PBL Skenario 1 Blok Reproduksi
PBL Skenario 1 Blok Reproduksi
1. Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 – 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2. Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4.Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im atau
- Ampisiillin 3,5 gram im
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7
hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan
alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang
disebabkan jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai
pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
2. Antibiotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal
dan urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak
perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250
mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual.
Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi
terhadap alkohol.
Nimorazole
Penisilin
1. Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
2. Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Ampisilin :
- Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
-
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap
obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi
dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan
sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan
digunakan pada luka terbuka.
Hambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan krim
untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil
MANIFESTASI KLINIS
Anak-anak
Benda asing (biasanya Keluar cairan dari vagina dengan bau Evaluasi klinis
kertas tissue busuk dan bercak vagina
Vaginosis bakterial Bau busuk(amis), discharge vagina abu- Kriteria diagnosis (3 dari 4) :
abu tipis dengan pruritus dab iritasi. - Discharge vagina abu-abu
Eritema dan edema tidak biasa - pH sekresi vagina >4,5
- Bau amis
- Clue cell terlihat selama
pemeriksaan mikroskopis
Infeksi Kandidiasis Infeksi candida vulva dan iritasi Evaluasi klinis ditambah
vagina,edema, pruritus. - pH vagina <4,5
Discharge yang menyerupai keju - Ragi atau hifa diidentifikasi
cottage dan melekat pada dinding pada preparat basah atau
vagina. KOH
Kadang-kadang memburuknya gejala - Kadang-kadang kultur
setelah hubungan seksual dan sebelum
menstruasi
Semua umur
Fistula enterik Vagina cairan berbau busuk dengan Visualisasi langsung atau
(komplikasi persalnan, berlalunya feses dari vagina palpasi fistula di bagian bawah
operasi panggul,atau vagina
penyakit inflamasi
usus)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah:
a. Usia. Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau pada
wanita dewasa, leukorea yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen yang tinggi dan
merupakan leukorea yang fisiologis. Wanita dalam usia reproduksi harus dipikirkan
kemungkinan suatu penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada
wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan terjadinya keganasan
terutama kanker serviks.
b. Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat
meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks
yang meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat.
c. Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti gonorea, kondiloma
akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang perlu ditanyakan adalah kontak
seksual terakhir dan dengan siapa dilakukan.
d. Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-temannya
kemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea cukup
besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik adalah tukar menukar peralatan mandi atau
handuk.
e. Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan
konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan telah berapa lama
kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena dengan
mengetahui hal-hal tersebut dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya.
f. Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi. Pada kedua keadaan
ini leukorea yang terjadi biasanya merupakan hal yang fisiologis.
g. Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau pengaruh
zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik.
2. Pemeriksaan Fisik
Menilai cairan :
a. gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium uretra eksternum merah,
edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat bengkak, merah, dan nyeri
tekan. Kadang-kadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan terasa nyeri waktu berjalan
atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat serviks merah dengan erosi dan
sekret mukopurulen.
b. trikomonas vaginalis dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang terbentuk abses
kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan
dikenal sebagai strawberry appearance. Bila sekret banyak dikeluarkan dapat
menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna.
c. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang berwarna
hiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau
berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir bercampur
darah yang keluar dari ostium uteri internum.
d. kandidiasis vagina dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, pada dinding
vagina sering terdapat membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkat
meninggalkan bekas yang agak berdarah.
e. kanker serviksawalakan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan yang tidak
licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan ulseratif
disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental berwarna
coklat dan berbau busuk.
f. kanker serviks lanjut, serviks menjadi nekrosis, berbenjol- benjol, ulseratif dan
permukaannya bergranuler, memberikan gambaran seperti bunga kol.
g. benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi seperti IUD, tampon
vagina, pesarium, kondom yang tertinggal dan sebagainya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Chlamydial cervicitis
• Gejala :LeukoreaPurulent atau mucoid discharge, perdarahan post coitus dan vaginitis, tetapi
wanita asimptomatik banyak diidentifikasi melalui skreeing atau contact tracing
• Diagnosis. test DNA yang bahannya diambil dari vagina atau dari urin, atau ELISA.
• Treatment. Oral azithromycin atau doxycycline.
Gonococcal cervicitis/vaginitis
• Gejala :leukorea banyak, tidak berbau, tidak iritasi, seperti krim putih atau kuning, tetapi dapat
juga asimptomatik. 10-20% wanita mengalami salfingitis akut dengan demam dan nyeri pelvis,
5% memperlihatkan penyebarluasan infeksi gonorrhea dengan mengigil, demam, malise,
polyatralgi asimetrik dan lesi kulit yang sakit.
• Diagnosis. kulturpositive culture pada media selektif seperti modified Thayer–Martin agar; 20%
pasien akan dapat diidentifikasi infeksinya pada beberapa sisi (faring, rectum).
• Treatment. Oral ciprofloxacin
Candidiasis
Gejala :banyak pruritus dan eritema pada vulvovaginal.
Diagnosis. KOH wet-mount untuk melihat adanya cabang dan budding hifa. Kultur pada
medium Sabouraud diindikasikan pada beberapa kasus
Treatment. topical clotrimazole (Canestin) atau oral fluconazole (Diflucan).
Uncomplicatted vulvuvaginal candidiasis (VVC)
- Secara klinis ditemukan dysuria external dan pruritus, nyeri, bengkak, kemerahan pada
vulva.
- Gejala termasuk edema, fissure, goresan atau leukorea yang tebal dan putih pada vulva
- Diagnosis dapat ditegakkan pada wanita dengan gejala, dan
a. Preparat basah (saline, 10% KOH) atau pewarnaan gram cairan leukorea vagina
menunjukkan adanya yeast, hifa atau pseudohifa. atau
b. Kultur atau test jamur lain menunjukkan adanya spesies jamur
- pH vagina biasanya normal (<4,5), sehingga pemeriksaan pH tidak berarti.
- Penggunaan 10% KOH pada preparat basah meningkatkan visualisasi yeast dan mycelia
dengan menghancurkan materi selular yang menghalangi yeast atau pseudohifa.
Pemeriksaan ini harus dilakukan pada wanita dengan gejala VVC dan wanita dengan hasil
positif harus diterapi.
- Jika hasil preparat basah negative tetapi gejala positif, perlu dilakukan kultus Candida
- Jika kultur tidak dapat dilakukan, terapi empiris dapat diberikan pada wanita dengan gejala
VVC.
- Identifikasi Candida melalui kultur, tetapi pasien tidak memiliki gejala, bukan indikasi
pemeriksaan
Complicated VVC
a. VVC recurrent (RVVC)
- Diindikasikan jika gejala VVC terjadi 4 atau lebih dalam 1 tahun (pada 5% wanita)
- Kultur vagina harus dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan identifikasi
spesies yang tidak biasa, biasanya Candida glabrata
- C.glabrata (10-20% pada pasien RVVC) dan Candida nonalbicans lainnya tidak
membentuk pseudohifa atau hifa dan tidak mudah dikenali dengan mikroskop
- Terapi antimikotik konvensional tidak efektif seperti pada C.albicans
b. VVC berat
- Ditandai dengan eritema, edeman, excoriation, dan pembentukna fissure vulva yang
meluas dan berhubungan dengan respons klinik yang menurun pada pasien dengan
terapi topical atau oral jangka pendek
c. VVC nonalbicans
Trichomoniasis
Gejala :leukorea dengan jumlah banyak dan berbau busuk, perdarahan post coitus, eritema
vulvovaginal.
Treatment. Oral (bukan lewat vaginal) metronidazole.
Diagnosis :
- Trichomonads terlihat pada saline wet-mount merupakan pathognomonic. Lainnya
adalah terdapatnya banyak leukosit dan pH > 4.5. organisme mungkin dapat ditemukan
pada pemeriksaan pap smear pada wanita asimptomatik.
- biasanya melalui pemeriksaan mikroskop cairan vagina, tetapi metode ini sensitive hanya
terhadap 60-70% dan membutuhkan evaluasi segera pada preparat slide basah untuk hasil
optimal.
- FDA-cleared test (sensitivitas 88-97% & spesifisitas 98-99%) untuk trichomoniasis
wanita termasuk OSOM Trichomonas Rapid Test (Genzyme Diagnostics, Cambridge,
Massachusetts), immunochromatographic capillary flow dipstick technology, dan the
Affirm VP III (Becton Dickenson, San Jose, California), a nucleic acid probe test yang
mengevaluasi T. vaginalis, G. vaginalis, and C. albicans.
Test-test ini memiliki sensitivitas >83% dan spesifisitas >97%.
Hasil OSOM Trichomonas Rapid Test dapat dilihat kurang lebih 10menit, dan hasil
Affirm VP III dapat dilihat sekitar 45menit. Tetapi, false positive dapat terjadi, terutama
pada populasi dengan prevalensi rendah.
- Kultur juga memiliki sensitifitas dan spesifisitas tinggi pada T.vaginalis secret vagina
- APTIMA T. vaginalis Analyte Specific Reagents (ASR; manufactured by Gen-Probe,
Inc.) dapat juga mendeteksi RNA T.vaginalis dengan dimediasi amplifikasi transkripsi
menggunakan instumen yang sama dengan FDA-cleared test.
MENJELASKAN PAP SMEAR
C. KRITERIA PASIEN
Kehamilan bukan menjadi alasan tidak dilakukannya pap smear. Pap smear masih dapat
dilakukan dengan aman selama kehamilan
Tidak diindikasikan pada wanita yang pernah di hysterectomy (pengangkatan serviks)
karena kondisi benigna.
Wanita yang di hysterectomy subtotal boleh melakukan pap smear dengan langkah sama
dengan wanita yang belum di hysterectomy.
D. PROSEDUR
SYARAT :
Wanita yang ingin melakukan pemeriksaan pap smear tidak boleh saat menstruasi.
Waktu terbaik adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama menstuasi.
Sekitar 2 hari sebelum pemeriksaan, wanita harus menghindari pemakaian sabun, krim,
jelli spermisidal atau obat vagina, karena ini dapat menyebabkan sel servix abnormal
tidak terlihat.
Hindari hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
Menurut Soepardiman (2002), Manuaba (2005), dan Rasjidi (2008), prosedur pemeriksaan
Pap Smear adalah:
1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek),
spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%.
2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks
uterus, dan kanalis servikalis.
4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12
dan diputar 360˚ searah jarum jam.
6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda
dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.
7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
8. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi
anatomi.
E. ANALISA PAP SMEAR
Analisa dan hasil pap smear berdasarkan pada system Bethesda. Standarisasi menurunkan
kemungkinan hasil lab yang berbeda dari sampel pap smear yang sama.
System Bethesda :
Normal (negative) : tidak ada tanda pre cancer atau cancer
ASC-US (Atypical Squamous Cells of Undetermined Significant) : Ditemukan perubahan
pada sel servix. Perubahannya hampir selalu merupakan tanda infeksi HPV tetapi dapat
mengindikasikan adanya precancer. Ini merupakan tipe terbanyak dari hasil pap smear
abnormal
SIL (Squamous Intraepithelial Lession) : perubahan abnormal terlihat pada sel yang dapat
berupa tanda pre cancer. SIL dapat berupa low grade (LSIL) atau high grade (HSIL).
Tingkatan ini berhubungan dengan tingkat dysplasia dan CIN. LSIL hampir selalu
mengindikasikan adanya infeksi HPV, tetapi dapat juga mengindikasikan perubahan pre
cancer ringan. LSIL sangat sering dan biasanya hilang sendirinya tanpa terapi. HSIL
mengu=indikasikan perubahan yang lebih serius. Carcinoma in ditu (CIS) merupakan
bentuk berat dari HSIL. Biasanya mengarah ke proses terbentuknya kanker
ASC-H (Atypical Squamous Cells, cannot exlude HSIL) : perubahan pada sel servix
ditermukan. Perubahan ini tidak sepenuhnya HSIL tetapi bisa saja berupa HSIL, dan butuh
pemeriksaan lanjutan.
AGC (Atypical Glandular Cells) : perubahan sel terlihat mengindikasikan pre cancer pada
bagian atas servix atau uterus.
Kanker : sel abnormal dapat menyebar lebih dalam ke servix atau jaringan lain.
Jika hasil pap smear abnormal, perlu pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan selanjutnya
bergantung tipe hasil pap smear abnormal dan usia serta tingkat dysplasia.
Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas (Saviano, 1993), yaitu:
Kelas I : tidak ada sel abnormal.
Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.
Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
Kelas V : keganasan.
Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di Amerika Serikat (Tierner
& Whooley, 2002). Pada sistem ini, pengelompokan hasil uji Pap Semar terdiri dari (Feig, 2001):
CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari
sepertiga lapisan epitelium.
CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan
sampai ke basement membrane dari epitelium.
ABNORMAL
Sumber : American Society of Cytopathology
1. Kontrasepsi Temporer
Kontrasepsi yang bersifat sementara ini bertujuan menunda kehamilan atau mengatur jarak
antarkehamilan. Jenis kontrasepsi ini dapat digunakan jika Anda belum ingin memiliki anak dalam
jangka waktu tertentu, dan dilepas jika Anda telah siap memiliki anak kembali. Metode ini dapat
diterapkan dalam berbagai bentuk, yaitu:
Pil progesteron:
Hanya mengandung hormon progesteron. Dikonsumsi setiap hari tanpa jeda. Pil ini
juga 99% efektif jika dikonsumsi dengan tepat.
Kelebihan:
- Dapat dikonsumsi oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi
mengandung estrogen karena mengidap tekanan darah tinggi atau
kegemukan.
- Dapat dikonsumsi wanita perokok berusia lebih dari 35 tahun tanpa
menyebabkan penggumpalan darah.
Kekurangan:
- Harus dikonsumsi setiap hari pada jam yang sama.
- Dapat menyebabkan menstruasi berhenti, tidak teratur, atau lebih sedikit.
- Tidak melindungi dari IMS.
b. Koyo (patch) Ortho Evra
Koyo yang ditempelkan pada kulit ini melepaskan aliran estrogen dan progestin. Biasanya
koyo yang ditempelkan pada perut bagian bawah, bokong, atau lengan ini digunakan sepanjang
satu minggu selama 3 minggu.
Kelebihan:
- Tidak perlu rutin mengonsumsi pil dan membuat haid lebih teratur.
- Dapat digunakan di kolam renang, saat berolahraga, atau di kamar mandi.
- Mengurangi rasa sakit saat datang bulan.
- Metode ini 99% efektif jika digunakan dengan tepat.
Kekurangan:
- Dapat menyebabkan iritasi kulit atau efek samping lain yang serupa dengan dampak pil
KB.
- Dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan sakit kepala.
- Tidak tepat digunakan wanita perokok dan yang berusia lebih dari 35 tahun, atau yang
berat badannya lebih dari 90 kg.
- Tidak melindungi dari IMS.
c. Implan/susuk
Kontrasepsi ini berupa jarum kecil seukuran batang korek api (40 mm) yang dimasukkan ke
bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Implan ini secara perlahan-lahan
mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah kehamilan. Metode ini tepat untuk
wanita yang ingin menunda kehamilan dalam jangka pendek.
Kelebihan:
- Dapat bekerja efektif hingga jangka waktu 3 tahun.
- Tidak nampak di permukaan kulit.
- Cocok bagi mereka yang sering lupa minum pil KB.
- Tidak perlu menggunakan kondom
- Aman digunakan ibu menyusui.
- Kontrasepsi ini juga berguna untuk wanita yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi yang
mengandung estrogen.
- Dapat segera dilepas bila terjadi efek samping.
- 99% efektif jika digunakan dengan tepat.
- Biaya implan (200.000-300.000 per 3 tahun) lebih murah dibandingkan pil KB (60.000-
80.000 per bulan).
Kekurangan:
- Pemakai implan tidak terlindungi dari penyakit seperti bagaimana kondom mencegah
penularan infeksi menular seksual (IMS).
- Berisiko menimbulkan efek samping seperti pendarahan yang tidak normal.
- Bagian kulit di sekitar implan terasa nyeri, bengkak, dan terbakar.
- Masa menstruasi berpotensi menjadi tidak teratur dalam setahun awal masa pemakaian.
- Tidak tepat digunakan oleh pengidap penyakit tertentu seperti: migrain, diabetes, sirosis,
osteoporosis, gangguan hati.
d. Cincin vagina
Cincin vagina ditempatkan di dalam vagina selama tiga minggu, di luar masa menstruasi. Alat
ini bekerja dengan melepaskan hormon progestin dan estrogen ke dinding vagina.
Kelebihan:
- Cara pemakaian mudah, ringan, dan bahkan Anda tidak akan merasa sedang memakainya.
- Hanya diganti satu kali dalam sebulan dibanding pil KB yang perlu diminum setiap hari.
- Efektif lebih dari 99%.
- Tetap bekerja jika Anda mengalami diare atau muntah.
- Dapat meringankan nyeri haid.
Kekurangan:
- Dibanding dengan implan yang bertahan 3 tahun, alat kontrasepsi ini perlu diganti setiap
bulan.
- Tidak melindungi dari risiko IMS
- Berpotensi menyebabkan iritasi dan efek-efek samping lain yang serupa dengan dampak
penggunaan koyo atau pil.
- Harga alat ini rata-rata dua kali lebih mahal dibanding pil KB.
- Dapat berefek samping pada beberapa wanita, seperti menyebabkan sakit kepala, gangguan
pada vagina, dan nyeri payudara.
f. Kontrasepsi spons
Kontrasepsi spons adalah spons sekali pakai yang mengandung spermisida. Spons ini
diletakkan jauh di dalam vagina, dekat leher rahim, 24 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Kelebihan:
- Dapat digunakan tanpa resep atau bantuan dokter.
- Pasangan pria tidak perlu memakai kondom.
- Tidak merepotkan seperti pil KB yang perlu diingat untuk dikonsumsi setiap hari.
Kekurangan:
- Di samping cukup sulit untuk digunakan dengan tepat, alat ini tidak dapat digunakan pada
masa menstruasi.
- Kontrasepsi spons juga tidak melindungi pemakainya dari IMS.
g. Intrauterine devices (IUDs)
IUD adalah plastik berbentuk huruf T yang diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk
menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur. Ada 2 jenis utama IUD:
IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat bertahan lamanya hingga
10 tahun.
IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti tiap 5 tahun sekali.
Kelebihan:
- Tidak memerlukan perawatan rumit.
- Waktu pemakaian sekali untuk jangka panjang.
- Risiko infeksi dalam 20 hari setelah pemakaian IUD sangat kecil.
- Anda dapat segera kembali subur setelah IUD dilepas oleh dokter.
Kekurangan:
- Berpotensi menyebabkan efek samping seperti kram.
- Memerlukan biaya untuk pemasangan awal.
- Letaknya dapat bergeser.
- ParaGard bisa mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur dan volume haid yang lebih
banyak.
- Ada risiko tubuh akan menolak IUD tersebut.
- Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
h. Spermisida
Spermisida dapat berbentuk busa, jeli, atau krim yang berfungsi membunuh sel sperma. Bahan
ini ditempatkan dalam vagina sebelum berhubungan seksual, beberapa di antaranya dilakukan 30
menit sebelumnya.
Kelebihan:
- Mudah digunakan dan harganya relatif terjangkau.
- Spermisida juga paling sering digunakan bersamaan dengan metode kontrasepsi lain.
Kekurangan:
- Dapat meningkatkan risiko IMS dan infeksi serta iritasi.
i. Kondom pria
Kontrasepsi yang terbuat dari karet ini mencegah sperma agar tidak masuk ke dalam tubuh
wanita.
Kelebihan:
- Dapat dibeli di banyak tempat.
- 98% efektif mencegah kehamilan.
- Harga terjangkau.
- Melindungi pemakainya dari IMS.
Kekurangan:
- Hanya sekali pakai.
- Hanya efektif jika dipasang dengan tepat.
- Dapat lepas saat berhubungan seks.
- Produk berbahan dasar losion dapat membuat kondom menjadi tidak efektif.
j. Kondom wanita
Kondom wanita umumnya diletakkan pada mulut vagina delapan jam sebelum melakukan
hubungan seksual.
Kelebihan:
- Ada perlindungan untuk pemakainya dari penyakit kelamin yang menular.
- Jika digunakan dengan tepat, memberikan perlindungan efektif 95%.
Kekurangan:
- Lebih tidak umum dibanding kondom pria.
- Hanya dapat digunakan sekali.
- Sekitar 1 dari 5 pemakaian kondom wanita gagal sehingga menyebabkan kehamilan.
- Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada organ kelamin wanita.
k. Diafragma
Diafragma adalah kontrasepsi menyerupai kubah yang diletakkan pada mulut rahim sebelum
berhubungan seksual. Kontrasepsi yang terbuat dari karet ini digunakan bersamaan dengan
spermisida. Alat ini harus tetap dipakai sampai setidaknya enam jam setelah berhubungan seksual.
Kelebihan:
- Bebas hormon.
- Harganya relatif terjangkau
- Dapat dipakai ulang setelah dicuci.
- Efektif mencegah kehamilan hingga 92 – 96%.
Kekurangan:
- Spermisida yang digunakan bersamaan dengan diafragma dapat menimbulkan iritasi
jaringan vagina.
- Pengguna memerlukan waktu sebelum tahu cara menggunakan diafragma dengan efektif.
- Tidak melindungi penggunanya dari infeksi menular seksual (IMS).
l. Cervical cap
Cervical cap atau biasa dikenal dengan TheFemCap berbentuk lebih kecil, namun menyerupai
diafragma dan juga digunakan beserta dengan spermisida. Kontrasepsi ini diletakkan pada mulut
rahim sehingga menutup jalan menuju rahim.
Kelebihan:
- Hanya perlu digunakan saat berhubungan intim
- Jika digunakan dengan tepat, dapat mencegah kehamilan hingga 92-96%.
- Tidak berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius.
Kekurangan:
- Hanya bertahan selama 2 hari.
- Tidak melindungi penggunanya dari IMS 100 persen dan tidak dapat digunakan selama
masa menstruasi.
- Selain itu pemasangannya harus dilakukan oleh dokter.
Pasangan yang memilih metode ini perlu membuat catatan masa subur mereka dengan tepat
dan cermat. Pada umumnya, ovulasi terjadi di tengah siklus haid yaitu sekitar 10-15 hari sebelum
hari pertama haid berikutnya. Catat dan perhatikanlah siklus menstruasi Anda selama beberapa
bulan sebelum menggunakan metode ini sebagai cara kontrasepsi Anda.
Temperatur tubuh juga bisa diperhatikan dengan mencatat temperatur tubuh setiap hari.
Tujuannya agar Anda bisa memprediksi kapan ovulasi terjadi. Pada saat sel telur dikeluarkan, suhu
tubuh menjadi 0,2-0,3 derajat Celsius lebih tinggi pada sekitar tiga hari, dibanding seminggu
sebelumnya.
Anda juga bisa memerhatikan cairan dengan memasukkan jari ke dalam vagina. Sebelum
dan setelah ovulasi, cairan akan lebih kental dan berwarna putih. Tapi dekat dan pada masa subur,
cairan akan lebih encer, jernih dan cair kurang lebih selama tiga hari.
Anda dapat memperkirakan masa subur Anda dengan menggunakan kalkulator ovulasi di sini.
Kelebihan:
- Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan.
- Tidak ada efek samping.
- Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan benar.
Kekurangan:
- Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak dijalani dengan teliti.
- Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
- Tidak melindungi dari IMS
- Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan spontan jika tidak
ingin hamil.
3. Kontrasepsi Permanen
Pilihan ini hanya tepat diambil jika Anda dan pasangan memilih tidak atau sudah tidak ingin
memiliki keturunan lagi. Sterilisasi dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
n. Implan tuba
Implan kecil yang terbuat dari silikon atau logam ditempatkan di dalam kedua tuba falopi.
Kelebihan:
- Prosedur hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit.
- Bisa dilakukan tanpa pembiusan total ataupun bedah.
- Hampir 100 persen efektif.
Kekurangan:
- Berbiaya mahal.
- Proses pemasangannya membawa risiko seperti infeksi panggul.
o. Vasektomi
Operasi sterilisasi pada pria yang dilakukan dengan menutup saluran vas deferens yang
membawa sperma dari testis ke sistem reproduksi.
Kelebihan:
- Biaya relatif terjangkau, lebih sederhana dan aman dibandingkan tubektomi.
- Tidak tergolong sebagai operasi yang besar.
- Hampir 100 persen efektif.
- Tidak memengaruhi gairah seks.
Kekurangan:
- Membutuhkan operasi.
- Tidak melindungi dari IMS.
- Kondisi yang telah diubah hampir tidak bisa dikembalikan seperti sebelumnya.
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa
faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan berkurangnya jumlahglikogen karena
fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis
yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara
klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah
fluor albus.
a. Infeksi bakteri
Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian
dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini biasanya
mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue
cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.
Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak di
jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk infeksiosa
C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis dan
mengandung DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini
memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah berada di dalam berubah
menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing dengan sel pejamu
memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah
kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata.
Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang
tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis,
bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan hubungan
seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan mengalami
konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan imunitas terhadap
infeksi di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia yang di
laporkan. Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena konsentrasi ejakulat
yang terinfeksi tertahan di vagina sehingga pemajanan memanjang.
Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat melalui mikroskop setelah
diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada pemeriksaan pap smear akibat siklus
hidupnya yang tak mudah dilacak.
Gonorhea
Gonorhea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria
gonorrhoeae. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang
sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria
gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan
menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir, terutama epitel yang
melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus, rectum,
dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak
semua yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita lebih
tinggi kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang terdiam lama di
vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula
seminalis, epididymis dan testis pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar
bartolin, endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab penyakit radang panggul (PID)
yang merupakan penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan bakterimia
gonokokus. Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan juga beresiko
tinggi mengalami penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir
melalui os serviks yang terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan
kebutaan pada bayi apabila tidak di ketahui dan di obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga
infeksi dapat terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda dengan
teringgi wanita umur 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada laki-laki yang
berhubungan seks dengan sesama jenis.
Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk spiral,
Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di tularkan melalui
kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat
menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi
dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis
dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini
dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi
menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada
perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut
kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya
bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.
b. Infeksi Jamur
Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari 80%
yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan
secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau flora
bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes mellitus,
pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat, konstriktif dan
sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab untuk kolonisasi
dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya
pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan
kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas
sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak seksual dengan
perempuan yang mengidap kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan
antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping pong.
c. Infeksi parasit
Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel
pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif terhadap
infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak langsung
dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan
terhadap infeksi dari pada laki-laki.
T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan pH vagina,
misalnya haid, kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina
merupakan predisposisi timbulnya trikomoniasis.
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi.
Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin.
Walaupun trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite, namun cara
penularan melalui fomite ini sangat jarang terjadi.
Walaupun jarang dapat ditularkan melalui perlengkapan mandi seperti hsnduk dan bibir
kloset. Flour albus tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan nyeri ditekan,
dan perih berkemih. Cairan vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan
berbau.
d. Infeksi virus
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan system
syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring,
menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga menyebabkan
harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak dapat di
sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap
kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab. HSV
mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan
membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masa-masa
infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu dan cepat
berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk
menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar
limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan
humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang akson untuk
bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan
sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase
aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa
saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa
selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang terinfeksi
HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV
tidak mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang
tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang
kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.
e. Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan luka
akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.
f. Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel abnormal,
seringkali disertai darah yang tidak segar.
g. Menopause
Estrogen turun → vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang, dan
basil doderlein berkurang → memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah
menimbulkan luka → flour albus
h. Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks terkelupas,
mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul fluor albus.
i. Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan glukokortikoid
dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin.
Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi Adrenocorticopin (ACTH) yang berhubungan
dengan sekresi hormon peptida termasuk vasopresin, oksitosin, dan Corticotropin Releasing
Factor (CRF). Hormon peptida ini berperan mengatur fungsi imun. Dalam keadaan stres,
sekresi Growth Hormone (GH) juga meningkat, stress yang lama dapat menekan fungsi gonad.
Reseptor spesifik yang terdapat pada neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel
makrofag yang telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1). Mediator
ini sangat bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat membunuh sel-sel asing.