Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
GLUOKOMA

Di susun oleh :

Kelompok 6

Dedy Dwi Listyoko 15110431


Istri Nurcahyani 15110444
Satriyo Dwi Cahyono 15110457
Widya Ayu Putri 15110468

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SATRIA BHAKTI NGANJUK
PRODI PENDIDIKAN NERS
TAHUN AKADEMIK
2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan judul GLUOKOMA LANSIA ini telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing, pada:
Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing Penyusun

Fitra Handika H. Kelompok

BAB 1

KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada
papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam
penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth
J.Corwin, 2009 : 382) Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata
dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan
penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga
akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang
keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya
saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60
tahun keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan
medikasi dan pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat
glaukoma. Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan tekanan intra okuler (IOP )
pada kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan tekanan sebagai
akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih
berisi 02, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah kedaerah
vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.

B. ETIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut
humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik
posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata
melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena
penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan
terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus
mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang
mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan.

C. PATOFISIOLOGI
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran Aqueus humor
dimana secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary
bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor yang
merupakan cairan jernih berbahan gelatinosa jernih yang terletak diantara ruang
antara lensa dan retina yang mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil,
bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekanan intra okuler
(TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara
produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina sehingga
dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya
menyebabkan kerusakan jaringan yang dimulai dari perifer menuju ke fovea
sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari
derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal.

D. WOC

DM = ± 50

Kortikosteroid jangka panjang

Penurunan penglihatan
Miopia
Trauma mata

Obstruksi jaringan Peningkatan


trabekuler tekanan viterus

Hambatan pengaliran Pergerakan iris


cairan humor aqueous kedepan
MK: Nyeri

TIO meningkat
Gangguan saraf Glukoma TIO meningkat
Tindakan operasi
optik
cemas
MK: Gangguan Perubahan
persepsi sensori penglihatan perifer MK: Kurang
penglihatan
pengetahuan

MK: Anxietas

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tonometri digunakan untuk pemeriksaan TIO, tonometri yang sering
digunakan adalah appalansi yang menggunakan lamp (celah lampu)
dimana sebagian kecildaerah kornea diratakan untuk mengimbangi beban
alat ukur ysng mengukur tekanan, selain itu ada juga metode langsung
yang kurang akurat yang lebih murah, dan mudah adalah schiotz
tonometer dengan cara tonometer ditempatkan lansung diatas kornea
yang sebelumnya mata terlebih dahulu dianastesi.
2. Gonioskopi digunakan untuk melihat secara langsung ruang anterior
untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutut dengan glaukoma
sudut terbuka
3. Oftalmoskopi digunakan untuk melihat gambaran bagain mata secara
langsung diskus optik dan struktur mata internal.
F. PENATALAKSANAAN
1. Iridektomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini
hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.
2. Trabekulotomi (Bedah drainase)
Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan
iridektomi.

Terapi farmakologi (Barbara C. Long, 2000 : 267)

Obat Efek
Agen Kolinergik (Miotik) : Merangsang reseptor kolinergik,
a. Pilocarpine
mengkontraksikan otot-otot iris
b. Carbachol ( Carbacel )
untuk mengecilkan pupil dan
menurunkan tahanan terhadap
aliran humor aqueous, juga
mengkontraksikan otot-otot ciliary
untuk meningkatkan akomodasi.
Kolinesterase Inhibitors Menghambat pepenghancuran
(Miotik) : Asetylchloline yang berefek
a. Physostigmine (Eserine)
sebagai kolinergik.
b. Demecarlum bromide
JANGAN MENGGUNAKAN
(Humorsol)
c. Isoflurophate (Floropryl) OBAT KOLINESTERASE PADA
d. Echotiophate Iodide
GLAUKOMA SUDUT
(Phospoline Iodide)
TERTUTUP (Meningkatkan
tahanan pupil)
Edrenergic Beta Bloker :
a. Timolol meleate Memblok – impuls adrenergik
(Timoptic) (Sympathetik) yang secara normal
b. Betaxolol hydrochloride
menyebabkan mydriasis,
(Betaoptic)
mekanisme yang bisa menurunkan
c. Levobunolol
IOP, tidak jelas
hydrochloride (Betagan)

Agen adrenergik : Menurunkan produksi humor


a. Epinephryl borate (Eppy) aqueous dan meningkatkan aliran
b. Epinephrine hydrochloride aqueous.
JANGAN MENGGUNAKAN
(glaucom, Epifrin)
c. Epinephrine bitatrate UNTUK GLAUKOMA SUDUT
(Epitrate, Mucocoll) TERTUTUP
d. Dipivefrin (Propine)
Carbonic anhydrase inhibitors :
a. Acetazolamide (Diamox)
b. Ethoxzolamide (Cardrase)
c. Dichlorhenamide (Daramide)
d. Methazolamide (Neptazane) Menghambat produksi humor
Carbonic anhydrase inhibitors : aqueous
a. Acetazolamide (Diamox)
b. Ethoxzolamide (Cardrase)
c. Dichlorhenamide (Daramide)
d. Methazolamide (Neptazane)

Agen Osmotik :
Meningkatkan osmolaritas plasma
a. Glycerine (Glycerol,
darah, meningkatkan aliran cairan
Osmoglyn)
b. Mannitol (Osmitrol) dari humor aqueous ke plasma
c. Urea (Ureaphil, Urevert)
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi data demografi yaitu umur, ras, dan pekerjaan terutama
yang beresiko tinggi mengalami trauma mat
2. Riwayat kesehehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi
nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan
bengkak.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan apakah
terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal
atau horisontal memiliki penyakit yang serupa
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada
kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur.
c. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : untuk mengetahui adanya inflamasi mata, skelara kemerahan,
kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya.
Palpasi : terasa lebih keras dari pada mata yang lain
d. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
e. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
f. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
g. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
h. Pemeriksaan Sistem MuskuluskeletaL
Meliputi pergerakan ekstermitas.
i. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem
endokrin.
j. Pemeriksaan Genitouria
Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori, gangguan status organ
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler
(TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah
3. Ansietas b/d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b/d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi

C. INTERVENSI

NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


DX HASIL

Pra Operasi

1 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah 1. Pastikan derajat / tipe kehilangan
keperawatan Gangguan penglihatan
Rasional : mempengaruhi harapan
persepsi sensori penglihatan
masa depan pasien dan pilihan
teratasi dengan kriterria
intervensi
hasil :
2. Dorong mengekspresikan perasaan
1. Klien mengidentifikasi tentang kehilangan / kemungkinan
faktor-faktor yang kehilangan penglihatan
Rasional : sementara intervensi dini
mempengaruhi fungsi
mencegah kebutaan, pasien
penglihatan.
2. Klien mengidentifikasi menghadapi kemungkinan atau
dan menunjukkan pola- mengalami pengalaman kehilangan
3. Tunjukkan pemberian tetes mata,
pola alternatif untuk
contoh menghitung tetesan,
meningkatkan
mengikuti jadwal, tidak salah dosisi.
penerimaan rangsang Rasional : mengontrol TIO,
penglihatan mencegah kehilangan penglihatan
lanjut.
4. Lakukan tindakan untuk membantu
pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh, ingatkan
memutar kepala ke subjek yang
terlihat, perbaiki sinar suram dan
masalah penglihatan malam.
Rasional : menurunkan bahaya
kemanan sehubungan dengan
perubahan lapang pandang /
kehilangan penglihatan dan
akomodasi pupil terhdap sinar
lingkungan

Kolaborasi :

1. Berikan obat sesuai indikasi kronis,


sederhana, tipe sudut terbuka :
Pilokarpin hidroklorida
(IsoptoCarpine, OcuserPilo, Pilopine
HS Gel)
Rasional : Obat miotik topikal ini
menyebabkan konstriksi pupil,
memudahkan keluarnya akueus
humor.
2. Timolol maleat (Timoptic);
betaksalol (Betopic)
Rasional: Menurunkan pembentukan
akueus humor tanpa mengubah
ukuran pupil, penglihatan atau
akomodasi

2 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau
diharapkan masalah
sesering mungkin
keperawatan Gangguan rasa Rasional : nyeri glaukoma umumnya
nyaman : Nyeri teratasi sangat parah
dengan kriterria hasil : 2. Jelaskan penyebab nyeri dan faktor
tindakan yang dapat memicu
1. Klien dapat
timbulnya nyeri
mengidentifikasi Rasional : penyebab munculnya
penyebab nyeri nyeri adalah peningkatan tekanan
2. Klien menyebutkan
intraokular yang dapat dipicu oleh
faktor-faktor yang
batuk, mengejan, mengangkat benda
dapat meningkatkan
berat, gerakan kepala tiba-tiba
nyeri 3. Anjurkan klien untuk menghindari
3. Klien mampu
perilaku yang dapat memprovokasi
melakukan tindakan
nyeri
untuk mengurangi Rasional : untuk mencegah
nyeri peningkatan TIO lebih lanjut
4. Ajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
5. Rasional : menurunkan sensasi nyeri
dan memblokir sensari nyeri menuju
otak

Kolaborasi :

6. Berikan obat sesuai indikasi :


relaksasi otot misalnya dantren
(antrium) alagesik, antiansietas,
misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan
menghilangkan spasme/neyri otot
atau untuk menghilangkan ansietas

3 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Kaji tingkat ansietas, derajat
diharapkan masalah
pengalaman nyeri/ timbulnya gejala
keperawatan Ansietas teratasi
tiba-tiba dan pengetahuan kondisi
dengan kriterria hasil :
saat ini
Rasional : faktor ini mempengaruhi
1. Klien tampak rileks
persepsi pasin terhadap ancaman diri,
dan melaporkan
potensial sikulus ansietas dan dapat
ansietas menurun
mempengaruhi upaya medik untuk
sampai tingkat dapat
mengontrol TIO
diatas
2. Berikan infromasi yang akurat dan
2. Klien menunjukkan
jujur. Diskusikan kemungkinan
keterampilan
bahwa pengwasan dan pengubahan
pemecahan masalah
3. Klien menggunakan dapat mencegah kehilangan
sumber secara efekti penglihatan tambahaN
Rasional : menurunkan ansietas
sehubungan dengan ketidaktahuan/
haraan yang akan datang dan
memberikan dasar fakta untuk
membuat pilihan informasi tentang
pengobatan
3. Dorong pasien untuk mengakui
msalah dan mengekspresikan persaan
Rasional : memberikan kesempatan
untuk pasien menerima situasi nyata,
mengklarifikasi salah konspesi dan
pemecahan masalah.
4. Identifikasi sumber / orang yang
menolong
Rasional : memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak sendiri dalam
menghadapi masalah.

4 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Diskusikan perlunya menggunakn
diharapkan masalah
identifikasi contoh gelang Waspada-
keperawatan Kurang
Medik
Pengetahuan teratasi dengan Rasional : vital untuk memberikan
kriterria hasil : informasi pada perawat kasus darurat
untuk menurunkan resiko menerima
1. Klien menyatakan
obat yang dikontraindikasikan
pemahaman kondisi,
(contoh atropin).
prognosis dan
2. Tunjukkan teknik yang benar untuk
pengobatan
pemberian tetes mata. Izinkan pasien
2. Klien
mengulang tindakan
mengidentifikasi
Rasional: meningkatkan keefektifan
hubungan tanda/gejala
pegobatan. Memberikan kesempatan
dengan proses
untuk pasien menunjukkan
penyakit
kompetensi untuk pasien
3. Klien melakukan
menanyakan pertanyaan.
prosedur dengan benar
3. Kaji pentingnya mempertahankan
dan menjelaskan
jadwal obat, contoh tetes mata.
atasan tindakan
Diskusikan obat yang harus
dihindari, contoh tetes midriatik
(atropin/ propantelin bromin),
kelbihan pemakaian steroid topika.
Rasional : penyakit ini dapat
dikontrol, bukan diobati, dan
memeprtahankan konsistensi
program obat adalah kontrol vital.
4. Identifikasi efek samping / reaksi
merugikan dari pengobatan, contoh
penurunan selera makan,
mual/muntah, diare, kelemahan,
perasaan mabuk, penurunan libido,
impoten, jantung tak teratur, pingsan,
GJK.
Rasional : efek samping obat/
merugikan mempengaruhi rentang
dari tak nyaman sampai ancaman
kesehatan berat. Kurang lebih 50%
pasien akan mengalami sensitifitas/
alergi terhdap obat parasimpatis
5. Dorong pasien membuat peubahan
yang perlu untuk pola hidup
Rasional : pola hidup tenang
menurunakn respons emosi terhadap
stres, mencegah perubahan ouler
yang mendorong iris kedepan yang
dapat mencetuskan serangan akut
6. Dorong menhndari aktivitas, seperti
mengangkat berat/mendorong,
menyekop salju, menggunakan baju
ketat/sempit.
Rasional : dapat meningkatkan TIO
mencetuskan serangan akut.
Catatan : bila pasien tidak
mengalami nyeri, kerja sama dengan
program pengobatan dan penerimaan
perubahan pola hidup sering sulit
dilanjutkan.

Post Operasi

1 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau
diharapkan masalah
sesering mungkin
keperawatan Gangguan rasa Rasional : nyeri glaukoma umumnya
nyaman : nyeri teratasi sangat parah
dengan kriterria hasil: 2. Jelaskan penyebab nyeri dan faktor
tindakan yang dapat memicu
1. Klien dapat
timbulnya nyeri
mengidentifikasi Rasional : penyebab munculnya
penyebab nyeri nyeri adalah peningkatan tekanan
2. Klien menyebutkan
intraokular yang dapat dipicu oleh
faktor-faktor yang
batuk, mengejan, mengangkat benda
dapat meningkatkan
berat, gerakan kepala tiba-tiba
nyeri 3. Anjurkan klien untuk menghindari
3. Klien mampu
perilaku yang dapat memprovokasi
melakukan tindakan
nyeri
untuk mengurangi Rasional : untuk mencegah
nyeri peningkatan TIO lebih lanjut
4. Ajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
Rasional : menurunkan sensasi nyeri
dan memblokir sensari nyeri menuju
otak

Kolaborasi :

5. Berikan obat sesuai indikasi :


relaksasi otot misalnya dantren
(antrium) alagesik, antiansietas,
misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan
menghilangkan spasme/neyri otot
atau untuk menghilangkan ansietas
dan meningkatkan istirahat

2 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Diskusikan apa yang terjadi padaa
diharapkan masalah
pascaoperasi tentang nyeri,
keperawatan risiko tinggi
pembatasan aktivitas, penampilan,
terhadap cedera teratasi
balutan mata
dengan kriterria hasil : Rasional : membantu mengurangi
rasa takut dan meningkatkan kerja
1. Klien menyatakan
sama dalm pembatasan yang
pemahaman aktor
dilakukan.
yang terlibat dalam
2. Batasi pasien posisi bersandar,
kemungkinan cedera
kepala tinggi atau miring ke sisi yang
2. Klien menunjukkan
tak sakit sesuai keinginan.
perubahan perilaku,
Rasional : istirahat hanya beberapa
pola hidup untuk
menit sampai beberapa jam pada
menurunkan fakor
bedah rawat jalan atau menginap
risiko dan untuk
semalam bila terjadi komplikasi.
melindungi dari
Menurunkan tekanan pada mata yang
cedera
sakit, meminimalkan risiko
3. Mengubah lingkungan
perdarahan atau stres pada
sesuai indikasi untuk
jahitan/jahitan terbuka.
meningkatkan
3. Ambulasi dengan bantuan; berikan
keamanan. kamar mandi khusus bila sembuh
dari anastes
Rasional : menrunkan stres pada area
operasi/menurunkan TIO
4. Dorong napas dalam, bantuk untuk
bersihan paru.
Rasional : memerlukan sedikit
regangan daripada penggunakan
pispot yang dapat meningkatkan TIO
5. Dorong napas dalam, batuk untuk
bersihan paru
Rasional : batuk meningkatkan TIO
6. Anjurkan menggunakan teknik
manajemen stres contoh
bimbinganimajinasi, visualisasi,
napas dalam dan latihan relaksasi
Rasional : meningkatkan relaksasi
dan koping, menurunkan TIO

Kolaborasi :

7. Berikan obat sesuai indikasi :


Antimetik contoh proklorperazin
(Compazine)Asetazolamid (Diamox)
Siklopegis contoh empirin
Rasional : diberikan untuk
menurunkan TIO bila terjadi
peningkatan. Membatasi erja enzim
pada produkssi akueus humor.

3 Setelah dilakukan tindakanMandiri :


keperawatan selama 3x24 jam
1. Diskusikan pentingnya mencuci
diharapkan masalah
tangan sebelum menyentuh/
keperawatan Risiko tinggi
terhadap infeksi teratasi mengobati mata
Rasional : menurnukan jumlah
dengan kriterria hasil :
bakteri pada tangan, mencegah
1. Klien dapat kontaminasi area operasi
meningkatkan 2. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat
penyembuhan luka untuk membersihkan mata dari
tepat waktu, bebas dalam ke luar dengan tisu basah/
drainase purulen, bola kapas untuk tiap usapan, ganti
eritema dan demam balutan dan masukan lensa ontak bila
2. Klien dapat menggunakan
mengidentifikasi Rasional : teknik aseptik
intervensi untuk menurunkan risiko penyebaran
mencegah/menurunka bakteri dan kontaminasi silang
3. Tekankan pentingnya tidak
n risiko infeksi
menyentuh/menggaruk mata yang di
operasi.
Rasional : mencegah kontaminasi
dan kerusakan sisi operasi
4. Observasi/diskusikan tanda
terjadinya infeksi contoh kemerahan,
kelopak bengkak, drainase purulen.
Identifikasi tindakan kewaspadaan
bila terjadi ISK
Rasional : infeksi mata terjadi 2-3
hari setelah prosedur dan memerlkan
upaya intervensi. Adanya ISK
meningkatkan risiko kontaminasi
silang.

Kolaborasi :

5. Berikan obat sesuai indikasi:


Antibiotik (topikal, parenteral atau
subkonjungtiva) Steroid
Rasional : sediaan topikal digunakan
secara profilaksis, dimana terapi
lebih agresif diperlukan bila terjadi
infeksi.

KATA-KATA SULIT

Tekanan intraokuler adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding
bola mata.

Aqueous humor adalah zat cair yang ditemukan di ruang mata hampir semua mahluk
dengan kemampuan penglihatan.

Anterior adalah bagian depan.

Posterior adalah istilah anatomi yang berarti struktur bagian belakang sebagai lawan
anterior

Gelatinosa adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas demospongiae. Juga
merupakan bagian dari kelass demospongiae

Badan siliar menghubungkan koroid dengan iris. Tersusun dalam lipatan-lipatan yang
berjalan radier ke dalam, menyusun prosesus siliaris yang mengelilingi tepi lensa.
Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Badan siliar ini berfungsi
untuk menghasilkan aquous humor.

Kortikosteroid adalah obat anti-inflamasi yang digunakan secara luas untuk mengobati
beberapa kondisi medis.

Myopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata jatuh di
depan retina pada mata yang istirahat.

Obstruksi adalah penyempitan dari anastomosis atau segmen dari saluran pencernaan
yang menghalangi perlintasan normal bahan makanan atau limbah.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidarta.2002.Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: CV.Sagung Seto

Septiani, Amita Lutfia.7oktober2013. Makalah Asuhan keperawatan ny.r dengan


Glaukoma. http://amitalutfiaseptiani.blogspot.co.id

Widiarti dwi, wahyuningsih esty, dkk. 2008. Kapita Selekta Penyakit edisi 2. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai