Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Interpreneurship Bidang Pendidikan”


Dosen Pengampu :

Dra. Fartika Ifriqia, M. Pd

Disusun Oleh :

Muh Saiful Anam (932115315)


Rischa Sa’ki Ayuning Tyas (932120915)
Titin Tri Rahayu (932113215)
Mutiara Alfi Maghfiroh (932119315)
Maidina Nur Hidayati (932118615)

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang bertemakan Studi Kelayakan sesuai waktu yang ditentukan.

Tujuan pokok dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi syarat mata kuliah
Interpreneurship Bidang Pendidikan dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa
informasi pengetahuan untuk memberikan pedoman bagi kita untuk berwirausaha.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Fartika Ifriqia, M. Pd selaku dosen mata kuliah Interpreneurship Bidang


Pendidikan .
2. Kedua orang tua penyusun yang telah membantu secara materi maupun non
materi.
3. Teman-teman mahasiswa Institut Agama Islam Negeri, khususnya teman-
teman satu kelas A.

Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


penelitian ini, oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca untuk dapat
memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar
penelitian ini menjadi lebih baik.

Kediri, 04 Oktober 2018

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama Allah yang sempurna memberikan petunjuk
kepada manusia tentang bidang usaha yang halal, cara berusaha, dan bagaimana
manusia harus mengatur hubungan kerja dengan sesama mereka supaya
memberikan manfaat yang baik bagi kepentingan bersama dan dapat
menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran hidup bagi segenap manusia.
Islam tidak hanya menyuruh manusia bekerja bagi kepentingan dirinya sendiri
secara halal, tetapi juga memerintahkan manusia menjalin hubungan kerja
dengan orang lain bagi kepentingan dan keuntungan kehidupan manusia di
jagat raya ini. Oleh karena itu, dalam bidang usaha dan wiraswasta Islam benar-
benar memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas untuk dapat dijadikan
pedoman melakukan usaha dan wiraswasta yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ide usaha?
2. Apakah yang dimaksud dengan studi kelayakan?
3. Apa saja resiko usaha dan kendala yang dihadapi?
4. Bagaimana cara membangun budaya entrepreneurial?
5. Apa saja ketrampilan dalam kewirausahaan?
6. Bagaimana penerapan studi kelayakan pada lembaga pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ide Usaha

Ide menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan yang tersusun
dalam pikiran berupa gagasan untuk meraih tujuan.1 Sedangkan kewirausahaan
menurut Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Menurut salah satu ahli yakni Winardi, Potensi kewirausahaan dapat digali
atau membutuhkan penggalian inovasi secara nyata. Wirausaha dapat belajar,
mengkombinasikan dengan kesempatan yang ada pada lingkungan. beberapa langkah
prinsip memotivasi keinovasian guna mempercepat proses kewirausahaan:

1. Orientasi pada tindakan (be oriented action)


2. Membuat produk, proses atau jasa secara sesederhana (make the product,
process, or service simple)
3. Membuat produk, proses atau jasa bersadar keinginan konsumen (make the
product, proses, or service customers-based)
4. Memulai dari hal-hal yang kecil (star small)
5. Memiliki tujuan yang jelas,cita-cita tinggi (aim high)
6. Mencoba, menguji dan memperbaiki (try, test, and revise)
7. Belajar dari kegagalan (learn from failures)
8. Memiliki sekedul kerja yang teratur (follow a milestone schedule)
9. Menghargai aktivitas dan melakukan kegiatan dengan semangat tinggi (reward
heroic activity)
10. Bekerja, bekerja dan bekerja (work, work, dan work)

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia

3
B. Studi Kelayakan

Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
usaha dilakukan dengan menguntungkan secara continue. Studi kelayakan usaha
penting untuk merintis usaha baru, pengembangan usaha, dan untuk memilih proyek
yang paling memberikan manfaat ekonomis.

Memulai usaha baru membutuhkan ketelitian dalam peramalan, perencanaan


agar tingkat keberhasilan menjadi lebih besar. Tidak sedikit usaha baru mengalami
kemajuan kemudian mengalami penurunan bahkan kebangkrukat dalam satu atau dua
tahun karena berbagai sebab. Salah satu factor yang menyebabkan kegagalan usaha
adalah ketidaktepatan dalam studi kelayakan dan implementasi dari studi tersebut.

Suatu analisis kelayakan yang komprehensif, sistematis, terukur seyogyanya


mampu mengidentifikasi masalah dan menunjukkan cara untuk memecahkan
permasalahan dan mengendalikannya. Syarat utama bagi keberhasilan usaha baru
untuk masa kini dan di masa depan membutuhkan: kemampuan melakukan prediksi
dan perencanaan kondisi perubahan masa depan, pengetahuan pasar yang memadai
produk yang kompetitif, pengelola yang mampu menjalankan sinyal dengan baik,
pengelolaan keuangan yang memadai dengan keputusan investasi, sumber pendanaan
yang tepat. Persyaratan tersebut bisa dilakukan oleh managemen yang memiliki
kompetensi cukup tinggi. Hakekat dari analisa kelayakan usaha baru adalah
menemukan jawaban bagi pertanyaan penting:

a. Ide apa yang bisa dijalankan untuk memulai atau meningkatkan bisnis?
b. Apa yang bisa dilakukan untuk mengimplemantasikan ide, gagasan usaha baru
tersebut?
c. Siapa konsumen produk yang akan dihasilkan?
d. Mampukah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki untuk menghasilkan
produk?

4
e. Bisakah produk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dapat
terjual?
f. Berapakah biaya produksi yang konsumen mampu menjangkau?
g. Mampukah produk tersebut mendatangkan laba dalam panjang?

Yang harus dilakukan dalam memulai usaha adalah melakukan studi kelayakan
usaha berdasarkan ide atau gagasan yang muncul tersebut. Tingginya biaya kegagalan
menjadikan perlunya penelitiansecar komprehensif, sistematis dan terukur. Adapun
pihak yang memerlukandan berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis:

1. Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)


2. Pihak investor dan penyandang dana
3. Pihak masyarakat dan pemerintah

Proses dan tahapan studi kelayakan dapat dilakukan melalui langkah-langkah


sebagai berikut:

1. Tahap penemuan ide dan gagasan


2. Tahap perumusan visi, misi dan tujuan
3. Tahap analisis yang meliputi aspek:
a. Aspek pemasaran
b. Aspek teknik produksi
c. Aspek manajemen dan organisasi
d. Aspek financial
e. Aspek persaingan
f. Etika dan tanggungjawab sosial
4. Tahap pengambilan keputusan berdasarkan analisa kualitatif dan
kuantitatif.2

2
Heru Kristanto, Kewirausahaan Entrepreneurship: Pendekatan Manajemen Dan Praktik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 81-83.

5
C. Resiko Usaha dan Kendala yang di Hadapi
1. Risiko Usaha
Risiko adalah sebuah kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap
peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian finansial dan
pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini wirausahawan dapat memperbaiki diri
dengan cara belajar lagi dengan craa-cara baru, gigih, ulet, dan kerja keras agar
dapat meraih keberhasilan.

Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena


mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.3

Macam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu
sebagai berikut:

a. Risiko Teknis (kerugian)

Risiko ini terjadi akibat kurang mempunyai manajer atau wirausaha


dalam mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi berhubungan
dengan:

1) Risiko karena adanya pemogokan karyawan, akibat kesejahteaan


kurang diperhatikan.
2) Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak).
3) Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang
baik.
4) Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus
membengkak serta harga jual tidak berubah/meningkat

3
Bsrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 119.

6
5) Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas
kerja menurun.4

b. Risiko pasar

Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak
laku di pasar. Produk telah menjadi kuno akibat penerimaan yang diperoleh
terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha
yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar.

Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang


dilakuakn oleh suatu perusahaan selalu diamati oleh perusahaan lain
(pesaing). Oleh karena itu, para pebisnis tidak boleh lengah terhadap
kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal
karena tindakan para pesaing.

Hal-hal yang merupakan risiko bagi para pebisnis yang mengakibatkan


barang tidak laku dijual antara lain:

1) Adanya perkembangan teknologi


2) Adanya tindakan atau peraturan baru dari yang berwajib.
3) Adanya hubungan intern sehingga terjadi pencurian.5

c. Risiko di luar kemampuan manusia

Risiko ini terjadi di luar kemampuan manusia, seperti: gempa bumi,


tanah longsor, tsunami, banjir, dan bencana alam lainnya. Karena
kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dianggap tidak ada. Untuk
mengalihka risiko ini dapat memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.

4
Ibid., 120.
5
Ibid., 121.

7
Pada saat memulai usaha, wirausaha biasanya menghadapi risiko usaha
yang besar. Ada 3 penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu
sebagai berikut:

1) Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke


dalam suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko tergesa-gesa,
tanpa melakuakn business plan yang mendalam dan tidak
melakukan analisis SWOT: strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), oppurtunities (peluang), dan treath (ancaman).
2) Mereka kehabisan uang. Perencanaan/prakiraan kebutuhan kas
adalah hal yang paling prioritas dalam bisnis, dalam hal ini kita
mempunyai suatu target tanpa keluar dari rencana yang sudah
ditentukan, sehingga wirausaha bisa mengontrol anggaran apa saja
yang dikeluarkan. Dengan begitu kita tidak akan mengalami faktor
kehabisan uang.
3) Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan.
Wirausaha yang tidak menginginkan kegagalaan dalam melakukan
suatu bisnis, tentunya hal yang didahulukan adalah sebuah
perencanaan yang secara nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah
tulisan. Dengan hal itulah wirausaha bisa terdorong untuk
berorientasikan pada tugas dan hasil untuk mencapai masa depan
yang lebih baik. Ada 4 kategori utama dari alsan kegagalan bisnis,
yaitu:
a) Kesalahan perencanaan
b) Rendahnya kualitas manajemen
c) Metode bisnis yang tidak mencukupi
d) Kurangnya dana atau modal.6

6
Ibid., 122.

8
2. Kendala yang dihadapi

Menjadi seorang pengusaha itu tidaklah seindah yang dibayangkan, banyak


sekali kendala yang akan dihadapi, namun bagi seorang pengusaha kendala itu akan
menjadi sebuah pemicu bagi terwujudnya sebuauh cita cita, menciptakan lapangan
kerja buat diri sendiri bahkan bisa untuk orang lain. masalah umum dalam berusaha
yaitu :

a. kurangnya ide. Ide-ide usaha sebenarnya dapat kita dapatkan dari teman,
tetangga bahkan dari usaha orang lain. menurut saya yang paling mudah ialah
dengan menganut metode Amati, Tiru dan Modifikasi. yang artinya kita amati
usaha yang telah ada, bagaimana prospeknya, bagaimana pelanggannya,
kemudian kita tiru usaha tersebut dan setelah itu kita modifikasi yang ber arti
memberikan nilai lebih kepada usaha yang kita tiru tersebut.
b. Modal, sebenarnya modal kalo benar benar mencari pasti ada, dari pinjaman
entah itu teman bank atau dari yang lainnya tidak harus dari kita.
c. Katakutan, ini dia masalah yang membuat kita tidak berani mengambil sebuah
risiko untuk mencoba, saya yakinkan bahwasanya orang yang sudah
menetapkan dirinya menjadi pengusaha, pintu kesuksesan itu dimulai ketika 1
usaha kita lancar maka usah usaha kita lainnya akan bermunculan.
d. Kebosanan, ini menjadi kendala yang menurut saya wajar dan perlu dorongan
yang kuat agar mampu bertahan, awal berdiri usaha kita tentu kita akan merasa
bosan ketika tidak ada konsumen yang datang atau bahkan tidak ada pemasukan
samapai beberapa bulan, memang lebih enak jadi pegawai yang dapat uangnya
tentu sebulan itu pasti, namun jadi pengusaha itu mulia, memberikan
pengidupan dari menggaji karyawan. masalah kebosanan dapat di hindari
dengan menjaring orang orang yang sama menggeluti usaha bidang tersebut.
tukar pikiran dan saling intropeksi menjadikan usaha semakin berkembang.

9
Management, seringkali jika usaha lancar namun sepertinya tidak membuahkan
hasil itu perlu adanya management dalam keuangan. atur uang keluar dan
masuknya. hitung keuntungan dan kerugian, OK itu dulu dari saya.7

D. Membangun Budaya Entrepreneurial

Pengertian budaya kewirausahaan diperoleh dari pengertian budaya dan


kewirausahaan. Menurut Hodgetts budaya adalah ilmu pengetahuan yang dikehendaki
manusia untuk menginterprestasikan pengalaman dan menggeneralisasikan perilaku
social. Pengetahuan tersebut membentuk nilai-nilai, sikap dan mempengaruhi perilaku,
Sedangkan kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana para
wirausahawan memulai usaha, mengelola dan memajukan serta upayanya dalam
mencapai keberhasilan. Dengan demikian budaya kewirausahaan dapat dipahami
sebagai nilai-nilai, sikap dan perilaku yang mengarah pada upaya memulai usaha,
mengelola memajukan dan mencapai keberhasilan usaha.8

Membangun budaya kewirausahaan pada perguruan tinggi sudah menjadi


tujuan nasional pendidikan nasional di Indonesia. Oleh karena itu sudah sewajarnya
setiap perguruan tinggi berupaya memiliki berbagai program terkait kewirausahaan
kampus. Program yang sesuai dengan DIKTI adalah kompetisi membuat proposal
PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan) yang dapat diselenggarakan
mulai dari tingkat Program Studi, Fakultas dan Universitas. Secara praktis beberapa
perguruan tinggi ada yang menyelenggarakan Pasar Minggu Kampus, Klinik Bisnis
Mahasiswa, praktek bisnis oleh mahasiswa program studi dengan memiliki pusat-pusat
bisnis yang menjual berbagai produk buatan mahasiswa maupun pelatihan-pelatihan

7
https://indonesia-admin.blogspot.com/2011/04/kendala-yang-dihadapi-oleh-pengusaha.html, diakses
tgl 28/09/2018 pukul 14.34.
8
Uci Yulianti, SEMINAR INTERNASIONAL DAN CALL FOR PAPERS “TOWARDS EXCELLENT
SMALL BUSINESS, (Yogyakarta: 2011), 235.

10
kewirausahaan bagi mahasiswa dan kunjungan lapang mahasiswa ke berbagai unit-unit
bisnis sekitar kampus maupun luar kota.

Apabila kegiatan yang bertujuan untuk membangun budaya


kewirausahaan mahasiswa dapat dipilah sesuai dengan bidang garap Tri
darma Perguruan Tinggi maka akan ada tiga jenis kegiatan yang barangkali
berbeda bentuk atau modelnya. Pada Bidang pendidikan dan pengajaran
diupayakan melalui setiap matakuliah yang diampu setiap dosen. Artinya
setiap dosen diwajibkan memasukkan soft-skill jiwa kewirausahaan melalui
metode dan model pembelajarannya. Sedangkan pada bidang penelitian,
dapat diupayakan melalui skim penelitian payung di tingkat Program studi bagi
penelitian mahasiswa. Dengan perkataan lain Porgram Studi dapat
membagi penelitian payung bagi para dosen pembimbing agar mengarahkan
kepada mahasiswa bimbingannya melakukan penelitian tentang
kewirausahaan baik pada obyek UKM maupun wirausaha-wirausaha dari
berbagai suku bangsa dan berbagai daerah yang berbeda-beda di Indonesia.
Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan membangun budaya
kewirausahaan melalui bidang pengabdian pada masyarakat dapat
dilakukan dengan melibatkan mahasiswa pada pelaksanaan pengabdian
masyarakat oleh dosen ataupun kelompok-kelompok mahasiswa membuat
pengabdian pada masyarakat untuk membangun jejaring yang lebih riil, jelas
dan konsisten.

E. Keterampilan Kewirausahaan

1. Pentingnya Keterampilan Kewirausahaan

Kehidupan ini memang membutuhkan orang-orang dengan tingkat


kemampuan tinggi. Orang-orang inilah yang mempunyai kemampuan untuk
membangun kehidupan dengan lebih baik. Dengan kemampuan yang dimilikinya,
dapat mengusahakan agar setiap aspek kehidupan dapat memberikan kontributif

11
positif bagi masyarakatnya. Pendidikan keterampilan merupakan salah satu bekal
yang perlu diberikan kepada anak didik sehingga menjadi sosok-sosok yang
berkemampuan tinggi.

Dengan keterampilan inilah, peserta didik dipersiapkan dengan sebuah atau


beberapa kemampuan yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di
masyarakat. Mempersiapkan peserta didik menjadi sosok-sosok yang dapat
mempertanggung jawab terhadap hidup kehidupannya, sekolah atau guru harus
mengembangkan kreativitas secara maksimal. Pengembangan kreativitas tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan materi pembelajaran berdasarkan segala hal
yang dibutuhkan masyarakat9

Terkait dengan eksitensi keterampilan kewirausahaan dalam kehidupan,


setidaknya kita mendapati beberapa hal penting sebagai bagian integral dari
kewirausahaan, yaitu sebagai berikut.

a. Meningkatkan kualitas SDM

Hal paling penting dalam kehidupan kita adalah bagaimana kita


berperan aktif di dalamnya. Begitu halnya dengan keterampilan
kewirausahaan yang di berikan kepada anak didik sebagai bekal
kehidupannya. Guru memberikan mereka kompetensi khusus, dalam hal ini
kewirausahaan, agar dapat berkiprah dalam hidup dengan aksi nyata yang
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Dengan keterampilan
kewirausahaan yang dimiliki oleh anak didik, anak didik sebagai SDM
kehidupan telah mengalami peningkatan kualitas dan hal ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang dalam kondisi stagnan,

b. Meningkatkan nilai jual diri

9
Mohammad Saroni, Mendidik & Melatih Entrepreneur Muda (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), 77.

12
Di zaman sekarang ini, pekerjaan merupakan sesuatu yang sudah mulai
langka untuk dicari. Sudah saatnya kita mengembangkan diri sebagai
pencipta lapangan kerja bagi masyarakat. Selama ini yang terjadi adalah
terkosentarsinya lulusan pada keinginan untuk mencari pekerjaan di
perusahaan-perusahaan. Kondisi ini tentu saja menyebabkan turunnya nilai
para lulusan. Dengan memberikan keterampilan kewirausahaan, nilai jual
mereka di lapangan pekerja meningkat, bahkan sebelum memasuki
masyarakat, sebenarnnya anak sudah mempunyai kegiatan produktif yang
memberikan keuntungan finansial bagi mereka di pandangan masyarakat.
Dengan demikian, nilai diri anak didik meningkat sebab masyarakat
memandang positif atas kemampuan yang mereka miliki. Dengan
keterampilan kewirausahaan yang dimiliki dapat diterapkan dalam
kehidupan sehingga anak didik dapat produktif dengan menghasilkan
barang yang dibutuhkan masyarakat atau memberikan jasa atas kesulitan
yang dihadapi masyarakat.10

2. Macam-macam Keterampilan Kewirausahaan

Chang dan Rieple (2013:227) mengemukakan bahwa ada 4 dimensi


keterampilan wirausaha, yaitu:
a. Technical Skills. Sejumlah wirausahawan yang sukses memiliki
kompetensi dalam mengelola operasional, diluar dasar produksi produk
atau layanan. Termasuk kemampuan mengelola rantai pasokan dan
mempunyai pengetahuan tentang teknologi baru.
Adapun dalam menganalisis kelayakan teknikal atau proses operasi
produksi dengan memerhatikan hal berikut yakni:
1) Identifikasi spesifikasi teknis
2) Ujicoba produk atau jasa untuk memenuhi spesifikasi kerja

10
Ibid., 89-90

13
b. Management Skills. Keterampilan ini meliputi perencanaan dan
pengorganisasian, mengidentifikasi pelanggan dan saluran distribusi,
mengelola sumber daya dan kemampuan mengatur di tempat yang tepat
dan struktur system control. Keterampilan ini termasuk keterampilan
tingkat tinggi, seperti mencari pemecahan masalah, kemampuan untuk
membangun kemapuan inti dan kemampuan menangani karyawan
secara efektif
Adapun dalam menganalisis manajemen dengan memerhatikan hal-hal
berikut:
1) Kepemilikan, yang berkaitan kepemilikan usaha
2) Tim manajemen. Apakah bisnis akan dilakukan sendiri, bersama
yang memerlukan banyak keahlian sehingga perlu adanya tim yang
kuat.
3) Karyawan. Harus disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas yang
keahlian yang dibutuhkan.
c. Entrepreneurship skills. Keterampilan ini meliputi perencanaan bisnis,
peka terhadap peluang, analisis lingkungan bisnis dan kemapuan
mengakses keahlian eksternal.
d. Personal maturity skills. Keterampilan ini meliputi kesadaran diri,
kemampuan merefleksikan apa yang terjadi, mengenali dan
memperbaiki kelemahan, bertanggung jawab untuk memecahkan
masalah dan kemampuan untuk menghasilkan solusi 11
e. Pengetahuan dan pemahaman bidang finansial. Para entrepreneur perlu
mendapatkan informasi yang akurat,yang berarti dan tepat waktu ketika
akan mengambil keputusan-keputusan finansial yang tepat. Walaupun
beberapa diantara pemilik perusahaan-perusahaan kecil yang ahli dalam

11
Ari Irawan, “Pengaruh Wirausaha terhadap Keberhasilan Usaha”, Journal of Business Management
and Enterpreneurship Education, (Volume 1, Number 1, April 2016), 218.

14
bidang akunting namun mereka tetap memerlukan pengetahuan tentang
indicator finansial pokok meliputi daftar laba/ rugi, neraca memebrikan
gambaran umum finansial perusahaan.12 Adapun analisis kelayakan
finansial berhubungan dengan sumber dan penggunaan dana yang akan
digunakan untuk usaha baru, meliputi:

1) Penentuan kebutuhan finansial

2) Penentuan sumber daya yang tersedia serta biaya-biayanya

3) Penentuan aliran kas dimasa depan yang bisa diharapkan dari


operasi

4) Penentuan pengembalian investasi.13

F. Penerapan studi kelayakan dalam lembaga pendidikan


Dari segi lembaga pendidikan, studi kelayakan bisnis penting untuk
mengadakan penilaian terhadap gagasan usaha yang mempunyai sumber dana dari
lembaga keuangan tertentu. Dengan studi kelayakan bisnis dapat diketahui seberapa
jauh gagasan usaha yang akan dilaksanakan mampu menutupi kewajiban-kewajiban
serta prospeknya di masa yang akan datang. Dalam kegiatan masyarakatan, studi
kelayakan dikenal terutama menyangkut usaha-usaha dalam mencari dana dan
kegiatan-kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan, salah satu penerapan dalam lembaga
pendidikan, yaitu mengenai pendirian sekolah dengan studi kelayakan yang harus
diperhatikan seperti persyaratan dalam lembaga pendidikan dari pengajuan usulan 9
bulan sebelum tahun pelajaran dilengkapi hasil studi kelayakan dan diketahui oleh
Kepala Desa atau Lurah Kepala UPTD dan camat.pemberian izin pendirian satuan
pendidikan oleh Kepala Dinas. Studi kelayakan pendirian satuan pendidikan meliputi:

12
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship (Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri, 2003), 48.
13
Kristanto, Kewirausahaan Entrepreneurship …, 90.

15
1. Latar belakang dan tujuan dari lembaga pendidikan
2. Bentuk dan nama sekolah
3. Lokasi sekolah dan dukungan masyarakat
4. Sumber peserta didik
5. Guru dan tenaga kependidikan serta rencana pengembangan
6. Sumber biaya selama 5 tahun sebagai biaya opereasional
7. Fasilitas lingkungan penunjuang penyelenggaraan pendidikan.
Selain itu studi kelayakan juga dilihat dari manajemen sekolah dalam lembaga
pendidikan Untuk mengadakan sebuah sistem pendidikan yang modern dan efisien
serta efektif bagi institusi pendidikan, para perakit sistem membuat sistem informasi
manajemen sekolah yang akan menunjang proses operasional sekolah mulai dari sistem
akademik hingga sistem administrasi sekolah.studi kelayakan manajemen pendidikan
dengan adanya 12 indikator dalam manajemen pendidikan

suatu manajemen sekolah dapat dikatakan layak, apabila memenuhi 12


indikator diatas, sehingga dapat dijalankan guna meningkatkan suatu lembaga
pendidikan untuk lebih maju. Dengan adanya dukungan perangkat sistem ini, sekolah

16
diharapkan dapat melakukan tindakan operasional yang efektif dan efisien agar dapat
mencapai visi misi pendidikan itu sendiri. Sistem informasi manajemen sekolah
merupakan sistem informasi tersentralisasi yang digunakan oleh pendidik untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengelola proses pendidikan,
meningkatkan prestasi peserta didik, serta memastikan akuntabilitas. Dengan adanya
sistem informasi manajemen sekolah, setiap stakeholder pendidikan mulai dari guru,
peserta didik, hingga orangtua, turut serta secara langsung dalam proses pendidikan.
Sistem ini meringankan tugas pada pendidik dalam mengerjakan tugas
administrasi, media komunikasi, dan media pengawasan mulai dari daftar presensi
hingga daftar nilai peserta didik. Orang tua peserta didik juga dapat memantau
perkembangan anaknya di sekolah setiap saat. Pada penerapan sistem informasi
manajemen sekolah untuk menunjang kegiatan operasional. Hal ini dianggap penting
untuk diteliti karena sebagai lembaga pendidikan yang memiliki sistem khusus dalam
pengelolaannya perlu dibantu oleh sistem informasi manajemen sekolah untuk
meningkatkan kualitas operasional dari lembaga itu sendiri.14

14
Inayah, Nur dan Endry Fatimaningsih. “Sistem Pendidikan Formal di Pondok Pesantren (Studi pada
Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)”Jurnal
Sociologie, Vol. 1, No. 3: 214-223.

17
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Ide menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan yang tersusun
dalam pikiran berupa gagasan untuk meraih tujuan. Sedangkan kewirausahaan menurut
Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
usaha dilakukan dengan menguntungkan secara continue. Studi kelayakan usaha
penting untuk merintis usaha baru, pengembangan usaha, dan untuk memilih proyek
yang paling memberikan manfaat ekonomis.

Risiko adalah sebuah kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap


peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman
buruk. Dari risiko usaha ini wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar
lagi dengan craa-cara baru, gigih, ulet, dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan.

Dengan demikian budaya kewirausahaan dapat dipahami sebagai nilai-nilai,


sikap dan perilaku yang mengarah pada upaya memulai usaha, mengelola memajukan
dan mencapai keberhasilan usaha.

Dari segi lembaga pendidikan, studi kelayakan bisnis penting untuk


mengadakan penilaian terhadap gagasan usaha yang mempunyai sumber dana dari
lembaga keuangan tertentu. Dengan studi kelayakan bisnis dapat diketahui seberapa
jauh gagasan usaha yang akan dilaksanakan mampu menutupi kewajiban-kewajiban
serta prospeknya di masa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA
Bsrowi. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).

https://indonesia-admin.blogspot.com/2011/04/kendala-yang-dihadapi-oleh
pengusaha.html. diakses tgl 28/09/2018 pukul 14.34.
Inayah, Nur dan Endry Fatimaningsih. “Sistem Pendidikan Formal di Pondok
Pesantren (Studi pada Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan).”Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3: 214-223.

Irawan, Ari. “Pengaruh Wirausaha terhadap Keberhasilan Usaha”, Journal of Business


Management and Enterpreneurship Education. (Volume 1, Number 1, April
2016).

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kristanto, Heru. Kewirausahaan Entrepreneurship: Pendekatan Manajemen Dan


Praktik. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009).

Saroni, Mohammad. Mendidik & Melatih Entrepreneur Muda. (Jogjakarta: Ar Ruzz


Media, 2012).

Winardi, J. Entrepreneur dan Entrepreneurship. (Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri,


2003).

Yulianti, Uci. SEMINAR INTERNASIONAL DAN CALL FOR PAPERS


“TOWARDS EXCELLENT SMALL BUSINESS (Yogyakarta: 2011).

19

Anda mungkin juga menyukai