Epidemiologi dan Biostatistika, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang
Abstract
___________________________________________________________________
Cockroaches are one of the most residential pests that can act as the most common vector of diseases. The use of
insecticides can lead to cockroach resistance. One of the most effective controls is to use plant-based insecticide as
a repellent. The bay leaves and kaffir lime leaves contain essential oils with different ingredients, therefore the
purpose of this study is to prove the difference in effectiveness of bay leaves (Syzygium polyanthum) and kaffir
lime leaves (Citrus hystrix) as natural repellent for American cockroaches (Periplaneta americana).Method of
research is true experimental by post test only with control group design, five variations are 1,25 gr, 2,5 gr, 5 gr
dan 10 gr with four times repetitions. Protection ability of 5 gr of kaffir lime leaves most repel cockroaches is
84%, 10 gr of bay leaves most repel cockroaches is 80,5%. The conclusions, this research is a difference of
effectiveness of kaffir lime leaves and bay leaves to repel cockroaches (p = 0.001 <0.05).
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: ekiseptiani26@gmail.com
154
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
155
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
alam, dan cara pembuatannya relatif mudah (3,69%). Daun jeruk purut mengandung minyak
(Asmaliyah, 2010). atsiri yang didalamnya terdapat senyawa
Selain mempunyai kelebihan insektisida linalool yang dapat digunakan sebagai bahan
nabati juga mempunyai kekurangan yaitu daya penolak serangga (repellent) (Abidatun, 2013).
kerjanya relatif lambat, tidak membunuh jasad Kedua sediaan tanaman tersebut pada
sasaran secara langsung, kadang-kadang harus penelitian terdahulu di ujicobakan pada spesies
diaplikasikan atau disemprotkan secara kecoa yang berbeda yaitu Periplaneta americana
berulang-ulang, tidak tahan disimpan dan tidak dan Blatella germanica. Periplaneta americana
tahan sinar matahari (Hasanah, 2012). mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan
Salah satu tanaman yang mengandung kandungan minyak atsiri dari masing-masing
minyak esensial dan konstituennya telah sediaan daun yang berbeda. Selain itu daun
diusulkan sebagai alternatif pengendalian yang salam sudah lama dipercaya dapat digunakan
potensial untuk digunakan sebagai agen kontrol untuk mengusir kecoa. Tanaman- tanaman
serangga. Senyawa tumbuhan yang diduga tersebut adalah tanaman lokal Indonesia yang
berfungsi sebagai insektisida diantaranya kerap dijumpai di masyarakat dan dapat mudah
golongan sianida, saponin, tannin, flavonoid, tumbuh sehingga perlu adanya evaluasi
alkaloid, steroid, dan minyak atsiri (Isman, perbandingan keefektifan dari kedua sediaan
2006). dengan perlakuan yang sama sehingga dapat
Salah satu tanaman yang berpotensi dimanfaatkan dengan maksimal oleh
sebagai insektisida adalah daun salam (Syzygium masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukannya
polyanthum). Daun salam sebanyak 5 gram yang penelitian mengenai perbandingan efektivitas
dipotong kecil-kecil terbukti dapat menjadi zat daun jeruk purut (Citrus hystrix) dan daun salam
penolak alami bagi kecoa Amerika (Periplaneta (Syzygium polyanthum) sebagai zat penolak alami
americana) dewasa selama 72 jam (Mahardianti, bagi kecoa Amerika (Periplaneta americana L.)
2014). yang bertujuan untuk membuktikan perbedaan
Minyak atsiri dalam daun salam efektivitas daun salam (Syzygium polyanthum)
mengandung sitral, seskuiterpen, lakton, dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) sebagai zat
eugenol dan fenol. Selain itu senyawa yang penolak alami bagi kecoa Amerika (Periplaneta
terkandung dalam daun salam antara lain americana L.).
saponin dan polifenol (Utami, 2013). Senyawa
eugenol yang terdapat pada daun salam dapat METODE
digunakan untuk membasmi kecoa di rumah
(Mahardianti, 2014). Berdasarkan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah
Arintawati (2000) dalam Oktansyah (2013) eksperimen murni (true eksperiment) dengan
komponen ekstrak daun salam diketahui rancangan penelitian posttest only control group
mengandung senyawa terpenoid sebanyak 34,6 design. Prosedur pengambilan sampel dalam
% yang terdiri atas seskuiterpen, yaitu β– penelitian ini adalah dengan metode purposive
cariopillen dan monoterpen, yaitu α–pinen, sampling. Sumber data pada penelitian ini
eugenol, dan linalool. menggunakan data primer yaitu dengan
Penelitian terbaru dari Amin (2016) mencatat perilaku kecoa Amerika (Periplaneta
menunjukkan bahwa daun jeruk purut yang americana L.) yang menjauhi umpan setelah
dihaluskan dengan cara diblender dapat diberi daun jeruk purut dan daun salam serta
digunakan sebagai penolak alami bagi kecoa kontrol selama penelitian. Penelitian
Blatella germanica dewasa. Daun jeruk purut tua dilaksanakan di Laboratorium Insektarium
lebih efektif dibandingkan daun jeruk purut Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri
muda. Menurut Koswara (2009) kandungan Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah
dari jeruk purut adalah citronellal (81,49%), sejumlah kecoak yang dikembangbiakkan di
sitronelol (8,22%), geraniol (0,31%), linalool Laboratorium Insektarium Biologi Fakultas
156
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
30 cm
10,5 cm
A1 A2
Umpan
B
Sedian daun
daunn 18,5 cm
13 cm 13 cm
4cm
4 cm
157
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
Tabel 1. Persentase Rata-Rata Kecoa yang Menghindar Setelah Pemberiaan Sediaan Daun Salam
Replikasi I-IV
Persentase Jumlah Kecoa yang Menghindar dari Sediaan Daun Salam
No Replikasi
8 jam 12 jam 24 jam 48 jam 72 jam Jumlah Rata-rata Persentase
1. Salam 1,25 gr 12 14 15 16 10 67 3,4 34%
2. Salam 2,5 gr 15 18 18 21 17 89 4,45 44,5%
3. Salam 5 gr 27 31 32 36 30 156 7,8 78%
4. Salam 10 gr 26 31 34 38 32 161 8,5 80,5%
Tabel 2. Persentase Rata-Rata Kecoa yang Menghindar Setelah Pemberiaan Sediaan Daun Jeruk
Purut Replikasi I-IV
Jumlah Kecoa yang Menghindar
Rata-
No Replikasi Berdasarkan Waktu (Jam) Jumlah Persentase
rata
8 12 24 48 72
1. jeruk purut 1,25 gr 13 15 16 19 14 77 3,8 38%
2. jeruk purut 2,5 gr 16 18 19 22 21 96 4,8 48%
3. jeruk purut 5 gr 28 31 37 38 34 168 8,4 84%
4. jeruk purut 10 gr 25 30 36 38 31 160 8,0 80%
apabila terjadi perbedaan jumlah kecoa yang saat perlakuan tidak dimungkinkan karena
menghindar karena sediaan repellent antar pengaruh kelembaban pada ruangan pengujian.
kelompok uji, maka perbedaan tersebut tidak Pengukuran cahaya pada tempat
disebabkan oleh suhu tempat pengujian. pengujian dari hari ke 1 sampai dengan hari ke 3
Sehingga kecoa yang menjauh pada kotak dengan 4 kali replikasi diketahui berkisar pada
perlakuan tidak dimungkinkan karena pengaruh nilai yang sama setiap harinya yaitu 5 lux.
suhu tempat penelitian. Pengukuran Selama pengujian berlangsung tidak terjadi
kelembaban pada tempat pengujian dari hari ke pemaparan sinar matahari secara langsung pada
1 sampai dengan hari ke 3 dengan 4 kali kecoa karena tertutup oleh dinding-dinding
replikasi diketahui berkisar 70-73% dengan pada laboratorium sehingga cahaya tidak
rata-rata kelembaban sebesar 71,9%. Hal ini mempengaruhi perilaku kecoa.
sesuai dengan standart kelembaban yang baik Dalam hal ini faktor lingkungan yang ada
untuk kecoa adalah >70% (Amin, 2016). di laboratorium sebagai tempat pengujian kecoa
Kelembaban merupakan banyaknya uap Amerika (Periplaneta americana L.) tidak
air yang terkandung dalam udara. Pada mempengaruhi aktivitas kecoa. Aktivitas kecoa
umumnya serangga membutuhkan kelembaban yang menjauhi umpan dengan pemberian
tinggi bagi tubuhnya yang dapat diperoleh sediaan daun jeruk purut dan daun salam bukan
langsung melalui udara dan tanaman yang karena disebabkan oleh faktor lingkungan yang
mengandung air. Kelembaban pada tempat berupa cahaya namun disebabkan karena
penelitian harus diperhatikan, agar tidak memang dari perlakuan pemberian kedua
menjadi pemicu timbulnya faktor lain yang sediaan pada kotak perlakuan.
mempengaruhi menghindarnya kecoa selain Daya proteksi dari sediaan daun salam
karena sediaan daun salam dan daun jeruk. dan daun jeruk purut bersifat fluktuatif. Sediaan
Kelembaban pada tempat penelitian yang tidak daun jeruk purut dan daun salam dapat
sesuai akan menyebabkan kecoa tidak nyaman bertahan selama 72 jam, dimana pada 48 jam
dan stress, sehingga kecoa yang menghindar perlakuan (hari ke-2) terjadi peningkatan dan
tidak dikarenakan sediaan daun salam dan mengalami penurunan pada 72 jam (hari ke-3)
daun jeruk yang diberikan, tetapi karena faktor pengamatan. Terjadinya peningkatan sediaan
kelembaban yang tidak optimal. daun dalam menolak kecoa pada 48 jam (hari
Kelembaban pada saat penelitian ke-2) perlakuan dikarenakan kemampuan daun
memenuhi standar kelembaban untuk pengujian dalam melepaskan senyawa minyak atsiri dan
kecoa sehingga kecoa yang menghindar pada membran sel meningkat dibandingkan hari
158
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
pertama dimana aroma yang dihasilkan sudah mendukung daun salam dapat berperan sebagai
menyebar di dalam kotak perlakuan, pada hari repellent adalah tanin dan flavonoid. Flavonoid
pertama kondisi daun masih segar. Hal ini berfungsi mengganggu respirasi dan
sejalan dengan Khasanah (2015) pada daun menyebabkan penurunan fungsi oksigen
yang masih segar sel-sel minyak masih tertutup menyebabkan segala gangguan syaraf dan
sehingga proses keluarnya minyak dari daun gangguan spirakel yang berakhir pada kematian
tersebut masih sulit serta minyak yang keluar pada serangga (Utami, 2017).
sedikit. Hasil pengamatan yang dilakukan untuk
Pada 72 jam (hari ke-3) perlakuan terjadi mengetahui pengaruh sediaan daun jeruk purut
penurunan dimungkinkan karena kondisi daun (Citrus hystrix) sebagai repellent terhadap
yang sudah layu sehingga kemampuan dalam menghindarnya kecoa rumah (Periplaneta
aroma dari minyak atsiri berkurang, sehingga americana L.) selama 72 jam, didapatkan hasil
efektivitasnya dalam menolak kecoa Amerika bahwa sediaan daun jeruk purut yang dapat
(Periplaneta americana L.) menjadi berkurang. mengusir kecoa paling banyak adalah sediaan
Hal ini sejalan dengan pendapat (Kardinan, dengan berat 5 gr dengan kemampuan mengusir
2007) semakin lama kemampuan daya tolaknya rata-rata selama 72 jam sebesar 84% kecoa.
semakin rendah, hal ini diduga karena sifat Penelitian ini sejalan dengan Usadevaa (2007)
umum minyak atsiri yang mudah menguap. Hal dimana minyak atsiri dari jeruk purut (Citrus
ini juga dikarenakan komponen penyusun hystrix) memiliki nilai repellent paling baik yaitu
minyak atsiri pada daun yang disimpan mencapai 100% terhadap kecoa B. germanica di
diperkirakan berkurang atau hilang akibat laboratorium dibandingkan dengan minyak
adanya proses penguapan, oksidasi dan atsiri dari bahan lain yaitu temu kunci
resinifikasi yang terjadi sehingga mengakibatkan (Boesenbergia rotunda) (95%), kunyit (Curcuma
komponen minyak atsiri yang dihasilkan longa) (95%), lada (Piper nigrum) (95%), jahe
semakin tidak lengkap dengan semakin lama (Zingiber officinale) (95%) dan Litsea cubeba (90%).
pengeringan daun. Penelitian ini juga diperkuat dengan
Berdasarkan tabel 1 hasil pengamatan penelitian Amin (2016) dimana daun jeruk
yang dilakukan selama 72 jam, didapatkan purut tua dapat menolak kecoa German (Blatella
hasil bahwa sediaan daun salam yang dapat germanica) sebesar 81,8% dibandingkan dengan
mengusir kecoa paling banyak adalah sediaan daun jeruk muda. Hal ini dimungkinkan karena
dengan berat 10 gr dengan kemampuan senyawa citronellal yang terkandung pada
mengusir rata-rata selama 72 jam sebesar 80,5% sediaan daun jeruk purut berperan sebagai
kecoa. Hal ini sejalan dengan Erli, (2015) bahan insektisida yang bekerja sebagai
dimana minyak atsiri daun salam (S. polyanthum antifeedant dan repellent, demikian halnya dengan
Walp) pada tingkat pemakaian 0,4 ml juga sesquiterpen diduga dapat mempengaruhi
berpengaruh terhadap tingkat aktivitas serangga perkembangan serangga (Yuliani, 2005). Selain
yaitu rayap tanah dengan tingkat mortalitasnya. bersifat menolak serangga, citronelal dapat
Hal ini juga diperkuat dengan penelitian Lestari bersifat kontak dengan serangga. Hal ini sesuai
(2016) bahwa ekstrak daun salam (Syzygium dengan hasil dari penelitian Khasanah (2015)
polyanthum) juga berpengaruh sebagai repellent bahwa kandungan terbesar dalam minyak atsiri
nyamuk Aedes aegypti terdapat pada konsentrasi daun jeruk purut adalah citronellal yakni
dosis 55% dengan rata-rata efektivitas 89,91%. 64,15%, selain citronellal (64,15%) komponen
Menurut Sinta (2010) minyak atsiri utama dari minyak atsiri daun jeruk purut
mempunyai daya repelent, tetapi daya repelent (Citrus hystrix) adalah beta-citronellol (10,71%),
sangat tergantung kepada konsentrasi yang trans-caryophillene (5,54%), dan linalool
diaplikasikan, artinya semakin tinggi (5,31%). Linalool merupakan salah satu
konsentrasi minyak atsiri yang digunakan, maka senyawa yang terdapat dalam daun jeruk
semakin besar daya repelannya. Zat yang merupakan senyawa kimiawi tanaman yang
159
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
memiliki bau menyengat dan sangat tidak pestisida yaitu takaran yang terlalu tinggi dan
disukai serangga. Kandungan linalool yang intensitas penggunaan pestisida menyebabkan
terdapat pada daun jeruk purut dapat digunakan tekanan seleksi semakin besar dan proses
sebagai bahan penolak serangga (repellent). berkembangnya resistensi menjadi lebih cepat.
Geraniol bersifat sebagai racun lambung yang Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan
menyebabkan keracunan (Rahmi (2013); tanaman yang sangat potensial, murah dan
Abidatun (2013)). mudah didapatkan. Kedua tanaman merupakan
Pengamatan pada penelitian mengenai tanaman yang dapat digunakan sebagai
perbedaan efektivitas sediaan daun jeruk purut repellent yang ramah lingkungan karena mudah
(Citrus hystrix) dan sediaan daun salam terurai di alam, sehingga perlu adanya
(Syzygium polyanthum) yang dilakukan di pengembangan dan pengujian lebih lanjut agar
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES selama dapat memanfaatkan tanaman jeruk purut
72 jam menunjukkan adanya kecoa Periplaneta (Citrus hystrix) secara maksimal sebagai
americana yang menghindari/menjauhi ruang insektisida nabati. Meskipun kemampuan daya
perlakuan yang diberikan sediaan daun salam tolak daun jeruk purut ini belum seefektif bahan
(Syzygium polyanthum) dan daun jeruk purut kimia, namun bahan alami ini diharapkan lebih
(Citrus hystrix). Berdasarkan hasil penelitian, aman untuk digunakan, khususnya pada
dapat diketahui bahwa ada perbedaan individu yang peka terhadap DEET dan
efektivitas antara pemberiaan sediaan dengan insektisida kimia lainnya (Koren, 2003).
daun salam dan pemberian sediaan daun jeruk
purut selama pengamatan 72 jam dengan nilai PENUTUP
p= 0,001. Sediaan daun salam yang dapat
mengusir kecoa paling banyak adalah sediaan Sediaan daun salam (Syzygium
dengan berat 10 gr dengan kemampuan polyanthum) yang dapat mengusir kecoa paling
menolak rata-rata selama 72 jam sebesar 80,5% banyak adalah sediaan dengan berat 10 gr
kecoa, sedangkan sediaan daun jeruk purut yang dengan kemampuan mengusir rata-rata selama
dapat mengusir kecoa paling banyak adalah 72 jam sebesar 80,5% kecoa. Sediaan daun
sediaan dengan berat 5 gr dengan kemampuan jeruk purut (Citrus hystrix) yang dapat mengusir
menolak rata-rata selama 72 jam sebesar 84% kecoa paling banyak adalah sediaan dengan
kecoa. Dapat dikatakan sediaan daun jeruk berat 5 gr dengan kemampuan mengusir rata-
purut mempunyai daya tolak (repellent) lebih rata selama 72 jam sebesar 84% kecoa. Ada
besar yaitu 84% dibandingkan dengan sediaan perbedaan efektivitas antara pemberiaan sediaan
daun salam yaitu 80,5%. dengan daun salam (Syzygium polyanthum)
Berdasarkan uji probit berat sediaan daun dan pemberian sediaan daun jeruk purut (Citrus
jeruk purut yang dapat menolak kecoa sebesar hystrix) selama pengamatan 72 jam dengan nilai
50% adalah 1,853 gr, berat sediaan yang dapat p= 0,001. Dengan uji probit berat sediaan daun
menolak kecoa sebesar 90% adalah 8,152 gr. jeruk purut yang dapat menolak kecoa sebesar
Sediaan daun salam yang dapat menolak kecoa 50% adalah 1,853 gr, berat sediaan yang dapat
sebesar 50% adalah 2,445 gr, berat sediaan yang menolak kecoa sebesar 90% adalah 8.152 gr.
dapat menolak kecoa sebesar 90% adalah 11,697 Sediaan daun salam yang dapat menolak kecoa
gr. Hasil dari uji probit menunjukkan bahwa sebesar 50% adalah 2,445 gr, berat sediaan yang
sediaan jeruk purut dengan berat yang lebih dapat menolak kecoa sebesar 90% adalah 11,697
sedikit dapat menolak kecoa dengan jumlah gr.
yang sama dengan sediaan daun salam. Takaran Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu
sediaan yang terlalu banyak dapat menyebabkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan
terjadinya resistensi, hal ini sesuai dengan mengembangkan pengujian daun jeruk purut
Djojosumarto (2008) faktor operasional dan daun salam dalam bentuk sediaan lain.
terjadinya resistensi dalam teknik aplikasi
160
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
161
Eki Septiani Putri / Efektivitas Daun Cytrus / HIGEIA 1 (4) (2017)
162