1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Di dalam tugas ini kami membahas tentang KONSEB TUMBUH
KEMBANG BAYI DAN BALITA.Kami berterimakasih kepada Ibu Nora Isa Trinovadela,
M.Kes karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini
Kami berharap bahwa makalah ini dapat menambah wawasan kami tentang KONSEB
TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA. yang dapat lebih membantu kami memahami
pelajaran tentang Ilmu Kesehatan Anak. Kami juga berharap bahwa apa yang kami telah
kerjakan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Kami meminta maaf karena dalam penulisan tugas ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat kami perbaiki
kedepannya.
Penulis
i 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah
2. Mengetahui ciri-ciri tumbuh kembang
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
BAB II
4
ISI
c. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi
mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari
5
kemampuan yang sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks
sampai mencapai kesempurnaan dari tahap pertumbuhan dan perkembangan.
(Narendra,2000)
1. Faktor Herediter/Genetik
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan
jenis kelamin (Marlow, 1998dalam suprtini, 2004). Anak laki-laki setelah lahir
cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat
anak sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh yang
lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam. (Marni
dan Kukuh Raharjo.).
Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan
sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh-kembang anak. Yang
termasuk faktor genetik antara lain:
Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti kelainan kromosom
(Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial (celah bibir)
Jenis kelamin:
a) Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran
besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lain.
b) Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat
daripada anak perempuan.
6
c) Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa lebih dini, yaitu
mulai adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun, sedangkan laki-laki mulai
umur 12 tahun.
Keluarga : banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi dan ada yang
pendek.
Ras :
a) Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning cenderung lebih pendek
dibanding dengan ras kulit putih.
b) Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku Dayak di
Kalimantan berkulit putih.
Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek dan kecil, sementara itu
bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa
bayi dan masa adolesensi (remaja). (Anik Maryunani. 2010)
2) Faktor lingkungan/Eksternal
a). Lingkungan pra-natal(faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
menggangu pertumbuhan dan pekembangan janin antar lain gangguan nutrisi karena
ibu kurang mendapat asupun gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes
militus), ibu yang mendapat terapi sitostatika atau mengaami infeksi rubela,
toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang
dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
7
2. Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka
dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola
perilaku ibu hamil diengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan
untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibuthkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan di dukun
beranak dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungn
atau berdasarkan lingkungan budaya mayarakat setempat.
3. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan
kebutuhan gizi akan tercukupi dengan dengan baik dibandingkan dengan anak
yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikiain
dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih
menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
anak, penggunana fasilias kesehatan dan lain-lain dbandingkan dengan keluarga
dengan latar belakang pendidikan rendah.
8
endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah
akan meningkat.
5. Olahraga atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulai
darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan
aktifitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot jaringan sel. Dari aspek social,
anak mudah berinteraksi dengan teman sesuai dengan jenis olahraganya.
6. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan , secara umum, anak pertama atau tunggal memiliki kemampuan
intelektual lebih menoonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi
dengan orang dewasa , namun dalam perkembangan motoriknya kadang kadang
terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakuan saudara kandungnya.
Sedangkan pada anak kedua atrau anak tengah , kecenderungan orang tua yang
merasa sudah biasa merawar anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak
untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah, meskipun dalam perkembangan
intelektual biasanya kurang apabila dibandingkan dengan anak pertamanya,
kecenderungan tersebut juga bergantung pada keluarga.
7. Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan
sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah
dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
8. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan, hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh, glukokotiroid yang
berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari tetis untuk memproduksi
testosterondan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut
akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun
perempuan sesuai dengan peran hormonya.
3. Faktor Internal
Disamping faktor genetik dan lingkungan, faktor internal dalam diri anak berikut ini
juga dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, yaitu :
1. Kecerdasan (IQ)
Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan. Anak dengan kecerdasan yang rendah
tidak akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus
yang tinggi, Anak dengan kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus
lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.
2. Pengaruh hormonal
Terdapat tiga hormon utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu :
a)Hormon Somatotropin (Growth Hormon)
Atau hormon pertumbuhan, merupakan hormon yang berpengaruh pada
pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel, kartilago
dan skeletal. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme (pertumbuhan
yang besar ), sementara itu kekurangan hormon ini menyebabkan dwarftisme
(kerdil).
9
b) Hormon Tiroid,
Dimana hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena
mempunyai fungsi menstimulasi metabolisme fungsi tubuh, yaitu metabolisme
protein, karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini (disebut hipotiroidisme)
dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental bila berlangsung terlalu lama.
Sebaliknya, kelebihan hormon ini (disebut hipertiroidisme) dapat mengakibatkan
gangguan pada kardiovaskular , metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.
c) Hormon Gonadotropin (hormon Seks)
Dimana hormon ini terutama mempunyai peranan penting dalam fertilisasi dan
reproduksi. Hormon ini menstimulisasi pertumbuhan interstisial dari tertis untuk
memproduksi testostron dan ovarium untuk memproduksi ovum.
3. Pengaruh Emosi
a) Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk
bertumbuh dan berkembang. Orangtua adalah model peran bagi anak.
b) Jika orang tua memberi contoh perilaku emosional yang baik atau buruk, anak
akan belajar untuk meniru perilaku orangtua tersebut.
c) Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak diperoleh melalui proses
belajar dari lingkungan keluarganya.
Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus, periode
bayi, prasekolah, pra remaja dan remaja.
1. Masa pranatal
Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio
pertumbuhan dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat dari
ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua
terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan
ekstoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini
sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol hanya
denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Masa fetus
terjadi antara minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi organ yaitu
bertambah panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan penambahan
jaringan subcutan dan jaringan otot.
10
Pada masa neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan
perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang
baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan yang disertai
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 x/menit, penyesuaian
denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila
dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat.
Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-organ tubuh lainnya.
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat.
Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada
mata, melihat dengan tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa
mengangkat kepala 90°, mulai bisa mencari benda-benda yang ada di depan mata
dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap dan
berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-
12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dtuntun,
menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam memberikan
pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar
pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,
2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi
penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar
antara 7,5cm dan TB rata-rata 95 cm. Kecepatan pertumbuhan pada tahun
keempat hampir sama dengan tahun sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB
103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat lahir. Frekuensi
nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelima
sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm,
yang mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi
permanent ssudah dapat terjadi.
11
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya.
Perkembangan fisik, psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini
membantu memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby yang
sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak tersebut.
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan laki
laki. Pada umunya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk kedalam tahap remaja /
pubertas dibandingkan dengan anak laki laki dan perkembangan ini ditujukkan
pada perkembangan pubertas.
Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka
pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi
mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
1. Berat badan
12
Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam memeriksa
bayi/balita.pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk:
Menilai keadaan gizi,tumbuh-kembang,dan kesehatan anak.
Memantau kesehatan,misalnya penyakit dan pengobatan.
Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
Penambahan berat badan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yang
biasanya dipertimbangkan sebagai indikasi menigkatnya pertumbuhan anak
dan mungkin menjadi indeks terbaik menentukan nutrisi bagi anak.
a. Berat badan bayi baru lahir (neonatal)
Berat badan bayi,dalam hal ini berat badan pada minggu pertama setelah
kelahirannya,bayi akan mengalami penurunan berat badannya sekitar 10%
(sepuluh persen) dari berat pada saat dilahirkannya.keadaan kemudian
merupakan fisiologis yang sering tidak menunjukkan gejala-gejala.selanjutnya
setelah akhir minggu pertama ini berat badan bayi bertambah kembali pada
keadaan berat semula (saat dilahirkan) sampai hari ke-sepuluh hingga ke-
empat belas
b. Berat badan bayi(pasca neonatal)(usia 29 hari/1 bulan sampai 1 tahun)
Penambahan berat badan pada periode ini sangat menyolok.
Menurut Sumitro(1986)tentang perkiraan berat badan bayi diatas dapat
diringkas sebagai berikut:
BB bayi 3 bulan pertama : BB bertambah ± 750 gram/bulan
BB bayi umur 5 bulan : 2x BB lahir
BB umur 1 tahun : 3x BB lahir
BB umur 2 tahun 6 bulan : 4x BB lahir.
c. Berat badan anak usia bermain (18 bulan-3 tahun)
Joice Engel (1995) menjelaskan pada usia 18 bulan sampai 3
tahun,pertambahan rata-rata berat badan anak tiap tahun adalah 2-3
kilogram.Dan pada usia 2 tahun,mencapai sekitar 12 kg. Pada usia 2,5 tahun
mencapai berat badan sekitar 4 kali berat badan bayibaru lahir.
d. Berat badan anak usia pra sekolah.
Di indonesia, anak usia pra sekolah, berat badannya naik setiap tahun dengan
1,5-2 kg. Anak pada masa pra sekolah akan tampak kurus yaitu karena
pertumbuhan beberapa organ, jumlah jaringan bertumbuh sedemikian rupa
sehingga jumlah jaringan lemak dibawah kulit mengurang.
e. Rumus (formula) berat badan yang digunakan untuk menentukan berat badan
adalah:
13
(Berat badan = 8 + 2n kg)
Keterangan : n = jumlah umur dalam tahun
2. Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan berguna untuk menilai status perbaikan gizi, disamping
berkaitan dengan faktor genetik.
a. Panjang Badan (PB) Neonatal dan Bayi
Dalam tahun pertama, panjang badan rata-rata bayi Indonesia bertambah 23
cm . pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm. Kondisi kecepatan
pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 2 tahun, kecepatan bertambah
panjang badan/tinggi badan kira-kira 5 cm.
Tehnik pengukuran panjang badan:
Mengukur panjang badan dengan posisi berbaring.
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
Kepala bayi menempel pada pembatas angka nol
Petugas ke 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 (Pembatas kepala).
Petugas ke 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus. Tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
Petugas ke 2 : membaca angka di tepi diluar pengukur.
14
c. Tinggi Badan (TB) Anak Usia Pra sekolah
Pertumbuhan panjang/tinggi badan tidak begitu pesat pada periode ini , akan
tetap berkelanjutan (kontinuitas). Pada umur 5 tahun panjangnya sekitar 2 kali
panjang pada waktu di lahirkan. Penambahan panjang/tinggi badan ini relatif
lenih banyak bila dibandingkan dengan penambahan beratnya, sehingga anak
tersebut kelihatannya tinggi (panjang) tetapi kurus. Pertumbuhan badan dapat
dikatakan hampir sempurana dan mengkoordinasi fungsinya.
d. Formula (rumus) yang sering di pakai untuk menentukan panjang/tinggi badan
anak dari umur 3 tahun adalah:
Panjang/tinggi badan = 70 + 5n cm
Keterangan:
N = jumlah umur dalam tahun
3. Lingkar Kepala
15
o Alat mengkur lingkar kepala pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
o Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
o Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi, anak.
o Hasil pengukur dicatat pada grafik lingkar kepala enurut umur dan jenis
kelamin anak
o Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang.
Interpretasi hasil pengukur lingkar kepala :
o Apabila ukuran lingkar kepala anak berada didalam jalur hijau, maka lingkar
kepala anak normal.
o Apabila ukuran lingkar kepala anak berada diluar jalur hijau, maka lingkar
kepala anak tidak normal
o Lingkar kepala anak yang tidak normal dibedakan menjadi 2, yaitu :
Makrosefalus, apabila berada diatas jalur hijau dan Mikrosefalus, apabila dibawah
jalur hijau. (Lihat : pada grafik lingkar kepala)
4. Gigi
Untuk pertumbuhan gigi pada janin diperlukan makanan yang mengandung vitamin
dan mineral, antara lain : Vitamin D, kalsium dan sumber mineral lainnya.
a. pertumbuhan Gigi pada periode Bayi
pertumbuhan gigi bayi, gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, yang mula-
mula keluar yaitu gigi tengah atau bawah.
Pada umur 1 tahun, bagian besar bayi/anak menyusui 6-8 gigi susu.
b. pertumbuhan gigi pada anak usia bermain (18 bulan-3 tahun)
pada usia 2 tahun, anak sudah memiliki gigi sekitar 14-16 gigi, dan pada usia 2,5
tahun, anak sudah memiliki gigi susu sebanyak 20 buah. Gigi susu ini nanti akan
diganti oleh gigi tetap (gigi permanen)
c. pertumbuhan gigi pada anak usia pra-sekolah
pada akhir periode ini gigi susu mulai rontok dan tumbuh gigi-gigi yang menetap
(permanen). Pada masa ini juga mulai timbul masala-masalah karies gigi dan
keluhan gigi. Sedangkan waktu erupsi (pertumbuhan) gigi tetap. Dapat dijelaskan
sebagai berikut :
o tumbuh gigi geraham umur 7 tahun = tumbuh gigi seri tetap pertama
o umur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap kedua
o umur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil pertama
o umur 10 tahun = tumbuh gigi geraham kecil kedua
o umur 11 tahun = tumbuh gigi taring
o umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham besar kedua
o umur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar geraham ketiga
16
5. Organ
a. Organ Penglihatan
Perkembangan organ penglihatan dapat dimuali pada saat lahir. Pada usia 1
bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu adanya kemampuan melihat untuk
mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat melihat orang secara terus
menerus, dan kelenjar air mata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan
memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat. Pada usia 4-5 bulan
kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan 1,25 cm,
dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring, melihat
bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat
menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna
kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta
mengembangkan koordinasi mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan mampu
memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan ketajaman
penglihatan mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang dapat bergerak.
Pada usia 12-14 bulan mampu mengidentifikasi bentuk geometrik. Pada usia
18-24 bulan mampu berakamodasi dengan baik.
17
b. Organ Pendengaran
Sete;ah lahir, bayi sudah dapat berespons terhadap bunyi yang keras dan
refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu memalingkan kepala ke smping bila bunyi
setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak memiliki kemampuan dalam
melokalisasi bunyi dengan makin kuat dan mulai mampu membuat bunyi
tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu berespons pada nama sendiri. Pada usia 10-
12 bulan mampu mengenal beberapa kata dan artinya. Pada usia 18 bulan
mulai dapat membedakan bunyi. Pada usia 36 bulan mampu membedakan
bunyi yang halus dalam bicara. Pada usia 48 bulan mulai membedakan bunyi
yang serupa dan mampu mendengarkan yang lebih halus.
c. Organ Seksual
Pertumbuhan organ seksual laki-laki antara lain terjadinya pertumbuhan yang
cepat pada penis pada usia 12-15 tahun, testis pada usia 11-15 tahun,
kemudian rambut pubis pada usia 12-15 tahun. Perkembangan pubertas
diawali dengan beberapa tahap sebagai berikut (Soetjiningsih, 1998).
Tahap I (Prapubertas) : pada dasarnya sama dengan masa anak-anak,
tidak terdapat rambut pubis
Tahap II (Pubertas) : Masa Pubertas
Tahap III : Terjadi pembesaran penis awal terutama dalam
panjang, testis dan skrotum terus membesar, serta rambut lebih lebat, kasar,
keriting, dan merata pada seluruh pubis.
Tahap IV : Terjadi peningkatan ukuran penis denga
pertumbuhan diameter, glans lebih besar dan lebih lebar, serta skrotum lebih
gelap.
Perkembangan organ seksual perempuan antara lain terjadinya pertumbuhan
payudara antara usia 10-15 tahun dan rambut pubis antara usia 11-14 tahun.
Perkembangan payudara memiliki tahap-tahap sebagai berikut.
Tahap I : Tumbuhnya puting susu dengan area kecil, penonjolan
disekitarpapila, dan terjadinya pembesaran diameter areola
Tahap II : Pembesaran lanjut dari payudara dan areola tanpa
pemisahan konturnya.
Tahap III : Terjadi proyeksi areola dan papila
Tahap IV : Tahap konfigurasi dewasa pryoksi papila yang hanya
disebabkan oleh resesi areola ke dalam kontur umum
Pertumbuhan rambut pubis memililiki tahap-tahap sebagai berikut
(wong,1996).
Tahap I : Tidak terdapat rambut pubis
Tahap III : Rambut pubis lebih hitam, kasar, kriting dan merata
pada seluruh pubis
Tahap IV : Rambut pubis lebih lebat dan kriting
Tahap V : Rambut pubis orang dewasa dalam penyebaran, baik
kuantitas, jenis, maupun pola penyebaran kebagian dalam paha.
18
Perkembangan Pada Anak
· bermain bola
· Menyusun balok/kotak
· membungkuk
· Menggambar
9-12 bulan
· berjalan sendiri
· Bermain di dapur.
· naik tangga.
19
· meniru suara-suara,
· menirukan kata-kata
· mengayun bayi,
· menina bobokan.
20
· Makan bersama-sama
· Bermain/menyusun balok-balok.
21
· Menempel guntingan gambar
sesuai dengan cerita.
· Berkebun.
22
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik,
antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran dada, lipatan kulit,
lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span), proporsi tubuh/perawakan, dan
panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran
tinggi badan,
berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan
lain sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga remaja.
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi
janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk
bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang
mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki
lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai
berat badan antara 2500 – 4500 g. Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50
cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
23
Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan
anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat
melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih
optimal.
KMS (Kartu Menuju Sehat) merupakan alat yang penting untuk memantau tumbuh
kembang anak. Aktifitasnya tidak hanya menimbang dan mengukur saja, tetapi
harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya. KMS yang ada di
Indonesia pada saat ini berdasarkan standar Harvard, dimana 50 persentil baku
Harvard dianggap 100%. Seminar Antropometri di Ciloto 1991 merekomendasikan
untuk menggunakan baku NCHS untuk menggantikan baku Harvard yang secara
internasional mulai berkurang penggunaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari
lahir sampai dewasa. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal sesuai dengan parameter baku perkembangan anak.
3.2 Saran
Bagi petugas kesehata khususnya bidan harus mampu bertugas memberikan asuhan
kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya
adalah mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi
dan balita. Agar bayi, balita dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang
sebagaimana semestinya
24
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta. Trans Info Media.
Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
25