Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-
lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994
dalam Nugroho. W, 2000). Dengan kata lain, proses menua merupakan tahap
lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai
dari kemunduran secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim
dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser
dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar
dan tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan
berguna bagi lingkungannya. Secara global, bila ditinjau dari aspek
peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi kependudukan yang
oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan
Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan
pada angka morbiditas (S. Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan
pihak swasta dan masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas)
dan kematian (mortalitas) lansia. Salah satu wujud upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah dengan disahkannya UU No.
13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara
Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian
Bantuan bagi Orang Jompo (R. Siti Maryam, dkk., 2012).

1
1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses penuaan?
2. Bagaimana batasan lanjut usia?
3. Bagaimana proses tahapan penuaan?
4. Apa yang dimaksud teori proses menua “Penurunan Imunitas”?

1.3Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari proses penuaan
2. Mengetahui dan memahami batasan lanjut usia
3. Mengetahui dan memahami proses tahapan penuaan
4. Mengetahui dan memahami teori proses menua “Penurunan Imunitas”

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari proses menua


Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring
dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif
(Constantinides, 1994 dalamR. Siti Maryam, dkk: 2012).
Aging process (proses penuaan) akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara teori perkembangan
manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan
akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahundalam
perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini. Pada usia
ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk
menyambutb hal tersebut agar nantinya tidak menimbulkan fisik, mental,
sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho. W, 2000)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa
atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut
usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau
juga suatu kecacatan.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.

3
2.2 Batasan Lanjut Usia
World Health Organization (WHO) menyebutkan batasan-batasan usia
lanjut adalah, sebagai berikut:
1. Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun,
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun,
3. Usia lanut tua (old) antara 75-90 tahun,
4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI), lanjut usia dibagi menjadi
empat bagian
1. Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
2. Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
3. Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
4. Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia

2.3 Proses Tahapan Penuaan


Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa
tahapan atau fase, sehingga kita memiliki kesempatan untuk menghambatnya,
salah satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian krim atau
pelembab untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak
cepat kering atau keriput. Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis
Pasadena anti-aging, AS, Proses penuaan terjadi secara bertahap dan secara
garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase:
1) Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi
hormon mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Pada
tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu
hormon testosteron, growth hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan
radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA, mulai memengaruhi
tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan
radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan ini biasanya
tak tampak dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang merasa dan tampak

4
normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini mulai
terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh
pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang
berusia 35 tahun.
2) Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan.
Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata
mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata
berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun
berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia muda,
kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
3) Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas.
Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya
berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut
menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada
masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi/kulit
menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita,
juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi
cepat lelah. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis,
hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang dan menjadi
sesuatu yang sangat mengerikan.
Karena proses penuaan ini terjadi melalui beberapa tahapan,
sebenarnya ada banyak waktu untuk menghambatnya. Cepat lambatnya
proses penuaan, 30% dipengaruhi oleh faktor genetika/keturunan dan 70
% lebih dipengaruhi oleh gaya hidup. Kalau anggota keluarga cenderung
awet muda. Kita pun besar kemungkinan akan berpenampilan awet
muda. Gaya hidup yang penuh stres, kurang istirahat, banyak makan
makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang gerak serta hidup di
lingkungan yang penuh polusi akan merusak sel sehingga menjadi lebih
tua. Akibatnya, kita pun mengalami penuaan usia biologik. Namun,

5
kondisi ini dapat dihindari dengan program anti aging baik yang
dilakukan sendiri maupun dengan bantuan medis. Misalnya: Seseorang
yang rajin berolahraga, terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit
kardiovaskuler. Olah raga ringan di sela aktivitas seperti senam, lari atau
jalan cepat sebaiknya sering dilakukan.

2.4 Teori Proses Menua “Penurunan Imunitas”


Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam system imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan
mereka terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka
lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi.
Seiring dengan berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan
dalam respons autoimun tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka
mungkin mengalami penyakit autoimun seperti arthritis rheumatoid.
Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus, dimana
berat dan ukuran kelenjar timus akan menurun sering bertambahnya umur
sehingga mempengaruhi kemampuan diferensiasi sel T dalam tubuh dan
mengakibatkan menurunnya respons tubuh terhadap benda asing didalam
tubuh.
Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit-T, di samping
perubahan juga terjadi pada Limposit-B. Perubahan yang terjadi
meliputipenurunan sistem imun humoral, yang dapat menjadi faktor
predisposisi pada orang tua untuk:
a) Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan
kanker
b) Menurukan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan agresif
memobillisasi pertahanan tubuh terhadap patogen
c) Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin
mening berdampak pada semakin meningkatnyyaa resiko terjadinya
penyakit yang berhubungan dengan autoimmun.

6
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali
dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan
tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto
antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang
menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
(Suhana, 1994)
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem
limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali
dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan
tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.

7
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto
antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang
menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
(Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir
penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat
perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara
adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-
macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit.
(kronik dan akut).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan
dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus
memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan
menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut
termasuk aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan
demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat
merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.

3.2 Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap
manusia, untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang
yang dapat menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda.
Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat
melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar.
Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini dapat menjadi
salah satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun
sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Dep Kes R.I.

10

Anda mungkin juga menyukai