CVA
Disusun oleh:
Kelompok 5
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
C. Etiologi
stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke non hemoragic dan hemoragic.
1. Stroke non hemoragic yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80% stroke adalah stroke non hemoragic.
Stroke non hemoragic ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
c. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruhan
bagian bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke hemoragic adalah sroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragic terjadi pada
penderita hipertensi.
Stroke hemoragic ada 2 jenis, yaitu:
a. Hemoragic intraserebral: pendarahan yang terjadi di dalam jaringan
otak.
b. Kendalikan Hemoragic subaracnoid : pendarahan yang terjadi pada
ruang subaracnoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak)
2. Patofisiologi
a. Stroke Non Hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh
thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi
tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan
iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada
jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi
gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh
pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
2. Stroke Hemoragik.
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan
herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang
mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut
menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi
nekrosis jaringan otak.
3. WOC
Perdarahan
arkhnoid/ventrikel
Defisit neurologi M. K Resiko
ketidakefektifan perfusi
p TIK/hernialis jaringan otak
serebral Hemisfer kanan
Hemisfer kiri
Penurunan Hemiparase/plegi kiri
kesadaran
Hemiparase/plegi kanan
Penakanan saluran
pernafasan
M. K Pola nafas
tidak efektif
MK. kerusakan
integritas kulit
Area gocca
Kerusakan fungsi N,
VII,dan N XII
MK. Kerusakan
komunikasi verbal
4. Pemeriksaan diagnostik(Doenges, 2000)
a. Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari perdarahan
seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
b. Lumbal fungsi, CT Scan, EEG, magnetic imaging Resnance(MRI)
c. Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. Pemeriksaan darah lengkap
e. Sinar X
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas.
f. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah karotis)
5. Penatalaksanaan(setyopranoto, 2011)
a. Terapi non farmakologi
1) Kendalikan tekanan darah tinggi (hipertensi)
2) Mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh
3) Tidak merokok
4) Kontrol diabetes dan berat badan
5) Olah raga teratur dan mengurangi stres dan berat badan
6) Konsumsi makanan kaya serat
7) Pembedahan : untuk lokasi perdarahan dekat permukaan otak
(dipiro, 2005)
2. Terapi farmakologi
Dewan strok american stroke association telah menciptakan dan
menrtibkan panduan yang membahas pengolahan stroke iskemik akut.
Secara umum, hanya dua agen farmakologi direkomendasikan yaitu
plasminogen aktivator (tPA) dalam waktu 3 jam dan aspirin dalam 48
jam onset.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnese
a. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, no medrec, diagnosa medis dan alamat.
b. Riwayat penyakit
1) Keluhan Utama
Berisi tentang keluhan klien saat pengkajian yang
dikembangkan dengan teknik PQRST.
Pada stroke perdarahan biasanya akan ditemukan penurunan
kesadaran dan kemungkinan terjadi sampai koma sehingga
klien tidak dapat ditanyakan apa yang dirasakan, sedangkan
pada stroke akibat infark biasanya terjadi kelumpuhan
sebelah (hemiplegi), kepala pusing atau nyeri, bicara tidak
jelas dan klien mengeluh lemah tubuh.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada umumnya klien stroke akan mempunyai riwayat
diabetes melitus, penyakit jantung atau hipertensi dan
adanya faktor-faktor resiko seperti: kadar kolesterol yang
tinggi, keadaan viskositas darah yang tinggi (menderita
polisetemia), diabetes, kebiasaan minum-minuman
beralkohol, riwayat penggunaan pil kontrasepsi, sering
stress dan kurang beraktivitas serta kebiasaan merokok.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien dengan stroke datang ke rumah sakit dengan
alasan nyeri atau sakit kepala, gangguan motoris, gangguan
sensoris dan gangguan kesadaran.
Keluhan utama dikembangkan dengan metode PQRST
mulai dari adanya keluhan sampai datang ke rumah sakit.
3. Data Psikologis
a. Status Emosi
Klien menjadi irritable atau emosi yang labil terjadi secara tiba-tiba, klien
menjadi mudah tersinggung, mengingkari dan sukar untuk didekati.
b. Kecemasan
Klien biasanya merasa cemas dengan adanya perubahan (kelumpuhan)
yang terjadi pada dirinya.
c. Pola koping
Klien biasanya tampak menjadi pendiam atau menjadi tertutup (supresi).
d. Gaya Komunkasi
Klien mengalami gangguan komunikasi verbal seperti berbicara rero atau
sulit dimengerti.
e. Konsep Diri
1) Body Image: klien memiliki persepsi dan merasa bahwa bentuk,
fungsi tubuh dan penampilannya yang sekarang mengalami
penurunan, berbeda dengan keadaan sebelumnya.
2) Ideal Diri: klien merasa tidak dapat mewujudkan cita-cita yang
diinginkannya. Klien merasa tidak mampu lagi untuk berinteraksi
dengan orang lain atau lingkungan dimana ia berada.
3) Harga Diri: klien merasa tidak berharga lagi dengan kondisinya yang
sekarang, klien merasa tidak mampu dan tidak berguna serta cemas
dirinya akan selalu memerlukan bantuan dari orang lain.
4) Peran: klien merasa dengan kondisinya yang sekarang ia tidak dapat
melakukan peran yang dimilikinya baik sebagai orang tua, suami/istri
ataupun seorang pekerja.
5) Identitas Diri: klien memandang dirinya berbeda dengan orang lain
karena kondisi badannya yang disebabkan oleh penyakitnya.
6) Data Sosial
Pada data objektif akan didapatkan ketidakmampuan
berbicara, kehilangan kemampuan berkomunikasi secara verbal,
ketergantungan kepada orang lain dan sosialisasi dengan lingkungan,
pembicaraan tidak dapat dimengerti, sedangkan pada data subjektif
ditemukan klien berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Selain
itu bisa ditemukan sikap klien yang sering menarik diri dari orang lain
dan lingkungan karena merasa hanya akan membebani orang lain.
7) Data Spiritual
Terkadang klien merasa tidak yakin dengan kesembuhannya.
Klien merasa hidupnya lebih buruk daripada sebelumnya. Klien tidak
dapat membayangkan bagaimana kehidupannya di kemudian hari atau
klien cenderung mempunyai pandangan negatif terhadap
kehidupannya dikemudian hari.
8) Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik khusus
untuk pasien stroke.
Kemungkinan ditemukannya peningkatan hematokrit dan
penurunan hemoglobin serta adanya peningkatan dari leukosit.
Biasanya dilakukan pemeriksaan protombin time (PT) dan partial
tromboplastin (PTT) sebagai informasi untuk pemberian obat
antikoagulan.
Pemeriksaan CSF juga dapat dilakukan untuk melihat apakah
ada sel darah merah dalam CSF yang mungkin mengindikasikan
adanya perdarahan subaracnoid.
2) Pemeriksaan diagnostik
(a) CT-Scan, akan memperlihatkan adanya edema, hematoma,
iskemia dan adanya infark.
(b) Angiografi serebral, membantu menentukan penyebab stroke
secara spesifik seperti perdarahan atau ostruksi arteri adanya
titik oklusi atau ruptur.
(c) EEG, mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang
otak yang mungkin memperlihatkan adanya lesi yang spesifik.
(d) MRI, menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragi
atau malformasi arteriovena (MAV).
(e) Ultrasonografi Doppler, mengidentifikasi penyakit arteriovena
(masalah sistem arteri karotis, aliran darah atau muncul plak,
arteriosklerotik).
(f) Sinar X tengkorak, menggambarkan perubahan kelenjar
lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas,
klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosit serebral,
klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subaracnoid.
(g) Pungsi lumbal, menunjukkan adanya tekanan normal dan
biasanya pada trombosis, emboli serebral dan TIA
C. Perencanaan
1. Perfusi jaringan, perubahan, serebral berhubungan dengan Interupsi aliran
darah : gangguan oklusi, hemoragi ; vasospasme serebral, edema serebral.
Tujuan:
Perfusi jaringan serebral kembali baik.
Kriteria Evaluasi:
a. Tingkat kesadaran komposmentis.
b. Tidak terdapat tanda peningkatan TIK seperti dilatasi pupil, cegukan,
penglihatan ganda, muntah yang proyektif.
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
1. Ubah posisi setiap minimal 1.
2 Menurunkan resiko terjadinya
jam (terlentang dan miring kanan trauma atau ischemik jaringan.
kiri)
2. Lakukan latihan rentang gerak
2. Meminimalkan atropi otot,
(ROM) aktif dan pasif pada meningkatkan sirkulasi,
semua ektremitas. membantu mencegah kontaktur.
Intervensi Rasional
1. posisikan klien semifowler 1. untuk memaksimalkan potensial
2. auskultasi suara nafas catat hasil ventilasi.
penurunan daerah ventilasi atau 2. Memonitor kepatenan jalan nafas
tidak adanya suara adventif 3. Memonitor respirasi dan
3. Monitor pernafasan dan status keadekuatan oksigen
oksigen yang sesuai 4. menjaga keadekuatan ventilasi
4. Mempertahankan jalan nafas 5. Melihat apakah ada obstruksi
paten. disalah satu bronkus atau adanya
5. Catat pergerakan dada, simetris gangguan ventilasi
atau tidak, menggunakan otot
bantu pernafasan
Intervensi Rasional
1. Bantu menentukan derajat 1. agar tidak terjadinya
disfungsi . disfungsi
2. Sediakan bel khusus jika 2. mencegah kegawatdaruratan
diperlukan. 3. kenyamanan
3. Sediakan metode 4. untuk kenyamanan
komunikasi alternative. 5. terciptanya saling
4. Antisipasi dan sediakan kepercayaan
kebutuhan pasien. 6. mencegah terjadinya
5. Bicara langsung kepada prasanka buruk dan
pasien dengan perlahan dan mengurangi keadaan
jelas.
6. Bicara dengan nada normal.
5. Devisit perawatan diri b.d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan dan
ketahanan.
Ditandai dengan:
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Anjurkan untuk melakukan 1. Meningkatkan aliran darah
latihan ROM (range of motion) kesemua daerah
dan mobilisasi jika mungkin 2. Menghindari tekanan dan
2. Rubah posisi tiap 2 jam meningkatkan aliran darah
3. Gunakan bantal air atau 3. Menghindari tekanan yang
pengganjal yang lunak di bawah berlebih pada daerah yang
daerah-daerah yang menonjol menonjol
4. Lakukan massage pada daerah 4. Menghindari kerusakan-
yang menonjol yang baru kerusakan kapiler-kapiler
mengalami tekanan pada waktu 5. Mempertahankan keutuhan kulit
berubah posisi.
5. Jaga kebersihan kulit dan
seminimal mungkin hindari
trauma, panas terhadap kulit
4. Pelaksanaan
Berisikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Setiap perencanaan yang telah dibuat secara idealnya dapat dilaksanakan
seluruhnya, tetapi hal tersebut juga harus disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan diri perawat serta klien dan keluarga.
5. Evaluasi
Berisikan tentang evaluasi dari asuhan yang telah dilakukan secara keseluruhan
dan dapat bersifat feedback terhadap seluruh proses keperawatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
4. Sasaran : lansia
5. Waktu Pertemuan :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Pukul :
6. Tujuan
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Tahap
Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media
Kegiatan
Pembukaan Salam pembuka Mendengarkan Ceramah /
keterangan leaflet
(5 menit) Memperkenalkan diri penyaji
Membagikan leaflet
4. Menjelaskan pencegahan
1. Pengertian Stroke
Adalah kematian jaringan otak akibat kekurangan aliran darah dan oksigen
pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu komplikasi dari hipertensi
yang menahun.
2. Penyebab Stroke
a. Derajat ringan
Semua gejala diatas disebabkan karena gangguan saraf yang ada di otak
akibat gangguan sirkulasi darah di otak sehingga mengganggu fungsi kerja
organ lain
b. Derajat sedang
Kelumpuhan pada tangan/kaki atau salah satu sisi tubuh dalam waktu
yang lama.
c. Derajat berat.
Ketidakmampuan aktivitas
Gangguan menelan
4. Pencegahan Stroke
Hindari merokok
Daftar pustaka
1. Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Oleh :
1. Bramasta Wiendrawan (15110429)
2. Roni Setiawan (15110453)
3. Viky Apnesti W. (15110465)
4. Yayuk Dwi Astuti (15110469)