan struktur mata internal.
F. PENATALAKSANAAN
1. Iridektomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini
hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.
2. Trabekulotomi (Bedah drainase)
Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan
iridektomi.
Obat Efek
Agen Kolinergik (Miotik) : Merangsang reseptor kolinergik,
a. Pilocarpine
mengkontraksikan otot-otot iris
b. Carbachol ( Carbacel )
untuk mengecilkan pupil dan
menurunkan tahanan terhadap
aliran humor aqueous, juga
mengkontraksikan otot-otot ciliary
untuk meningkatkan akomodasi.
Kolinesterase Inhibitors Menghambat pepenghancuran
(Miotik) : Asetylchloline yang berefek
a. Physostigmine (Eserine)
sebagai kolinergik.
b. Demecarlum bromide
JANGAN MENGGUNAKAN
(Humorsol)
c. Isoflurophate (Floropryl) OBAT KOLINESTERASE PADA
d. Echotiophate Iodide
GLAUKOMA SUDUT
(Phospoline Iodide)
TERTUTUP (Meningkatkan
tahanan pupil)
Edrenergic Beta Bloker :
a. Timolol meleate Memblok – impuls adrenergik
(Timoptic) (Sympathetik) yang secara normal
b. Betaxolol hydrochloride
menyebabkan mydriasis,
(Betaoptic)
mekanisme yang bisa menurunkan
c. Levobunolol
IOP, tidak jelas
hydrochloride (Betagan)
Agen Osmotik :
Meningkatkan osmolaritas plasma
a. Glycerine (Glycerol,
darah, meningkatkan aliran cairan
Osmoglyn)
b. Mannitol (Osmitrol) dari humor aqueous ke plasma
c. Urea (Ureaphil, Urevert)
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi data demografi yaitu umur, ras, dan pekerjaan terutama
yang beresiko tinggi mengalami trauma mat
2. Riwayat kesehehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi
nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan
bengkak.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan apakah
terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal
atau horisontal memiliki penyakit yang serupa
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada
kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur.
c. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : untuk mengetahui adanya inflamasi mata, skelara kemerahan,
kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya.
Palpasi : terasa lebih keras dari pada mata yang lain
d. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
e. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
f. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
g. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
h. Pemeriksaan Sistem MuskuluskeletaL
Meliputi pergerakan ekstermitas.
i. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem
endokrin.
j. Pemeriksaan Genitouria
Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori, gangguan status organ
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler
(TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah
3. Ansietas b/d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b/d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi
C. INTERVENSI
Pra Operasi
Kolaborasi :
Kolaborasi :
Post Operasi
Kolaborasi :
Kolaborasi :
Kolaborasi :
KATA-KATA SULIT
Tekanan intraokuler adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding
bola mata.
Aqueous humor adalah zat cair yang ditemukan di ruang mata hampir semua mahluk
dengan kemampuan penglihatan.
Posterior adalah istilah anatomi yang berarti struktur bagian belakang sebagai lawan
anterior
Gelatinosa adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas demospongiae. Juga
merupakan bagian dari kelass demospongiae
Badan siliar menghubungkan koroid dengan iris. Tersusun dalam lipatan-lipatan yang
berjalan radier ke dalam, menyusun prosesus siliaris yang mengelilingi tepi lensa.
Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Badan siliar ini berfungsi
untuk menghasilkan aquous humor.
Kortikosteroid adalah obat anti-inflamasi yang digunakan secara luas untuk mengobati
beberapa kondisi medis.
Myopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata jatuh di
depan retina pada mata yang istirahat.
Obstruksi adalah penyempitan dari anastomosis atau segmen dari saluran pencernaan
yang menghalangi perlintasan normal bahan makanan atau limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Widiarti dwi, wahyuningsih esty, dkk. 2008. Kapita Selekta Penyakit edisi 2. Jakarta:
EGC.