ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOPOROSIS
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Penyusun
A. Konsep Medis
1. Definisi
Osteoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai
dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan
tulang, yang mengakibatkan meningkatnya fragilitas tulang sehingga tulang
cendrung untuk mengalami fraktur spontan atau akibat trauma minimal. (La
Ode,Sharif,2012).
Menurut konsensus di Kopenhagent (1990), osteoporosis di definisikan
sebagai suatu penyakit dengan karakteristik massa tulang yang berkurang
dengan kerusakan mikroarsitektur jaringan yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan risiko fraktur yang meningkat (Lukman,Nurna Ningsih,2009).
Osteoporosis adalah kelainan metabolik tulang dimana terdapat penurunan
masa tulang tanpa di sertai pada matriks tulang. (Rasjad,2003)
2. Etiologi
Osteoporosis di sebabkan oleh glukokortikoid yang mengganggu absorb
kalsium di usus dan peningkatan ekstraksi kalsium lewat ginjal sehingga
akan menyebabkan hipokalsemia. Hiperparatiroidisme sekunder dan
peningkatan kerja osteoklas terhadap osteoblas glukokortikoid akan
menghambat kerjanya,sehingga formasi tulang menurun. Dengan adanya
peningkatan resorbsi tulang oleh osteoklas dan penurunan formasi tulang
oleh osteoblas, maka akan terjadi osteoporosis yang progesif (Sudoro
Aru,2009)
Klasifikasi osteoporosis (Rasjad,2003)
a) Osteoporosis primer
Osteoporosis primer terbagi atas 2 tipe yaitu :
1) Tipe 1 : tipe yang timbul pada wanita pasca menopous
2) Tipe 2 : terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita
b) Osteoporosis sekunder
Disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya myeloma
multiple, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan
yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid)
c) Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada :
1) Usia kanak-kanak (juvenil)
2) Usia remaja (adolesen)
3) Wanita pra menopause
4) Pria usia pertengahan
3. Patofisiologi
Osteoporosis merupakan silent disiense. Penderitaan Osteoporosis
umunya tidak mempunyai keluhan sama sekali orang tersebut mengalami
fraktur. Osteoporosis mengenai tulang seruluh tubuh, tetapi paling sering
menimbulkan gejala pada daerah-daerah yang menyanggah berat badan
atau pada daerah yang mendapatkan tekanan (tulang vertebra dan kolumna
vemoris). Korpur vertebra menunjukkan adanya perubahan bentuk,
pemendekan dan fraktur kompresi. Hal ini mengakibatkan berat badan
menurun dan terdapat lengkung vertebra apnornal (kiposis). Osteoporosis
pada kolumna vemoris sering merupakan redisposisi terjadinya fraktur
patologik (yaitu fraktur akibat terauma ringan), yang sering terjadi pada
pasien usia lanjut.
Masa tulang total yang terkena mengalami penurunan dan menunjukan
penipisan kortek serta trabekula. Pada kasus ringan diagnosis sulit di
tegakkan karena adanya feriasi ketebalan trabekular pada individu
’’normal’’ yang berdeda.
Diagnosis mungkin dapat ditegakkan dengan radiologis maupun
histologist jika Osteoporosis dalam keadaan berat. Struktur tulang, seperti
yang ditentukan secara analisis kimia dari abu tulang tidak menunjukan
adanya kelainan. Pasien Osteoporosis mempunyai kalsium fosfat, dan
alkali fosfatase yang normal dalam serum.
Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara
faktor genetik dan faktor lingkungan. Kedua faktor di atas akan
menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke
tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak terjadinya
masa tulang dan maksimal menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak
dari pada pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa
tulang total yang disebut Osteoporosis.
4. WOC
Usia lanjut (menopouse)
Hiperparatiroidisme sekunder
1 resorbsi tulang
Osteoporosis
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Usia : Osteoporosis lebih sering terjadi pada para lansia atau
terkadang usia di atas 45 tahun
Jenis kelamin : Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki.
(La Ode,Sharif.2012)
b. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri, sakit pada tulang punggung (bagian bawah), leher
dan pinggang.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pada tulang punggung, leher dan
pinggang.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien sebelumnya pernah mengalami nyeri tulang atau tidak.
e. Riwayat psikososial
Klien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami
stress yang berkepanjangan.
f. Pemeriksaan fisik (Head to too)
a. Kepala dan rambut
Adanya uban.
b. Mata
Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
c. Hidung
-
d. Mulut
Mukosa bibir kering.
e. Telinga
Terjadi gangguan pendengaran karena faktor usia.
f. Leher
Denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi
untuk mengatasi kekurangan cairan.
g. Thorak/dada
Terjadi ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang, adanya
suara nafas ronki.
h. Abdomen
-
i. Genetalia
-
j. Muskuloskeletal
a) Otot : Kekuatan otot menurun.
b) Tulang
1) Inspeksi : adanya tanda radang pada lutut, punggung, pinggang
yang di tandai adanya memar pada kulit.
2) Palpasi : adanya nyeri tekan pada daerah radang. Bentuk tulang
abnormal, rapuh.
3) Auskultasi : terdengar suara krepitasi pada tulang.
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi : terjadi penipisan pada korteks dan daerah
trabekular yang lebih lusen. Tampak pada tulang vertebra yang
memberikan gambaran picture-frame vertebra.
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot,
deformitas tulang.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat
perubahan skeletal (kifosis), nyeri skunder atau fraktur baru.
3. Resiko cidera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal
dan ketidakseimbangan tubuh.
4. Kurang pengetahuan mengenai proses oesteoforosis dan program terapi
yang berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi ditandai
dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya, klien
tampak gelisah.
3. Rencana keperawatan
Intervensi Rasional
1. Observasi tingkat nyei pada 1. Tulang dalam peningkatan
punggung, nyeri terlokalisasi a- jumlah trabekular, pembatasan
tau menyebar pada abdomen gerak spinal.
atau pinggang. 2. Alternative lain untuk meng-
2. Ajarkan pada klien tentang atasi nyeri, pengaturan posisi,
alternative lain untuk mengatsi kompres hangat dan sebagainya,
dan mengurangi rasa nyerinya. 3. Keyakinan klien tidak dapat
3. Observasi obat-obatan untuk menoleransi obat yang adekuat
mengatasi nyeri. atau tidak adekuat untuk meng-
4. Rencanakan pada klien tentang atasi nyerinya.
periode istirahat adekuat dengan 4. Kelelahan dan keletihan dapat
berbaring dalam posisi terlen- menurunkan minat untuk
tang selama kurang lebih 15 aktivitas sehari-hari.
menit.
1. Deformitas
Adalah perubahan bentuk tubuh sebagian/umum yang tadinya bentuk normal
menjadi abnormal.
2. Paratiroidisme Hormone (PTH)
Adalah Hormon petida yang di sekresikan oleh kelenjar paratiroid yang
tumbuh dari jaringan endoderm yaitu sulcus pharyngeus.
3. 1-Idroksilase
Adalah setiap beberapa enzim yang mengkatalisis oksidasi senyawa dengan
pengenalan gugus hidroksil.
4. Bonne marrow stoma cell
Adalah dasar dari jaringan ikat-stoma,tersedia retikulum, parenkim (sel
darah) dan pembuluh darah.
5. Trabekular
Adalah jaringan halus seperti spons yang berada pada tulang padat atau tulang
korteks.
6. Asidosis
Adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
7. Fragilitas :gambaran kemampuan membrane eritrosit menahan bertambahnya
tekanan psmotik dalam sel akibat masuknya air dari medium.
8. Glukokortiroid
Golongan hormone steroid yang memberikan pengaruh terhadap metabolism
nutrisi.
9. Hiperparatiroidisme
Suatu penyakit dimana kelenjar paratiroid mengeluarkan hormone paratiroid
dalam jumlah yang lebih banyak daripada keadaan normal.
10. Oskeoklas
Sel-sel penghilang tulang yang melarutkan dan mengkikis tulang selama
tahap-tahap dari proses response remodeling tulang.
11. Hipertiroidisme
Sebuah istilah yang digunakan untuk mengacu pada simtoma hiperaktif dari
jaringan kelenjar tiroid yang menyebabkan sintesis dan sekresi berlebihan
hormone tiroid.
12. Kiposis
Penyakit kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tubuh penderita
melengkung ke depan melebihi batas normal atau bungkuk. Kiposis dapat
menimbulkan rasa lelah serta rasa nyeri dan kaku pada tulang punggung.
13. Densitas tulang
Adalah kepadatan tulang.
14. Demineralisasi tulang
Adalah sebuah proses penghilangan kadar garam dan mineral pada tulang.
15. Papanicolaou
Adalah metode screening ginekologi, di cetuskan oleh Georgios Papanicolaou
untuk menemukan proses-proses premalignant dan mallignant di ectocervix.
DAFTAR PUSTAKA