Anda di halaman 1dari 11

SINTAKSIS

Pengertian Sintaksis
Pengertian Secara Etimologi Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sunyang
berarti ’dengan’ dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara etimologi
berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax . Sintaksis adalah tata bahasa
yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan . Tuturan dalam hal ini menyangkut
apa yang di tuturkan orang dalam kalimat. Istilah sintaksis (Ramlan 1981) ialahbagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang seluk beluk wacana , kalimat,
prase dan klausa.

Hubungan Sintaksis dengan Ilmu Lain Selain itu pengertian Sintaksis adalah bagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana. Dalam pelajaran
Linguistik bagian ilmu yang mempelajari tata bahasa(fonologi), kata(morfologi), tata
kalimat (sintaksis), tata arti (semantic) asal-usul kata (etimoligi).

Dalam pelajaran tata bahasa tradisional, masih mempelajari mengenai arti, selain
mempelajari fungsi dan strukturnya. Jadi, ilmu bahasa itu seperti :
Fonologi(tata bunyi),
Morfologi (tata kata),
Sintaksis (tata kalimat),
Semantik (tata arti kata),
Etimologi(asal usul kata)
Pelajaran megenai kalimat, dapat dilihat dari arti dan fungsinya. Apabila mempelajari
Tata kalimat berdasarkan pada artinya, maka akan di temukan beberapa istilah. Seperti,
macam- macam kalimat yaitu terdiri dari
a Kalimat Berita
b.Kalimat pertanyaan
c. Kalimat perintah
d. Kalimat seru
Keterangan mengenai kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat seru dan kalimat
perintah, ke empat kalimat ini dilihat dari tujuan pelajaran mengenai kalimat.
Konsep – Konsep Dasar Sintaksis
a. Konstruksi sintaksis
Secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek
(O), dan keterangan (K). Susunan fungsi sintaksis tidak selalu berurutan S, P, Odan K.
Keempat fungsi ini tidak harus ada dalam setiap struktur sintaksis.Namun banyak
pakar yang menyatakan bahwa suatu struktur sintaksis minimal harus memiliki fungsi
Subjek dan fungsi Predikat. Adapula pendapat lain yang menyatakan bahwa hadir tidak
nya suatu fungsi sintaksis tergantung pada konteksnya. Umpamanya dalam kalimat
jawaban, kalimat perintah,
dan kalimat seruan. Maka yang muncul hanyalah fungsi yang menyatakan jawaban,
perintah, atau seruan itu. Para ahli tata bahasa tradisional berpendapat bahwa fungsi
fungsi Predikat oleh kategori verba, fungsi Obyek oleh kategori nomina., dan fungsi
Keterangan oleh kategori adverbia
Perbedaan modus kalimat bahasa Indonesia tampaknya lebih ditentukan oleh intonasi
daripada komponen segmentalnya. Kelompok kata atau frase dalam bahasa Indonesia
batasnya juga sering ditandai dengan tekanan pada kata terakhir. Dilihat dari sifat hubun
gannya konektor ada dua macam yaitu konektor koordinatif dan konektor subordinatif.

b. Konstituen sintaksis
konstituen adalah sebuah kelompok kata yang berfungsi sebagai satu kesatuan
dalam struktur hirarkis. Analisis struktur konstituen dikaitkan terutama dengan tata
bahasa struktur frase, meskipun tata bahasaketergantungan juga memungkinkan struktur
kalimat yang dipecahkan menjadi bagian – bagian penyusunnya. Struktur konstituen
kalimat yang didefinisikan dengan menggunakan tes konstituen. Tes ini
memanipulasi beberapa bagian dari kalimat dan berdasarkan hasilnya, petunjuk yang
disampaikan tentang struktur konstituen langsung dari kalimat.

Fungsi, Kategori, Peran


Fungsi
Fungsi kajian sintaksis terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya adalah subjek,
predikat, objek, pelengkap dan keterangan.

a.Subjek dan Predikat.


Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari
dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Sedangkan predikat
adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek.
Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek
sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain, Subjek berupa frasa nomina atau pengganti
frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva,
numeralia, atau pun preposisi. Berikut adalah salah satu Contoh dari kalimat yang
memiliki subjek dan predikat
Contohnya : Mahasiswa sedang belajar, “Mahasiswa” menduduki fungsi subjek,
sedangkan “sedang belajar “menduduki fungsi predikat.

‘Mahasiswa(S) sedang belajar (P).


b.Objek dan Pelengkap.
Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap
berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.
Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan objek) atau semi- tra
nsitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak memerlukan
objek). Berikut adalah Contoh dari kalimat yang memiliki objek dan pelengkap yaitu,
Dia sedang mebenahi kamarnya ‘dia’ berfungsi sebagai subjek, sedang
membenahi,menduduki fungsi predikat dan “kamar ” merupakan objek.‘dia (S) sedang
membenahi (P) kamarnya (O).’
Untuk kalimat yang memiliki pelengkap adalah ‘Paman berjualan sayuran’. Subjek
diduduki oleh kata ‘Paman’, ‘berjualan’ menduduki fungsi predikan dan ’sayuran’
sebagai pelengkap.
‘Paman(S) berjualan(P) sayuran(Pel).’
c. Keterangan .
Keterangan adalah bagian kalimatyang menerangkan subjek, predikat, objek atau
pelengkap, Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi dan Mudah dipindah-pindah,
kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.
Contoh dari kalimat yang memiliki
keterangan adalah,
1. Hari ini , Mahasiswa mengadakan seminar di audiotorium
Hari ini dan di auditorium merupakan keterangan Untuk Mahasiswa menduduki fungsi
subjek Kata megadakan merupakan predikat dan
seminar adalah fungsi objek,
Hari ini (ket), Mahasiswa (S) , mengadakan
(P) seminar (O) di audiotorium

2. Kategori
Dalam ilmu bahasa, kata dikelompokkan berdasarkan bentuk perilaku yang sama,atau
mirip, dimasukkan ke dalam suatu kelompok,sedangkan kata lain yang bentuk dan
perilakunya sama atau mirip dengan sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok
yang pertama, dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata
dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula
disebut kategori atau kelas kata.
Empat kategori sintaksis utama :
(1) verba atau kata kerja
(2) nomina atau kata benda
(3) adjektiva atau kata sifat
(4) adverbial atau kata keterangan.

3. Peran sintaksis
Suatu kata dalam konteks kalimat memilikiperan semantik tertentu. Perhatikan contoh-
contoh berikut:
1)Farida menunggui adiknya
2) Pencuri itu lari.
3) Penjahat itu mati.
Dari segi peran semantis, Farida pada (1) adalah pelaku yakni orang yang melakukan
perbuatan menunggui. Adiknya pada kalimat inin adalah sasaran, yakni yang terkena
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
Pencuri pada (2) adalah juga pelaku-dia melakukan perbuatan lari. Akan tetapi
penjahat pada (3) bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan yang dia lakukan,
melainkan suatu peristiwa yang terjadi padanya. Oleh karena itu, meskipun wujud
sintaksisnya mirip dengan (2), penjahat itu pada (3) adalah sasaran.

Bagian – Bagian Sintaksis


1.Frasa
a. Pengertian Frasa
Seorang pakar bernama Prof. M. Ramlan,memaparkan frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan.
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yangber
sifat non predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fung
si sintaksis di dalam kalimat, Jadi, dengan kata lain frasa merupakan gabungan dua kata
atau lebih yang tidak melebihi satu batas fungsi. Fungsi tersebut merupakan jabatan
berupa subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Contoh frasa adalah sebagai
berikut,
1) gedung bertingkat itu, Jika contoh tersebut diletakkan dalam kalimat, kedudukannya t
etap pada satu jabatan saja. Misalnya. - Gedung bertingkat itu (S) ambruk (P).

b. Jenis Frasa
Didalam frasa, digolongkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya), frasa dibagi menja


di dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.

a)Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan
oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu
yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang
memiliki unsur pusat.
Contohnya: Sejumlah mahasiswa(S) diteras (P).

Frasa Endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.


1. Frasa Endosentris Koordinatif,
yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal
yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.
Contoh:
(a) rumah pekarangan
(b) kakek nenek

2. Frasa Endosentris Atributif, yaitu


frasa endosentris yang memiliki unsur pusat dan mempunyai unsur yang termasuk
atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur
pusat untuk membentuk frasa yang
bersangkutan.
Contoh:
(a) rumah besar
(b) pensil baru
(c) anak itu
Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa- frasa di atas seperti adalah unsur pusat,
sedangkan kata-kata yang tidak dicetak miring adalah atributnya.

3. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya


adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai
aposisi bagi unsur pusat yang lain.
Contoh:
Ridho, anak Pak Roma, sedang menyanyi.
Ridho, …….sedang menyanyi.
……….anak Pak Roma sedang menyanyi.
Unsur ‘Ridho’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak Roma’ merupakan
aposisi.
Contoh lain:
(a) Solo, kota budaya
(b) Indonesia, tanah airku
(c) Bapak Sutarno, ayahku
Frasa yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukkan ke dalalm frasa
endosentris koordinatif, atributif, dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya
adalah hubungan gramatik antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Jika diberi
.Jika diberi atribut, menjadi frasa endosentris
atributif. Jika diberi unsur frasa yang kedudukannya sama, menjadi frasaendosentris
koordinatif.

b) Frasa Eksosentris,
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi
dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah
frasa yang tidak mempunyai UP.

Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.Frase Eksosentris dibagi menjadi dua, yakni:


1. Frase Eksosentrik yang Direktif, komponen pertamanya berupa preposisi, seperti “di,
ke dan dari” dan komponen berupa kata/kelompok kata yang biasanya berkategori
nomina.
Contoh: di rumah dari pohon mahoni demi kesejahteraan
2. Frase Eksosentrik yang Nondirektif, komponen pertamanya berupa artikulus, seperti
“si” dan “sang” atau”yang”, “para” dan “kaum”,
sedangkan komponen keduanya berupa kata berkategori nomina, adjektiva atau verba.
Contoh: si kaya, para remaja kampung

Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibagi menjadi enam.
a) Frasa nomina, frasa yang unsur pusatnya berupa kata yang termasuk kategori nomina.
Unsur pusat frasa nomina itu berupa:
(1) nomina sebenarnya.
(2) pronomina
(3) nama
(4) kata-kata selain nomina, tetapistrukturnya berubah menjadi nomina
contoh:
dia malas → malas itu merugikan
anaknya tiga ekor →tiga itu sedikit

b) Frasa Verba, frasa yang unsurpusatnya berupa kata verba. Secara morfologis, unsur
pusat frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba
terdapat (dapat diberi) kata ’sedang’ untuk verba aktif, dan kata ’sudah’ untuk verba
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi
predikat.
c) Frasa Ajektifa, frasa yang unsur pusatnya
berupa kata ajektifa. Unsur pusatnya dapat
diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak,
alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.
d) Frasa Numeralia, frasa yang unsur pusatnya berupa kata numeralia. Yaitu kata-
kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa
numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.
Contoh:
lima buah
tujuh ekor
e) Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai
penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.
Contoh:
f) Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai
penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat,
maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat.
Contoh:
Penanda (konjungsi) + Petanda
(klausa, mempunyai P)
Sejak kemarin dia terus diam(P) di
situ.

Frasa terdiri dari unsur-unsur yang anggota-anggotanya dapat dipisahkan oleh


unsur lain dan dapat disisipi apapun di antara komponennya. Komponen-komponen
frasa masing-masing atau salah satunya dapat difiksasikan atau dimodifikasikan
Komponen-komponen frasa dapat dipertukarkan.

2. Klausa
Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur
klausa Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga
dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa,
unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu,
maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan
struktur internnya kalimat.
Berikut hasil klasifikasinya:
a) Klausa Lengkap
Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir. Klausa ini
diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
(1)Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
Contoh : Kondisinya masih kritis.
(2)Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya
mendahului S. Contoh : Masih kritis kondisinya.
b) Klausa Tidak Lengkap
Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir.

Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak , bukan , belum, dan jangan .
Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik
menegatifkan P menghasilkan.

a) Klausa Positif
Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi
Yang menegatifkan P.
b)Klausa Negatif
Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.

3.Klasifikasi klausa berdasarkan kategori


frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan
menjadi :
a)Klausa Nomina
Klausa nomina ialah klausa yang P- nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
nomina.
b) Klausa Verba
Klausa verba ialah klausa yang P- nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba
c) Klausa Adjektiva
Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
adjektiva
d) Klausa Numeralia
Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori
numeralia.
e) Klausa Preposisional
Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
preposisional.
f) Klausa Pronomial
Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial

4) Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat Klasifikasi klausa


berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :

a) Klausa Bebas
Klausa bebas ialah klausa yang memiliki subjek dan predikat, sehingga
berpotensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang
berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut.
Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih
besar.
b) Klausa terikat
Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor,
hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor karena strukturnya tidak
lengkap. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum: pangilan, salam, judul, motto,
pepatah, dan kalimat telegram

Analisis Klausa
Klasifikasi dapat dianalisis klausaberdasarkan tiga dasar, yaitu berdasarkan fungsi unsur
-usurnya, berdasarkan kategori
kata atau frase yang menjadi unsurnya, dan berdasarkan makna unsur-unsurnya.

1) Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur- unsurnya


Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S, P, O, pel, dan ket.
Kelima unsur itu tidak selalu bersama-sama ada dalam satu klausa.
2) Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang menjadi Unsurnya.
Analisis kalusa berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsur-unsur klausa di
sebut analisis kategorional.Analisis ini tidak terlepas dari analisis fungsional, bahkan
merupakan lanjutan dari analisis fungsional.
3) Analisis Klausa Berdasarkan Kategori
Makna dan Unsur-unsurnya. Dalam analisis fungsional klausa dianalisis berdasarkan
fungsi unsur- unsurnya menjadi S, P, O, Pel dan Ket

3. Kalimat
a. Pengertian Kalimat adalah satuan bahasaterkecil,dalam wujud lisan atau tulisan,yang
mengungkapkan pikiran yang utuh memiliki S dan P.
b. Jenis Kalimat
Kalimat dibedakan berdasarkan dengan,
1)Berdasarkan jumlah dan jenis klausa yang terdapat di dalamnya, kalimat dapat dibeda
kan atas kalimat minor dan kalimat mayor.
a) Kalimat minor adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa terikat atau sama sekali
tidak mengandung struktur klausa. Kalimat ini biasa diartikan kalimat yang klausanya
tidak lengkap, hanya terdiri dari S/P/O/K saja.
Kalimat minor dibedakan atas:
1 Kalimat minor berstruktur, yaitu kalimat minor yang muncul sebagai lanjutan,
pelengkap, atau penyempurna kalimat utuh atau klausa lain yang terdahulu dalam
wacana. Berdasarkan sumber penurunnya, kalimat minor berstruktur dibedakan atas:
a)Kalimat elips, yaitu kalimat minor yang terjadi karena pelepasan beberapa bagian dari
klausa kalimat tunggal.
b) Kalimat jawaban,yaitu kalimat minor yang bertindak sebagai jawaban atas pentanyan
-pertanyaan.
c) Kalimat sampingan, yaitu kalimat minor yang terjadi penurunan klausa terikat dari
kalimat majemuk subordinat.
d) Kalimat urutan, yaitu kalimat mayor, tetapi didahului oleh konjungsi, sehingga
menyatakan bahwa kalimat tersebut merupakan bagian kalimat lain

(1) Kalimat minor tak berstruktur, yaitu kalimat minor yang muncul sebagai
akibat pengisian wacana yang ditentukan oleh situasi, dibedakan atas:
a) Panggilan. Contoh: Sate!
b) Seruan, biasanya terdiri dari kata yang menyatakan ungkapan perasaan.Contoh: Hai!
c) Judul,merupakan suatu ungkapan
topik atau gagasan. Contoh: Dampak negatif penayangan TV.
d) Semboyan,yaitu uangkapan ide secara tegas, tepat dan tanpa hiasan bahasa atau
kelengkapan sebuah klausa
e) Salam. Contoh: Selamat malam!
f) Inskripsi, yaitu kalimat minor tak berstruktur yang berisi penghormatan atau
persembahan pada awal sebuah karya (buku, lukisan dsb.).

b) Kalimat mayor adalah kalimat yang terdiri atas sekurang-kurangnya satu klausa
bebas. Berdasarkan jumlah klausa yang terdapat didalamnya, kalimat mayor dapat
dibedakan atas:
1) Kalimat majemuk subordinatif.
2) Kalimat majemuk koordinat.
3) Kalimat majemuk rapatan.

2) Berdasarkan respons yang diharapkan, kalimat dibedakan atas :

a) Kalimat pernyataan Contoh: Saya tidak membawa uang sama sekali.


b) Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing respons yang
berupa jawaban.
c) Kalimat perintah adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang
berupa tindakan

3) Berdasarkan hubungan aktor-aksi, kalimat dapat dibedakan atas :


a) Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku. Subjek kalimat
aktif berperan sebagai perbuatan yang dinyatakan oleh predikat
Afiks yang digunakan dalam pembentukan kata yang berfungsi
sebagai perdikat kalimat aktif ialah meN- dan ber- yang dapat dikombinasikan dengan -i
atau - kan .
Contoh: Ayah membelikan adik roti.
b) Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita.Subjek
dalam kalimat pasif berperan sebagai penderita perbuatan yang dinyatakan oleh
predikat kalimat tersebut.Predikat kalimat pasif terdiri atas verba verba yang berpredikat
di- yang dapat bekombinasi dengan sufiks -i dan -kan, beprefiks ter-, berkonfiks ke-an,
dan verba yang didahului oleh pronominal personal.
Contoh: Rotinya ditaburi keju.
c) Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku
maupun sebagai penderita perbuatan yang dinyatakan oleh predikat tersebut.
Contoh: Jangan menyiksa diri sendiri.
d) Kalimat respirokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu
pebuatan yang berbalas-balasan.
Contoh: Dua bersaudara itu saling baku hantam.

4) Bedasarkan ada tidaknya unsur negative pada klausa utama,kalimat dibedakan atas :
a) Kalimat firmatif ,yaitu kalimat yang berpredikat utamanya tidak tedapat unsur negatif
, peniadaan, atau penyangkalan.
Contoh: Di Ambalat diresmikan monumen perbatasan.
b) Kalimat negative yaitu kalimat yang predikat utamanya terdapat unsur negatif,
peniadaan, atau penyangkalan, seperti tidak, tiada (tak), bukan, jangan.
Contoh : Sedikitpun aku tidak berkata bohong.

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa sintaksis adalah secara etimologi
berarti: menempatkan bersama-sama kata- kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Dan menurut para ahli adalah bidang tata bahasa yang menelaah hubungan kata-kata
dalam kalimat dan cara-cara menyusun kata- kata. Konsep – konsep dasar sintaksis
terdiri atas, Kontruksi, kontituen, fungsi , dan peran Kontruksi Secara umum struktur
sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K).
kontituen Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok
kata atau kalimat. Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus
Mengetahui fungsi, peran, dan kategori sintaksis. Fungsi kajian sintaksis terdiri dari
beberapa komponen. Diantaranya adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan
keterangan. Dalam memperjelas tentang hakikat dari subjek dan predikat, objek dan
pelengkap, serta keterangan.Peran sintaksis adalah merupakan Suatu kata dalam konteks
kalimat memiliki peran semantik tertentu. Serta bagian – bagian dari sintaksis terdiri
atas Frasa, klausa, kalimat. Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri
dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta
memilki potensi untuk menjadi kalimat.

Anda mungkin juga menyukai