(Lasmiyati) 197
Naskah Diterima: 8 Mei 2017 Naskah Direvisi: 3 Juni 2017 Naskah Disetujui: 11 September 2017
Abstrak
Kopi merupakan jenis tanaman yang laku di pasaranEropa. Kopi yang pernah diujicoba
ditanam di Batavia dan Karawang hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan kopi yang
ditanam di dataran Sukabumi. Selain kopi, tanaman yang laku di pasaran Eropa adalah teh,
kapas, dan nila. Dengan produk hasil bumi yang melimpah danlaku di pasaran Eropa tersebut
belum didukung adanya sarana transportasi yang mamadai, pasalnya jenis transportasi yang ada
masih menggunakan hewan beban, dan sarana jalan yang ada masih jalan setapak. Dari
permasalahan tersebut, para pemilik perkebunan memikirkan adanya jenis transportasi kereta
api yang dapat mengangkut hasil bumi dari gudang penyimpanan ke pelabuhan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui transportasi di Jawa Barat (Bogor-Sukabumi-Bandung) pada abad
ke-19. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa jalur
transpotasi kereta api dari Bogor-Sukabumi-Bandung dibangun untuk mengangkut hasil
perkebunan yang ternyata pembangunan jalur transportasi tersebut telah membawa dampak pada
pertumbuhan wilayah dan pergerakan penduduk dari desa ke kota.
Kata kunci: Transportasi Kereta Api, Bogor-Sukabumi-Bandung, Pertumbuhan Kota.
Abstract
Coffee is a plant that sells in the European market. Coffee ever tested planted in Batavia
and Karawang but the result is less satisfactory compared to the coffee grown in the plains of
Sukabumi. Beside coffee, the plants that sell well in the European market are tea, cotton, and nila.
This abundant produce of crops and products which is sold in the European market has not been
supported by the well transportation. The transportation is still using load animals, and the
existing road facilities are still paths. From these problems, plantation owners think of the kind of
rail transport that can transport crops from the warehouse to the harbor. This research was
conducted to know the transportation in West Java (Bogor-Sukabumi-Bandung) in the 19th
century. The method that used is a historical method that includes heuristics, criticism,
interpretation, and historiography. From the results of the research, obtained information that the
railway transportation from Bogor-Sukabumi-Bandung was built to transport the results of
plantations that turned out the construction of the transportation line has had an impact on the
growth of the region and the movement of villagers to the city.
Keywords: Train Transportation, Bogor-Sukabumi-Bandung, city growth.
198 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 197 - 212
Tulisan yang berkaitan dengan orang pribumi. Selain menjadi kuli bebas
Transportasi Kereta Api di Jawa Barat dan kuli musiman, mereka menjadi kuli
telah dilakukan oleh beberapa penulis baik wajib. Dalam pembangunan jalan kereta
berupa jurnal penelitian atau pun makalah. api di Priangan, orang Cina banyak
Tulisan terdahulu yang berkaitandengan berperan sebagai pemborong, yang
transportasi kereta api di Jawa Barat diborongkan kepada orang-orang Cina
adalah artikel S. Herwana. Artikel yang yaitu pekerjaan pembangunan, pemasok
berjudul “Perkembangan Transportasi bahan yang dibutuhkan, dan pengerahan
Darat di Sukabumi, Pengaruhnya terhadap tenaga kerja.
Kehidupan Sosial Ekonomi dan Artikel lainnya yang berkaitan dengan
Perkembangan Kota Tahun 1881-1842”. S. transportasi kereta api di Jawa Barat adalah
Herwana mengungkapkan bahwa artikelnya Tri Wahyuning M. Irsyam yang
rencana pembangunan kereta api di berjudul “Depok dalam Jalur Kereta Api
Sukabumi dikemukakan oleh dua orang Buitenzorg-Batavia”. Tri Wahyuning
pejabat Belanda yaitu Maarschalk dan mengutarakan bahwa Depok yang berada
Mijner. Mereka menyarankan agar di selatan Batavia dan berjarak tempuh 7,5
pembangunan kereta api yang jam perjalanan, selama periode kolonial
menghubungkan Bogor dengan Bandung menjadi pintu gerbang keluar dan masuk
melalui jalur Sukabumi. Keberadaan ke dan dari Batavia ke selatan. Setelah
transportasi ini bukan hanya memperlancar dibukanya jalur transportasi kereta api
pengangkutan hasil perkebunan, tetapi Batavia-Buitenzorg oleh perusahaan
berpengaruh pada kehidupan kota atau Nederland Indissche Spoorweg
daerah yang dilaluinya, bahkan Maatschappij, Depok tumbuh menjadi
keberadaan transportasi kereta api sebuah kota.
berkaitan erat dengan terjadinya Dari artikel dan makalah
peningkatan jumlah penduduk dan terdahulu, ada sisi yang kosong yaitu tidak
percepatan pertukaran ekonomi. Sejalan mengupas mengenai perkembangan jalur
dengan beroperasinya transportasi di transportasi kereta api Bogor-Sukabumi-
Sukabumi, daerah-daerah yang dilintasinya Bandung yang dalam artikel ini perlu
sepanjang jalur keretaapi terutama di dilakukan penulisan. Tulisan ini dilakukan
tempat-tempat pemberhentian seperti dengan pendekatan sejarah ekonomi.
halte-halte (Cicurug, Parungkuda, dan Sartono Kartodirdjo mengatakan sejarah
Sukaraja)banyak bermunculan warung- ekonomi dengan berbagai aspeknya
warung dan pedagang-pedagang asongan. semakin menonjol, lebih-lebih setelah
Tulisan lainnya adalah makalah modernisasi dimana-mana semakin
Agus Mulyana yang berjudul “Kuli dan memfokuskan perhatian pada
Anemer, Keterlibatan Orang Cina dalam pembangunan ekonomi. Terutama proses
Pembangunan Jalan Kereta Api di industrialisasi beserta trasformasi sosial
Priangan (1878-1924)”. Dalam makalah yang mengikutinya menuntut pengkajian
tersebut, Agus Mulyana mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dari sistem produksi
bahwa jumlah orang Cina yang tinggal di agraris ke sistem produksi industrial.
Keresidenan Priangan termasuk jumlah Sistem itu mempunyai implikasi luas dan
yang banyak dibandingkan dengan mendalam tidak hanya di bidang ekonomi
beberapa keresidenan lainnya di Jawa. tetapi erat hubungannya dengan bidang
Mereka pada umumnya tinggal di ibukota politik (Kartodirdjo, 1992: 136).
afdeeling (kabupaten). Kegiatan mereka Sebagian besar ahli ekonomi mula-
adalah dalam bidang perdagangan jasa. mula mengira bahwa suatu masyarakat
Dalam pembangunan kereta api, orang akan dapat membangun ekonominya
Cina bekerja sebagai kuli bebas tetap dan dengan cepat apabila telah dicukupi dan
kuli musiman. Berbeda dengan orang- dipenuhinya syarat-syarat yang khusus
200 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 197 - 212
diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan merangkaikan fakta hingga menjadi tulisan
tetapi pengalaman mereka untuk sejarah.
mengadakan pembangunan terbukti bahwa
syarat-syarat ekonomis saja tidak cukup C. HASIL DAN BAHASAN
untuk melancarkan pembangunan, selain Dataran Jawa pada umumnya
itu diperlukan perubahan-perubahan memiliki hasil hutan, hasil pertambangan,
masyarakat yang menetralkan faktor-faktor hasil perkebunan seperti tembakau, tebu
kemasyarakatannya yang mengalami (gula), teh, kopi, nila, lada, karet, dan
perkembangan. Hal itu dapat memperkuat vanili. Kesemua komoditas tersebut
atau menciptakan faktor-faktor yang dapat mempunyai nilai ekspor. Nilai ekspor yang
mendukung pembangunan tersebut sangat menguntungkan bagi VOC adalah
(Soekanto, 2105: 258). budi daya kopi. Penghasilan yang
Dalam perkembangannya, sejarah diperoleh para bupati dari penghasilan kopi
ekonomi mengalami pula diferensiasi dan dari tahun ke tahun sangat meningkat.
subspesilisasi, antara lain dengan Bahkan pada tahun 1726 Bupati pertama
timbulnya sejarah pertanian, sejarah kota, Cianjur masih berhak mendapat 26.000
formasi kapital, sejarah bisnis, dan sejarah ringgit gulden dan bunga atas jumlah itu,
perburuhan (Kartodirdjo, 1992: 136). walaupun ia telah meninggal dunia
(Breman, 2014: 61).
A. METODE PENELITIAN Dibawah pemerintahan Marsekal
Metode yang digunakan adalah Daendels, wajib tanam kopi meningkat
metode sejarah yang meliputi tahap tajam. Pada tahun 1808, jumlah pohon
heuristik, yaitu tahap mencari dan kopi meningkat dari 26.956.467 menjadi
menemukan sumber, baik sumber primer 45 juta pohon, tiga tahun kemudian dari
maupun sekunder. Pada tahap ini pencarian 45 juta pohon meningkat menjadi
sumber antara lain dilakukan di 72.669.860. Selain daerah Priangan
Perpustakaan Nasional Jakarta, Dispusipda muncul pula daerah lain seperti Jawa
(Dinas Perpustakaan Kearsipan Daerah) Tengah dan Jawa Timur yang
Provinsi Jawa Barat, dan Perpustakaan memproduksi kopi (Breman, 2014: 109).
pascasarjanaUniversitas Padjadjaran Agar tidak mengganggu budidaya kopi,
Bandung. Setelah sumber-sumber Daendels tidak memperkenankan para
terkumpul tahap berikutnya adalah pribumi untuk menjual tanahnya di
verifikasi/kritik sejarah/keabsahan sumber. Priangan, tetapi ia memperkenankan
Terdapat dua macam verifikasi yaitu bangsa-bangsa Cina untuk menempati
otentisitas atau keaslian sumber atau kritik lahan-lahan liar yang kemudian ditanami
ekstern dan kredibilitas atau kebiasaan tembakau, kapas, nila, dan kacang tanah.
dipercayai atau kritik intern (Kuntowijoyo, Pada awal abad ke-19, sistem pertanian di
1997: 99).Sumber yang telah terkumpul Priangan diwarnai dengan monopoli kopi
diuji secara saksama akan otensitas dan oleh pemerintah Belanda, penanaman,
kredibilitasnya, hal itulah yang dianggap perawatan, dan panen tanaman dilakukan
sebagai fakta. Fakta bagi sejarahwan masih dengan cara kerja paksa. Dalam melakukan
merupakan bahan mentah. Untuk kerja paksa, bukan hanya di sektor
menjadikan sebuah buku perlu dilakukan perkebunan. Di sektor pembukaan jalan
seleksi penyusunan (Gottschalk, 1985: 5). pun, Daendels mengerahkan tenaga kerja
Setelah dilakukan kritik ekstern dan intern, untuk membangun jalan raya pos yang
langkah berikutnya adalah tahap menghubungkan Jakarta–Bogor–Puncak–
pengelompokan fakta dalam berbagai Cianjur–Bandung-Sumedang (Dienaputra,
hubungan formulasi dan presentasi. Hasil- 2000:139).Ketika mengangkut kopi,
hasil gabungan kedua langkah ini penduduk pribumi tidak diperkenankan
menghasilkan karya historiografi, yaitu melewati jalan tersebut alasannya jalan
Transportasi Kereta Api..... (Lasmiyati) 201
akan cepat rusak. Dengan meningkatnya dapat berkutik dan tetap berupa potensi
jumlah kopi yang akan dikirim, perbaikan belaka yang tidak dapat dimanfaatkan
jalan pun mulai dilakukan. Alat angkut untuk memenuhi kebutuhan manusia,
yang tadinya menggunakan pikulan, betapa pun melimpahnya kekayaan alam.
kemudian berubah menjadi angkutan yang Untuk itu diperlukan pengangkutan, yaitu
ditarik dengan kerbau atau kuda. Namun untuk memindahkan manusia, hewan,
tidak seluruh kondisi jalan di Jawa Barat barang dari satu tempat ke tempat lain
dapat diperbaiki, tidak sedikit ditemukan (Subarkah, 1981: 2).
kondisi jalan masih terjal dan licin, Transportasi adalah kegiatan
sehingga pengangkutan barang dirasakan pemindahan penumpang dan barang dari
sangat menyulitkan.Kalaupun ada satu tempat ke tempat lain. Dalam sistem
jasapengangkutan barang menggunakan transportasi terdapat dua aspek yang sangat
gerobak, ongkosnya sangat mahal, penting yakni sarana dan prasarana. Aspek
sehingga berpengaruh pada upah tenaga sarana berhubungan dengan jenis atau
kerja. Bagi para penumpang umum yang piranti barang seperti mobil, kapal, kereta
bepergian tidak jauh dengan jalan pos api, dan pesawat terbang. Aspek sarana ini
dapat menggunakan kereta pos, dan yang juga sering disebut dengan moda atau jenis
bepergian dekatcukup menggunakan angkutan. Aspek prasarana berhubungan
pedati. Akan tetapi lain halnya dengan dengan wadah atau alat lain yang
pengangkut kopi, apabila kondisi jalan digunakan untuk mendukung sarana seperti
sangat buruk, tidak memungkinkan jalan raya, jalan rel, dermaga, terminal,
pengangkutan kopi berjalan sesuai jadwal, bandara, dan stasiun kereta api (Munawar,
sehingga kapal yang akan mengangkut 2011: 1). Transportasi tidak dapat
kopi ke luar wilayah harus menunggu lama dipisahkan dalam kehidupan manusia
di pelabuhan, yang berakibat kopi-kopi karena keberadaan transportasi mendukung
yang ada di gudang-gudang penampungan keberlangsungan ekonomi, sosial budaya,
baik di gudang pelabuhan atau pun di politik, dan pertahanan keamanan
gudang pedalaman mutunya menjadi (Herwana, 2012: 2-3).
rendah karena menunggu lama2 di gudang Kereta api adalah kereta yang
penyimpanan. terdiri atas rangkaian gerbong (kereta)
Dengan demikian yang menjadi yang ditarik oleh lokomotif dijalankan
hambatannya adalah segi transportasi dari dengan tenaga uap (atau listrik), berjalan di
perkebunan ke pelabuhan. Para pemilik atas rel (rentangan baja, dan sebagainya),
perkebunan khususnya pemilik swasta digunakan untuk kendaraan umum (Tim
mengharapkan kepada pemerintah untuk Penyusunan KBBI, 2011: 678).
segera merealisasikan jenis transportasi
kereta api. 1. Sejarah Kereta Api
Transportasi adalah pengangkutan Pada akhir tahun 1830, seluruh
oleh berbagai jenis kendaraan sesuai daerah Jawa Barat sudah merupakan
dengan kemajuan teknologi (Tim penghasil bumi yang dimanfaatkan
Penyusunan KBBI, 2011: 1485). pemerintah Belanda. Akan tetapi
Transportasi erat hubungannya dengan Preangerstelsel atau pemungutan upeti di
faktor ekonomi. Bahkan syarat utama bagi daerah-daerah lain di luar Jawa Barat
peningkatan ekonomi adalah transportasi. belum mencukupi kebutuhan pemerintah
Tanpa transportasi sumber kekayaan alam Belanda. Oleh sebab itu diperlukan suatu
tidak dapat diperdayakan. Kekayaan tidak sistem pemungutan pajak atau upeti yang
dapat menjamin pemasukan dana yang
cukup besar, yaitu hasil bumi yang dapat
2
Muhsin, dalam http://pustaka.unpad.ac.id, dipasarkan oleh pemerintah Belanda tanpa
tanggal 20 Maret 2008. ada campur tangan dari bangsa lain.
202 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 197 - 212
Menurut Van den Bosch, perhitungan Usulan Van der Wijk mendapat
cacah di Jawa Barat untuk keluarga dapat tentangan dari pemerintah Belanda,
menghasilkan kopi F1.7 dan untuk mereka berpendapat bahwa pembangunan
pemerintah Hindia Belanda dapat jalan rel akan membuka kesempatan bagi
menghasilkan F1.5. Dengan penghasilan masuknya modal asing. Adapun negeri
itu, petani merasa terjamin hidupnya, Belanda sendiri akan dibebani utang bekas
karena selain menanam kopi, penduduk biaya pembangunan jalan rel dan terancam
masih sempat mengurus ladangnya(Badan kehilangan daerah jajahan mereka yang
Pelaksana Penelitian dan Penyusunan sangat menguntungkan. Mereka lebih
Sejarah Jawa Barat, 1973: 134). menyukai perbaikan pengangkutan yang
Pasaran dunia hanya memerlukan sudah ada dengan cara memperbanyak atau
beberapa jenis hasil bumi seperti kopi, mendatangkan kuda, unta, atau gajah dari
gula, nila, kapas, dan kayu manis. Rakyat luar negeri. Usulan ini juga belum dapat
petani dirasa belum mampu memelihara diterima.
tanaman-tanaman semacam itu. Oleh sebab Pihak yang sependapat dengan
itu rakyat petani diimbau menanam Van der Wijk, justru memandang usulan
tanaman untuk kepentingan penjajah yang tersebut dipandang baik, sehingga
laku di pasaran dunia. Akan tetapi karena pemerintah Kerajaan Belanda
prasarana belum memadai, hasil panenan mengeluarkan Surat Keputusan (Koninklijk
tertimbun di gudang akibat kesulitan Besluit) Nomor 270 tertanggal 28 Mei
pengangkutan. Untuk mengatasi kesulitan 1842 yang menetapkan bahwa pemerintah
angkutan, Pemerintah Belanda akan membangun jalan rel dari Semarang
mendatangkan hewan ternak (kuda dan ke Kedu dan Yogyakarta/Surakarta (Tim
unta) untuk mengangkut hasil bumi dari Telaga Bakti Nusantara 1997:49).
gudang ke pelabuhan. Akan tetapi Pada 1846, Gubernur Jenderal
penambahan jumlah hewan tersebut tidak Hindia Belanda J. Rochussen
memecahkan masalah, disebabkan hewan- mengusulkan kepada pemeritah Belanda
hewan tersebut mati karena membawa agar menolak permohonan konsesi dari
muatan yang melebihi beban normal. pihak swasta yang waktu itu mulai
Timbullah pemikiran untuk membangun berminat untuk menanamkan modalnya di
jaringan rel kereta api di Hindia Belanda. bidang transportasi. Rochussen
Akan tetapi pemikiran untuk membuat berpendapat bahwa pengadaan alat
transportasi kereta api tersebut masih transportasi kereta api hendaknya
menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, ia
untuk membangun sarana transportasi, mengajukan usul agar pemerintah
pemerintah Belanda memiliki dana menyediakan dana sebesar £. 2.500.000,00
terbatas. Terjadinya pro dan kontra untuk biaya pemasangan jalan rel antara
tersebut diawali adanya usulan yang Jakarta dan Bogor. Bertolak dari usulan
diajukan Van der Wijk. Van der Wijk Rochussen, Gubernur Jenderal A.J
mengusulkan agar di Pulau Jawa dibangun Duymaer Va Twist (1851-1865)
alat transportasi. Usulan tersebut muncul mengusulkan agar pemerintah Kerajaan
karena mereka kesulitan transportasi Belanda mempertimbangkan usulan
terutama berkaitan dengan kepentingan konsesi pihak swasta. Usulan Twist
pertahanan dan keamanan serta ekonomi. disetujui oleh parlemen Belanda. Sebagai
Van der Wijk mengusulkan agar bentuk jawabannya, pada 31 Oktober
Pemerintah Belanda membangun jaringan 1852, Pemerintah Kerajaan Belanda
transportasi cepat dari Surabaya ke mengeluarkan Surat Keputusan No. H.22
Batavia melalui Surakarta, Yogyakarta, Ind. Stbl. 1853 No. 4 yang menetapkan
dan Bandung (Irsyam, 2016: 70). pemberian kemudahan bagi kalangan
pengusaha swasta yang bermaksud untuk
Transportasi Kereta Api..... (Lasmiyati) 203
yang tidak jauh dari halte atau pun rel masyarakat yang berdomisili jauh dari
kereta api tersebut. Dengan demikian Bandung yang sengaja datang untuk
jalur trasportasi tersebut dapat membuka melihat kereta api tersebut. Si Gombar
lapangan pekerjaan karena dengan adalah lokomotif jalur pegunungan yang
dibukanya transportasi kereta api, modern dengan nomor seri DD yang
dibangun pula stasiun dan gudang berarti memiliki 8 buah roda besar di
penyimpanan, sebagian masyarakat datang depan, berpasangan empat-empat (D.D.).
sebagai pekerja. Si Gombar buatan pabrik tahun 1924,
Tentunya dengan dibukanya sengaja dibuat untuk jalur tanjakan berat
transportasi kereta api ini kehidupan rakyat wilayah pegunungan Priangan sambil
pun semakin meningkat, sebab hasil mengangkut hasil perkebunan (Kunto,
perkebunan meningkat, perkebunan swasta 2008: 97).
bertambah dan hasil pertanian lebih cepat
terjual, disebabkan sistem
pengangkutan menjadi lancar. Dan yang
lebih menarik lagi adalah timbulnya
warung-warung dan pedagang yang lama
kelamaan akan berdiri sebuah pasar,
khususnya di tempat-tempat
pemberhentian kereta.
Begitu halnya dengan dibukanya
transportasi kereta api di Bandung,
pengaruhnya sangat besar terhadap Gambar 5. Kereta Api Pegunungan yang dibuat
perkembangan ekonomi Kota Bandung 1921.
dan wilayah sekitarnya, terutama jalur Sumber: Dok. R. Oerip Simeon 1953.
simpang kereta api untuk menghubungkan
Bandung dan kota-kota kecil di sekitarnya. Dampak dari dibukanya jalur
Pemasangan rel kereta api ini pada transportasi kereta api dari Bogor ke
dasarnya dititikberatkan pada fungsinya Bandung membuat Kota Bandung menjadi
sebagai: (1) alat angkutan hasil produksi ramai. Masyarakat banyak memanfaatkan
perkebunan wilayah Jawa Barat, yang kala jalur transportasi ini, baik untuk membawa
itu menjadi komoditas ekspor yang laku di hasil perkebunan ataupun sekadar untuk
pasaran dunia; (2) sarana pendukung melancong. Apalagi dengan dibukanya
dalam rencana pemekaran wilayah transportasi kereta api Batavia-Surabaya,
gemeente Bandung di tahun 1919. Hasil para penumpang yang kelelahan di
produksi utama di sekitar Bandung adalah perjalanan memerlukan tempat istirahat
kina, teh, kopi, dan karet, yang pada saat dan tempat makan. Maka pada tahun-
itu merupakan jenis tanaman ekspor tahun tersebut di Bandung juga tumbuh
(Kunto, 2008: 103). Sehingga dampak dari tempat-tempat penginapan seperti hotel,
adanya jaringan transportasi tersebut losmen, dan rumah makan di daerah
pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung sekitar stasiun. Hotel di sekitar Stasiun
tumbuh dan berkembang pesat setelah Bandung tempo dulu biasa diinapi para
terjadinya pembukaan perkebunan di Jawa pejabat Belanda seperti Hotel Andreas
Barat, lebih-lebih setelah dibukanya jalur yang lokasinya di depan Stasiun Bandung
kereta api Batavia ke Bandung yang dan Grand National Hotel (sekarang
melewati Bogor dan Cianjur. Seperti menjadi kantor pusat PT KAI).
halnya kedatangan kereta api pertama kali Memasuki tahun 1941 permintaan
ke pegunungan Priangan yang dijuluki “si hasil perkebunan di Jawa Baratmengalami
Gombar”. “Si Gombar” menjadikan penurunan. Dengan menurunnya
sebuah tontonan yang menarik bagi permintaan hasil perkebunan Jawa Barat di
pasaran dunia, maka sedikit demi sedikit
210 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 197 - 212
jalur kereta api tidak lagi difungsikan. memadai. Sarana yang adasaat itu masih
Kereta hanya digunakan sebagai alat merupakan jalan setapak. Sehingga hasil
angkutan penumpang yang tidak begitu bumi yang seharusnya lebih cepat sampai
menguntungkan. di pelabuhan banyak tertimbun di gudang
Dalam Laporan Tahunan penyimpanan yang berakibat hasil bumi
(jaarverslag) yang dikeluarkan SS cepat membusuk. Para pemilik
(Staatspoor Wegen) tahun 1941, perkebunan pun kemudian mengusulkan
tercantum berbagai kemunduran yang kepada pemerintah Belanda untuk
dialami perkeretaapian, terutama yang membangun sarana transportasi kereta api.
menyangkut bidang peralatan dan suku Di Jawa Barat, pembangunan rel
cadang. Untuk itu kepala laboratorium kereta api dimulai untuk menghubungkan
penelitian bahan-bahan, Prof. Ir. Van Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor).Dari
Alpen de Veer, menyarankan untuk Bogor pembangunan rel kereta api
mengganti besi lapis pada jembatan- dilanjutkan untuk menghubungkan
jembatan kereta api, peremajaan bantalan, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung.
serta mengadakan perbaikan tubuh jalan Pembangunan rel kereta api yang
rel. Adanya laporan tersebut maka menghubungkan Bogor-Sukabumi-
pimpinan SS segera menyusun program Bandung tersebut dibarengi dengan
kerja berupa rencana perbaikan untuk pembangunan emplesemen-emplasemen
jangka waktu 10 tahun. Hal itu dilakukan seperti stasiun, peron, dan ruang tunggu
untuk menghindari kemunduran untuk penumpang. Dalam perjalanan
perkeretaapian baik dari segi teknis waktu, transportasi kereta api yang
maupun ekonomis. Upaya lainnya yang menghubungkan Bogor-Sukabumi-
dilakukan pimpinan SS adalah dimulainya Bandung pada abad ke-19 tersebut tidak
penempatan golongan pribumi pada berjalan mulus. Memasuki tahun 1941,
beberapa pos penting sekalipun masih permintaan hasil perkebunan yang sempat
dalam jumlah terbatas. Di tengah-tengah laku di pasaran Eropa mulai menurun,
perkeretaapian melakukan penataan, akibatnya kereta api hanya berfungsi
pemerintah Belanda dikejutkan adanya sebagai alat angkutan penumpang yang
penyerangan dari tentara Jepang. Belanda tidak begitu menguntungkan. Yang sangat
pun harus mengalami kekalahan pada 8 mengejutkan sekali ketika Pemerintah
Maret 1942 di Subang (Tim Telaga Bakti Belanda harus menyerah kepada
Nusantara, 1997: 142). Jepangpada tahun 1942. Tentara
pendudukan Jepang pun melakukan
D. PENUTUP penutupan jalur-jalur kereta api yang telah
Kopi yang laku di pasaran dunia ada.
ternyata tumbuh subur di dataran
Sukabumi. Bukan hanya kopi, teh juga DAFTAR SUMBER
merupakan hasil bumi yang banyak dicari 1. Jurnal, Makalah, Laporan Penelitian
dan tumbuh subur di dataran Bogor dan
Bandung. Adanya hasil bumi yang laku di Hardjasaputra, A.Sobana.2002.
pasaran dunia tersebut, mendorong dua “Perubahan Sosial di Bandung 1810-
orang pengusaha dari Belanda Van Rie 1906”. Disertasi. Depok: Program
Pascasarjana Fakultas Ilmu dan Budaya
Beek dan Zwadecroon untuk membeli
Universitas Indonesia.
tanah seluas 5/12 dari luas wilayah di
Sukabumi, tanah tersebut kemudian Herwana, Sutiawan. “Perkembangan
ditanami kopi. Hasil bumi yang tumbuh Transportasi Darat di Sukabumi,
subur khususnya di Bogor, Sukabumi, dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi dan Perkembangan Kota Tahun
Bandung tersebut masih terkendala
1881-1942” dalam students e-journal.
adanya sarana transportasi yang belum
Transportasi Kereta Api..... (Lasmiyati) 211
www.jurnal.fib.uns.ac.id, tanggal 23
April 2017, jam. 04.19.
Muhsin, Mumuh Z. dalam “Terbentuknya
Keresidenan Priangan”, diakses dari
www. pustakaunpad.ac.id, tanggal 20
Maret 2008, jam. 13.48.
“Sejarah Sukabumi”, diakses dari
www.Sukabumikab.go.id, tanggal 7 Mei
2017, jam. 16.13.