Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “sikap apatisme mahasiswa terhadap
perkembangan kampus”.
Makalah yang saya susun ini membahas mengenai sikap apatis mahasiswa dapat
berkembang pada kehidupan kampus. Selain itu makalah ini juga memaparkan bagaimana
seharusnya seorang mahasiswa dapat menempatkan sikap apatis sehingga sikap itu tidak
memberikan dampak negatif bagi diri sendiri maupun lingkungannya.
saya ucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen saya, teman-teman yang telah
membantu saya, serta orang tua yang selalu mendoakan saya. Namun saya menyadari,
makalah ini kurang sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari para pembaca akan
bermanfaat dalam perbaikan makalah ini. saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya dan para pembaca.
Padang, 31 November 2016
Penulis,
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
g. Mengetahui dampak dari sikap apatis.
h. Mempelajari cara menempatkan sikap apatis dalam kehidupan kampus.
1.3 Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
a. Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Psikologi
b. Untuk Memberikan Wawasan Tentang Sikap Kepada Pembaca
c. Untuk Mengetahui Pengertian Sikap
d. Untuk Mengetahui Fungsi Sikap
e. Untuk Mengetahui Ciri – ciri Sikap
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
g. Untuk Mengetahui apa itu sikap apatis.
h. Untuk Mengetahui penyebab berkembangnya apatisme dalam kehidupan kampus.
i. Untuk Mengetahui dampak dari sikap apatis.
j. Untuk Mempelajari cara menempatkan sikap apatis dalam kehidupan kampus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan
keinginan. Bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan suatu sarana yang disebut sikap.
Apabila objek sikap dapat membantu individu mencapai tujuan, individu akan bersikappositif
2. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga
dirinya.
3. Fungsi Ekspresi
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai yang terdapat
pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya bersangkutan terhadap nilai
tertentu.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap ini membantu individu memahami dunia yang membawa keteraturan terhadap
bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
individu memiliki motif ingin tahu, ingin mengerti, dan pengetahuan.
4
5. Fungsi Penyesuainam Sosial
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap
yang diambi individu tersebut akan sesuai dengan lingkungannya.
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1. Pengalaman pribadi.
5
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Ada 2 implikasi utama pada penelitian tentang pembentukan sikap tenaga kesehatan :
a.sangat mudah untuk mempengaruhi sikap seseorang pada saat pembentukan sikap
dibanding apabila sikap sudah terbentuk selama bertahun-tahun. Orang tua memiliki peran
yang paling dalam perkembangan sikap anak terhadap kesehatan
2. Kebudayaan.
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang
yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
4. Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
6
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu.
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat
dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan
serta ajaran-ajarannya.
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu
frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih
tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
Apatisme adalah kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu apathy. Kata tersebut
diadaptasi dari Bahasa Yunani, yaitu apathes yang secara harfiah berarti tanpa perasaan.
Dalam istilah psikologi apatis merupakan keadaan ketidakpedulian, di mana seorang individu
tidak menanggapi rangsangan kehidupan emosional, sosial ataupun fisik.
Mahasiswa merupakan motor penggerak dari sebuah kampus atau sebuah universitas,
sehingga perkembangan dan kemajuan kampus tidak akan pernah lepas dari peran
mahasiswa. Selain itu, kampus juga berperan penting sebagai pendukung untuk menyediakan
sarana yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Keduanya saling bersimbiosis agar program kerja
yang telah dibuat dapat terlaksana secara maksimal.
Namun dalam kenyataannya, simbiosis atau hubungan antara keduanya tidak berjalan
secara seimbang. Hal ini dikarenakan mulai berkembangnya sikap apatis dari mahasiswa
7
yang menyebabkan tidak optimalnya program kerja serta kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh pihak kampus.
Sikap apatis tentunya tidak muncul begitu saja, banyak faktor dan alasan yang
menyebabkan mahasiswa, ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya sikap
apatis dalam kehidupan kampus. Adapun faktor tesebut adalah:
a. Tidak Mampunya Adaptasi Dengan Lingkungan Kampus
Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.
Jika seseorang tidak mampu beradaptasi, maka individu tersebut dengan sendirinya akan
tersisihkan dari lingkungannya. Mereka yang tersisihkan tersebut merasa kurang percaya diri
sehingga mereka enggan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan di kampus. Jika seseorang
tersisihkan dari suatu lingkungannya, maka individu tersebut pasti akam berusaha mencari
lingkungannya sendiri. Bahkan individu tersebut berpotensi menjadi oposisi bagi pihak
kampus yang tidak pernah mendukung program kerja dari kampus.
b. Kurangnya Motivasi Berprestasi
Sebuah motivasi sangat dibutuhkan sebagai semangat dan dorongan dari seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Jika seseorang tidak memiliki sebuah motivasi maka orang
tersebut seolah tak punya semangat hidup dan cenderung sekedar menjalani hidupnya tanpa
adanya target. Sikap dan pemikiran ini tentunya sangat merugikan diri sendiri bahkan
memberikan dampak negatif terhadap individu di sekitarnya
Sikap apatis tidak hanya dapat diartikan sebagai sikap acuh tak acuh, tetapi sikap apatis
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sikap Individualis
Individu yang apatis mengindikasikan bahwa mereka cenderung bersikap individualis.
Banyak orang yang berjuang menjadi superior dengan tidak memperhatikan orang lain atau
lingkungan sekitarnya. Tujuannya bersifat pribadi, dan perjuangannya dimotivasi oleh
perasaan diri yang berlebihan. Pembunuh dan pencuri adalah contoh ekstrim orang yang
berjuang hanya untuk mencapai keuntungan pribadi. Secara khusus perjalanan hidupnya lebih
terfokus pada motivasi sendiri, dan tidak mencapai minat yang baik untuk kehidupan
sosialnya. Maka jika setiap individu memiliki keinginan dan kemampuan yang cukup tinggi,
dapat dimungkinkan munculnya perilaku idealis dan apatispun akan selalu menyertai setiap
gerak maupun hubungan individu di masyarakat yang dia singgahi.
8
Perilaku apatis juga selalu berhubungan dengan proses gaya hidup dan adaptasi
seseorang. Gaya hidup sendiri adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang
mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia
berada (Alfred Adler via Alwisol, 2009: 73). Jika seseorang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya, maka orang tersebut merasa tidak nyaman dengan apa yang ada di sekitarnya.
Hal itu menyebabkan seseorang enggan untuk terlibat dan melibatkan diri dalam kegiatan
yang sedang berlangsung disekitarnya. Jika orang tersebut tidak ingin dianggap sebagai
individu yang apatis, maka orang tersebut harus merubah gaya hidupnya sesuai dengan
lingkungannya. Dalam buku psikologi kepribadian menurut Alfred Adler, gaya hidup ini
mungkin bisa berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali orang tersebut menyadari
kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah yang ditujunya (Alfred Adler via Alwasol,
2099: 74).
9
2.7 Dampak dan pengaruh dari mahasiswa apatis terhadap perkembangan kampus
Dampaknya adalah :
1. Sulitnya kampus mendapatkan prestasi.
2. Minimnya ide-ide serta kreatifitas dalam menjalankan program kerja.
3. Banyak muncul kritik tanpa solusi.
4. Tidak optimalnya kegiatan yang dilaksanakan kampus.
5. Kurang adanya pencitraan yang baik dari kampus kepada
masyarakat.
6. Munculnya kelompok-kelompok oposisi.
7. Kurangnya terjalinnya hubungan baik antar mahasiswa.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau
situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya.
Struktur sikap di bagi menjadi kognitif, afektif, dan konatif.
Fungsi sikap di bagi menjadi lima, yaitu :
1. Fungsi Instrumental
2. Fungsi Pertahanan Ego
3. Fungsi Ekspresi
4. Fungsi Pengetahuan
5. Fungsi Penyesuainam Sosial
Apatis merupakan merupakan keadaan ketidakpedulian, di mana seorang individu
tidak menanggapi rangsangan kehidupan emosional, sosial ataupun fisik
3.2 Saran
Tetap menjaga sikap dan tingkah laku dengan baik, sehingga dapat di terima dalam
masyarakat. agar kita dapat menempatkan sikap secara tepat di waktu yang tepat pula,
termasuk dapat menempatkan sikap apatis dengan konteks yang benar. Namun, kami
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik dari para pembaca sangat diperlukan demi sempurnanya makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-
faktor-yang-mempengaruhi.html (diakses pada tanggal 20 november 2016)
12