Lapres Nre Contoh
Lapres Nre Contoh
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. secara umum
Fluida dibagi menjadi liquid dan gas, liquid sulit untuk dimampatkan, berubah
bentuk sesuai dengan wadahnya, gas sangat mudah dimampatkan dan mengisi
seluruh wadahnya.
Karakteristik pentng dari fluida mekanik adalah pressibilitas,karakteristik yang lain
adalah viskositas dengan kata lain fluida memiliki gaya tekanan yang berlawanan saat
dimampatkan. Hal ini disebut kompressibilitas, sedangkan gaya yang menunjukan
ketahanan terhadap lapisan disebut viskositas.
(Nakayama.2000)
Jika suatu massa fluida diubah bentuknya maka di dalam fluida itu akan
terbentuk lapisan-lapisan. Dimana lapisan yang satu melebur dengan lapisan
diatasnya. Hingga membentuk bentuk baru
.selama perubahan bentuk. Terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung pada
viskositas fluida dan laju alirannya. Bila fluida sudah mendapatkan bentuk akhirnya
maka Semua tegangan geser tersebut hilang. Fluida tersebut terbebas dari semua
macam tegangan geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan, yang besarnya diukur dalam pound percubic feet, atau dalam kilogram per
meter kubik. Jika densitas terpengaruh sedikit perubahan yang agak besar pada suhu
dan tekanan, maka fluida tersebut incompressible tetapi apabila densitasnya peka
terhadap perubahan maka dinamkan compressible. Zat cair yang biasanya dianggap
tak mampu mampat, sedangkan gas mampu dimampatkan.
(Mccabe.1991)
II.1.1 keturbulenan
Fluida dapat mengalir di dalam ppa atau saluran melalui dua cara yang
berlawanan, pada laju alirang renada penurunan tekanan pada fluida tidak secara
langsung menurut kecepatan fluida. Pada laju tinggi pertambahan tersebut jauh
semakin lebih cepat. Laju perubahan kedua aliran. Jenis aliran pertama kali
ditunjukan pada percobaan klasik Osborn reynold, tahun 1883. Sebuah tabung gelas
dibenamkan dalam kaca berdinding besar yang berisi cairan. Aliran cairan yang
terkendali, kemudian dilarutkan dengan suatu tabung dengan membuka suatu katup,
pintu masuk dilebarkan dan disediakan pula suatu fasilitas. Untuk memasukkan suatu
air berwarna dari suatu tabung yang ditempatkan pada laju rendah. Aliran air
berwarna mengalir tanpa gangguan. Bersama dengan aliran umum dan tidak ada
campur silang, bila suatu aliran ditingkatkan akan terjadi kecepatan kritis dimana
benang merah tersebut menjadi bergelombang dan berangsur-angsur hilang karena zat
warna tersebar pada keseluruhan penampang aliran air.masin-masing aliran laminar
dan aliran turbulen.
(Tim Dosen.2018)
II.1.2 bilangan reynold dan transisi aliran laminar dan turbulen
Pada suatu transisi laminar ke turbulen pada suatu aliran tidak hanya
dipengaruhi kecepatan, namun juga dipengaruhi densitas dan viskositas fluida dan
ditransfer pipa. Variable tersebut digabungkan ked lam bilangan reynold yang tidak
berdimensi
𝐷𝑉𝑝
Nre= 𝜇
Fluida yang mengalir melalui benda atau mengalir dalam pipa bersifat
laminar, jika laju fluida bersifat laminar diperbedar maka suatu saat aliran fluida
bersifat turbulen
II.1.3 Viskositas
Viskositas alah besaran yang mengukur kekentalan fluida terhadap suatu
determinan atau perubahan bentuk misalnya, suatu fuida diletakkan diantara plat,
permukaan fluida yang bersentuhan dengan plat yang diam tetap diam sedangkan
yang bersentuhan dengan pusat yang bergerak akan bergerak dengan kecepatan yang
sama, akibatnya terbentuk perbedaan gradient kecepatan. Lapisan fluida yang lebih
dekat dengan plat bergerak memiliki kecepatan yang lebih besar.
(Abdullah.2016)
II.1.4 aliran laminar dan aliran turbulen
Tipe aliran pada suatu dinamika fluida, ketika fluida melewati aliran tertutup
atau terbuka. Tipe aliran dapat diamati secara langsung, ketika kecepatan aliran
rendah, maka disebut aliran laminar yaitu aliran yang begerak dalam lapisan-lapisan
atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara ;ancar, ketika kecepatan
tinggi ketidakstabilan fluida dapat diamati. Partikel fluida bergerak ke segala arah
dan sudut pada suatu garis aliran normal disebut aliran turbulen, dimana pergerakan
partikel sangat tidak menetu karena mengalami pencampuran serta putaran antara
partikel-partikel pada lapisan.
(Geankoplis.1993)
Hubungan umum aliran fluida ditunjukan bahwa langkah yang menentukan
dalam penurunan hubungan-hubungan berkaitan antara kecepatan local u dengan
posisi di dalam tabung atas, persamaan yang dipakai adalah:
16𝜇 16
f=𝐷𝑉𝑝 = 𝑁𝑟𝑒
(Tim Dosen.2018)
Aliran pad suatu daerah dengan distribusi kecepatan yang terjadi setelah
melewati daerah inlet jika fluida mengalir pada pipa berdiameter d pada kecepatan
rata-rata v, tekanan pada dua titik I ke p1, dan p2. Hubungan antara kecepatan v dan
loss head h=(P1-P2)/pg. dimana aliran laminar, dengan loss head h sebanding dengan
kecepatan aliran v, untuk turbulen kecepatan proporsional adalah 𝑉 25
(Nakayama.2000)
Dalam aliran fluida melalui aliran saluran tertutup, keturbulenannya dalam
bats antara dinding padat dan fluida yang mengalir tidak dapat berlangsung secara
permanen. Kecepatan antar muka adaah nol karena fluida melekat pada dinding padta
dan kompnen kecepatan yang tegaklurus pada dinding tidak ada.
Sebagaimana dalam aliran laminar. Gradient kecepatan padaaliran turbulen
adalah nol pada garis pusat. Pusaran pada inti turbulen adalah besar. Di dalam zona
transisi kecil, tetapi intensitasnya tinggi, kebanyakan energy kinetic pusaran terletak
di dalam zona buffer dan bagian luar inti turbulen bersifat isotropic sebab tidak ada
gaya gesekan.
(Mccabe.1991)
(Poling,1999 “Permanganate”)
II.3 Hipotesa
Semakin besar bukaan kran dan lama waktu pengamatan maka aliran yang
terjadi adalah aliran turbulen sedangkan semakin kecil bukaan kran maka aliran yang
terjadi adalah aliran laminer. Dalam keadaan sistem tanpa adanya pengadukan,
kecepatan volumetriknya berbanding lurus dengan kecepatan distribusi. Sehingga
semakin tinggi kecepatan volumetrik fluida turbulensi dan nilai bilangan reynold juga
akan semakin besar. Semakin besar bukaan yang diberikan maka faktor friksi juga
semakin besar, sehingga nilai bilangan reynold yang didapat adalah semakin kecil.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
2. Larutan KMnO4
III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Stopwatch
3. Piknometer
4. Beaker glass
5. Neraca analitik
6. Serangkaian alat percobaan bilangan Reynold
Keterangan :
1. Tangki Penampung Air
2. Tabung kaca
3. Tangki Pembuangan
4. Tangki Zat Warna
5. Kran
6. Air masuk
7. Overflow
8. Pipa zat warna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 5 detik
Tabel 2. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 9 detik
Tabel 3. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 13 detik
Tabel 4. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 17 detik
Tabel 5. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 21 detik
Tabel 6. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 26 detik
Tabel 7. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 29 detik
Tabel 8. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 33 detik
Tabel 9. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 37 detik
Tabel 10. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 5 detik (A=1,32655 cm²)
5
1/3 1.533333 1.05296 1.155881 197.7781 0.323594985 Laminer
5
3/8 8.666667 1.06488 6.533238 1130.531 0.056610562 Laminer
5
2/5 21.33333 1.02917 16.08182 2689.525 0.023796024 Laminer
5
3/7 22.66667 1.02536 17.08693 2847.041 0.022479477 Laminer
5
1/2 26 1.02489 19.59971 3264.227 0.01960648 Turbulen
5
4/7 26 1.06218 19.59971 3382.994 0.018918154 Turbulen
5
2/3 30.66667 1.05489 23.11761 3962.812 0.016150147 Turbulen
5
3/4 39.33333 1.03838 29.65085 5003.188 0.012791844 Turbulen
5
4/5 41.33333 1.05218 31.15852 5327.46 0.012013229 Turbulen
Tabel 11. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 9 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 12. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 13 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 13. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 17 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 14. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 21 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 15. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 26 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 16. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 29 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 17. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 33 detik (A=1,32655 cm²)
Tabel 18. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 37 detik (A=1,32655 cm²)
37
1/3 1.666667 1.06144 1.256392 10636.51 0.006017009 Laminer
37
3/8 23.64865 1.04932 17.82718 149200.2 0.000428954 Laminer
37
2/5 14.23423 1.04813 10.73027 89702.46 0.00071347 Laminer
37
3/7 14.54955 1.05381 10.96796 92186.42 0.000694245 Laminer
37
1/2 17.2973 1.05489 13.03931 109708.6 0.000583364 Turbulen
37
4/7 22.34234 1.04514 16.84244 140397.1 0.00045585 Turbulen
37
2/3 21.26126 1.04758 16.02749 133915.6 0.000477913 Turbulen
37
3/4 26.03604 1.03321 19.62688 161740.4 0.000395696 Turbulen
37
4/5 29.27928 1.03541 22.07175 182275.3 0.000351117 Turbulen
45
40
35 t= 5 detik
t = 9 detik
Kecepatan Volumetrik, Q (ml/s)
30
t = 13 detik
25
t = 17 detik
20
t = 21 detik
15 t = 26 detik
10 t = 29 detik
t = 33 detik
5
t = 37 detik
0
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
Bukaan kran
35
30
t = 5 detik
Kecepatan LIinier, V (cm/s)
25
t = 9 detik
20 t = 13 detik
t = 17 detik
15 t = 21 detik
t = 26 detik
10
t = 29 detik
5 t = 33 detik
t = 37 detik
0
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
Bukaan kran
200000
180000
160000
t = 5 detik
Bilangan Reynold, Nre
140000 t = 9 detik
120000 t = 13 detik
100000 t = 17 detik
80000 t = 21 detik
t = 26 detik
60000
t = 29 detik
40000
t = 33 detik
20000
t = 37 detik
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Kecepatan Linier, V (cm/s)
0.35
0.3
0.25
Faktor friksi, f
0.2
0.15
t = 5 detik
0.1
0.05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
bilanganReynold, NRe
Grafik 4. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 5 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.035
0.03
0.025
Faktor friksi, f
0.02
0.015
t = 9 detik
0.01
0.005
0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
bilanganReynold, NRe
Grafik 5. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 9 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.025
0.02
Faktor friksi, f
0.015
0.01 t = 13 detik
0.005
0
0 20000 40000 60000 80000 100000
bilanganReynold, NRe
Grafik 6. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 13 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.018
0.016
0.014
0.012
Faktor friksi, f
0.01
0.008
t = 17 detik
0.006
0.004
0.002
0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
bilanganReynold, NRe
Grafik 7. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 17 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.014
0.012
0.01
Faktor friksi, f
0.008
0.006
t = 21 detik
0.004
0.002
0
0 50000 100000 150000
bilanganReynold, NRe
Grafik 8. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 21 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.012
0.01
0.008
Faktor friksi, f
0.006
t = 26 detik
0.004
0.002
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe
Grafik 9. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 26 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.01
0.009
0.008
0.007
Faktor friksi, f
0.006
0.005
0.004 t = 29 detik
0.003
0.002
0.001
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe
Grafik 10. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 29 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.008
0.007
0.006
Faktor friksi, f
0.005
0.004
0.003 t = 33 detik
0.002
0.001
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe
Grafik 11. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 33 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
0.007
0.006
0.005
Faktor friksi, f
0.004
0.003
t = 37 detik
0.002
0.001
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe
Grafik 12. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 37 detik
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.
BAB V
V.1. Simpulan
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
(24,5308 − 14,0012)𝑔𝑟
ρ= = 1,05296 𝑔𝑟/𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
= 1,52 𝑚𝑙/𝑠
𝑄 1,52
𝑣= = = 1,1458 𝑐𝑚/𝑠
𝐴 1,32655