Anda di halaman 1dari 1

Sebagai seorang mahasiswa akuntansi yang saya risaukan setelah melihat fenomena di atas,

kecurangan yang terjadi ini adalah adanya kebutuhan dan keinginan untuk memperkaya diri
sehingga seseorang terbukti melakukan kecurangan tersebut. Di Indonesia, kejahatan (tindak
pidana) korupsi terbesar juga dilakukan oleh kelompok elit. Dalam reverse proof atau dengan
kata lain fraud dalam perundang-undangan masih cenderung lemah sebab komisi pemberantasan
korupsi (KPK) mengusulkan sebaiknya pemerintah dan dewan perwakilan rakyat (DPR)
merevisi UU No.20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi (TIPIKOR)
daripada mengatur pidana korupsi melalui KUHP. Ketua KPK Agus Rahardjo selama ini
pemerintah dan DPR beralasan bahwa UU TIPIKOR belum memuat beberapa ketentuan pidana
korupsi yang termaktub dalam United Nation Convention Against Corruption (UNCAC) dan
berencana memasukkannya ke dalam KUHP. Menurut Agus kalua UU TIPIKOR perlu
disempurnakan karena masih ada gap dengan UNCAC yaitu nanti yang direvisi UU
TIPIKORnya, sedangkan dengan Exitence of Fraud atau penetapan fraud oleh pengadilan secara
serderhana bahwa hanya pengadilan yang menetapkan status hukum fraud.pembentukan
pengadilan tipikor dengan adanya hakim khusus yang memiliki keahlian bertujuan agar massa
mendatag,perkara korupsi yang berkaitan dengan masalh pengadaan barang dan
jasa,pertanahan,perpajakan dan yang berhubungan dengan kerusakan SDA,dapat di periksa dan
diadili secara professional dan objektif serta tidak selalu tergantung dengan keterangan dari
mereka yang disebut dengan ahli.keberadaan hakim adhoc di dalam pengadilan tindak pidana
korupsi diharapkan dapat menepis kekhawatiran majelis hakim terpengaruh oleh pendapat ahli
tanmpa berupaya bersifat kritis.UU No.8 thn 1981 tentang hukum acara pidana menyatakan
bahwa dalam menjatuhkan pidana hakim harus mendasarkannya pada sekurang kurangnya dua
alat bukti yang mendimbulkan keyakinan padanya bahwa tersangka bersalah.diharapkan dengan
keberadaan hakim adhoc,pengadilan tipikor dapat menyelesaikan perkara tpikorter yang
melibatkan penyelengara negara dan memupus kecurigaan bahwa dalam perkara tipikor majelis
hakin kurang objektif dan selalu memenangkan pihak kpk dan merugikan kepentingan terdakwa

Anda mungkin juga menyukai