Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Ikan Lokal di

Lahan Rawa
Oleh Administrator
Jumat, 23 Oktober 2015 13:47
Mengenal Ikan Lokal di Lahan Rawa

Ir. Muhammad Saleh, MP

Kalimantan Selatan memiliki lahan rawa lebak yang cukup luas, tersebar di berbagai
kabupaten meliputi Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai
Tengah (HST) dan Hulu Sungai Utara (HSU). Waktu genangan air yang hampir sepanjang
tahun, menyebabkan berkembang biaknya populasi ikan. Selama ini petani di lahan rawa
lebak hanya mengambil ikan dari alam, tanpa membudidayakannya.

Berikut ini disajikan beberapa deskripsi ikan lokal yang masih banyak ditemui dipasar untuk
diperjual belikan :

1. Haruan.

Haruan (Gabus) mempunyai nama ilmiah Channa striata. Ikan haruan tergolong ikan yang
berukuran besar, berbentuk bulat memanjang dengan panjang mencapai 1 m. Kepala besar,
agak gepeng, dan mulut besar dengan gigi yang besar serta tajam. Punggung bersirip
memanjang dengan ekor berbentuk bulat. Haruan mempunyai warna hitam sampai hitam
kecoklatan.

Petani dilahan rawa sangat menyukai ikan jenis ini karena persentasi dagingnya yang
banyak. Nener merupakan anak ikan haruan yang masih kecil disebut anakan. Anakan
haruan ini sudah diambil oleh petani untuk dikonsumsi dan dijual. Padahal penangkapan
anakan haruan merupakan pelanggaran hukum, karena akan mengurangi populasi ikan
tersebut di perairan. Anakan haruan yang sudah mulai agak besar disebut kulacingan. Selain
dikonsumsi langsung, ikan haruan dapat diproses menjadi ikan kering yang disebut garih
haruan atau diproses menjadi serbuk (abon) yang disebut rabuk haruan.

2. Papuyu.

Papuyu (betok) mempunyai nama ilmiah Anabas testudineus. Badan berbentuk lonjong dan
memipih kebelakang, kepala besar, dan mulut kecil. Sirip punggung tajam berjumlah 17
buah. Tubuhnya mempunyai tulang yang agak besar dan tajam dengan jumlah banyak.
Ikan papuyu dikonsumsi dalam bentuk digoreng,dibakar,dan diawetkan dengan cara basah
yaitu di wadi. Dilahan rawa ditemui papuyu ganal dan papuyu galam. Papuyu galam
merupakan papuyu dengan jenis ukuran tubuh kecil dan secara genotipe tidak bisa mengalami
pembesaran.

3. Sapat Siam

Sepat siam mempunyai nama ilmiah Trichogaster pectoralis.Tubuh ikan ini berbentuk
sedang, mempunyai panjang sekitar 20 cm, tubuh lebar, pipih dengan mulut agak meruncing.
Sirip punggung, sirip dada, sirip dubur dan ekor berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan
pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk (pecut)yang
memanjang hingga keekornya dilengkapi dengan sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.

4. Sapat (Sepat).

Ikan Sepat mempunyai nama ilmiah Trichogaster trichopterus. Tergolong ikan dengan
ukuran tubuh yang kecil. Bentuk tubuh pipih, mempunyai moncong yang runcing dan
sempit. Warna tubuh bervariasi dari gelap sampai terang. Sepasang jari-jari terdepan pada
sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk (pecut) yang memanjang
hingga keekornya, dilengkapi sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Pada musim kemarau,
panen ikan sepat sangat melimpah sehingga petani mengawetkannya dalam bentuk kering
yang disebut sapat kering dan dalam bentuk basah(permentasi) yang disebut dengan
pakasam.

5. Saluang

Ikan Seluang mempunyai nama ilmiah Rasbora sp, ikan ini tergolong ikan dalam bentuk
kecil. Panjang tubuh bervariasi antara 6- 13 cm, bercorak putih keperakan dengan gari-garis
kehitaman yang membentang pada kedua sisi tubuhnya. Pada perkembangan membesar
warnanya akan memudar menjadi putih kekuningan. Petani dilahan rawa mengkonsumsi
ikan seluang ini dengan cara digoreng.

Gambar: Ikan haruan dan sepat dari lahan rawa lebak yang diawetkan dengan sistem
pengeringan dibawah sinar matahari.
Gambar : Ikan haruan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena keberadaanya
yang mulai berkurang.
Terakhir diperbarui Jumat, 23 Oktober 2015 13:57
Sumber:
http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=1688:mengenal-ikan-lokal-di-lahan-rawa&catid=69:info-teknologi&Itemid=140

Anda mungkin juga menyukai