Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan dan Penanganan anak diare di rumah
Sasaran : Pasien dan Keluarga di ruang melati RSUD Tugurejo
Tempat : Ruang melati RSUD Tugurejo Semarang
Waktu : 08.00 WIB
Hari – Tanggal : Rabu 31 Oktober 2018
I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga dapat mengerti dan memahami
tentang penanganan diare pada anak di rumah.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :
a. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang penanganan diare pada anak di
rumah.
b. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penyebab penanganan diare pada anak
di rumah.
c. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala penanganan diare
pada anak di rumah.
d. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang pertolongan pertama
penanganan diare pada anak di rumah.
e. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui perawatan diare pada anak di rumah.
III. SASARAN
Pasien dan Keluarga pasien yang berada di ruang Melati RSUD Tugurejo
Semarang.
IV. MATERI
a. Definisi
b. Penyebab
c. Tanda dan Gejala
d. Penatalaksanaan
V. METODE
Ceramah
Diskusi / Tanya Jawab
VI. MEDIA
lembar balik
Leaflet
VII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang melati RSUD Tugurejo Semarang
2. Evalusai proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mengetahui tentang Definisi diare
Keluarga mengetahui tentang penyebab diare
Keluarga dapat mengetahui tentang tanda dan gejala diare
Keluarga mengerti dan mengetahui perawatan dan penanganan diare pada
anak di rumah.
Keluarga mengetahui penatalaksanaan penanganan diare pada anak di rumah.
4 Penutup :
5 menit
Menarik kesimpulan Memperhatikan, memberi salam
Beri motivasi penutup
Salam penutup
I. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang
masih tinggi, survey morbiditas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
tahun 2006 angka kesakitan ini meningkat dibandingkan dengan hasil survei
tahun 2000. Jumlah kejadian luar biasa pada tahun 2008 terjadi 49 KLB, dengan
jumlah pendwerita 8133 orang, meninggal 239 (CFR 2,94%) sedang tahun 2009
terjadi 24 KLB, dengan jumlah penderita meninggal 5756 orang meninggal 100
(CFR 1,74%).
Kematian balita karena penyakit diare juga masih sangat tinggi di
Indonesia, bahkan sejak tahun 2011 terlihat terjadi peningkatan angka kematian
balita karena penyakit diare. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat
bahwa pengobatan diare sebenarnya tidak terlalu sulit.
Penggunaan oralit dibeberapa negara sangat menurun termasuk di
Indonesia. Berdasarkan hasil survey IDHS hanya 35% dari balita diare diberikan
ORALIT. Selama ini masyarakat telah mengenal ORALIT sebagai obat diare
yang sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1970-an dan dengan
diperbaruhinya tatalaksan diare dengan menggunakan ZINC dan ORALIT
sebagai obat diare.
II. DIARE
A. DEFINISI
Berdasarkan definisi dari WHO, salah satu lembaga PBB mendefinisikan
bahwa diare adalah suatu kondisi dmana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari
Penyebab kematian balita yang diare terjadsi karena dehidrasi, terutama pada
balita yang kekurangan gizi atau penderita gizi buruk.
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubh yang terjadi akibat diare. Terjadi
karwena cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.
B. DERAJAT DEHIDRASI DIARE
1. Diare tanpa dehidrasi
Kehilangan cairan < 5% Berat badan penderita diare. Tanda-tandanya:
Balita tetap aktif
Memiliki keinginan umtuk minum seperti biasa
Mata tidak cekung
Turgor kembali segera.
2. Diare dehidrasi ringan / sedang
Kehilangan cairan 5-10% Berat badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
Gelisah atau rewel
Mata cekung
Ingin minum terus/ rasa haus meningkat
Turgor kembali lambat.
D. MANIFESTASI KLINIK
a. Anak tidak mau minum atau minum susu
c. Berak berdarah
d. Muntah berulang
e. Demam.
E. PENATALAKSANAAN DIARE
Kematian karena diare dapat dihindari jika diberikan :
Cairan rumah tangga, ORALIT, ZINC, makanan sesuai umur (saat diare dan
selama masa penyembuhan) dan mengobati penyakit penyerta.
Bila tejadi diare, segera bawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat sesuai dengan
tatalaksana diare.
ORALIT
Oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Manfaat ORALIT
ORALIT diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang terbuang saat diare. Walaupn air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi , air inum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga
lebih diutamakan ORALIT. Campuran glukosa dan garam yang
terkandung dalam ORALIT dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan ORALIT dengan
osmolaritas rendah. Berdasarkan penelitian dengan ORALIT osmolaritas
rendah diberika kepada penderita diare akan :
a. Mengurangi volume tinja hingga 25 %
b. Mengurangi mual muntah hingga 30 %
c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.
Membuat dan memberikan larutan ORALIT
1. Cara membuat atau mencampur larutan oralit
a. Cuci tangan dengan air dan sabun
b. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak/ air teh (200 cc)
c. Masukkan satu bungkus ORALIT 200 cc
d. Aduk sampai larut benar
e. Berikan larutan ORALIT kepada balita.
2. Cara memberikan larutan ORALIT
a. Berikan dengan sendok atau gelas
b. Berikan sedikit-sedikit sampai habis, atau hingga anak tidak
kelihatan haus
c. Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan
dengan sabar sesendok setiap 2 atau 3 menit.
d. Walau diare berlanjut, ORALIT tetap diteruskan
e. Bila larutan ORALIT pertama habis, buatkan satu gelas larutan
ORALIT berikutnya.
MEMBERI MAKANAN
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke
atas)penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Sering sekali balita yang terkena
diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi
akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan
meningkatkan risiko anak terkena diare kembali.
Oleh karena perlu diperhatikan:
1. Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
bahkan meningkatkanpemberian ASI selama diare dan selama masa
penyembuhan (bayi 0-24 bulan atau lebih).
2. Dukungan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-
6 bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula
berikan konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan
menyusu lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan
diberikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI
memiliki antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh
bayi.
3. Anak usia 6 bulan keatas, tingkatkan pemberian makan:
Makanan pendamping ASI (MP-ASi) sesuai umur pada bayi 6-24 bulan
dan sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan
keluarga secara bertahap
4. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2
minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
Pemberian makan sesuai umur sangat penting saat sakit maupun
sehat
1. Anjuran pemberian makan anak usia 0-6 bulan saat sehat maupun sakit
termasuk saat diare
Berikan hanya ASI saja, jangan khawatir ASI saja cukup
memenuhi kebutuhan bayi hingga bayi berusia 6 bulan.
Susui bayi, pagi, siang, malam hari (minimal 8 kali sehari)
Semakin sering anak disusui, semakin banyak ASI yang keluar jadi
susui anak sesering mungkin, pasti anak sehat.
2. Anjuran pemberian makan anak usia 6-9 bulan saat sehat maupun sakit
termasuk saat diare
Berikan ASI dulu, Kemudian MP-ASI
Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-
buahan.
Berikan makanan selingan 2 kali sehari
3. Anjuran pemberian makan anak usia 9-12 bulan saat sehat maupun
sakit termasuk saat diare
Teruskan berikan ASI
Berikan MP-ASI yang lebih padat contohnya bubur nasi, nasi tim,
dan nasi lembek.
4. Anjuran pemberian makan anak usia 12-24 bulan saat sehat maupun
sakit termasuk saat diare
Mulai umur 1 tahun, berikan makanan orang dewasa: nasi, lauk
pauk, dan sayur
Beri makan 3 kali sehari, masing-masing 1/3 piring orang dewasa
Beri makanan selingan 2 kali sehari
Teruskan berikan ASI atau perasan buah
Ajari makan sendiri
Beri makanan selingan bergizi 2 kali sehari diantara waktu makan.
5. Balita umur 2 tahun lebih
Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi
makan orang dewasa
Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu
makan.
PROGAM S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2018