Anda di halaman 1dari 6

Udara dingin Infeksi herpes

masuk ke telinga simplek virus

Kerusakan lapisan Inflamasi pada saraf Berjalan melalui


endothelium akson saraf
Peningkatan diameter N.C VII
Menetap / laten pada
Kompresi N. C. VII saat melalui kanalis ganglion reaktifitas dan
facialis merusak myelin saraf

N.C VII terjepit ketika masuk ke Foramen Stylomastoideus

Iskemi Kematian sel


Kehilangan penghantaran
melalui cabang dari N.C k
VII ke otot stapedius Kerusakan impuls yang
mempersarafi wajah
Ketidakmampuan
otot stapedius Penghantaran impuls terganggu
untuk stabilitas di
telinga tengah N.C VII yang N.C VII bercabang Sinyal pada fungsi
mempersarafi ke nucleus salivatory motoric otot wajah tidak
Hiperacusis chorda tympani superior dapat dikonduksikan dan
otot ekspresi wajah tidak
Inervasi dapat kontraksi
Kehilangan
penghantaran melalui parasimpatis
serabut aferen ke 2/3 glandula lacrimal N.C VII pada Pada cabang buccalis
menurun cabang temporal
Kehilangan rasa dan zygomaticum M. Orbicularis M. Levator
di 2/3 anterior Gangguan Oris Anguli Oris
lidah produksi lakrimal dan Risorius

M. Occipitofrontalis, Tidak dapat


M.Orbicularis Occuli Tidak dapat
procerus & untuk
mencucu untuk senyum
corrugator supercili
atau meringis
Tidak dapat
untuk menutup
mata Tidak dapat
menaikan alis
Sehingga timbul dry eye
maupun dahi
hingga dapat abrasi
kornea
Sitasi tabel : Duus, Peter. 2010

Saraf fasialis keluar dari otak di angulus ponto-cerebelaris memasuki meatus akustikus internus.
Saraf selanjutnyaberada di dalam kanalis fasialis memberikan cabang untuk ganglion
pterygopalatine sedangkan cabang kecilnya kemuskulus stapedius dan bergabung dengan korda
timpani. Pada bagian awal dari kanalis fasialis, segmen labirin merupakan bagian yang tersempit
yang dilewati saraf fasialis. Foramen meatal pada segmen ini hanya memiliki diameter sebesar
0,66 mm. Otot-otot wajah diinervasi saraf fasialis. Kerusakan pada saraf fasialis di meatus
akustikus internus (karena tumor), di telinga tengah (karena infeksi atau operasi), di kanalis fasialis
(perineuritis, Bell’s palsy) atau di kelenjar parotis (karena tumor) akan menyebabkan distorsi
wajah, dengan penurunan kelopak mata bawah dan sudut mulut pada sisi wajah yang terkena. Ini
terjadi pada lesi lower motor neuron (LMN). Lesi upper motor neuron (UMN) akan menunjukkan
bagian atas wajah tetap normal karena saraf yang menginnervasi bagian ini menerima serat
kortikobulbar dari kedua korteks serebral (Snell, 2012).

Murakami, dkk menggunakan teknik reaksi rantai polimerase untuk mengamplifikasi


sekuens genom virus,dikenal sebagai HSV tipe 1 di dalam cairan endoneural sekeliling saraf
ketujuh pada 11 sampel dari 14 kasus Bell’spalsy yang dilakukan dekompresi pembedahan pada
kasus yang berat. Murakami, dkk menginokulasi HSV dalam telinga dan lidah tikus yang
menyebabkan paralisis pada wajah tikus tersebut. Antigen virus tersebut kemudian ditemukan
pada saraf fasialis dan ganglion genikulatum. Dengan adanya temuan ini, istilah paralisis fasialis
herpes simpleks atau herpetika dapat diadopsi. Gambaran patologi dan mikroskopis menunjukkan
proses demielinisasi, edema, dan gangguan vaskular saraf (Lowis & Gaharu, 2012).

Snell, RS. (2012). Clinical Anatomy By Regions 9th Edition. Philadelphia, Lippincott
Williams & Wilkins.

Lowis, H., Gaharu, MN. (2012). Bell’s Palsy, Diagnosis dan Tata Laksana di Pelayanan
Primer.Jakarta. J of Indonesia Med. Ass.,Vol.62

Duus, Peter, 2010; Diagnosis Topic Neurologi DUUS; edisi 4, Goettingen and Freiburg,
Germany.
Step 3 organ terkait
Pada skenario Sintia mengeluhkan adanya kelumpuhan otot wajah bagian kiri,
ditemukan adanya bibir merot kearah kiri dan dahi berkerut pada bagian kiri. Dari keluhan
tersebut kemungkinan Sintia mengalami kelainan pada saraf yang mempersarafi daerah
wajah.
Cranial nerve memiliki 12 pasang yang keluar dari mesencephalon, pons dan medulla
oblongata. Nervus yang keluar dari mesencephalon ada N.C III dan N.C IV, dari pons ada
N.C V, N.C VI, N.C VII, N.C VIII dan dari medulla oblongata ada N.C IX, N.C X, N.C
XI, dan N.C XII. Masing – masing nervus tersebut memiliki fungsi yang berbeda antara
satu dengan lainnya. N.C V atau nervus trigeminus mempunyai fungsi untuk menerima
rangsang sensori dari kepala dan wajah dan memberikan impulsmotorik untuk mengunyah.
N.C VI atau abducens berfungsi untuk memberikan impuls motorik yang berguna untuk
mengontrol pergerakan bola mata. Sedangkan nervus fascialis atau N.C VII berfungsi
untuk memberikan rangsang sensoris rasa dan memberikan impuls motorik untuk regulasi
sekresi saliva, air mata, dan kontraksi otot wajah. (Tortora,2012)
Nervus facialis memiliki beberapa cabang yang mempunyai fungsi kerja masing-
masing. Nervus facialis memiliki tempat keluar yang sama dari otak ke jaringan dengan
nervus vestibulocochlearis. Dari cabang ganglion geniculata akan mempersyarafi glandula
sublingual dan submandibula. Dari cabang ganglion geniculata juga akan mepersarafi
glandula lacrimalis dan galndula nasalis dari cabang pterygopalatina (Baehr, 2005)
Nucleus fascialis terletak di ventromedial trigeminus pontis

memutari nervus abducens

serabutnya berkumpul menjadi genu internum N.VII

membentuk tonjolan dinamakan kolikulus fascialis

menuju ke ujung caudal pons

keluar dari batang otak

menembus subarachnoid di cerebello palatine angle

bersama nervus intermedius dan nervus vestibulochoclear masuk meatus acusticus


internus

berpisah dengan nervus vestibulochoclear

Nervus fascial dan nervus trigeminus berjalan pada canalis fascialis

menuju ganglion geniculata

keluar dari cranium lewat foramen stilomastoideum

serabut motoriknya didistribusi ke seluruh otot wajah


Gambar 1. Cabang Nervus Facialis

Baehr, M., M. Frotscher.2014.Diagnosis Topik Neurologi: Anatomi Fisiologi dan Gejala


Klinisnya.Jakarta: EGC
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2012. Principles of Anatomy and Physiology. USA: John
Wiley and Sons

Anda mungkin juga menyukai

  • Step 4
    Step 4
    Dokumen1 halaman
    Step 4
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Varicella
    Varicella
    Dokumen17 halaman
    Varicella
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Step 4
    Step 4
    Dokumen1 halaman
    Step 4
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Adi Fix
    Adi Fix
    Dokumen5 halaman
    Adi Fix
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • ADRENAL
    ADRENAL
    Dokumen4 halaman
    ADRENAL
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Farmako
    Pembahasan Farmako
    Dokumen3 halaman
    Pembahasan Farmako
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • LO Sken 3 14
    LO Sken 3 14
    Dokumen1 halaman
    LO Sken 3 14
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Patofis Gio
    Patofis Gio
    Dokumen6 halaman
    Patofis Gio
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Definisi (Sarah)
    Definisi (Sarah)
    Dokumen2 halaman
    Definisi (Sarah)
    Gilang Indra
    Belum ada peringkat
  • Patofis Gio
    Patofis Gio
    Dokumen6 halaman
    Patofis Gio
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    GilangIndra
    Belum ada peringkat
  • Monosodiumglutamat 1
    Monosodiumglutamat 1
    Dokumen2 halaman
    Monosodiumglutamat 1
    GilangIndra
    Belum ada peringkat