Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang

memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah sumber daya ekonomi

sektor publik dikelola bukan untuk mencari laba sehingga biasa disebut

sebagai organisasi nirlaba. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan. Organisasi sektor publik

muncul dengan berbagai bentuk dalam masyarakat, sebagian besar

merupakan organisasi pemerintahan, seperti pemerintahan pusat maupun

pemerintahan daerah (Nordiawan:2006)

Untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

pelayanan, pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam rangka

penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efisien, efektif dan

bertanggungjawab. Salah satu bentuk tanggungjawab tersebut diwujudkan

dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif kepada

masyarakat luas, termasuk informasi keuangan daerah. Masyarakat

merupakan pengguna utama dari laporan keuangan, karena secara tidak

langsung masyarakatlah yang memberikan kekuasaan/mandat kepada

pemerintah untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan tujuan

mensejahterakan masyarakat itu sendiri. Dengan diungkapkannya laporan

keuangan pemerintah kepada masyarakat diharapkan agar masyarakat dapat

menilai kinerja pemerintahan dan memberikan respon atau koreksi apabila

1
2

laporan yang disajikan tidak menunjukan keefektifan kinerja maupun

penerapan akuntabilitas dan tranparansi pengurusan keuangan pemerintah

daerah (Warsito, Abdul dan Handayani : 2008)

Beberapa alasan sehingga pengukuran kinerja sektor publik sangat

penting sebagai strategi untuk memperkuat daya kompetensi sektor publik,

yaitu : 1) sebagai fasilitas pembelajaran untuk perbaikan layanan, 2) sebagai

pembelajaran memperbaiki praktik manajemen, 3) sebagai alat pelaporan

akuntabilitas dan transparansi. (Robinson, 2002:41) Pengukuran kinerja

digunakan untuk menilai keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan

kegiatan, dan program maupun kebijakan sesuai dengan sasaran tugas yang

telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah

(Pemda).

Karakteristik sektor publik yang dapat membedakannya dengan sektor

swasta menurut Funnell dan Cooper (1999:3) ada empat yang pertama,

sumber dana, suatu organisasi dikategorikan sektor publik jika seluruh atau

sebagian besar pendanaannya berasal dari pemerintah. Kedua, adalah tingkat

kepemilikan, organisasi yang dapat membiayai sebagian besar operasinya dari

pendapatannya secara mandiri. Yang ketiga, yaitu manajemen organisasi dan

keempat adalah akuntabilitas organisasi. Berdasarkan pendapat Funnell dan

Cooper tersebut, peneliti mengkonversikan kedalam karakteristik Pemda

sebagai organisasi sektor public yang digunakan untuk mengukur kinerjanya.

Pertama Tingkat Kemandirian daerah yang mencerminkan sumber dana yang

diberikan oleh pemerintah pusat kepada Pemda berupa Dana Alokasi Umum
3

(DAU) yang sesuai dengan penjelasan sumber dana. Kedua adalah tingkat

kepemilikan atau tingkat kekayaan daerah yang diukur dengan Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Ketiga adalah ukuran Pemda yang diukur dari total aset

yang dimiliki sehingga dapat mencerminkan manajemen organisasi yang

dilakukan. Keempat adalah belanja modal yang dapat menunjukan

akuntabilitas suatu Pemda dari perincian belanja daerah yang dilaporkan

sebagai wujud pertanggungjawabkan pelaksanaan kebijakan sesuai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mustikarini dan Fitria (2012) yang menyatakan bahwa

karakteristik pemda yaitu, ukuran daerah, kekayaan daerah, tingkat

ketergantungan daerah, belanja modal dan temuan audit BPK berpengaruh

secara signifikan terhadap skor kinerja pemerintah daerah. Hal ini

mencerminkan bahwa ukuran pemerintah, kekayaan daerah (PAD) yang besar

memiliki skor kinerja yang tinggi. Sebaliknya dengan belanja modal dan

temuan audit BPK yang semakin besar menunjukan tingkat kinerja yang

semakin tidak baik. Penelitian yang sama dilakukan oleh Sudarsono dan

Rahardjo (2013) tentang Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan

Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah daerah, penelitian yang

termotivasi untuk mengkonfirmasi penelitian Mustikarini dan Fitriasari

(2012) ini menunjukan hasil yang berbeda yaitu, hanya variabel tingkat

kekayaan daerah sebagai salah satu karakteristik Pemda dan temuan audit

BPK saja yang mendukung hasil temuan Mustikarini dan Fitriasari (2012),

tiga variabel independen lainnya tidak berpengaruh pada kinerja Pemda.


4

Sedangkan Heriningsih dan Listyani (2013) menyatakan bahwa variabel

karakteristik Pemda yaitu, tingkat ketergantungan dan total aset serta tingkat

akuntabilitas Pemda yang meliputi, opini audit, tingkat penyimpangan SPI

dan perundang-undangan secara statistik tidak berpengaruh terhadap tingkat

pengungkapan laporan keuangan Pemda kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini

menunjukan bahwa penelitian Heriningsih dan Listyani (2013) tidak

mendukung hasil penelitian keduanya.

Dalam pengukuran kinerja keuangan diperlukan pula suatu pengujian

keakuratan, obyektivitas, kelengkapan atas laporan, pernyataan atau rekening

tertentu dengan tujuan untuk menilai apakah sasaran audit tersebut sesuai

dengan standar atau perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada pula

saatnya bahwa suatu pelanggaran itu terjadi pada suatu Pemda, semakin

banyak pelanggaran atau temuan audit yang terjadi akan menggambarkan

semakin buruknya kinerja Pemda.

Pemerintah Daerah dalam melayani masyarakat melakukan pengelolaan

atas keuangan daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah, Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) merupakan unsur yang tidak

dapat dipisahkan dan memerlukan pengawasan serta pemeriksaan (audit)

yang baik agar tidak terjadi kecurangan. Di Indonesia, pemeriksaan dilakukan

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Temuan audit BPK merupakan

kasus-kasus yang ditemukan BPK terhadap laporan keuangan Pemda atas

pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan pengendalian

intern maupun terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


5

Dengan kata lain, semakin tinggi angka temuan audit, menunjukkan semakin

rendahnya kinerja suatu Pemda.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian replikasi untuk menunjukan variabel-variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan Pemda dengan judul “PENGARUH

KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT

BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi

Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia)”.

Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan data keuangan

Pemda terbaru yang telah diaudit yaitu tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran Pemda berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota?

2. Apakah tingkat kekayaan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah

daerah kabupaten/kota?

3. Apakah tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh

terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota?

4. Apakah belanja daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota?
6

5. Apakah temuan audit berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti sehubungan

dengan permasalahan adalah:

1. Menganalisis pengaruh ukuran Pemda terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota.

2. Menganalisis pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap kinerja

pemerintah daerah kabupaten/kota.

3. Menganalisis pengaruh tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat

terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota.

4. Menganalisis pengaruh belanja modal terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota.

5. Menganalisis pengaruh temuan audit terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini dapat memberikan gagasan tentang karakteristik pemerintah

daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah daerah sebagai

langkah perbaikan bagi pemerintahan dimasing-masing daerah dalam


7

meningkatkan kinerja yang berasaskan pada prinsip good governance dan

clean governance.

2. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang akan digunakan sebagai

penilaian terhadap pelaksanaan kinerja Pemda.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur dalam melaksanakan

penelitian berikutnya dan dapat melengkapi penelitian-penelitian yang

sebelumnya.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk menambah

wawasan keilmuan dan mengembangkan potensi riset yang berkaitan

dengan kinerja Pemda. Selain itu sebagai Tugas untuk memenuhi dan

melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan uraian landasan teori, kajian penelitian-penelitian

sebelumnya, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.


8

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi uraian tentang variable penelitian dan definisi operasional,

penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data serta metode analisisnya.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian serta analisis

data dan pembahasan yang dilakukan sesuai dengan alat analisis

yang digunakan.

BAB V PENUTUP

Penutupan berisi kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti dari

hasil analisis data, saran-saran yang diberikan dari hasil penelitian

dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai