Katak ini merupakan satu-satunya katak (yang diketahui) dimana tidak memiliki paru-
paru maupun celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara di mulut katak. Hal ini
diperkirakan adaptasi terhadap lingkungannya berair deras dan kaya oksigen, dengan
memanfaatkan permukaan kulit dan alat tubuh lainnya untuk menyerap oksigen sebaik-
baiknya, dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan
mudah dihanyutkan arus. Terkait hal ini, maka saya tertarik untuk memperdalam riset
mengenai apakah ia berasal dari moyang yang berparu serta ketiadaan paru ini apakah dapat
menjadi pembatas / justru pendukung (dalam kelestarian spesiesnya) jika sewaktu-waktu
ketersediaan O2 dihabitat aslinya berkurang.