ABSTRAK
Masyarakat Kota Batu yang berada di pusat kota terutama di wilayah Kecamatan
Batu, menggunakan sistem on-site untuk limbah tinja dengan membangun WC di tiap-
tiap rumah sebagai prasarana sanitasi. Akan tetapi prasarana sanitasi yang ada juga
masih kurang memenuhi standar. Disisi lain program pembangunan masih kurang
memperhatikan sektor pengelolaan air limbah. Hal ini mengakibatkan menurunnya
kualitas lingkungan. Penelitian ini mengkaji strategi pengelolaan air limbah domestik di
Kota Batu Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara
mengidentifikasi permasalahan, menganalisa kondisi eksisting dari data yang diolah,
menentukan tingkat prioritas penanganan, menganalisis pengelolaan air limbah
domestik dan menganalisis strategi sehingga didapatkan suatu kesimpulan strategi
pengelolaan air limbah domestik dengan sistem sanitasi skala lingkungan/ komunal (off
site) berbasis masyarakat. Penelitian ini menghasilkan suatu konsep strategi pengelolaan
air limbah domestik dengan sistem sanitasi skala lingkungan berbasis masyarakat.
Dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, memperkuat kapasitas kelembagaan,
mengembangkan alternatif sumber pendanaan untuk mengantisipasi anggaran yang
terbatas serta meningkatkan peran serta masyarakat.
Kata kunci : Kota Batu, air limbah domestik, sanitasi skala lingkungan, strategi
PENDAHULUAN
Kota Batu merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sangat potensial
terutama untuk pengembangan di sektor pariwisata dan pertanian. Lokasi Kota Batu
terletak di sebelah selatan Kota Surabaya dengan jarak sekitar 100 Km yang banyak
memiliki potensi sumber daya alam dengan didukung kondisi fisik wilayah yang berada
di daerah pegunungan dengan ketinggian 600 – 3.000 m DPL dan suhu udara antara
17oC hingga 25,6oC, luas wilayah 199,087 Km², jumlah penduduk Kota Batu pada
tahun 2008 sebesar 187.753 jiwa dan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan mencapai jumlah
213.261 jiwa. Pengembangan sektor pariwisata dan pertanian mempunyai prospek yang
baik bila dikembangkan dengan cara berkelanjutan dan terpadu serta berwawasan
lingkungan. Untuk mewujudkan Batu sebagai Kota Pariwisata dan Kota Pertanian, perlu
mengkaji berbagai potensi dan masalah yang dapat menunjang pengembangan tersebut.
Sebagai salah satu kota agropolitan di Indonesia memiliki ragam permasalahan sanitasi
yang cukup kompleks, terutama berkaitan dengan sanitasi lingkungan pada pemukiman
tradisional. Kebiasaan masyarakat memanfaatkan saluran ataupun sungai sebagai media
pembuangan air limbah permukiman, minimnya ketersediaan MCK karena keterbatasan
lahan atau ketidaktahuan warga serta penyediaan air bersih yang belum menjangkau
semua lapisan masyarakat merupakan permasalahan sanitasi lingkungan yang ada di
Kota Batu.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survei
pengamatan langsung di lapangan serta melakukan wawancara dan kuesioner terhadap
masyarakat Kota Batu untuk memperoleh data baik data primer maupun data sekunder.
Dari hasil data yang diperoleh akan dilakukan pengkajian terhadap aspek teknis,
pembiayaan, kelembagaan dan peran serta masyarakat.
Pengumpulan Data
Sumber-sumber data yang digunakan dalam studi ini berupa data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan dengan
melakukan observasi/pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta
wawancara langsung kepada masyarakat dan petugas dari instansi terkait, sehingga
diketahui secara langsung kondisi nyata permasalahan yang ada di lapangan. .
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil survey sekunder baik melalui wawancara maupun
mencari data yang berasal dari berbagai sumber atau instansi terkait. Data sekunder
meliputi data kependudukan, data kondisi fisik alam serta data-data mengenai
peraturan dan kebijakan daerah Pemerintah Kota Batu.
Pengolahan dan Analisa Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis yang ditinjau dari
aspek teknis, aspek finansial dan aspek kelembagaan.
- Aspek Teknis
Tinjauan dari sisi aspek teknis dengan melihat kondisi eksisting prasarana sanitasi di
permukiman Kota Batu dan dari data serta kondisi yang ada dilakukan evaluasi dan
perbandingan secara deskriptif atau gambaran secara sistematis yang didasarkan
kepada kriteria standar pelayanan minimal, Norma Standar Pedoman dan Manual
(NSPM) dan SNI, sistem sanitasi disuatu lingkungan permukiman di Kota Batu..
- Aspek Finansial
Kajian terhadap aspek pembiayaan merupakan tinjauan terhadap kebutuhan investasi,
biaya operasional dan pemeliharaan serta biaya pengelolaan sanitasi dan pemasukan
yang bisa didapatkan dari retribusi.
- Aspek Kelembagaan
Kajian terhadap aspek kelembagaan perlu dilakukan dengan menggunakan SWOT
untuk melihat potensi kelembagaan yang ada terhadap organisasi, dinas/ instansi
pemerintah yang menangani pengelolaan prasarana lingkungan permukiman (sanitasi
lingkungan) di masyarakat.
- Aspek Peran Serta Masyarakat
Tinjauan dari sisi aspek peran serta masyarakat lebih ditekankan pada kemampuan
masyarakat dalam hal keikutsertaan didalam pembangunan, pembiayaan, operasional,
dan pemeliharaan sistem sanitasi skala lingkungan berbasis masyarakat di Kota Batu.
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Tabel 1. Perbandingan Off Site System dan On Site System Menurut Pedoman
Pengelolaan Air Limbah Perkotaan
Tabel 2. Pemilihan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kota Batu dan
Kecamatan Batu
Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka dipilih off site system untuk
diterapkan di Kecamatan Batu Kota Batu dengan dasar pertimbangan utama adalah
situasi dan kondisi yang ada saat ini dimana kemampuan teknologi, pembiayaan, dan
kelembagaan pemerintah daerah serta masyarakat yang masih rendah.
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Tabel 3. Rencana Penyediaan Prasarana Sanitasi Air Limbah Domestik di Kota Batu
Tahun 2008,2013,2015
Bentuk penanganan yang dilakukan seperti pada tabel di atas didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut :
1. Perbaikan tangki septik individual bagi yang rumah tangga yang sudah memiliki
tangki septik namun kondisinya tidak layak secara teknis.
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa pengelolaan prasarana air limbah domestik permukiman di Kota
Batu belum optimal karena disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
a. Aspek Teknis
Sampai dengan tahun 2008 akses masyarakat terhadap fasilitas pengolahan limbah
yang layak belum memadai yakni hanya sebesar 33%,. Khusus untuk air limbah
black water, dari 30% prasarana pengolahan berupa tangki septik yang ada, hanya
sebesar 21% saja yang memenuhi ketentuan secara teknis. Mayoritas warga masih
memiliki persepsi yang keliru tentang bangunan tangki septik.Laju pertumbuhan
rata-rata penduduk Kota Batu cukup tinggi yakni sebesar 2,71% per tahun. Dengan
asumsi pemakaian air bersih 150 liter/org/hari dan jumlah penduduk tahun 2008
sebanyak 187.753 orang, Dengan perhitungan air bersih yang menjadi air limbah
adalah sebesar 70%, maka debit air limbah yang dihasilkan pada tahun tersebut
adalah sebesar 19.714,065 m3/hari atau sebesar 7.195.633 m3/tahun. Jumlah
timbulan pada tahun 2013 sebesar 22.392,405 m3/hari atau sebesar 8.173.227,825
m3/tahun, dan pada tahun 2015 sebesar 23.463,615 m3/hari atau sebesar
8.564.219,475 m3/tahun.
b. Aspek Kelembagaan
Pengelolaan air limbah domestik di Kota Batu sampai dengan saat ini dilaksanakan
oleh Dinas KLH, namun di dalam struktur organisasi dinas tersebut (berdasarkan PP
No. 41 Tahun 2007) secara spesifik tidak ada perangkat organisasi Bidang atau Seksi
yang mengelola limbah.
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
DAFTAR PUSTAKA
Hermana, J. (2008), Keberlanjutan Sistem Pengelolaan Sanitasi Perkotaan Dalam
Perspektif Rekayasa Ilmu Perencanaan Bangunan Pengolahan Di Indonesia.
Pidato Pengukuhan Untuk Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu
Perencanaan Bangunan Pengolahan pada Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu 2003-2013, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Batu, 2003.
Sugiharto. (1987), Dasar – dasar Pengelolaan Air Limbah, Cetakan Pertama, UI Press,
Jakarta.
Metcalf and Eddy.(1981), Wastewater Engineering Collection and Pumping of
Wastewater, Mc Graw Hill Inc. New York.
Purba. R. (1985), Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis), Rineka
Cipta, Jakarta.
Rangkuti. F., (2003) Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta..
Anonim, (1995) Kebijaksanaan Operasional Repelita V Program Air Bersih, Ditjen
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim, (2003) Studi National Action Plan, Direktorat Tata Perkotaan Dan Tata
Perdesaan Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
Tuti.K., (2005) Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum
ISBN : 978-979-99735-8-0
D-2-8