Anda di halaman 1dari 33

BILANGAN REYNOLD

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam pembelajaran ilmu operasi teknik kimia yang berupa materi dan telah
kita dapat pada semester – semester sebelumnya, kita telah mengenal Bilangan
Reynol. Bilangan Reynold (Reynols Number) adalah suatu gugus variable tanpa
dimensi, maksudnya tidak memiliki satuan. Gugus ini merupakan salah satu gugus
yang tidak berdimensi yang besarnya tidak langsung tergantung pada satuan yang
digunakan. Pada transisi laminar menjadi turbulen dapat berlangsung pada besaran
angka Reynold yang cukup luas, aliran laminar salalu ditemukan pada angka Reynold
dibawah 2100, aliran turbulen pada angka Reynold diatas 4000, antara 2100 – 4000
adalah daerah aliran transisi.
Upaya untuk mengetahui lebih dalam tentang bilangan Reynold dapat
dilakukan dengan langkah awal yang sangat mudah yaitu aliran air kedalam tangki T2
(tangka penampungan air) pada laju aliran air tertentu dengan membuka kran V2 dan
tunggu hingga aliran airnya konstan, selanjutnya buka kran V1 dan atur laju zat warna
hingga tidak mengganggu pola aliran air (laju zat warna lebih rendah atau maksimal
sama dengan laju aliran air), lalu catat kecepatan volumetric air. Setelah di amati pola
aliran yang dapat diindikasikan oleh pola aliran zat warna (laminar atau turbulen),
langkah terakhir ulangi percobaan dengan variasi laju volumetric air.
Dengan langkah diatas kita akan mendapatkan Bilangan Reynold yang sangat
berguna untuk menentukan BIlangan Reynold (Nre) kritis untuk air yang mengalir
secara vertical berdasarkan pengamatan langsung (observasi visual). Untuk
Menghitung kecepatan linier pada aliran, untuk menghiting factor friksi untuk setiap
jalannya percobaan. Degnan mengetahui data – data tersebut kita akan bias membuat
praktikum kali ini lancer dan baik.

I.2 Tujuan Percobaan


1. Menentukan Bilangan Reynold kritis untuk fluida yang mengalir secara
vertical berdasarkan pengamatan langsung.
2. Menghitung factor kriksi untuk setiap percobaan.
3. Menghitung kecepatan linier pada aliran

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


BILANGAN REYNOLD

I.3 Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengetahui perbedaan laju aliran yang terjadi pada
percobaan (Laminer, Turbulen, Transisi).
2. Agar praktikan dapat mengetahui factor – factor uang mempengaruhi
perhitungan Bilangan Reynold.
3. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan bilangan Reynold dan friksi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


BILANGAN REYNOLD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. secara umum
Fluida dibagi menjadi liquid dan gas, liquid sulit untuk dimampatkan, berubah
bentuk sesuai dengan wadahnya, gas sangat mudah dimampatkan dan mengisi
seluruh wadahnya.
Karakteristik pentng dari fluida mekanik adalah pressibilitas,karakteristik yang lain
adalah viskositas dengan kata lain fluida memiliki gaya tekanan yang berlawanan saat
dimampatkan. Hal ini disebut kompressibilitas, sedangkan gaya yang menunjukan
ketahanan terhadap lapisan disebut viskositas.
(Nakayama.2000)
Jika suatu massa fluida diubah bentuknya maka di dalam fluida itu akan
terbentuk lapisan-lapisan. Dimana lapisan yang satu melebur dengan lapisan
diatasnya. Hingga membentuk bentuk baru
.selama perubahan bentuk. Terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung pada
viskositas fluida dan laju alirannya. Bila fluida sudah mendapatkan bentuk akhirnya
maka Semua tegangan geser tersebut hilang. Fluida tersebut terbebas dari semua
macam tegangan geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan, yang besarnya diukur dalam pound percubic feet, atau dalam kilogram per
meter kubik. Jika densitas terpengaruh sedikit perubahan yang agak besar pada suhu
dan tekanan, maka fluida tersebut incompressible tetapi apabila densitasnya peka
terhadap perubahan maka dinamkan compressible. Zat cair yang biasanya dianggap
tak mampu mampat, sedangkan gas mampu dimampatkan.
(Mccabe.1991)
II.1.1 keturbulenan
Fluida dapat mengalir di dalam ppa atau saluran melalui dua cara yang
berlawanan, pada laju alirang renada penurunan tekanan pada fluida tidak secara
langsung menurut kecepatan fluida. Pada laju tinggi pertambahan tersebut jauh
semakin lebih cepat. Laju perubahan kedua aliran. Jenis aliran pertama kali
ditunjukan pada percobaan klasik Osborn reynold, tahun 1883. Sebuah tabung gelas
dibenamkan dalam kaca berdinding besar yang berisi cairan. Aliran cairan yang
terkendali, kemudian dilarutkan dengan suatu tabung dengan membuka suatu katup,
pintu masuk dilebarkan dan disediakan pula suatu fasilitas. Untuk memasukkan suatu
air berwarna dari suatu tabung yang ditempatkan pada laju rendah. Aliran air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


BILANGAN REYNOLD

berwarna mengalir tanpa gangguan. Bersama dengan aliran umum dan tidak ada
campur silang, bila suatu aliran ditingkatkan akan terjadi kecepatan kritis dimana
benang merah tersebut menjadi bergelombang dan berangsur-angsur hilang karena zat
warna tersebar pada keseluruhan penampang aliran air.masin-masing aliran laminar
dan aliran turbulen.
(Tim Dosen.2018)
II.1.2 bilangan reynold dan transisi aliran laminar dan turbulen
Pada suatu transisi laminar ke turbulen pada suatu aliran tidak hanya
dipengaruhi kecepatan, namun juga dipengaruhi densitas dan viskositas fluida dan
ditransfer pipa. Variable tersebut digabungkan ked lam bilangan reynold yang tidak
berdimensi
𝐷𝑉𝑝
Nre= 𝜇

Dimana Nre adalah bilangan reynold, D adalah diameter m, p adalah densitas


kg/𝑚3 , 𝜇 adalah viskositas Pas, dan V adalah kecepatan rata-rata fluida m/s.
(Geankoplis.1993)
Renold menghubungkan berbagai percobaan menggunakan tabung gelas
dengan diameter 7,9,15 dan 27 mm. dan temperature air 4 sampai 44℃ dan
menyimpulkan bahwa aliran laminar berubah menjadi aliran turbulen ketika besar
suatu nilai non dimensional pvd/ 𝜇 mencapai suatu hasil.
Secara umum kecepetan krisis pada bilangan reynold sangat dipengaruhi pada
aliran turbulen sedangkan bilangan reynold yang mengikuti dan tetap pada aliran
laminar disebut bilangan reynold lower critical.
(Nakayama.2000)
Bilangan reynold tidak berdimensi yang besarnya tergantung pada hasil dan
tidak bergnatung pada satuan. Pada fraksi antara alira laminar ke turblen dapat
berlangsung pada suatu kisaran angka reynold yang cukup luas, aliran laminar selalu
ditemukan pada angaka reynold dibawa 2100,tetapi terdapat pada angka sampai
beberapa ribu yaitu dalam kondisi khusus dimana lubang masuk tabung sangat baik
kebundarannya dan zat cair dalam tangki sangat tenang. Pada kondisi aliran biasa,
aliran turbulen pada angka reynold kira-kira 4000 . antara 2100 dan 4000 terdapat
sautu daerah transisi dimana jenis aliran itu mungkin laminar atau turbulen.
(Tim Dosen.2018)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


BILANGAN REYNOLD

Fluida yang mengalir melalui benda atau mengalir dalam pipa bersifat
laminar, jika laju fluida bersifat laminar diperbedar maka suatu saat aliran fluida
bersifat turbulen
II.1.3 Viskositas
Viskositas alah besaran yang mengukur kekentalan fluida terhadap suatu
determinan atau perubahan bentuk misalnya, suatu fuida diletakkan diantara plat,
permukaan fluida yang bersentuhan dengan plat yang diam tetap diam sedangkan
yang bersentuhan dengan pusat yang bergerak akan bergerak dengan kecepatan yang
sama, akibatnya terbentuk perbedaan gradient kecepatan. Lapisan fluida yang lebih
dekat dengan plat bergerak memiliki kecepatan yang lebih besar.
(Abdullah.2016)
II.1.4 aliran laminar dan aliran turbulen
Tipe aliran pada suatu dinamika fluida, ketika fluida melewati aliran tertutup
atau terbuka. Tipe aliran dapat diamati secara langsung, ketika kecepatan aliran
rendah, maka disebut aliran laminar yaitu aliran yang begerak dalam lapisan-lapisan
atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara ;ancar, ketika kecepatan
tinggi ketidakstabilan fluida dapat diamati. Partikel fluida bergerak ke segala arah
dan sudut pada suatu garis aliran normal disebut aliran turbulen, dimana pergerakan
partikel sangat tidak menetu karena mengalami pencampuran serta putaran antara
partikel-partikel pada lapisan.
(Geankoplis.1993)
Hubungan umum aliran fluida ditunjukan bahwa langkah yang menentukan
dalam penurunan hubungan-hubungan berkaitan antara kecepatan local u dengan
posisi di dalam tabung atas, persamaan yang dipakai adalah:
16𝜇 16
f=𝐷𝑉𝑝 = 𝑁𝑟𝑒

dimana D adalah diameter tabung, V adalah kecepatan linier fluida, p adalah


densitas zat cair, dan 𝜇 adalah viskositas zat cair.
Dalam aliran turbulen gradient kecepatan adalah nol pada garis pusat
distribusi keepatan di dalam aliran turbulen biasanya tidak dinyatakan sebagai
kecepatan Vs jarak, tetapi dengan parameter tanpa dimensi. Persamaan yang dipakai
adalah:
1
=4.07 log (Nre √𝑓) – 0.60
√𝑓

Dimana adalah friksi, dan Nre adalah bilangan Reynolds.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


BILANGAN REYNOLD

(Tim Dosen.2018)
Aliran pad suatu daerah dengan distribusi kecepatan yang terjadi setelah
melewati daerah inlet jika fluida mengalir pada pipa berdiameter d pada kecepatan
rata-rata v, tekanan pada dua titik I ke p1, dan p2. Hubungan antara kecepatan v dan
loss head h=(P1-P2)/pg. dimana aliran laminar, dengan loss head h sebanding dengan
kecepatan aliran v, untuk turbulen kecepatan proporsional adalah 𝑉 25
(Nakayama.2000)
Dalam aliran fluida melalui aliran saluran tertutup, keturbulenannya dalam
bats antara dinding padat dan fluida yang mengalir tidak dapat berlangsung secara
permanen. Kecepatan antar muka adaah nol karena fluida melekat pada dinding padta
dan kompnen kecepatan yang tegaklurus pada dinding tidak ada.
Sebagaimana dalam aliran laminar. Gradient kecepatan padaaliran turbulen
adalah nol pada garis pusat. Pusaran pada inti turbulen adalah besar. Di dalam zona
transisi kecil, tetapi intensitasnya tinggi, kebanyakan energy kinetic pusaran terletak
di dalam zona buffer dan bagian luar inti turbulen bersifat isotropic sebab tidak ada
gaya gesekan.
(Mccabe.1991)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


BILANGAN REYNOLD

II.2 Sifat Bahan


1. Air
A. Sifat Fisika
1. Bentuk cairan
2. Titik Lebur = 0oC
3. Titik didih = 100 oC
4. Tidak bewarna
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul = H2O
2. Berat molekul = 18,016 g/mol
3. Densitas = 1gr/ml
4. Kelarutan : Larut
C. Fungsi
Sebagai bahan percobaan penentuan nilai NRe
(Polling,1999 “Water”)
2. Kalium Permanganat
A. Sifat Fisika
1. Warna ungu
2. Berbentuk belah ketupat
3. Tidak berbau
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul KMnO4
2. Densitas : 2,703 gr/cm3
3. Titik ebur : 240 oC
4. Berat molekul : 197,12 gr/mol
C. Fungsi dalam praktikum
Sebagai bahan yang akan diuji dalam percobaan

(Poling,1999 “Permanganate”)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


BILANGAN REYNOLD

II.3 Hipotesa
Semakin besar bukaan kran dan lama waktu pengamatan maka aliran yang
terjadi adalah aliran turbulen sedangkan semakin kecil bukaan kran maka aliran yang
terjadi adalah aliran laminer. Dalam keadaan sistem tanpa adanya pengadukan,
kecepatan volumetriknya berbanding lurus dengan kecepatan distribusi. Sehingga
semakin tinggi kecepatan volumetrik fluida turbulensi dan nilai bilangan reynold juga
akan semakin besar. Semakin besar bukaan yang diberikan maka faktor friksi juga
semakin besar, sehingga nilai bilangan reynold yang didapat adalah semakin kecil.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


BILANGAN REYNOLD

II.4 Diagram Alir

Alirkan air ke tangki penampung hingga overflow

Buka kran V1 dan atur laju zat warna hingga tidak


mengganggu aliran air

Tampung fluida yang mengalir dengan variasi bukaan 1/3;


2/5; ½; 2/3; 4/5; 3/7; ¾; 4/7; 3/8 dan dengan variasi waktu
5; 9; 13; 17; 21; 25; 29; 33; 37

Catat kecepatan volumetrik air

Ulangi percobaan dengan perbedaan laju volumetrik

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


BILANGAN REYNOLD

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air
2. Larutan KMnO4

III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Stopwatch
3. Piknometer
4. Beaker glass
5. Neraca analitik
6. Serangkaian alat percobaan bilangan Reynold

III.3 Gambar rangkaian Alat

Keterangan :
1. Tangki Penampung Air
2. Tabung kaca
3. Tangki Pembuangan
4. Tangki Zat Warna
5. Kran
6. Air masuk
7. Overflow
8. Pipa zat warna

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


BILANGAN REYNOLD

III.4 Prosedur Percobaan


1. Alirkan air kedalam tangki penampung pada laju alir tertentu dengan dan
menunggu hingga aliran konstan, selanjutnya buka kran V1 dan arus laju zat
warna hingga tidak mengganggu pola aliran (laju aliran zat warna lebih rendah
atau maksumal dengan laju aliran air).
2. Tampung fluida yang keluar dari kran V3 dengan variasi bukaan 1/3; 2/5; ½; 2/3;
4/5; 3/7; ¾; 4/7; 3/8 dan dengan variasi waktu 5; 9; 13; 17; 21; 25; 29; 33; 37Catat
kecepatan volumetrik.
3. Amati pola aliran yang diindikasikan oleh pola aliran zat warna (laminar atau
turbulen).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


BILANGAN REYNOLD

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 5 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata Volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
5 1/3 7 8 8 7.666667 1.533333
5 3/8 43 43 44 43.33333 8.666667
5 2/5 100 110 110 106.6667 21.33333
5 3/7 110 120 110 113.3333 22.66667
5 1/2 120 130 140 130 26
5 4/7 120 130 140 130 26
5 2/3 150 160 150 153.3333 30.66667
5 3/4 200 200 190 196.6667 39.33333
5 4/5 210 200 210 206.6667 41.33333

Tabel 2. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 9 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
9 1/3 10 15 13 12.66667 1.407407
9 3/8 61 62 62 61.66667 6.851852
9 2/5 120 135 140 131.6667 14.62963
9 3/7 145 145 140 143.3333 15.92593
9 1/2 155 155 160 156.6667 17.40741
9 4/7 210 220 230 220 24.44444
9 2/3 215 220 220 218.3333 24.25926
9 3/4 310 330 330 323.3333 35.92593
9 4/5 320 310 300 310 34.44444

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


BILANGAN REYNOLD

Tabel 3. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 13 detik

Volume (ml) Kecepatan


waktu Bukaan Volume
volumetrik, Q
(sec) Kran 1 2 3 rata-rata(ml)
(ml/s)
13 1/3 19 19 18 18.66667 1.435897
13 3/8 100 110 120 110 8.461538
13 2/5 200 210 210 206.6667 15.89744
13 3/7 220 220 230 223.3333 17.17949
13 1/2 240 240 250 243.3333 18.71795
13 4/7 320 330 350 333.3333 25.64103
13 2/3 320 320 320 320 24.61538
13 3/4 510 500 500 503.3333 38.71795
13 4/5 540 530 540 536.6667 41.28205

Tabel 4. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 17 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
17 1/3 24 23 25 24 1.411765
17 3/8 130 130 130 130 7.647059
17 2/5 250 260 260 256.6667 15.09804
17 3/7 260 250 260 256.6667 15.09804
17 1/2 290 310 310 303.3333 17.84314
17 4/7 400 410 400 403.3333 23.72549
17 2/3 400 400 410 403.3333 23.72549
17 3/4 600 620 610 610 35.88235
17 4/5 660 670 680 670 39.41176

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


BILANGAN REYNOLD

Tabel 5. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 21 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
21 1/3 29 32 30 30.33333 1.444444
21 3/8 152 150 140 147.3333 7.015873
21 2/5 315 300 310 308.3333 14.68254
21 3/7 320 330 330 326.6667 15.55556
21 1/2 345 345 350 346.6667 16.50794
21 4/7 480 490 510 493.3333 23.49206
21 2/3 485 495 520 500 23.80952
21 3/4 715 700 715 710 33.80952
21 4/5 775 780 775 776.6667 36.98413

Tabel 6. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 26 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
26 1/3 37 36 38 37 1.423077
26 3/8 180 170 180 176.6667 6.794872
26 2/5 400 410 410 406.6667 15.64103
26 3/7 410 420 420 416.6667 16.02564
26 1/2 430 440 440 436.6667 16.79487
26 4/7 610 610 600 606.6667 23.33333
26 2/3 610 610 620 613.3333 23.58974
26 3/4 920 930 910 920 35.38462
26 4/5 1000 980 980 986.6667 37.94872

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


BILANGAN REYNOLD

Tabel 7. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 29 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
29 1/3 40 39 39 39.33333 1.356322
29 3/8 300 190 200 230 7.931034
29 2/5 400 440 440 426.6667 14.71264
29 3/7 450 450 460 453.3333 15.63218
29 1/2 460 460 420 446.6667 15.4023
29 4/7 600 610 600 603.3333 20.8046
29 2/3 680 680 670 676.6667 23.33333
29 3/4 990 990 980 986.6667 34.02299
29 4/5 1150 1100 1000 1083.333 37.35632

Tabel 8. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 33 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
33 1/3 52 55 60 55.66667 1.686869
33 3/8 220 210 200 210 6.363636
33 2/5 510 520 510 513.3333 15.55556
33 3/7 520 520 520 520 15.75758
33 1/2 610 620 610 613.3333 18.58586
33 4/7 815 815 815 815 24.69697
33 2/3 830 830 825 828.3333 25.10101
33 3/4 910 900 900 903.3333 27.37374
33 4/5 1000 1000 1100 1033.333 31.31313

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


BILANGAN REYNOLD

Tabel 9. Pengamatan volume (V) dan pola aliran pada waktu 37 detik

Volume (ml) Volume Kecepatan


waktu Bukaan
rata-rata volumetrik,
(sec) Kran 1 2 3 (ml) Q (ml/s)
37 1/3 60 60 65 61.66667 1.666667
37 3/8 300 2115 210 875 23.64865
37 2/5 515 525 540 526.6667 14.23423
37 3/7 540 525 550 538.3333 14.54955
37 1/2 650 630 640 640 17.2973
37 4/7 835 825 820 826.6667 22.34234
37 2/3 850 840 670 786.6667 21.26126
37 3/4 920 990 980 963.3333 26.03604
37 4/5 1150 1100 1000 1083.333 29.27928

IV.2 Hasil Perhitungan

Tabel 10. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 5 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

5
1/3 1.533333 1.05296 1.155881 197.7781 0.323594985 Laminer
5
3/8 8.666667 1.06488 6.533238 1130.531 0.056610562 Laminer
5
2/5 21.33333 1.02917 16.08182 2689.525 0.023796024 Laminer
5
3/7 22.66667 1.02536 17.08693 2847.041 0.022479477 Laminer
5
1/2 26 1.02489 19.59971 3264.227 0.01960648 Turbulen
5
4/7 26 1.06218 19.59971 3382.994 0.018918154 Turbulen
5
2/3 30.66667 1.05489 23.11761 3962.812 0.016150147 Turbulen
5
3/4 39.33333 1.03838 29.65085 5003.188 0.012791844 Turbulen
5
4/5 41.33333 1.05218 31.15852 5327.46 0.012013229 Turbulen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


BILANGAN REYNOLD

Tabel 11. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 9 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

9 1/3 1.407407 1.0518 1.060953 2164.955 0.029561815 Laminer


9 3/8 6.851852 1.0549 5.165167 10570.98 0.006054313 Laminer
9 2/5 14.62963 1.02714 11.02833 21976.52 0.0029122 Laminer
9 3/7 15.92593 1.02615 12.00552 23900.74 0.002677741 Laminer
9 1/2 17.40741 1.0641 13.12232 27090.21 0.002362477 Turbulen
9 4/7 24.44444 1.0529 18.42708 37641.18 0.001700266 Turbulen
9 2/3 24.25926 1.053 18.28748 37359.56 0.001713082 Turbulen
9 3/4 35.92593 1.0352 27.08223 54391.13 0.001176662 Turbulen
9 4/5 34.44444 1.0624 25.96543 53518.4 0.00119585 Turbulen

Tabel 12. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 13 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

13 1/3 1.435897 1.05281 1.08243 3193.524 0.020040559 Laminer


13
3/8 8.461538 1.06322 6.378605 19005.06 0.003367525 Laminer
13
2/5 15.89744 1.02743 11.98405 34504.52 0.001854829 Laminer
13
3/7 17.17949 1.02452 12.9505 37181.54 0.001721284 Laminer
13
1/2 18.71795 1.02845 14.11025 40666.63 0.001573772 Laminer
13 4/7 25.64103 1.06111 19.32911 57476.79 0.001113493 Turbulen
13 2/3 24.61538 1.05397 18.55594 54806.44 0.001167746 Turbulen
13
3/4 38.71795 1.03665 29.18695 84789.33 0.000754812 Turbulen
13 4/5 41.28205 1.06261 31.11986 92668.45 0.000690634 Turbulen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17


BILANGAN REYNOLD

Tabel 13. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 17 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

17 1/3 1.411765 1.05587 1.064238 4117.893 0.015541929 Laminer


17
3/8 7.647059 1.06207 5.764622 22436.23 0.002852529 Laminer
17 2/5 15.09804 1.02886 11.38143 42912.04 0.001491423 Laminer
17 3/7 15.09804 1.05932 11.38143 44182.47 0.001448538 Laminer
17
1/2 17.84314 1.05923 13.45078 52211.21 0.00122579 Turbulen
17 4/7 23.72549 1.0467 17.88511 68602.46 0.000932911 Turbulen
17 2/3 23.72549 1.04513 17.88511 68499.56 0.000934313 Turbulen
17 3/4 35.88235 1.03543 27.04938 102637 0.000623557 Turbulen
17 4/5 39.41176 1.03431 29.70997 112610.5 0.000568331 Turbulen

Tabel 14. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 21 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

21 1/3 1.444444 1.0531 1.088873 5190.905 0.012329256 Laminer


21 3/8 7.015873 1.06273 5.288812 25443.53 0.002515374 Laminer
21
2/5 14.68254 1.02931 11.06821 51572.72 0.001240966 Laminer
21 3/7 15.55556 1.02553 11.72632 54438.55 0.001175637 Laminer
21 1/2 16.50794 1.02456 12.44426 57716.88 0.001108861 Turbulen
21 4/7 23.49206 1.06342 17.70914 85250.84 0.000750726 Turbulen
21
2/3 23.80952 1.05498 17.94846 85717.13 0.000746642 Turbulen
21 3/4 33.80952 1.03758 25.48681 119710.8 0.000534622 Turbulen
21 4/5 36.98413 1.05242 27.87993 132824.2 0.00048184 Turbulen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


BILANGAN REYNOLD

Tabel 15. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 26 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)
26 1/3 1.423077 1.05144 1.072765 6321.783 0.010123726 Laminer
26 3/8 6.794872 1.05309 5.122213 30232.46 0.00211693 Laminer
26 2/5 15.64103 1.06144 11.79075 70143.49 0.000912415 Laminer
26 3/7 16.02564 1.03866 12.08069 70325.94 0.000910048 Laminer
26 1/2 16.79487 1.03903 12.66056 73727.84 0.000868057 Turbulen
26 4/7 23.33333 1.0467 17.58949 103187.2 0.000620232 Turbulen
26 2/3 23.58974 1.05923 17.78278 105569.9 0.000606233 Turbulen
26 3/4 35.38462 1.02886 26.67417 153814.6 0.000416085 Turbulen
26 4/5 37.94872 1.05434 28.60708 169045.8 0.000378596 Turbulen

Tabel 16. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 29 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

29 1/3 1.356322 1.06144 1.022443 6784.371 0.009433447 Laminer


29 3/8 7.931034 1.04932 5.978692 39218.34 0.00163189 Laminer
29 2/5 14.71264 1.04813 11.09091 72670.35 0.000880689 Laminer
29 3/7 15.63218 1.05381 11.78409 77630.67 0.000824416 Laminer
29 1/2 15.4023 1.05489 11.61079 76567.43 0.000835865 Turbulen
29 4/7 20.8046 1.04514 15.68324 102467.3 0.00062459 Turbulen
29 2/3 23.33333 1.04758 17.58949 115190.2 0.000555603 Turbulen
29 3/4 34.02299 1.03321 25.64772 165658 0.000386338 Turbulen
29 4/5 37.35632 1.03541 28.16051 182275.3 0.000351117 Turbulen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19


BILANGAN REYNOLD

Tabel 17. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 33 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

33 1/3 1.686869 1.05142 1.271621 9510.97 0.006729072 Laminer


33 3/8 6.363636 1.06443 4.797133 36323.67 0.001761936 Laminer
33 2/5 15.55556 1.02762 11.72632 85720.64 0.000746611 Laminer
33 3/7 15.75758 1.02451 11.87861 86571.1 0.000739277 Laminer
33 1/2 18.58586 1.02337 14.01067 101995.9 0.000627476 Turbulen
33 4/7 24.69697 1.06476 18.61744 141014.2 0.000453855 Turbulen
33 2/3 25.10101 1.05369 18.92202 141831.1 0.000451241 Turbulen
33 3/4 27.37374 1.03774 20.63529 152331.6 0.000420136 Turbulen
33 4/5 31.31313 1.05232 23.60494 176702.1 0.000362192 Turbulen

Tabel 18. Perhitungan kecepatan volumetrik (Q), kecepatan linier (v), bilangan
Reynold (Nre), dan faktor friksi (f) pada waktu 37 detik (A=1,32655 cm²)

Kec. Kec. Bilangan


waktu Bukaan Densitas faktor friksi Jenis
Volumetrik, Linear, reynold
(sec) Kran (gr/cm3) (f) Aliran
Q (ml/s) v (cm/s) (Nre)

37
1/3 1.666667 1.06144 1.256392 10636.51 0.006017009 Laminer
37
3/8 23.64865 1.04932 17.82718 149200.2 0.000428954 Laminer
37
2/5 14.23423 1.04813 10.73027 89702.46 0.00071347 Laminer
37
3/7 14.54955 1.05381 10.96796 92186.42 0.000694245 Laminer
37
1/2 17.2973 1.05489 13.03931 109708.6 0.000583364 Turbulen
37
4/7 22.34234 1.04514 16.84244 140397.1 0.00045585 Turbulen
37
2/3 21.26126 1.04758 16.02749 133915.6 0.000477913 Turbulen
37
3/4 26.03604 1.03321 19.62688 161740.4 0.000395696 Turbulen
37
4/5 29.27928 1.03541 22.07175 182275.3 0.000351117 Turbulen

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20


BILANGAN REYNOLD

IV.3 Grafik dan Pembahasan

45

40

35 t= 5 detik
t = 9 detik
Kecepatan Volumetrik, Q (ml/s)

30
t = 13 detik
25
t = 17 detik
20
t = 21 detik
15 t = 26 detik

10 t = 29 detik
t = 33 detik
5
t = 37 detik
0
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
Bukaan kran

Grafik 1. Hubungan antara Bukaan Kran dengan Kecepatan Volumetrik, (Q)


Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada
waktu 7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s,
untuk bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk
bukaan kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan
kran 3/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22,
dan 27 detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai
kecepatan volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan
bukaan kran berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21


BILANGAN REYNOLD

35

30
t = 5 detik
Kecepatan LIinier, V (cm/s)

25
t = 9 detik

20 t = 13 detik
t = 17 detik
15 t = 21 detik
t = 26 detik
10
t = 29 detik
5 t = 33 detik
t = 37 detik
0
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
Bukaan kran

Grafik 2. Hubungan antara Bukaan Kran dengan Kecepatan Linier (V)


Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada
waktu 7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan linear 19,56 cm/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan linear dari aliran adalah 20,64, untuk bukaan kran 1/2
kecepatan linear dari aliran adalah 21,18 cm/s, untuk bukaan kran 3/5 kecepatan
linear dari aliran adalah 33,92 cm/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan linear dari
aliran adalah 35,56 cm/s. Setiap pertambahan bukaan kran, maka terjadi peningkatan
pada kecepatan linear fluida (untuk semua interval waktu). Hal ini menunjukkan
bahwa kecepatan linier berbanding lurus dengan bukaan kran pada pipa.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22


BILANGAN REYNOLD

200000

180000

160000
t = 5 detik
Bilangan Reynold, Nre

140000 t = 9 detik
120000 t = 13 detik
100000 t = 17 detik

80000 t = 21 detik
t = 26 detik
60000
t = 29 detik
40000
t = 33 detik
20000
t = 37 detik
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Kecepatan Linier, V (cm/s)

Grafik 3. Hubungan antara Kecepatan Linier (V) dengan Bilangan Reynold


(Nre)

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada


variabel waktu 7 detik dengan bukaan kran 1/3 dengan kecepatan linear sebesar 19,56
cm/s didapatkan bilangan Reynold sebesar 3012,24, untuk bukaan 2/5 dengan
kecepatan linear sebesar 20,64 cm/s didapatkan bilangan Reynold sebesar 3176,18,
untuk bukaan kran 1/2 dengan kecepatan linear 21,18 cm/s didapatkan bilangan
Reynold sebesar 3258,55, untuk bukaan kran 3/5 dengan kecepatan linear 33,92 cm/s
didapatkan bilangan Reynold sebesar 5242,14 dan untuk bukaan kran 3/4 dengan
kecepatan linear 35,36 cm/s didapatkan bilangan Reynold sebesar 5408,87. Pada
umumnya peningkatan kecepatan linear akan berbanding lurus dengan besar bilangan
Reynoldnya. Hal ini membuktikan persamaan Nre yaitu Nre= D v 𝜌/𝜇, dimana
semakin besar nilai kecepatan linearnya maka nilai bilangan Reynoldnya akan
semakin besar pula.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23


BILANGAN REYNOLD

0.35

0.3

0.25
Faktor friksi, f

0.2

0.15
t = 5 detik
0.1

0.05

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
bilanganReynold, NRe

Grafik 4. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 5 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

0.035

0.03

0.025
Faktor friksi, f

0.02

0.015
t = 9 detik
0.01

0.005

0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
bilanganReynold, NRe

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24


BILANGAN REYNOLD

Grafik 5. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 9 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

0.025

0.02
Faktor friksi, f

0.015

0.01 t = 13 detik

0.005

0
0 20000 40000 60000 80000 100000
bilanganReynold, NRe

Grafik 6. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 13 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25


BILANGAN REYNOLD

0.018
0.016
0.014
0.012
Faktor friksi, f

0.01
0.008
t = 17 detik
0.006
0.004
0.002
0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
bilanganReynold, NRe

Grafik 7. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 17 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26


BILANGAN REYNOLD

0.014

0.012

0.01
Faktor friksi, f

0.008

0.006
t = 21 detik
0.004

0.002

0
0 50000 100000 150000
bilanganReynold, NRe

Grafik 8. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 21 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

0.012

0.01

0.008
Faktor friksi, f

0.006
t = 26 detik
0.004

0.002

0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 27


BILANGAN REYNOLD

Grafik 9. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 26 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

0.01
0.009
0.008
0.007
Faktor friksi, f

0.006
0.005
0.004 t = 29 detik
0.003
0.002
0.001
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe

Grafik 10. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 29 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 28


BILANGAN REYNOLD

0.008
0.007
0.006
Faktor friksi, f

0.005
0.004
0.003 t = 33 detik

0.002
0.001
0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe

Grafik 11. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 33 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 29


BILANGAN REYNOLD

0.007

0.006

0.005
Faktor friksi, f

0.004

0.003
t = 37 detik
0.002

0.001

0
0 50000 100000 150000 200000
bilanganReynold, NRe

Grafik 12. Hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan faktor friksi (f)
pada waktu 37 detik

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 5 variabel bukaan kran, pada waktu
7 detik untuk bukaan kran 1/3 didapatkan kecepatan volumetrik 25,9524 ml/s, untuk
bukaan kran 2/5 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 27,3810 ml/s, untuk bukaan
kran 1/2 kecepatan volumetrik dari aliran adalah 28,0952 ml/s, untuk bukaan kran 3/5
kecepatan volumetrik dari aliran adalah 45 ml/s, dan untuk bukaan kran 3/4 kecepatan
volumetrik dari aliran adalah 46,9048 ml/s. Pada interval waktu 12, 17, 22, dan 27
detik dengan bukaan kran sama yaitu 1/3, 2/5, 3/5 dan 3/4 didapatkan nilai kecepatan
volumetrik yang meningkat. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan bukaan kran
berbanding lurus dengan kecepatan volumetrik fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 30


BILANGAN REYNOLD

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1. Simpulan

1. Nilai bilangan Reynold (Nre) berbanding terbalik dengan faktor friksi.


2. Semakin besar bukaan kran maka harga bilangan Reynold yang didapat juga
semakin besar.
3. Pola aliran turbulen saat pengamatan visual diindikasikan dengan pola aliran zat
warna pada jarum yang bergelombang dan perlahan-lahan menyebar. Sedangkan
untuk pola aliran laminar diindikasikan dengan pola aliran zat warna pada jarum
berupa garis lurus.

V.2. Saran

1. Sebaiknya praktikan diharapkan untuk mengecek tangki penyimpanan air supaya


tidak berada dalam keadaan kosong.
2. Sebaiknya praktikan teliti dalam membuka kran.
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat pengukuran volume fluida.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 31


BILANGAN REYNOLD

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2016.”Fisika Dasar 1”. Bandung: ITB.


Geonkoplis. CJ. 1993.”Transport process and separation process principle, 3th
edition”. New Jersy: Pearson education international.
McCabe, Warren L. 1993. “Operasi Teknik Kimia jilid 1”. Jakarta : Erlangga
Nakayama, Y. 2000.”Introduction to fluid mechanics”. Tyo: Hongo Bunkyou-ku.
Poling, 1997.”Chemical engineering handbook,7th ed”. Newyork: McGraw hill book
company.
.Tim Dosen. 2018. “Bilangan reynold”. Surabaya: UPN veteran JawaTimur.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 32


BILANGAN REYNOLD

APPENDIX

Vol. pikno kosong : 14,0012 gram


𝜋 : 3,14
𝜇 ∶ 0,008
D : 1,3
1. Perhitungan densitas pada bukaan kran 1/3 dan waktu 5 detik
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

(24,5308 − 14,0012)𝑔𝑟
ρ= = 1,05296 𝑔𝑟/𝑚𝑙
10 𝑚𝑙

2. Kecepatan volumetrik pada bukaan kran 1/3 dan waktu 7 detik


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 7,6
𝑄= =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5

= 1,52 𝑚𝑙/𝑠

3. Kecepatan linier pada bukaan kran 1/3 dan waktu 7 detik


1 1
𝐴= 𝜋𝑑 2 = 4 𝜋1,32 = 1,32655 𝑐𝑚2
4

𝑄 1,52
𝑣= = = 1,1458 𝑐𝑚/𝑠
𝐴 1,32655

4. Bilangan Reynold pada bukaan kran 1/3 dan waktu 7 detik


𝑑𝑣𝜌
𝑁𝑟𝑒 =
𝜇
1,05296.1,3.1,1458
= = 197,78
0,08

5. Faktor Friksi pada bukaan kran 1/3 dan waktu 7 detik


64
𝑓=
𝑁𝑟𝑒
64
= = 0,3235
197,78

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 33

Anda mungkin juga menyukai