Anda di halaman 1dari 13

2.

2 PELAKSANAAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN


BERDASARKAN KONSEP Plan, Do, Cek, Action (PDCA)
2.2.1 Penilaian Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amirudin, 2007). Mutu merupakan kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :

 Kompetensi Teknis (Technical competence)


 Akses terhadap pelayanan (Access to service)
 Efektivitas (Effectiveness)
 Efisiensi (Efficiency)
 Kontinuitas (Continuity)
 Keamanan (Safety)
 Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
 Kenyamanan (Amenities

Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian.
Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan
kebidanan bersifat multidimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi
penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.

Robert dan Prevost (dalam Saifudin, 2006) menyatakan perbedaan dimensi penilaian yaitu :

a. Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi ketanggapan petugas
memenuhi kebutuhan klien, kelancaran komunikasi, keprihatinan dan keramahtamahan
petugas terhadap klien.

b. Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian pelayanan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana,
kewajaran pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa penilaian mutu
berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health
needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila berhasil akan menghasilkan
kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan kebidanan yang diselenggarakan. Maka
mutu pelayanan kebidanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam
menimbulkan rasa puas pada klien. Makin sempurna kepuasan, maka semakin sempurna
pelayanan yang dilakukan.

Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu kepuasan
bersifat subjektif. Tiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun pelayanan
kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar profesi dan kode etik. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan
pembatasan, yaitu:

a. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien

Pengukuran kepuasan dilakukan tidak secara individual, tetapi yang dipakai adalah
kepuasan rata-rata. Pelayanan kebidanan bermutu apabila dapat memuaskan rata-rata
klien.

b. Pembatasan pada upayan yang dilakukan

Pelayanan kebidanan yang menimbulkan kepuasan harus memenuhi kode etik dan
standar pelayanan kebidanan.

Mutu pelayanan kebidanan merujuk pada tingkat kesempurnaan yang dapat


memuaskan dengan tingkat rata-rata klien serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar profesi kebidanan.
Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan
penilaian mutu, yaitu :

1. Struktur
 Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
 Struktur = input
 Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :

 Jumlah, besarnya input


 Mutu struktur atau mutu input
 Besarnya anggaran atau biaya
 Kewajaran

2. Proses

 Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh


tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya
dengan klien
 Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan
penanganan kasus.
 Baik tidaknya proses dapat diukur dari :

 Relevan tidaknya proses itu bagi klien


 Fleksibilitas dan efektifitas
 Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya
 Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan

3. Outcomes

 Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap klien
 Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif
maupun negatif.
 Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau
prosedur tertentu.
 Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional
klien

2.2.2 Siklus PDCA

Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada
tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA, singkatan bahasa Inggris dari
"Plan, Do, Check, Act" ("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti"), adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter
Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”(Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap
sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus
Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari
nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas
statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau
system sehaingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan
untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara
sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan
suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-
unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat
dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir
yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah
mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik
mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
a. Judul rencana kerja (topic),
b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem
statement),
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai
(goal, objective, and target),
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f. Biaya yang diperlukan (budget),
g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah
disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar
anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana
tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan
manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan
pokok manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf
terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang
dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan
hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari
pemeriksaan untuk mengetahui :

a) Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai


dengan rencana yang telah ditetapkan
b) Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum
berjalan dengan baik
c) Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d) Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan
memerlukan perbaikan atau

Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua


alat bantu yang sering dipergunakan yakni
a. Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara
periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar
pemeriksan adalah:

 Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati


 Tetapkan jangka waktu pengamatan
 Lakukan perhitungan penyimpangan

b. Peta kontrol (control diagram)


Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya
penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrol dibuat
bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pembuatan peta kontrol adalah :

 Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum


 Tentukan prosentase penyimpangan
 Buat grafik penyimpangan
 Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana
kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan
pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja
yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau
kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta
hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.

AB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini banyak masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terjadi karena kurangnya kinerja tenaga
kesehatan,salah satunya meningkatnya angka kematian ibu dan anak yang menjadi tanggung jawab seorang bidan.Kinerja
bidan perlu ditingkatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan. Banyak hal yang bisa dilakukan baik dari
pemerintah, masyarakat maupun bidan untuk meningkatkan kinerjanya salah satunya dengan memberikan reward pada
bidan yang memiliki kualitas baik.
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan dimana perawat dan bidan terlibat
didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam
organisasi harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa
depan menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup
(quality of life).

Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan
untuk mempertahankan kualitas hidup, maka konsumen akan semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa
pelayanan kebidanan, sehingga peningkatan mutu pelayanan kebidanan perlu dilakukan terus menerus. Untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang perlu dilaksanakan. Oleh karena itu, penulis
membuat makalah dengan judul “Sistem dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem dan mekanisme peningkatan mutu pelayanan kebidanan?

2. Apa saja contoh cara meningkatkan pelayanan kebidanan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem dan mekanisme peningkatan mutu pelayanan kebidanan.

2. Untuk mengetahui contoh cara meningkatkan pelayanan kebidanan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan

Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk
mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut:

1. Visi manajemen dan komitmen

Nilai organisasi dan komitmen dari semua level sangat diperlukan.

2. Tanggung jawab

Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.

3. Pengukuran umpan balik

Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai informasi yang cukup.

4. Pemecahan masalah dan proses perbaikan

Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menyelesaikan keluhan, dan masalah sistem memerlukan
proses perbaikan dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.

5. Komunikasi

Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak
dihargai.
6. Pengembangan staf dan pelatihan

Pengembangan staf dan pelatihan berhubengan dengan pengembangan sumber daya yang dapt mempengaruhi
kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan.

7. Keterlibatan tim kesehatan

Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam strategi organisasi.

8. Penghargaan dan pengakuan

Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga
individu maupun tim mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf

Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.

10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan

Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.

11. Mekanisme peningkatan mutu pelayanan kebidanan

Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran adalah sebagai berikut:

a. Quality Planning, meliputi:

1) Menentukan pelanggan.

2) Kebutuhan pelanggan.

3) Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

4) Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk sesuai dengan gambaran produk.

5) Mentrasfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.

b. Quality Control, meliputi:

1) Mengevaluasi kinerja produk saat ini.

2) Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk

3) Melaksanakan atau memperbaiki perbedaan.

c. Quality Improvement, meliputi:

1) Mengembangkan infrastruktur.

2) Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu.

3) Membentuk tim mutu.


4) Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta motivasi untuk mendiagnosis penyebab, menstimulasi
perbaikan, dan mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan peningkatan.

B. Strategi dan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu
pelayanan, yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan dan harapannya

Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak
pelanggan potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai
kesuksesan.

2. Perbaikan kinerja

Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan
dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.

3. Proses perbaikan

Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan
pada saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam
proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,
mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.

4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus

Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat budaya
organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan
peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan
berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan secara sistematik, konsisten dan terus menerus.Upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan mencakup:

a. Penataan organisasi

Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih,
dan jalinan hubungan kerja yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization through the function.

b. Regulasi peraturan perundangan

Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan regulasi
yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.

c. Pemantapan jejaring

Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan dan sistem rujukannya akan sangat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu
pelayanan.

d. Standarisasi

Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun
kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang diharapkan juga
harus distandarisasi.
e. Pengembangan sumber daya manusia

Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi,
kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan secara lokal
maupun global.

f. Quality Assurance

Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan dengan diikuti oleh perencanaan dan
pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi
yang diperoleh dianalysis dengan cermat (root cause analysis) dan dilanjutkan dengan penyusunan rancangan tindakan
perbaikan yang tepat dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan
“tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).

g. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-
pusat unggulan baik yang bertaraf lokal atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan.

h. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi

Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan
mutu sumber daya manusia.

i. Peningkatan kontrol sosial

Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.

C. Contoh Cara Meningkatkan Mutu Pelayanan Kebidanan

1. Meningkatkan Kinerja Bidan dengan cara memberikan reward pada bidan yang berprestasi

Kamus Besar Indonesia, Reward adalah penghargaan,penghormatan. Menurut PP 32/1996 pasal 25, Reward diberikan
kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar prestasi kerja,pengabdian, kesetiaan,berjasa
pada negara atau meninggal pada saat melaksanakan tugas.

Penghargaan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh masyarakat. Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan
pangkat,tanda jasa,uang atau bentuk lain. IBI seringkali memberikan penghargaan kepada para bidan. Jenis penghargaan
yang sering diberikan antara lain:

a. Bidan bersih berprestasi

b. Bidan bintang

c. Bidan sahabat

d. Bidan delima

Pemberian penghargaan tersebut untuk memacu para bidan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
profesi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

2. Menyediakan kotak saran


Dengan menyediakan kotak saran diharapkan pasien yang datang ke bidan menyampaikan keluh kesah pasien selama
bidan memberikan pelayanan kepada pasien tersebut melalui tulisan dan menaruh dikotak saran. Dengan adanya kotak
saran tersebut bidan dapat mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sudah baik atau belum. Dan berdasarkan hasil
kotak saran tersebut, bidan dapat melakukan peningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya
terdiri atas: isi manajemen dan komitmen, tanggung jawab, pengukuran umpan balik, pemecahan masalah dan proses
perbaikan, komunikasi,pengembangan staf dan pelatihan, keterlibatan tim kesehatan, penghargaan dan pengakuan,
keterlibatan dan pemberdayaan staf.

Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran adalah sebagai berikut:

a. Quality Planning

b. Quality Control

c. Quality Improvement

B. Saran

Sebaiknya tenaga kesehatan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga program pelayanan kesehatan dapat
berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010.Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

http://pingkanpravita.blogspot.com/2014/01/contoh-kasus-tentang-peningkatan-mutu.html

http://bidansahabatibu.blogspot.com/2014/04/kinerja-bidan.html

https://mily.wordpress.com/2011/03/30/meningkatkan-mutu-pelayanan-kesehatan/

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Askeb Binaan 2
    Askeb Binaan 2
    Dokumen7 halaman
    Askeb Binaan 2
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askeb Binaan 1
    Askeb Binaan 1
    Dokumen7 halaman
    Askeb Binaan 1
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askeb Binaan 3
    Askeb Binaan 3
    Dokumen6 halaman
    Askeb Binaan 3
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 11 Rujukan Ginekologi
    Kelompok 11 Rujukan Ginekologi
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 11 Rujukan Ginekologi
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askeb Binaan 2
    Askeb Binaan 2
    Dokumen7 halaman
    Askeb Binaan 2
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 10 Kajian Imunologi Hiv Aids
    Kelompok 10 Kajian Imunologi Hiv Aids
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 10 Kajian Imunologi Hiv Aids
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen25 halaman
    Bab I
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Ika Kelompok 4
    Ika Kelompok 4
    Dokumen32 halaman
    Ika Kelompok 4
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Fiks
    Fiks
    Dokumen2 halaman
    Fiks
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Fiks
    Fiks
    Dokumen19 halaman
    Fiks
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Fiks
    Fiks
    Dokumen19 halaman
    Fiks
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • PROMKES DESA BUKOPOSO
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dokumen17 halaman
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • PROMKES DESA BUKOPOSO
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dokumen17 halaman
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • PROMKES DESA BUKOPOSO
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dokumen17 halaman
    PROMKES DESA BUKOPOSO
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan BPM
    Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan BPM
    Dokumen4 halaman
    Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan BPM
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TUBEKTOMI
    TUBEKTOMI
    Dokumen16 halaman
    TUBEKTOMI
    Dinda Renita Ramadhani
    Belum ada peringkat